Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“BERPIKIR SISTEM”

OLEH :

BUDI ANSAR

G2U120027

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul

“Berpikir Sistem” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas mata kuliah “Kepemimpinan”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi

sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

2.1 Berpikir Sistem ................................................................................................... 3

2.2 Karakter Dan Tingkatan Berpikir Sistem............................................................ 7

2.3 Kepemimpinan Berfikir Sistem Kesehatan ....................................................... 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 17

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 17

3.2 Saran ................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berpikir sistem adalah suatu proses untuk memahami suatu fenomena

dengantidak hanya memandang dari satu atau dua sisi tertentu.

Berpikir sistem berartibagaimana memahami bahwa suatu fenomena akan

dipengaruhi oleh banyak fenomenalainnya.

Dalam perspektif pendekatan sistem, sistem sosial tidak bisa dipahami

denganmenguraikan bagian-bagian masalah satu persatu. Menguraikan bagian-

bagian sistemsosial dapat menghilangkan jati diri sistem yang terletak pada

interaksi antar bagianbagian tersebut. Berpikir sistem bukan dengan menguraikan

yang kompleks menjadilebih sederhana, tetapi melihat dari jarak yang lebih jauh

sehingga keterkaitan yangkompleks antar subsistem dapat terlihat. Elemen-

elemen sistem merupakan bagian-bagian yang berinteraksi dalam hubungan

timbal balik, merespons satu sama lain dalamkonteks peran-peran. Interaksi

(Reciprocity) berarti komunikasi antara satu bagiandengan bagian yang

lain. Interaksi berarti kedua pihak saling mempengaruhi ketikaberinteraksi satu

sama lain. Roles berarti suatu karakter atau fungsi yang diemban olehsuatu

bagian. Berpikir sistem (system thinking) berbeda dengan berpikir

sistematik(systematic thinking) dan berpikir sistemik (systemic thinking).

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah menjelaskan secara

umum tentang berpikir sistem

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui

penjelasan secara umum tentang berpikir sistem

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Berpikir Sistem

Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.

Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih

dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga

melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak

manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada obyek tertentu,

menyadari secara aktif dan menghadirkannya dalam pikiran kemudian

mempunyai wawasan tentang obyek tersebut. Berpikir juga berarti berjerih-payah

secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar

dari persoalan yang sedang dihadapi.

Sistem adalah sebuah obyek analisa yang memiliki komponen/bagian yang

saling berinteraksi dalam suatu aturan-aturan tertentu untuk mencapai sebuah

tujuan. Sistem sebenarnya adalah sebuah kelompok yang ketika bekerja seperti

seharusnya akan memiliki ciri sistem yang berbeda dari ciri-ciri komponen-

komponen pembentuknya. Tidak semua kelompok adalah sistem, terutama jika

tidak ada ciri khas yang baru muncul ketika kelompok bekerja (emergent

properties).

Jadi, Berpikir system adalah keahlian berpikir untuk melihat struktur

umpan-balik sebab-akibat pada elemen-elemen sistem permasalahan dalam

berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem dengan

sebuah proses yang iteratif dan interaktif untuk membangun, memodifikasi dan

3
meningkatkan kualitas struktur internal pikiran (model mental) melalui

serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri sistem

sebagai alat bantunya.

Berbasis pada definisi diatas maka beberapa kalimat kunci yang dapat

dijelaskan secara singkat berikut,:

1. Keahlian berpikir untuk melihat struktur umpan-balik sebab-akibat pada

elemen-elemen sistem permasalahan

Keahlian berpikir memberikan pemahaman bahwa berpikir menjadi sebuah

keahlian yang bisa dilatih sehingga tidak ada alasan untuk tidak bisa

mengubahnya. Sebagai sebuah keahlian maka diperlukan jumlah latihan yang

cukup untuk membuatnya menjadi sebuah kebiasaan yang kita otomatis lakukan

setiap kali memandang sebuah permasalahan.

Struktur umpan-balik sebab-akibat memberikan pemahaman bahwa berpikir

system memang berfokus untuk mendapatkan tidak hanya kejadian dan pola

perilaku, namun struktur yang mendasari pola dan kejadian tersebut. Struktur ini

merupakan sebuah struktur umpan-balik yang bukan umpan-balik biasa, namun

umpan-balik sebab-akibat yang seringkali walupun sederhana bisa mengakibatkan

kompleksitas luar biasa pada system permasalahannya.

Struktur pada elemen-lemen sistem juga mengisyaratkan bahwa berpikir

sistem lebih tertarik untuk menggunakan pandangan endogen (endogeneous

views) dalam analisanya, yaitu ketika pencarian dilakukan pada perubahan yang

bukan karena adanya rangsangan terus-menerus dari luar sistem, namun akibat

4
struktur sistem tersebut sendiri. Ini berarti secara individu merupakan apresiasi

tentang apa yang kita lakukan akam mempengaruhi dan membentuk realitas kita

sendiri. Dalam klasifikasi ciri sistem maka ciri yang dicari adalah ciri interkoneksi

melingk

2. dalam berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari

sistem

Struktur umpan balik yang ingin dipahami harus dipahami dalam

konteksnya dengan tetap tidak terjebak pada aspek detail saja namun juga

memperhatikan aspek umum yang berkembang dari interaksi dari aspek detail.

Penjelasan ini secara tidak langsung meminta kita untuk mendefinisikan masalah

secara baik. Sehingga dalam klasifikasi ciri sistem maka hal ini adalah aksi

holistik, multi dimensi, tujuan dan batasan. Aksi holistik menunjukkan

3. dengan sebuah proses yang iteratif dan interaktif

Salah satu konsekuensi logis dari pencarian struktur, konteks dan

pendekatan holistic adalah sebuah proses yang tidak linear. Proses yang tidak

linear dapat memiliki titik awal dimana saja, kembali kemana saja, maju kemana

saja dan titik akhir dimana saja namun wajib untuk menyentuh semua titik. Iteratif

berarti disarankan proses ini dilakukan berulang-ulang seiring dengan

bertambahnya informasi yang kita miliki ketika kita sedang mengeksplorasi

sebuah titik. Jawaban sebuah pertanyaan biasanya menimbulkan sejumlah

pertanyaan baru yang perlu kita jawab. Proses iteratif ini menjamin bahwa kita

secara dinamis memperbesar dan memperkecil dimensi pemikiran kita.

5
4. untuk membangun, memodifikasi dan meningkatkan kualitas struktur internal

pikiran (model mental)

Tujuan proses berpikir sistem adalah untuk menyiapkan diri kita ketika kita

menghadapi permasalahan yang kompleks dengan baik dan lebih baik. Hal ini

bisa dilakukan dengan membangun dengan baik pula sebuah mental model baru

ketika kita menghadapi masalah yang baru. Masalah yang sama bisa kita

selesaikan dengan lebih baik dengan memodifikasi dan meningkatkan kualitas

mental model lama kita.

5. melalui serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri

system sebagai alat bantunya .

Jika berpikir adalah mencari jawaban atas pertanyaan ke diri sendiri maka

untuk berpikir sistem perlu rangkaian pertanyaan yang berbasis kepada ciri-ciri

system. Jawaban-jawaban terhadap serangkaian pertanyaan inilah yang membuat

kita mampu memahami permasalahan secara sistemik.

Suatu pandangan cemerlang adalah cara dimana ia menempatkan teori

sistem untuk bekerja. Berpikir sistemik adalah landasan konseptual (The Fifth

Discipline) dari pendekatannya. Ini merupakan disiplin yang mengintegrasikan

orang lain, menggabungkan mereka menjadi suatu tubuh yang koheren antara

teori dan praktek. Kemampuan sistem teori untuk memahami dan mengatasi

keseluruhan, dan untuk memeriksa keterkaitan antara bagian-bagian yang

menyediakan, baik insentif dan sarana untuk mengintegrasikan disiplin ilmu.

Senge berpendapat bahwa salah satu masalah utama yang banyak ditulis dan

6
dilakukan atas nama manajemen adalah bahwa kerangka kerja yang agak

sederhana diterapkan untuk sebuah sistem yang kompleks. Orang cenderung

untuk berfokus pada bagian parsial daripada melihat keseluruhan dan gagal untuk

melihat organisasi sebagai proses dinamis. Dengan demikian argumen tidak

berjalan, apresiasi yang lebih baik dari sistem akan tidak mengarah pada tindakan

yang lebih tepat.

2.2 Karakter Dan Tingkatan Berpikir Sistem

Berfikir sistem bukanlah metode yang harus dijalani secara runut dan baku,

namun merupakan sebuah karakter atau perilaku yang mencerminkan pemecahan

masalah secara menyeluruh. Berfikir system memiliki karakteristik yang

membedakannya dengan pendekatan yang berlawanan dengannya yaitu berfikir

reduksionis. Berikut perbedaan berpikir reduksionis dan berpikir system.

Tingkat berfikir sistem seseorang dapat diukur berdasarkan karakter yang

dimilikinya. Karakter yang dimaksud adalah kecenderungan individu untuk

7
berfikir reduksionis hingga berfikir sistem. Adapun rincian karakter tersebut

adalah sebagai berikut :

No Jenis Karakter Cenderung Berfikir Sistem Cenderung Berfikir


Jika Reduksionis Jika
1. Kompleksitas: Complexity (C) Simplicity (S)
kenyamanan Terbiasa dengan Menghindari
individu dalam ketidakpastian ketidakpastian
menghadapi Bekerja dengan masalah Bekerja dengan
permasalahan yang multidimensional masalah yang linier
kompleks Menyukai pencarian solusi Menyukasi solusi
Mengeksplorasi terbaik
lingkungan sekitar Mengeksplorasi
masalah dalam
skala kecil
2. Otonomi: Integration (G) Menjaga otonomi
kecenderungan Menjaga keterhubungan lokal
menghadapi secara global Cenderung tidak
penggabungan Cenderung bergantung bergantung pada
berbagai sistem atau pada sistem saat sistem saat
system internal mengambil keputusan dan mengambil
menunjukkan kinerja keputusan dan
secara global menunjukkan
kinerja secara lokal

8
3. Interaksi: skala Interconnectivity Isolation (N)
individu dalam Cenderung berinteraksi Cenderung
bekerjasama dengan secara global berinteraksi secara
individu lain Mengikuti rencana umum lokal
Bekerja dengan tim Mengikuti rencana
Kurang menyukai detail
pendekatan hubungan Bekerja individu
sebabakibat dalam Menyukai
menyelesaikan masalah pendekatan
hubungan
sebabakibat dalam
menyelesaikan
masalah

4. Perubahan: Holism (H) Reductionism (R)


kecenderungan Fokus perhatian pada Fokus perhatian
menerima perubahan keseluruhan pada bagian tertentu
Menyukai gambaran Menyukai analis
umum terhadap bagian
Tertarik pada ide-ide bagian tertentu
konseptual dan abstrak Tidak tertarik pada
ide-ide konseptual
dan abstrak
5. Ketidakpastian: Emergence (E) Stability (T)
pilihan individu ketika Bekerja sesuai Bekerja mengikuti
harus memutuskan denkondisi yang ada perencanaan
sesuatu dengan Fokus pada keseluruhan yangdetail

9
pengetahuan yang Tidak masalah dengan Fokus pada detail
kurang ketidakpastian Tidak menyukai
Meyakini bahwa ketidakpastian
lingkungan kerja Meyakini bahwa
merupakan sesuatuyang lingkungan kerja
sulit dikontro dapat dikendalikan
Menyukai masalah Menyukai masalah-
masalah subyektif dan masalah oyektif dan
non-teknis teknis
6. Sudut pandang Embracement of
hirarki sistem: cara Requirement (Y)
individu dalam Menggunakan sudut
menyelesaikan pandang multidisiplin
masalah dalam dalam mempertimbangkan
sistem kompleks sesuatu
Mengajukan permintan di
bawah spesifikasi
Fokus kepada kekuatan
dari luar
Menyukai perencanaan
jangka panjang
Terbuka dengan pilihan
lain
Bekerja optimal pada
lingkungan yang berubah-
ubah
7. Fleksibilitas: Flexibility (F) Rigidity (D)
kecenderung Mengakomodasi Tidak menyukai
individu perubahan perubahan
menghadapiperubahan Menyukai perencanaan Menyukai

10
rencana yang fleksibel perencanaan yang
Terbuka terhadap ideide tetap
baru Tertutup terhadap
Tidak menyukai rutinitas ide-ide baru
Menyukai rutinitas

Terdapat empat tingkatan yang dimiliki individu dalam berfikir sistem yaitu:

(1) Berfikir sistem tingkat rendah atau berfikir reduksionis; (2) Berfikir sistem

tingkat menengah; (3) Berfikir sistem tingkat menengah-tinggi; dan (4) Berfikir

sistem tingkat tinggi dan holistic. Keempat tingkatan ini merupakan hasil

pemetaan terhadap rincian karakter berfikir system. Berikut diagram tingkatannya:

a. Tingkat berfikir sistem rendah jika memiliki karakter: Simplicity (S),

Autonomy (A), Isolation (N), Resistance of requirement (V), Stability (T),

Reductionist (R), dan Rigidity (D).

11
b. Tingkat berfikir sistem menengah jika memiliki karakter: Complexity (C),

Autonomy (A), Interconnectivity (I), Resistance of requirement (V), Stability

(T), Reductionist (R), dan Rigidity (D)

c. Tingkat berfikir sistem menengah-tinggi jika memiliki karakter: Complexity

(C), Autonomy (A), Interconnectivity (I), Embracement of requirement (Y),

Emergence (E), Holism (H), dan Flecibility (F)

d. Tingkat berfikir sistem tinggi dan holistik jika memiliki karakter: Complexity

(C), Integration (G), Interconnectivity (I), Embracement of requirement (Y),

Emergence (E), Holism (H), dan Flecibility (F)

2.3 Kepemimpinan Berfikir Sistem Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang modern dengan demikian membutuhkan

kepemimpinan transformatif (transformational leaderhisp). Jenis kepemimpinan

ini berusaha menempatkan kepentingan tenaga kesehatan lain di atas kepentingan

dirinya sendiri, sehingga pemimpin bertindak sebagai agent of changes.

Kepemimpin transformatif juga melibatkan tim kesehatan dalam merumuskan visi

bersama, dan mendorong bawahan dalam memimpin dalam proses perubahan.

Dari sinilah, muncul model kepemimpinan pada pelayanan kesehatan yang

memungkinan seluruh anggota tim dengan latar belakang yang berbeda menjadi

pimpinan, dan terdiri dari sembilan dimensi:

1. Memimpin dengan rasa peduli yaitu mendorong tim untuk saling memberikan

dukungan dan membentuk lingkungan kerja yang memiliki rasa kepedulian

(leading with care dimension)

12
2. Menginformasikan visi organisasi yaitu kemampuan dalam berkomunikasi

secara kredibel dan terpercaya, menyampaikan tujuan jangka panjang organisasi

secara jelas dan menginspirasi dalam membentuk kepercayaan diri anggota tim

(sharing the vision dimension)

3. Melibatkan anggota tim yaitu membangun kepercayaan dalam tim dan

mendukung partisipasi dalam menciptakan kreasi (engaging the team dimension)

4. Saling berhubungan dalam mencapai hasil yaitu melibatkan diri dan beradaptasi

dengan yang lain untuk mengembangkan pendekatan kolaboratif dalam bekerja

dan membangun komitmen yang berkesinambungan (influencing with results

dimension)

5. Mengevaluasi informasi yang diterima yaitu berupaya menghimpun informasi

dari berbagai sumber dan membangun konsep-konsep baru secara kreatif

(evaluating information dimension)

6. Menginsipirasi dalam pencapaian tujuan bersama yaitu disamping berupaya

mengikuti prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang sudah ditetapkan bersama,

pemimpin juga memiliki keberanian untuk mengambil risiko secara pribadi untuk

menghasilkan kemanfaatan dalam pelayanan (inspiring shared purpose dimension)

7. Menghubungkan atau membuat keterkaitan antar pelayanan yang diberikan

yaitu pemimpin berupaya agar bagian-bagian yang berbeda dalam sistem

organisasi saling terhubung, memahami politik organisasi dan mengadopsi

pendekatan-pendekatan dari luar organisasi yang terbukti berhasil (connecting our

service dimension)

13
8. Mengembangkan kemampuan seluruh anggota tim yaitu memberikan

kesempatan kepada anggota tim untuk berkembang sehingga dapat meningkatkan

kapabilitas tim dalam jangka panjang (developing capability dimension)

9. Memiliki ekspektasi yang jelas, berupaya memberikan perbaikan yang

berkseinambungan dan menciptakan pola pikir untuk menciptakan perubahan

yang inofatif (holding to account dimension).

Untuk menjalankan atau menerapkan kepemimpinan berfikir sistem, Centre

for Strategic Management telah membuat daftar tentang bagaimana mewujudkan

seorang pemimpin yang mengarahkan organisasi dengan pendekatan berfikir

sistem. Berikut meringkas pemikiran dari Center for Strategic Management

tersebut (Partner of The Centre for Strategic Management, 2004).

NO Keterampilan Kegiatan
1. Perencanaan Membuat perecanaan dan memperbaharui
perencanaan jika terjadi perubahan lingkungan
2. Berfikir Sistem 1. Melakukan obervasi terhadap lingkungan
2. organisasi
3. Menentukan visi/tujuan yang ideal
4. Memberikan umpan balik terhadap hasil
5. Mengukur kondisi yang ada saat ini
6. Menyusun strategi dan menjalankan segera
(just do it)
7. Menerima masukan dari luar

3. Tanggap terhadap 1. Mengetahui kapasitas diri sendiri

14
perubahan 2. Membangun hubungan dengan orang lain
3. Memahami tim dengan keterampilan dan
pengalaman yang berbeda
4. Membangun kolaborasi dengan tim yang
multifungsi
5. Melakukan intergrasi dengan pihak di luar
organisasi
6. Melakukan pembelajaran tentang kesuksesan
secara global
4. Penguasaan diri (self 1. Menentukan visi pribadi
mastery) 2. Menyeimbangkan antara fisik dan
mental/emosional
3. Menanamkan mental pemberani
4. Membiasakan untuk bersikap tenang
5. Melakukan obervasi terhadap diri sendiri
5. Membangun 1. Memupuk kepedulian terhadap orang lain
hubunganinterpersonal 2. Menjalankan komunikasi yang efektif
3. Memberikan pengarahan dan pelatihan
4. Mengelola konflik secara efektif
5. Mendukung inovasi dan kreativitas
6. Mendorong 1. Menjadi anggota yang energik dan efektif
pemberdayaan tim 2. Menjalankan rapat secara efektif
3. Menjaga perkataan
4. Melibatkan setiap anggota dalam “tim kerja”
5. Bertindak secara intens dengan penuh
kesadaran
7. Kolaborasi lintas 1. Menerapkan kelompok kerja lintas fungsional
fungsional 2. Mengintegrasikan proses bisnis
3. Menjalankan berfikir sistem dan Pembelajaran
4. Melayani unit/pihak lain dengan nilainilai

15
5. Mengelola proses yang dijalankan anggota tim
8. Integrasi tujuan 1. Mempertimbangkan keinginan
organisasi konsumen/stakeholder
2. Memastikan pihak lain menerima pesan
dengan baik
3. Mensosialisasikan rencana organisasi
4. Memimpin budaya yang menerima perubahan
5. Merancang struktur perubahan secara efektif
9. Strategi positioning 1. Mengeksplor lingkungan global
2. Meninjau kembali perencanaan strategis/bisnis
3. Membangun jaringan dan mengelola aliansi
4. Memposisikan organisasi dalam pasar
5. Menanamkan kepedulian terhadap isu-isu
internasional
10. Pengendalian emosi 1. Mengetahui gaya kepemimpinan diri sendiri
2. Membangun hubungan yang saling
mempercayai
3. Menciptakan ketergantungan antar unit dalam
organisasi
4. Melibatkan anggota tim untuk menciptakan
nilai-nilai lintas fungsional
5. Menyampaikan arahan dan nilai-nilai yang
berlaku umum
6. Membangun sinergi untuk menghasilkan
winning team
11. Servant leadership Mendahulukan kepentingan anggota dan
organisasi

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berpikir system adalah keahlian berpikir untuk melihat struktur umpan-

balik sebab-akibat pada elemen-elemen sistem permasalahan dalam berbagai

dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem dengan sebuah

proses yang iteratif dan interaktif untuk membangun, memodifikasi dan

meningkatkan kualitas struktur internal pikiran (model mental) melalui

serangkaian pertanyaan dialogis reflektif yang berbasis pada ciri-ciri sistem

sebagai alat bantunya.

Berpikir sistem mampu memfasilitasi proses yang lebih baik dalam

memahami masalah. Dengan memandang permasalahan sebagai sebuah sistem,

kita bisa terlepas dari jebakan untuk hanya memfokuskan diri memperbaiki apa

yang rusak. Pemahaman sebagai sistem akan mengembangkan fokus kita kepada

adanya hubungan antara apa yang rusak dengan komponen lainnya. Hubungan ini

bisa menimbulkan keterkaitan, dan keterkaitan bisa berujung kepada

ketergantungan, sehingga kita bisa melihat peluang baru dan lebih baik dalam

menyelesaikan masalah. Proses yang dinamis inilah yang membuat berpikir

sistem disebut sebagai sebuah seni untuk secara simultan memandang pohon

tanpa melupakan perhatian terhadap hutan (the art of seeing trees without

forgetting the forest).

17
3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini sekiran dapat menambah pengetahuan

mengenai bagaimana cara berfikir sistem dengan baik untuk memecahkan

masalah pada kesehatan serta dapat di terapkan pada lingkungan kerja nantinya

18
DAFTAR PUSTAKA

Hidayatno. Akhmad, berpikir sistem; pola berpikir untuk pemahaman masalah


yang lebih baik, Yogyakarta : Leutika Prio, 2013.

World Health Organization. 2009. Systems Thinking for Health Systems


Strengthening, Geneva: WHO Press

Heryana, Ade. 2019. Kepemimpinan Berfikir Sistem: Aplikasi pada Bidang


Kesehatan: Aplikasi pada Bidang Kesehatan. Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai