“BERPIKIR SISTEM”
OLEH :
BUDI ANSAR
G2U120027
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah “Kepemimpinan”. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
bagian sistemsosial dapat menghilangkan jati diri sistem yang terletak pada
yang kompleks menjadilebih sederhana, tetapi melihat dari jarak yang lebih jauh
sama lain. Roles berarti suatu karakter atau fungsi yang diemban olehsuatu
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih
dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak
secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar
tujuan. Sistem sebenarnya adalah sebuah kelompok yang ketika bekerja seperti
seharusnya akan memiliki ciri sistem yang berbeda dari ciri-ciri komponen-
tidak ada ciri khas yang baru muncul ketika kelompok bekerja (emergent
properties).
berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem dengan
sebuah proses yang iteratif dan interaktif untuk membangun, memodifikasi dan
3
meningkatkan kualitas struktur internal pikiran (model mental) melalui
Berbasis pada definisi diatas maka beberapa kalimat kunci yang dapat
keahlian yang bisa dilatih sehingga tidak ada alasan untuk tidak bisa
cukup untuk membuatnya menjadi sebuah kebiasaan yang kita otomatis lakukan
system memang berfokus untuk mendapatkan tidak hanya kejadian dan pola
perilaku, namun struktur yang mendasari pola dan kejadian tersebut. Struktur ini
views) dalam analisanya, yaitu ketika pencarian dilakukan pada perubahan yang
bukan karena adanya rangsangan terus-menerus dari luar sistem, namun akibat
4
struktur sistem tersebut sendiri. Ini berarti secara individu merupakan apresiasi
tentang apa yang kita lakukan akam mempengaruhi dan membentuk realitas kita
sendiri. Dalam klasifikasi ciri sistem maka ciri yang dicari adalah ciri interkoneksi
melingk
2. dalam berbagai dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari
sistem
konteksnya dengan tetap tidak terjebak pada aspek detail saja namun juga
memperhatikan aspek umum yang berkembang dari interaksi dari aspek detail.
Penjelasan ini secara tidak langsung meminta kita untuk mendefinisikan masalah
secara baik. Sehingga dalam klasifikasi ciri sistem maka hal ini adalah aksi
pendekatan holistic adalah sebuah proses yang tidak linear. Proses yang tidak
linear dapat memiliki titik awal dimana saja, kembali kemana saja, maju kemana
saja dan titik akhir dimana saja namun wajib untuk menyentuh semua titik. Iteratif
pertanyaan baru yang perlu kita jawab. Proses iteratif ini menjamin bahwa kita
5
4. untuk membangun, memodifikasi dan meningkatkan kualitas struktur internal
Tujuan proses berpikir sistem adalah untuk menyiapkan diri kita ketika kita
menghadapi permasalahan yang kompleks dengan baik dan lebih baik. Hal ini
bisa dilakukan dengan membangun dengan baik pula sebuah mental model baru
ketika kita menghadapi masalah yang baru. Masalah yang sama bisa kita
Jika berpikir adalah mencari jawaban atas pertanyaan ke diri sendiri maka
untuk berpikir sistem perlu rangkaian pertanyaan yang berbasis kepada ciri-ciri
sistem untuk bekerja. Berpikir sistemik adalah landasan konseptual (The Fifth
orang lain, menggabungkan mereka menjadi suatu tubuh yang koheren antara
teori dan praktek. Kemampuan sistem teori untuk memahami dan mengatasi
Senge berpendapat bahwa salah satu masalah utama yang banyak ditulis dan
6
dilakukan atas nama manajemen adalah bahwa kerangka kerja yang agak
untuk berfokus pada bagian parsial daripada melihat keseluruhan dan gagal untuk
berjalan, apresiasi yang lebih baik dari sistem akan tidak mengarah pada tindakan
Berfikir sistem bukanlah metode yang harus dijalani secara runut dan baku,
7
berfikir reduksionis hingga berfikir sistem. Adapun rincian karakter tersebut
8
3. Interaksi: skala Interconnectivity Isolation (N)
individu dalam Cenderung berinteraksi Cenderung
bekerjasama dengan secara global berinteraksi secara
individu lain Mengikuti rencana umum lokal
Bekerja dengan tim Mengikuti rencana
Kurang menyukai detail
pendekatan hubungan Bekerja individu
sebabakibat dalam Menyukai
menyelesaikan masalah pendekatan
hubungan
sebabakibat dalam
menyelesaikan
masalah
9
pengetahuan yang Tidak masalah dengan Fokus pada detail
kurang ketidakpastian Tidak menyukai
Meyakini bahwa ketidakpastian
lingkungan kerja Meyakini bahwa
merupakan sesuatuyang lingkungan kerja
sulit dikontro dapat dikendalikan
Menyukai masalah Menyukai masalah-
masalah subyektif dan masalah oyektif dan
non-teknis teknis
6. Sudut pandang Embracement of
hirarki sistem: cara Requirement (Y)
individu dalam Menggunakan sudut
menyelesaikan pandang multidisiplin
masalah dalam dalam mempertimbangkan
sistem kompleks sesuatu
Mengajukan permintan di
bawah spesifikasi
Fokus kepada kekuatan
dari luar
Menyukai perencanaan
jangka panjang
Terbuka dengan pilihan
lain
Bekerja optimal pada
lingkungan yang berubah-
ubah
7. Fleksibilitas: Flexibility (F) Rigidity (D)
kecenderung Mengakomodasi Tidak menyukai
individu perubahan perubahan
menghadapiperubahan Menyukai perencanaan Menyukai
10
rencana yang fleksibel perencanaan yang
Terbuka terhadap ideide tetap
baru Tertutup terhadap
Tidak menyukai rutinitas ide-ide baru
Menyukai rutinitas
Terdapat empat tingkatan yang dimiliki individu dalam berfikir sistem yaitu:
(1) Berfikir sistem tingkat rendah atau berfikir reduksionis; (2) Berfikir sistem
tingkat menengah; (3) Berfikir sistem tingkat menengah-tinggi; dan (4) Berfikir
sistem tingkat tinggi dan holistic. Keempat tingkatan ini merupakan hasil
11
b. Tingkat berfikir sistem menengah jika memiliki karakter: Complexity (C),
d. Tingkat berfikir sistem tinggi dan holistik jika memiliki karakter: Complexity
memungkinan seluruh anggota tim dengan latar belakang yang berbeda menjadi
1. Memimpin dengan rasa peduli yaitu mendorong tim untuk saling memberikan
12
2. Menginformasikan visi organisasi yaitu kemampuan dalam berkomunikasi
secara jelas dan menginspirasi dalam membentuk kepercayaan diri anggota tim
4. Saling berhubungan dalam mencapai hasil yaitu melibatkan diri dan beradaptasi
dimension)
pemimpin juga memiliki keberanian untuk mengambil risiko secara pribadi untuk
service dimension)
13
8. Mengembangkan kemampuan seluruh anggota tim yaitu memberikan
NO Keterampilan Kegiatan
1. Perencanaan Membuat perecanaan dan memperbaharui
perencanaan jika terjadi perubahan lingkungan
2. Berfikir Sistem 1. Melakukan obervasi terhadap lingkungan
2. organisasi
3. Menentukan visi/tujuan yang ideal
4. Memberikan umpan balik terhadap hasil
5. Mengukur kondisi yang ada saat ini
6. Menyusun strategi dan menjalankan segera
(just do it)
7. Menerima masukan dari luar
14
perubahan 2. Membangun hubungan dengan orang lain
3. Memahami tim dengan keterampilan dan
pengalaman yang berbeda
4. Membangun kolaborasi dengan tim yang
multifungsi
5. Melakukan intergrasi dengan pihak di luar
organisasi
6. Melakukan pembelajaran tentang kesuksesan
secara global
4. Penguasaan diri (self 1. Menentukan visi pribadi
mastery) 2. Menyeimbangkan antara fisik dan
mental/emosional
3. Menanamkan mental pemberani
4. Membiasakan untuk bersikap tenang
5. Melakukan obervasi terhadap diri sendiri
5. Membangun 1. Memupuk kepedulian terhadap orang lain
hubunganinterpersonal 2. Menjalankan komunikasi yang efektif
3. Memberikan pengarahan dan pelatihan
4. Mengelola konflik secara efektif
5. Mendukung inovasi dan kreativitas
6. Mendorong 1. Menjadi anggota yang energik dan efektif
pemberdayaan tim 2. Menjalankan rapat secara efektif
3. Menjaga perkataan
4. Melibatkan setiap anggota dalam “tim kerja”
5. Bertindak secara intens dengan penuh
kesadaran
7. Kolaborasi lintas 1. Menerapkan kelompok kerja lintas fungsional
fungsional 2. Mengintegrasikan proses bisnis
3. Menjalankan berfikir sistem dan Pembelajaran
4. Melayani unit/pihak lain dengan nilainilai
15
5. Mengelola proses yang dijalankan anggota tim
8. Integrasi tujuan 1. Mempertimbangkan keinginan
organisasi konsumen/stakeholder
2. Memastikan pihak lain menerima pesan
dengan baik
3. Mensosialisasikan rencana organisasi
4. Memimpin budaya yang menerima perubahan
5. Merancang struktur perubahan secara efektif
9. Strategi positioning 1. Mengeksplor lingkungan global
2. Meninjau kembali perencanaan strategis/bisnis
3. Membangun jaringan dan mengelola aliansi
4. Memposisikan organisasi dalam pasar
5. Menanamkan kepedulian terhadap isu-isu
internasional
10. Pengendalian emosi 1. Mengetahui gaya kepemimpinan diri sendiri
2. Membangun hubungan yang saling
mempercayai
3. Menciptakan ketergantungan antar unit dalam
organisasi
4. Melibatkan anggota tim untuk menciptakan
nilai-nilai lintas fungsional
5. Menyampaikan arahan dan nilai-nilai yang
berlaku umum
6. Membangun sinergi untuk menghasilkan
winning team
11. Servant leadership Mendahulukan kepentingan anggota dan
organisasi
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
dimensi kontekstual yang bisa mengubah ciri holistik dari sistem dengan sebuah
kita bisa terlepas dari jebakan untuk hanya memfokuskan diri memperbaiki apa
yang rusak. Pemahaman sebagai sistem akan mengembangkan fokus kita kepada
adanya hubungan antara apa yang rusak dengan komponen lainnya. Hubungan ini
ketergantungan, sehingga kita bisa melihat peluang baru dan lebih baik dalam
sistem disebut sebagai sebuah seni untuk secara simultan memandang pohon
tanpa melupakan perhatian terhadap hutan (the art of seeing trees without
17
3.2 Saran
masalah pada kesehatan serta dapat di terapkan pada lingkungan kerja nantinya
18
DAFTAR PUSTAKA
19