194 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
sekali hambatan hambatan yang dialami salah tersebut terjadi begitu cepat, karena proses ini dapat
satunya potensi defisit pendanaan yang tiap tahun menyempurnakan kebijakan-kebijakan Jaminan
meningkat. Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Kesehatan Nasional ini dapat diimplementasikan
Tahun 2014 BPJS mengalami defisit sebesar 1,94 dengan baik dan sesuai dengan mandat konstitusi
Triliun, pada akhir tahun 2015 BPJS mengalami defisit dan Undang-Undang. Tujuan penelitian ini untuk
sebesar 5,85 Triliun dan menurut Direktur menganalisis perubahan yang begitu cepat tentang
perencanaan pengembangan BPJS Kesehatan kebijakan JKN; Peraturan Presiden No. 19/2016
Mundiharno potensi defisit di tahun 2016 sekitar 9,2 tentang Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan
Triliun. Direktur Utama Badan Jaminan Kesehatan Presiden No. 28/2016 tentang Jaminan Kesehatan.
(BPJS) Kesehatan Fachmi Idris dalam pemaparan
publik BPJS Kesehatan Tahun 2015, Rabu 13 April BAHAN DAN CARA PENELITIAN
2016 menjelaskan defisit terjadi karena secara Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan
aktuaria besaran iuran peserta lebih rendah menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan
dibandingkan dengan biaya kesehatan yang cara mengumpulkan data secara mendalam melalui
dikeluarkan 1. Didalam mengimplementasikan informan dengan metode wawancara mendalam
Undang-Undang SJSN dan Undang-Undang BPJS, (depth interview) dan studi literatur. Studi ini menggali
pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakannya lebih dalam dan menganalisis perubahan kebijakan
melalui Peraturan Pemerintah dan Peraturan JKN; Peraturan Presiden No. 19/2016 tentang
Presiden, salah satunya yakni Peraturan Presiden Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No.
No.12/2013 tentang Jaminan Kesehatan dimana 28/2016 tentang Jaminan Kesehatan. Penelitian ini
mengalami tiga kali perubahan, perubahan pertama dilakukan pada bulan Mei s.d Juni 2016 di Provinsi
menjadi Peraturan Presiden No.111/2013, perubahan DKI Jakarta. Setelah semua data telah terkumpul
kedua menjadi Peraturan Presiden No. 19/2016 dan diolah, maka tahap selanjutnya adalah
tentang Jaminan Kesehatan dan perubahan ketiga melakukan analisis data. dilakukan pengujian hasil
menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang penelitian dengan menggunakan triangulasi yaitu
Jaminan Kesehatan. tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
Perubahan kedua menjadi Peraturan Presiden memanf aatkan sesuatu yamg lain dalam
No. 19/2016 dilakukan dengan semangat membandingkan hasil wawancara terhadap objek
memperbaiki kondisi penyelenggaraan Jaminan penelitian.
Kesehatan Nasional antara lain untuk memenuhi
kecukupan iuran, mengatur kepesertaan, mengatur HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
denda, mengatur pencegahan fraud. Akan tetapi pada Analisis Perubahan Kebijakan Peraturan
pelaksanaannya hanya dalam jangka waktu tidak Presiden No. 19/2016 tentang Jaminan Kesehatan
lebih dari tiga puluh hari Peraturan Presiden tersebut menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang
dirubah menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016. Jaminan Kesehatan yaitu :
Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan Input : Dalam variabel input pada penelitian ini
Kesehatan belum sempat untuk diimplementasikan terdapat pendekatan formulasi kebijakan sebagai
sudah dirubah menjadi Peraturan Presiden No.19/ sistem yang terdiri dari permintaan, dukungan dan
2016 tentang Jaminan Kesehatan. Dalam teori sumberdaya. Permintaan dari pada perubahan
sistem yang dijelaskan oleh Easton, sebuah proses Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
pembuatan kebijakan di mulai dengan proses input Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016
yang menggambarkan seluruh permintaan- tentang Jaminan Kesehatan pada umumnya
permintaan yang membutuhkan sebuah solusi keseluruhan pihak menginginkan penyelenggaraan
pemecahan masalah, sumber daya dan dukungan jaminan kesehatan yang sesuai dengan peraturan
dari lingkungan yang ada, seluruh variabel yang ada perundang-undangan yang telah diatur, ketersediaan
pada proses input akan diolah dalam sebuah proses anggaran yang cukup, ketersediaan fasilitas
untuk membuat kebijakan dimana didalam proses kesehatan dan pelayanan kesehatan yang memadai
tersebut akan terjadi dinamika proses pembuatan serta adanya koordinasi lintas sektoral dalam
kebijakan dan interaksi dari berbagai macam aktor penyusunan sebuah kebijakan publik dalam sektor
yang terlibat2 dan mengahasilkan output nya berupa kesehatan. Dukungan dari pada perubahan Peraturan
sebuah solusi yang menjadi kebijakan publik. Sebuah Presiden No.19/2016 tentang Jaminan Kesehatan
analisis kebijakan perlu dilakukan untuk dapat menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang
melihat mengapa output yakni perubahan kebijakan Jaminan Kesehatan, dalam hal ini Kementerian
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016 195
Julian Simanjuntak, dkk.: Analisis Perubahan Kebijakan Peraturan Presiden
Kesehatan telah menjalankan fungsinya sebagai RI bersifat menolak adanya kenaikan tarif iuran pada
pemerintah dan memprakarsai dalam perubahan Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
Peraturan Presiden ini untuk mengakomodir Kesehatan, selain itu dalam perumusan perhitungan
kebutuhan masyarakat dilapangan. berapa jumlah iuran yang sesuai diterapkan tidak
Untuk dukungan dari sektor terkait lainnya menggunakan analisis kajian akademis dengan
mendukung akan penyelenggaraan peraturan yang mempertimbangkan perhitungan-perhitungan yang
sesuai dengan undang-undang yang menjadi menggunakan evidance based, dari pihak DJSN juga
pedomannya dengan mempertimbangkan aspek terlihat mereka tidak melakukan pembahasan yang
kecukupan iuran, komunikasi lintas sektoral yang terperinci dan tidak mengundang banyak pihak untuk
baik, dan masyarakat yang memiliki kesadaran akan perubahan Peraturan Presiden ini karena
pentingnya akan sebuah jaminan kesehatan dimana perubahannya yang tidak ada nilainya yang hanya
hal itu belum dimiliki mayoritas dari masyarakat In- sekitar empat ribu rupiah, di dalam proses perubahan
donesia. Sumberdaya dalam perubahan Peraturan ini menurut DJSN prosesnya hanya memerlukan
Presiden No.19/2016 tentang Jaminan Kesehatan waktu satu minggu dengan dasar perubahan sendiri
menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang karena melihat respon masyarakat yang menolak
Jaminan Kesehatan masih sangat terbatas, baik dari akan kenaikan iuran pada Peraturan Presiden No.19/
sumber daya manusia, koordinasi lintas sektoral, 2016 tentang Jaminan Kesehatan. Proses perubahan
ketersediaan fasilitas kesehatan dan pelayanan Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
kesehatan yang baik, masyarakat yang belum Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016
memiliki pemahaman akan pentingnya Jaminan tentang Jaminan Kesehatan ini merupakan inisiatif
Kesehatan Nasional dan keterlibatan para ahli Presiden melalui pihak Kementerian Kesehatan yang
kebijakan kesehatan dalam pembahasan- melakukan prakarsa dalam melakukan perubahan.
pembahasan isu-isu yang ada hanya pada Dari pihak Kementerian Kesehatan sebagai regula-
pembahasan tahapan awal saja akan tetapi dalam tor bidang kesehatan setelah mendapatkan izin
pembahasan lanjutan dan dalam pengambilan prakarsa dalam perubahan Peraturan Presiden ini
keputusan belum mencerminkan sebuah gambaran mengemukakan bekerjasama dengan pihak-pihak
sebuah keputusan yang demokrasi terkait dalam penyusunan peraturan tersebut. Pihak
Proses: Dalam variabel proses, dimana didalam Kementerian Kesehatan berupaya dapat
variabel ini merupakan tahapan secara formal mengakomodir kebutuhan masyarakat dengan
menrumuskan, mengambil atau mengadopsi mengumpulkan isu-isu yang belum diatur dalam
alternatif solusi kebijakan yang ditetapkan sebagai sebuah peraturan dan berupaya mewujudkan
sebuah regulasi atau produk kebijakan yang Jaminan Kesehatan Nasional yang dapat
selanjutnya akan dilaksanakan. Setelah melalui memberikan kepastian perlindungan dan
tahapan wawancara dan pendalaman dalam kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
penelitian ini, pada tahapan proses perubahan Output : Variabel Output yakni berupa perubahan
Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016
tentang Jaminan Kesehatan ini masih kurang tentang Jaminan Kesehatan. Dimana terdapat tiga
koordinasi lintas sektoral dengan pihak terkait dalam hal utama dalam perubahan ini yaitu perubahan
pembahasan, dalam pembahasan sulitnya jumlah iuran untuk kelas III yang awalnya
mendapatkan bahan-bahan yang seharusnya dapat Rp.30.000,00 / bulan berubah menjadi Rp.25.500,00
di berikan kepada pihak-pihak terkait untuk dapat / bulan, adanya koordinasi manfaat dan adanya
bersama-sama membahasnya. Dalam hasil penetapan batasan paling tinggi gaji atau upah bagi
wawancara dengan pihak komisi IX DPR RI peserta pekerja penerima upah sebesar
mengemukakan bahwa pembahasan awal perubahan Rp.8.000.000,00. Perubahan peraturan presiden ini
ini tidak melakukan koordinasi dengan pihak DPR telah mengakomodir dari permintaan rakyat akan
RI dan DPR RI melihat polemik yang terjadi dalam tetapi perubahan ini tidak sesuai dengan perhitungan
perubahan Peraturan Presiden tersebut tidak sesuai aktuaris, mayoritas informan mengatakan dengan
dengan semangat undang-undang yang ada yakni adanya perubahan Peraturan Presiden kecukupan
undang-undang No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan akan iuran yang stabil belum terpenuhi, dan
Sosial Nasional dan Undang-Undang No. 24/2009 pelayanan kesehatan masih belum dilaksanakan
tentang BPJS untuk itu DPR RI memanggil secara paripurna ataupun universal coverage. Hasil
pemerintah untuk melakukan pembahasan dan DPR dari perubahan peraturan Presiden ini menunjukan
196 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
masih belum seriusnya pemerintah menangani masyarakat akan kenaikan iuran, sehingga
Jaminan Kesehatan Nasional yang optimal. pemerintah dalam hal ini presiden melalui lembaga
terkait yakni Kementerian Kesehatan.
PEMBAHASAN Perubahan Peraturan Presiden No.19/2016
Berdasarkan analisis yang didapatkan sebuah tentang Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan
kebijakan publik yang baik dapat mengubah tuntutan Presiden No. 28/2016 tentang Jaminan kesehatan
menjadi sebuah kebijakan, dimana dalam hal ini yang terjadi yakni merubah akan ketentuan jumlah
dituntut sebuah kebijakan Jaminan Kesehatan yang iuran kelas III dimana dikembalikan kembali dari
baik, berkecukupaan akan dana yang ada, manfaat Rp.30.000,00 menjadi Rp.25.500,00, penetapan
yang ada dapat dirasakan secara maksimal, dan batasan upah paling tinggi dari peserta penerima
untuk pelayanan kesehatan yang berkualitas. Suatu upah yakni sebesar RP.8.000.000,00 dan adanya
sistem harus mampu mengatur dan memberlakukan koordinasi manfaat yang disediakan.
penyelesaian-penyelesaian pertentangan atau konflik Proses merupakan tahapan adopsi kebijakan,
yang ada di sebuah tuntutan/input. Oleh karena itu perumusan kebijakan yaitu sebuah proses untuk
sistem dibangun berdasarkan elemen-elemen yang secara formal mengambil atau mengadopsi alternatif
mendukung sistem tersebut dalam hal ini bergantung solusi kebijakan yang ditetapkan sebagai sebuah
pada interaksi antar berbagai subsistem, maka suatu regulasi atau produk kebijakan yang selanjutnya
sistem akan melindungi dirinya melalui tiga hal, yakni akan dilaksanakan. Dalam proses analisis kebijakan
; menghasilkan output yang secara layak menurut Dunn melalui proses empat tahapan yaitu :
memuaskan, menyandarkan pada ikatan-ikatan yang perumusan masalah, peramalan, rekomendasi,
berakar dalam sistem itu sendiri dan menggunakan pemantauan dan evaluasi. Dimana dalam tahapan
atau mengancam dengan menggunakan kekuatan tersebut harus melibatkan berbagai macam sektor
(otoritas).pada bagian input dalam pendekatan terkait guna merumuskan sebuah kebijakan yang
formulasi kebijakan sebagai sebuah sistem terdapat terbaik. Akan tetapi didalam penyusunan perubahan
permintaan (demand), sumber daya (resource) dan perpres ini yang diprakarsai Kementerian Kesehatan
dukungan (support). Permintaan akan kebijakan tidak menggambarkan sebuah kerjasama lintas
jaminan kesehatan yang baik dimunculkan oleh sektoral yang baik. Perubahan Peraturan Presiden
berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah, No.19/2016 tentang Jaminan Kesehatan menjadi
ataupun dari pihak penyelenggara BPJS Kesehatan Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang Jaminan
sesuai dengan yang mereka inginkan atau nilai-nilai kesehatan merupakan bentuk responsif Presiden dan
yang mereka miliki. Permintaan-permintaan tersebut diprakarsai oleh lembaga pemerintah dalam hal ini
muncul ketika indiv idu atau kelompok Kementerian Kesehatan yang berperan sebagai regu-
mengartikulasikannya melalui kelompok lator dari bidang kesehatan. Di dalam proses
kepentingann atau lembaga tertentu untuk diketahui perubahan tersebut harusnya dapat sesuai dengan
pemerintah. Sumber daya membantu pemerintah teori pembentukan kebijakan yang baik sebagai
merespon dalam hal ini kementerian kesehatan mana disebutkan proses pementukan kebijakan
permintaan yang ada atau yang telah dibuat. melalui tahapan problem structuring, forecasting,
Dukungan mengacu pada dukungan yang recomendation, monitoring, dan evaluation3.
disampaikan oleh mayoritas dalam sistem Tahap formulasi kebijakan sebagai suatu proses
kesehatan, dukungan tersebut. Pada perubahan ke yang dilakukan secara nyata dengan melibatkan
dua yakni pada Peraturan Presiden No.19/2016 para stakeholders (aktor) guna menghasilkan
tentan Jaminan Kesehatan pada awalnya memiliki serangkaian tindakan dalam memecahkan problem
harapan yang sangat baik seperti penyelenggaraan publik melalui identifikasi dan analisis alternatif, tidak
BPJS yang sesuai dengan semangat undang- terlepas dari nilai-nilai yang mempengaruhi tindakan
undang, kecukupan akan anggaran pelaksanaan para aktor dalam proses tersebut 4, sedangkan
BPJS, ketersediaan fasilitas, obat-obatan dan perubahan Peraturan Presiden No.19/2016 tentang
pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjadinya Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No.
sistem gotong royong, iuran yang terjangkau, adanya 28/2016 tentang Jaminan Kesehatan dilakukan
kerjasama lintas sektor yang harmonis dan selaras. dengan pengamilan keputusan yang bisa dibilang
Akan tetapi terlihat pada dasarnya perubaan tidak demokratis dan dari segi pemahaman
Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan masyarakat masih sangat kurang untuk mengerti
Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 akan pentingnya sistem jaminan kesehatan
tentang kesehatan dikarenakan adanya penolakan nasional. Pembuatan Peraturan Presiden ini murni
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016 197
Julian Simanjuntak, dkk.: Analisis Perubahan Kebijakan Peraturan Presiden
198 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016 199
Julian Simanjuntak, dkk.: Analisis Perubahan Kebijakan Peraturan Presiden
11. Azwar, A. (1996). Pengantar Administrasi 23. Nawawi, I. (2009). Public Policy, Analisis
Kesehatan . Jakarta: Binarupa Aksara. Strategis, Advokasi dan Praktek. Jakarta: Putra
12. Bungin, B. (2012). Analisis Data Penelitian Media Nusantara.
Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 24. Nugroho, R. (2011). Public Policy. Jakarta: Elex
13. Dunn, W. N. (2013). Pengantar Analisis Media Komputindo.
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada 25. Nugroho, R. (2014). Public Policy. Jakarta: Elex
University Press. Media Komputindo.
14. Easton, D. (1965). A Framework For Political 26. Parson, W. (2005). Public Policy. London:
Analysis. New Yorl: Englewood Cliffs. Kencana Prenadamedia Group.
15. Easton, D. (1965). A Systems Analysis of 27. PBB. (1948). Deklarasi Universal Hak - Hak
Political Life . New York: Jhon Wiley. Asasi Manusia. Genewa.
16. Ekowati, M. R. (2009). Perencanaan, 28. Sjahrir. (2008). Pikiran Politik. Bandung: Citra
Implementasi dan Evaluasi Kebijakan atau Aditya Bhakti.
Program (suatu kajian teoritis dan praktis). 29. Suharto, E. (2005). Analisis Kebijakan Publik
Surakarta: Pustaka Caraka. ; Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
17. Gordon I, J. L. (1977). Perspectives on Policy Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Analysis . Germany: Public Administration 30. Terry, G. R. (2009). Prinsip-Prinsip Manajemen.
Bulletin. Jakarta: Bumi Aksara.
18. Handoyo. (2016, Maret 18). Dipetik April 14, 31. Thabrany, H. (2016, April 20). Diskusi Publik
2016, dari http://nasional.kontan.co.id/news/dpr- Potensi Evaluasi JKN : Masalah dan Pelurusan
minta-kenaikan-iuran-bpjs-ditunda Evaluasi. Depok, Jawa Barat, Indonesia: PKEK
19. K. Buse, M. N. (2005). Making health policy. FKM UI.
London: Open University Press. 32. Walt, G. (1994). Health Policy (An Introduction
20. Kettl, D. F. (1996). Governing at the Millenium . to Process and Power). London: Zed Books Ltd.
San Francisco: Jossey Bass 33. Winarno, B. (2012). Kebijakan Publik (Teori,
21. KOLTKO-RIVERA, M. (2006). Rediscovering the Proses dan Studi Kasus). Yogyakarta: CAPS.
later version of Mallows hierarchy of needs: Self- 34. Winarno, B. (2007). Kebijakan Publik : Teori
transcendence and oppurtinities for theory, dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo
research, and unification. Reviem of General
Psycholgy , 302 - 317.
22. Lajh, U. S. (2012). Good Governance ini the
Slovenian Employment and education Policy
Fields : Myth or reality. Romanian Journal of
Political Science , 77-102.
200 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016