Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA

VOLUME 05 No. 04 Desember 2016 Halaman 176 - 183


Julian Simanjuntak, dkk.: Analisis Perubahan Kebijakan Peraturan Presiden
Artikel Penelitian

ANALISIS PERUBAHAN KEBIJAKAN PERATURAN PRESIDEN NO.19


TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN MENJADI PERATURAN
PRESIDEN NO.28 TAHUN 2016 TENTANG JAMINAN KESEHATAN

ANALYSIS OF POLICY CHANGE RELATING TO PRESIDENTIAL REGULATION NO.19 YEAR 2016


ON HEALTH INSURANCE BECAME PRESIDENTIAL REGULATION NO.28 YEAR 2016
ON HEALTH INSURANCE

Julian Simanjuntak, Ede Surya Darmawan


Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia

ABSTRAK described a process of democracy because theres still a lack


Latar belakang: Perubahan Peraturan Presiden No.19/2016 of cross-sectoral coordination role in the discussion. This
tentang Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. change of presidential regulation not yet affected to appropriate
28/2016 tentang Jaminan Kesehatan yang sangat cepat the fee adequacy on BPJS Implementation. The department of
menjadi sorotan yang mencolok. health affairs as a leader of health sector was recommended
Tujuan: penelitian ini untuk menganalisis perubahan yang begitu to increase the cross-sectoral coordination which can manifest
cepat tentang kebijakan jaminan kesehatan Peraturan Presiden the better product of health policy and to complete the policy
No.19/2016 tentang Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan instrument that yet to be determined. It also used to be concern
Presiden No.28/2016 tentang Jaminan Kesehatan from the department of health affairs, DJSN and BPJS which
Metode penelitian: pendekatan kualitatif. explained the increase of fee must be offset by a quality
Hasil: Berdasarkan analisis bahwa dalam proses input, proses improvement rather than the implementation of national health
dan output, perubahan Peraturan Presiden ini merupakan bentuk insurance.
responsif Presiden melalui lembaga pemerintah Kementerian
Kesehatan dengan melihat respon penolakan masyarakat akan Keywords; change, policy, presidential regulation
kenaikan iuran. Proses perubahan ini belum menggambarkan
sebuah proses yang demokrasi dikarenakan masih kurangnya PENGANTAR
koordinasi peran lintas sektoral dalam pembahasannya.
Kesimpulan: Dengan adanya perubahan Peraturan Presiden Undang-Undang No. 40/2004 tentang Sistem
ini berdampak belum memadainya kecukupan iuran dalam Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah upaya
penyelenggaraan BPJS. Peran Kementerian Kesehatan sebagai Negara Republik Indonesia dibidang perundang-
leader dalam regulasi bidang kesehatan disarankan dapat undangan dalam menjamin pemenuhan terhadap hak
meningkatkan koordinas i lintas sektoral untuk dapat
mewujudkan produk kebijakan kesehatan yang lebih baik serta atas kesehatan seluruh penduduk. Didalam Undang-
melengkapi instrument kebijakan yang belum ditetapkan, serta Undang tersebut menyatakan bahwa pemerintah
untuk menjadi perhatian sektor terkait Kementerian Kesehatan, bertanggung jawab atas ketersediaan pelayananan,
DJSN dan BPJS Kesehatan bahwa kenaikan iuran harus dapat ketersediaan akses baik itu fasilitas dan informasi,
diimbangi dengan peningkatan kualitas daripada
penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional. ketersediaan sumber daya yang setara, dan
mengupayakan kelayakan dan keterjangkauan
Kata kunci: Perubahan, Kebijakan, Peraturan Presiden dibidang kesehatan. Selanjutnya pemerintah juga
bertanggung jawab atas penyelenggaraan jaminan
ABSTRACK kesehatan melalui sistem jaminan kesehatan sosial
Background: The rapid change from presidential regulation
no. 19 year 2016 on health insurance into presidential regulation nasional bagi setiap warganya. Keberlanjutan dari
no. 28 year 2016 on health insurance get a big attention. pada Undang-Undang No. 40/2004 tentang SJSN
Objectives: This research was purposed to analyze about ialah dikeluarkannya Undang-Undang Republik In-
health insurance policy which changed very quickly. It changed donesia No. 24/2011 Tentang Badan Penyelenggara
from presidential regulation no.19 year 2016 into presidential
regulation no.28 year 2016 on health insurance. Jaminan Sosial (BPJS). Dalam undang undang
Research M ethods: The researcher used qualitative tersebut menjelaskan BPJS terdiri dari BPJS
methods. Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS
Results: The analysis from the input processing and output Kesehatan merupakan sebuah program kebijakan
showed that the change of presidential regulation is a
responsive form from president when he looked public rejection pemerintah untuk menyelenggarakan Jaminan
response for the increase of fee. Kesehatan Nasional. BPJS Kesehatan telah
Conclusions: T he president extended it through the dilaksanakan sejak 1 Januari 2014. dalam
department of health aff airs.This change has not been pelaksanaan implementasi program BPJS banyak

194 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

sekali hambatan hambatan yang dialami salah tersebut terjadi begitu cepat, karena proses ini dapat
satunya potensi defisit pendanaan yang tiap tahun menyempurnakan kebijakan-kebijakan Jaminan
meningkat. Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan Kesehatan Nasional ini dapat diimplementasikan
Tahun 2014 BPJS mengalami defisit sebesar 1,94 dengan baik dan sesuai dengan mandat konstitusi
Triliun, pada akhir tahun 2015 BPJS mengalami defisit dan Undang-Undang. Tujuan penelitian ini untuk
sebesar 5,85 Triliun dan menurut Direktur menganalisis perubahan yang begitu cepat tentang
perencanaan pengembangan BPJS Kesehatan kebijakan JKN; Peraturan Presiden No. 19/2016
Mundiharno potensi defisit di tahun 2016 sekitar 9,2 tentang Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan
Triliun. Direktur Utama Badan Jaminan Kesehatan Presiden No. 28/2016 tentang Jaminan Kesehatan.
(BPJS) Kesehatan Fachmi Idris dalam pemaparan
publik BPJS Kesehatan Tahun 2015, Rabu 13 April BAHAN DAN CARA PENELITIAN
2016 menjelaskan defisit terjadi karena secara Penelitian ini merupakan penelitian kebijakan
aktuaria besaran iuran peserta lebih rendah menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan
dibandingkan dengan biaya kesehatan yang cara mengumpulkan data secara mendalam melalui
dikeluarkan 1. Didalam mengimplementasikan informan dengan metode wawancara mendalam
Undang-Undang SJSN dan Undang-Undang BPJS, (depth interview) dan studi literatur. Studi ini menggali
pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakannya lebih dalam dan menganalisis perubahan kebijakan
melalui Peraturan Pemerintah dan Peraturan JKN; Peraturan Presiden No. 19/2016 tentang
Presiden, salah satunya yakni Peraturan Presiden Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No.
No.12/2013 tentang Jaminan Kesehatan dimana 28/2016 tentang Jaminan Kesehatan. Penelitian ini
mengalami tiga kali perubahan, perubahan pertama dilakukan pada bulan Mei s.d Juni 2016 di Provinsi
menjadi Peraturan Presiden No.111/2013, perubahan DKI Jakarta. Setelah semua data telah terkumpul
kedua menjadi Peraturan Presiden No. 19/2016 dan diolah, maka tahap selanjutnya adalah
tentang Jaminan Kesehatan dan perubahan ketiga melakukan analisis data. dilakukan pengujian hasil
menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang penelitian dengan menggunakan triangulasi yaitu
Jaminan Kesehatan. tehnik pemeriksaan keabsahan data yang
Perubahan kedua menjadi Peraturan Presiden memanf aatkan sesuatu yamg lain dalam
No. 19/2016 dilakukan dengan semangat membandingkan hasil wawancara terhadap objek
memperbaiki kondisi penyelenggaraan Jaminan penelitian.
Kesehatan Nasional antara lain untuk memenuhi
kecukupan iuran, mengatur kepesertaan, mengatur HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
denda, mengatur pencegahan fraud. Akan tetapi pada Analisis Perubahan Kebijakan Peraturan
pelaksanaannya hanya dalam jangka waktu tidak Presiden No. 19/2016 tentang Jaminan Kesehatan
lebih dari tiga puluh hari Peraturan Presiden tersebut menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang
dirubah menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016. Jaminan Kesehatan yaitu :
Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan Input : Dalam variabel input pada penelitian ini
Kesehatan belum sempat untuk diimplementasikan terdapat pendekatan formulasi kebijakan sebagai
sudah dirubah menjadi Peraturan Presiden No.19/ sistem yang terdiri dari permintaan, dukungan dan
2016 tentang Jaminan Kesehatan. Dalam teori sumberdaya. Permintaan dari pada perubahan
sistem yang dijelaskan oleh Easton, sebuah proses Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
pembuatan kebijakan di mulai dengan proses input Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016
yang menggambarkan seluruh permintaan- tentang Jaminan Kesehatan pada umumnya
permintaan yang membutuhkan sebuah solusi keseluruhan pihak menginginkan penyelenggaraan
pemecahan masalah, sumber daya dan dukungan jaminan kesehatan yang sesuai dengan peraturan
dari lingkungan yang ada, seluruh variabel yang ada perundang-undangan yang telah diatur, ketersediaan
pada proses input akan diolah dalam sebuah proses anggaran yang cukup, ketersediaan fasilitas
untuk membuat kebijakan dimana didalam proses kesehatan dan pelayanan kesehatan yang memadai
tersebut akan terjadi dinamika proses pembuatan serta adanya koordinasi lintas sektoral dalam
kebijakan dan interaksi dari berbagai macam aktor penyusunan sebuah kebijakan publik dalam sektor
yang terlibat2 dan mengahasilkan output nya berupa kesehatan. Dukungan dari pada perubahan Peraturan
sebuah solusi yang menjadi kebijakan publik. Sebuah Presiden No.19/2016 tentang Jaminan Kesehatan
analisis kebijakan perlu dilakukan untuk dapat menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang
melihat mengapa output yakni perubahan kebijakan Jaminan Kesehatan, dalam hal ini Kementerian

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016 195
Julian Simanjuntak, dkk.: Analisis Perubahan Kebijakan Peraturan Presiden

Kesehatan telah menjalankan fungsinya sebagai RI bersifat menolak adanya kenaikan tarif iuran pada
pemerintah dan memprakarsai dalam perubahan Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
Peraturan Presiden ini untuk mengakomodir Kesehatan, selain itu dalam perumusan perhitungan
kebutuhan masyarakat dilapangan. berapa jumlah iuran yang sesuai diterapkan tidak
Untuk dukungan dari sektor terkait lainnya menggunakan analisis kajian akademis dengan
mendukung akan penyelenggaraan peraturan yang mempertimbangkan perhitungan-perhitungan yang
sesuai dengan undang-undang yang menjadi menggunakan evidance based, dari pihak DJSN juga
pedomannya dengan mempertimbangkan aspek terlihat mereka tidak melakukan pembahasan yang
kecukupan iuran, komunikasi lintas sektoral yang terperinci dan tidak mengundang banyak pihak untuk
baik, dan masyarakat yang memiliki kesadaran akan perubahan Peraturan Presiden ini karena
pentingnya akan sebuah jaminan kesehatan dimana perubahannya yang tidak ada nilainya yang hanya
hal itu belum dimiliki mayoritas dari masyarakat In- sekitar empat ribu rupiah, di dalam proses perubahan
donesia. Sumberdaya dalam perubahan Peraturan ini menurut DJSN prosesnya hanya memerlukan
Presiden No.19/2016 tentang Jaminan Kesehatan waktu satu minggu dengan dasar perubahan sendiri
menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang karena melihat respon masyarakat yang menolak
Jaminan Kesehatan masih sangat terbatas, baik dari akan kenaikan iuran pada Peraturan Presiden No.19/
sumber daya manusia, koordinasi lintas sektoral, 2016 tentang Jaminan Kesehatan. Proses perubahan
ketersediaan fasilitas kesehatan dan pelayanan Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
kesehatan yang baik, masyarakat yang belum Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016
memiliki pemahaman akan pentingnya Jaminan tentang Jaminan Kesehatan ini merupakan inisiatif
Kesehatan Nasional dan keterlibatan para ahli Presiden melalui pihak Kementerian Kesehatan yang
kebijakan kesehatan dalam pembahasan- melakukan prakarsa dalam melakukan perubahan.
pembahasan isu-isu yang ada hanya pada Dari pihak Kementerian Kesehatan sebagai regula-
pembahasan tahapan awal saja akan tetapi dalam tor bidang kesehatan setelah mendapatkan izin
pembahasan lanjutan dan dalam pengambilan prakarsa dalam perubahan Peraturan Presiden ini
keputusan belum mencerminkan sebuah gambaran mengemukakan bekerjasama dengan pihak-pihak
sebuah keputusan yang demokrasi terkait dalam penyusunan peraturan tersebut. Pihak
Proses: Dalam variabel proses, dimana didalam Kementerian Kesehatan berupaya dapat
variabel ini merupakan tahapan secara formal mengakomodir kebutuhan masyarakat dengan
menrumuskan, mengambil atau mengadopsi mengumpulkan isu-isu yang belum diatur dalam
alternatif solusi kebijakan yang ditetapkan sebagai sebuah peraturan dan berupaya mewujudkan
sebuah regulasi atau produk kebijakan yang Jaminan Kesehatan Nasional yang dapat
selanjutnya akan dilaksanakan. Setelah melalui memberikan kepastian perlindungan dan
tahapan wawancara dan pendalaman dalam kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
penelitian ini, pada tahapan proses perubahan Output : Variabel Output yakni berupa perubahan
Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016
tentang Jaminan Kesehatan ini masih kurang tentang Jaminan Kesehatan. Dimana terdapat tiga
koordinasi lintas sektoral dengan pihak terkait dalam hal utama dalam perubahan ini yaitu perubahan
pembahasan, dalam pembahasan sulitnya jumlah iuran untuk kelas III yang awalnya
mendapatkan bahan-bahan yang seharusnya dapat Rp.30.000,00 / bulan berubah menjadi Rp.25.500,00
di berikan kepada pihak-pihak terkait untuk dapat / bulan, adanya koordinasi manfaat dan adanya
bersama-sama membahasnya. Dalam hasil penetapan batasan paling tinggi gaji atau upah bagi
wawancara dengan pihak komisi IX DPR RI peserta pekerja penerima upah sebesar
mengemukakan bahwa pembahasan awal perubahan Rp.8.000.000,00. Perubahan peraturan presiden ini
ini tidak melakukan koordinasi dengan pihak DPR telah mengakomodir dari permintaan rakyat akan
RI dan DPR RI melihat polemik yang terjadi dalam tetapi perubahan ini tidak sesuai dengan perhitungan
perubahan Peraturan Presiden tersebut tidak sesuai aktuaris, mayoritas informan mengatakan dengan
dengan semangat undang-undang yang ada yakni adanya perubahan Peraturan Presiden kecukupan
undang-undang No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan akan iuran yang stabil belum terpenuhi, dan
Sosial Nasional dan Undang-Undang No. 24/2009 pelayanan kesehatan masih belum dilaksanakan
tentang BPJS untuk itu DPR RI memanggil secara paripurna ataupun universal coverage. Hasil
pemerintah untuk melakukan pembahasan dan DPR dari perubahan peraturan Presiden ini menunjukan

196 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

masih belum seriusnya pemerintah menangani masyarakat akan kenaikan iuran, sehingga
Jaminan Kesehatan Nasional yang optimal. pemerintah dalam hal ini presiden melalui lembaga
terkait yakni Kementerian Kesehatan.
PEMBAHASAN Perubahan Peraturan Presiden No.19/2016
Berdasarkan analisis yang didapatkan sebuah tentang Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan
kebijakan publik yang baik dapat mengubah tuntutan Presiden No. 28/2016 tentang Jaminan kesehatan
menjadi sebuah kebijakan, dimana dalam hal ini yang terjadi yakni merubah akan ketentuan jumlah
dituntut sebuah kebijakan Jaminan Kesehatan yang iuran kelas III dimana dikembalikan kembali dari
baik, berkecukupaan akan dana yang ada, manfaat Rp.30.000,00 menjadi Rp.25.500,00, penetapan
yang ada dapat dirasakan secara maksimal, dan batasan upah paling tinggi dari peserta penerima
untuk pelayanan kesehatan yang berkualitas. Suatu upah yakni sebesar RP.8.000.000,00 dan adanya
sistem harus mampu mengatur dan memberlakukan koordinasi manfaat yang disediakan.
penyelesaian-penyelesaian pertentangan atau konflik Proses merupakan tahapan adopsi kebijakan,
yang ada di sebuah tuntutan/input. Oleh karena itu perumusan kebijakan yaitu sebuah proses untuk
sistem dibangun berdasarkan elemen-elemen yang secara formal mengambil atau mengadopsi alternatif
mendukung sistem tersebut dalam hal ini bergantung solusi kebijakan yang ditetapkan sebagai sebuah
pada interaksi antar berbagai subsistem, maka suatu regulasi atau produk kebijakan yang selanjutnya
sistem akan melindungi dirinya melalui tiga hal, yakni akan dilaksanakan. Dalam proses analisis kebijakan
; menghasilkan output yang secara layak menurut Dunn melalui proses empat tahapan yaitu :
memuaskan, menyandarkan pada ikatan-ikatan yang perumusan masalah, peramalan, rekomendasi,
berakar dalam sistem itu sendiri dan menggunakan pemantauan dan evaluasi. Dimana dalam tahapan
atau mengancam dengan menggunakan kekuatan tersebut harus melibatkan berbagai macam sektor
(otoritas).pada bagian input dalam pendekatan terkait guna merumuskan sebuah kebijakan yang
formulasi kebijakan sebagai sebuah sistem terdapat terbaik. Akan tetapi didalam penyusunan perubahan
permintaan (demand), sumber daya (resource) dan perpres ini yang diprakarsai Kementerian Kesehatan
dukungan (support). Permintaan akan kebijakan tidak menggambarkan sebuah kerjasama lintas
jaminan kesehatan yang baik dimunculkan oleh sektoral yang baik. Perubahan Peraturan Presiden
berbagai pihak, baik masyarakat, pemerintah, No.19/2016 tentang Jaminan Kesehatan menjadi
ataupun dari pihak penyelenggara BPJS Kesehatan Peraturan Presiden No. 28/2016 tentang Jaminan
sesuai dengan yang mereka inginkan atau nilai-nilai kesehatan merupakan bentuk responsif Presiden dan
yang mereka miliki. Permintaan-permintaan tersebut diprakarsai oleh lembaga pemerintah dalam hal ini
muncul ketika indiv idu atau kelompok Kementerian Kesehatan yang berperan sebagai regu-
mengartikulasikannya melalui kelompok lator dari bidang kesehatan. Di dalam proses
kepentingann atau lembaga tertentu untuk diketahui perubahan tersebut harusnya dapat sesuai dengan
pemerintah. Sumber daya membantu pemerintah teori pembentukan kebijakan yang baik sebagai
merespon dalam hal ini kementerian kesehatan mana disebutkan proses pementukan kebijakan
permintaan yang ada atau yang telah dibuat. melalui tahapan problem structuring, forecasting,
Dukungan mengacu pada dukungan yang recomendation, monitoring, dan evaluation3.
disampaikan oleh mayoritas dalam sistem Tahap formulasi kebijakan sebagai suatu proses
kesehatan, dukungan tersebut. Pada perubahan ke yang dilakukan secara nyata dengan melibatkan
dua yakni pada Peraturan Presiden No.19/2016 para stakeholders (aktor) guna menghasilkan
tentan Jaminan Kesehatan pada awalnya memiliki serangkaian tindakan dalam memecahkan problem
harapan yang sangat baik seperti penyelenggaraan publik melalui identifikasi dan analisis alternatif, tidak
BPJS yang sesuai dengan semangat undang- terlepas dari nilai-nilai yang mempengaruhi tindakan
undang, kecukupan akan anggaran pelaksanaan para aktor dalam proses tersebut 4, sedangkan
BPJS, ketersediaan fasilitas, obat-obatan dan perubahan Peraturan Presiden No.19/2016 tentang
pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjadinya Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No.
sistem gotong royong, iuran yang terjangkau, adanya 28/2016 tentang Jaminan Kesehatan dilakukan
kerjasama lintas sektor yang harmonis dan selaras. dengan pengamilan keputusan yang bisa dibilang
Akan tetapi terlihat pada dasarnya perubaan tidak demokratis dan dari segi pemahaman
Peraturan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan masyarakat masih sangat kurang untuk mengerti
Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No. 28/2016 akan pentingnya sistem jaminan kesehatan
tentang kesehatan dikarenakan adanya penolakan nasional. Pembuatan Peraturan Presiden ini murni

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016 197
Julian Simanjuntak, dkk.: Analisis Perubahan Kebijakan Peraturan Presiden

dikarenakan melihat respon masyarakat yang sehingga meningkatkan profesionalisme petugas


menolak adanya kenaikan iuran pada Peraturan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
Presiden No.19/2016 tentang Jaminan Kesehatan. kepada masyarakat dengan begitu masyarakat
Dimana seharusnya masyarakat dan pemerintah dapat menikmati pelayanan kesehatan yang
dapat bersama-sama ikut membangun sistem berkualitas, dan jika sistem ini terus dijaga baik dari
jaminan kesehatan yang terbaik. Pengambilan pengawasan mulai dari penarikan iuran, pemanfaatan
kebijakan sangat ditentukan oleh rekomendasi dari iuran yang tepat sasaran, pengawasan dalam
berbagai pihak dalam hal ini DJSN, Kemenkes, BPJS penggunaan dan pengelolaan dana yang ada maka
Kesehatan, DPR RI, Kementerian hukum dan ham, pemahaman masyarakat yang sebelumnya
Sekretariat kabinet yang antara lain berisikan masyarakat memandang sebelah mata akan jaminan
informasi mengenai manfaat dan berbagai dampak kesehatan nasional menjadi berubah menjadi sebuah
yang mungkin terjadi dari berbagai alternatif produk Jaminan Kesehatan Nasional yang
kebijakan yang telah disusun, sehingga tidak bisa berkualitas. Jika kecukupan akan dana tidak
mendengarkan hanya dari satu sisi saja baik itu dari dipenuhi akan secara otomatis roda penggerak
DPR RI, BPJS, DJSN yang mana menurut DJSN jalannya Jaminan Kesehatan Nasional akan
penurunan yang sekitar Rp.4.000,00 itu merupakan mengalami hambatan-hambatan yang akan
nominal yang kecil dan tidak begitu berarti, akan dirasakan oleh seluruh pihak.
tetapi jika kita membayangngakan jika selisih yang
kurang lebih Rp.4.000,00 tersebut di hitung dengan KESIMPULAN DAN SARAN
seluruh peserta bukan penerima upah, tentunya Berdasarkan pada pembahasan analisis
hasilnya merupakan dana yang sangat besar perubahan kebijakan Peraturan Presiden No.19/2016
pengaruhnya, dan baik dari pihak Kementerian tentang Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan
Kesehatan itu sendiri sehingga peraturan yang Presiden No.28/2016 tentang Jaminan Kesehatan,
dibentuk merupakan peraturan yang baik dan memiliki dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
target, baik jangka pendek ataupun jangka panjang. 1. Perubahan yang utama dalam Peraturan
Dalam penyelenggaraan jaminan kesehatan Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
nasional yang baik harus didukung oleh instrumen- Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No.28/
instrumen kebijakan yang kuat. Dalam hal ini seluruh 2016 tentang Jaminan Kesehatan ialah terjadi
perundang-undangan khususnya mengenai jamianan perubahan akan ketentuan jumlah iuran kelas
kesehatan nasional harus dapat diturunkan III dimana dikembalikan kembali dari
keperaturan satu level dibawahnya, dan harus Rp.30.000,00 menjadi Rp.25.500,-, penetapan
dilaksanakan, akan tetapi masih banyak ditemukan batasan upah paling tinggi dari peserta penerima
perundang-undangan yang sampai saat ini belum di upah yakni sebesar RP.8.000.000,00 dan
buatkan aturan turunannya. Peraturan presiden No. adanya koordinasi manfaat yang disediakan.
28/2016 tentang Jaminan Kesehatan ini jelas 2. Perubahan yang cepat dalam Peraturan
berdampak akan terbantunya masyarakat peserta Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
kelas III dalam hal pembayaran iuran akan tetapi Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No.28/
kita tidak boleh menutup mata akan pentingnya 2016 tentang Jaminan Kesehatan dikarenakan
kecukupan dana yang ada untuk mencakup seluruh adanya respon masyarakat yang menolak dan
kepesertaan yang ada dan sustaibility dari presiden mengakomodir melalui kementerian
penyelenggaraan BPJS Kesehatan kedepannya. kesehatan sebagai regulator dari sektor
Dengan adanya kenaikan iuran akan tetapi diimbangi kesehatan.
dengan adanya peningkatan kualitas pelayanan yang 3. Tidak maksimalnya pemanf aatan ruang
dirasakan oleh peserta Jaminan Kesehatan partisipasi dalam proses penyusunan Peraturan
Nasional. Seperti pada kajian-kajian akademik yang Presiden No.19/2016 tentang Jaminan
telah ada akan kesesuaian iuran yang seharusnya Kesehatan menjadi Peraturan Presiden No.28/
ditetapkan, dengan harapan dengan adanya kenaikan 2016 tentang Jaminan Kesehatan karena
iuran akan diimbangi dengan adanya kenaikan kurangnya informasi yang tersedia bagi setiap
kualitas pelayanan, terukupinya distribusi obat dan sektor terkait tidak terlepas dari terlalu cepatnya
fasilitas pelayanan, serta dengan adanya kecukupan perubahan Peraturan Presiden ini.
iuran diharapkan pembayaran kepada fasilitas 4. Secara keseluruhan proses penyusunan
kesehatan dapat berimbang lurus, dan begitu juga Peraturan Presiden No.19/2016 tentang
untuk pembayaran kepada tenaga kesehatan Jaminan Kesehatan menjadi Peraturan

198 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Presiden No.28/2016 tentang Jaminan Urgensi kajian akademik dalam proses


Kesehatan belum mencerminkan sebuah penyusunan peraturan perlu didukungan sumber
kebijakan yang menyelesaikan permasalah daya manusia yang memadai, dana yang cukup dan
jaminan kesehatan, dengan terjadinya waktu yang lebih banyak sehingga kajian akademik
penurunan memang mendukung rakyat jika yang dihasilkan layak dijadikan acuan dalam proses
dilihat dari segi jumlah iuran yang diturunkan penyusunan suatu peraturan.
akan tetapi belum menyelesaikan Untuk mewujudkan jaminan kesehatan nasional
permasalahan akan belum mencukupinya iuran yang lebih baik diperlukan dukungan bukan hanya
sesuai dengan perhitungan menggunakan dari pemerintah, DPR atau para pakar kebijakan akan
kajian-kajian akademik dan berpotensi tetapi pemahaman masyarakat akan pentingnya
menghambat sustaibility dari program jaminan kebutuhan akan jaminan kesehatan sehingga
kesehatan nasional. masyarakat perlu ditanamkan sehingga masyarakat
5. Kerjasama lintas sektor masih belum terlihat dapat berinvestasi dalam produk kesehatan.
erat dalam perumusan kebijakan karena masih Untuk menjadi perhatian Kementerian
terdapat perbedaan pandang dimana masing- Kesehatan, DJSN dan BPJS Kesehatan Kenaikan
masing aktor tidak mau mencoba mengetahui iuran harus dapat diimbangi dengan peningkatan
pandangan dari beberapa sektor. kualitas dari pada penyelenggaraan jaminan
6. Tidak ada assesment problem yang memadai kesehatan nasional.
dalam problem masalah penolakan kenaikan Kementerian Kesehatan sebagai leader di
iuran pada Peraturan Presiden No.19/2016 bidang kesehatan harus melengkapi instrumen-
tentang Jaminan Kesehatan. instrumen kebijakan yang sudah diatur didalam
7. Berapapun iuran yang ditetapkan jika tidak undang-undang yang telah dikeluarkan untuk terus
diimbangi dengan perbaikan sistem dalam memperbaiki kualitas dibidang kesehatan.
penyelenggaraan BPJS baik dari sistem
controlling yakni pengawasan, pengendalian, REFERENSI
sistem evaluasi dan perbaikaan tidak akan 1. Anna, L. K. (2016, April 14). Kompas. Dipetik
menyelesaikan permasalahan terhadap jaminan April 20, 2016, dari http://health.kompas.com/
kesehatan nasional. read/2016/04/14/130000823/
Klaim.Berobat.BPJS.Kesehatan.Lebih.Besar.dari.Penerimaan.Iuran
Saran 2. Auguba, M. K. (2013). Grounding With People :
Berdasarkan hasil dan pembahasan serta Participatory Policy Making in the Context of
kesimpulan diatas, dapat direkomendasikan saran Contitusion Review in Ghana. Journal of Politics
sebagai berikut : and Law , 99-110.
Sebagai langkah untuk meningkatkan 3. Ayuningtyas, D. (2014). Kebijakan Kesehatan
koordinasi lintas sektoral dan partisipasi masyarakat dan Praktik. Jakarta: Rajawali Pers.
dalam setiap proses penyusunan produk hukum 4. Yulianti. (2010). Kebijakan Publik. Jakarta:
dapat dilakukan dengan adv okasi atau Bumi Aksara.
pendampingan kepada kelompok-kelompok 5. Brininstool, M. (2012). The Mineral indusTry of
masyarakat yang dilakukan oleh Para ahli, KazaKhsTan. U.S. Geological Survey Mineral
Perguruan Tinggi, Organisasi Masyarakat maupun Yearbook, 24.1-24.12.
pemerintahan sendiri. Kegiatan ini untuk 6. Achmadi, U. F. (2008). Horison Baru Kesehatan
meningkatkan kapasitas seluruh elemen dalam Masyarakat di Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
mengorganisir kelompok dan kepentingannya 7. Afrizal. (2015). Metode Penelitian Kualitatif :
sebagai prasyarat kebijakan publik yang baik. Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin
Kesehatan sebagai leader regulasi disektor Ilmu. Jakarta: Rajawali Press.
kesehatan dan DJSN harus melibatkan partisipasi 8. Anderson, J. E. (1975). Public Policy Making.
seluruh elemen terkait dan masyarakat yang terkena Praeger.
dampak langsung dari implementasi suatu Peraturan 9. Anderson, J. E. (2006). Public Policy Making
dengan cara melibatkan mereka mulai dari tahap (Vol. 6). Boston: Mifflin.
perencanaan sampai dengan tahap evaluasi 10. Ayuningtyas, D. (2014). Kebijakan Kesehatan
implementasi suatu peraturan bukan hanya pada : Prinsip dan Praktik. Jakarta: Rajawali Press.
tahap pembahasan saja atau saat ada polemik saja.

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016 199
Julian Simanjuntak, dkk.: Analisis Perubahan Kebijakan Peraturan Presiden

11. Azwar, A. (1996). Pengantar Administrasi 23. Nawawi, I. (2009). Public Policy, Analisis
Kesehatan . Jakarta: Binarupa Aksara. Strategis, Advokasi dan Praktek. Jakarta: Putra
12. Bungin, B. (2012). Analisis Data Penelitian Media Nusantara.
Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 24. Nugroho, R. (2011). Public Policy. Jakarta: Elex
13. Dunn, W. N. (2013). Pengantar Analisis Media Komputindo.
Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada 25. Nugroho, R. (2014). Public Policy. Jakarta: Elex
University Press. Media Komputindo.
14. Easton, D. (1965). A Framework For Political 26. Parson, W. (2005). Public Policy. London:
Analysis. New Yorl: Englewood Cliffs. Kencana Prenadamedia Group.
15. Easton, D. (1965). A Systems Analysis of 27. PBB. (1948). Deklarasi Universal Hak - Hak
Political Life . New York: Jhon Wiley. Asasi Manusia. Genewa.
16. Ekowati, M. R. (2009). Perencanaan, 28. Sjahrir. (2008). Pikiran Politik. Bandung: Citra
Implementasi dan Evaluasi Kebijakan atau Aditya Bhakti.
Program (suatu kajian teoritis dan praktis). 29. Suharto, E. (2005). Analisis Kebijakan Publik
Surakarta: Pustaka Caraka. ; Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan
17. Gordon I, J. L. (1977). Perspectives on Policy Kebijakan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Analysis . Germany: Public Administration 30. Terry, G. R. (2009). Prinsip-Prinsip Manajemen.
Bulletin. Jakarta: Bumi Aksara.
18. Handoyo. (2016, Maret 18). Dipetik April 14, 31. Thabrany, H. (2016, April 20). Diskusi Publik
2016, dari http://nasional.kontan.co.id/news/dpr- Potensi Evaluasi JKN : Masalah dan Pelurusan
minta-kenaikan-iuran-bpjs-ditunda Evaluasi. Depok, Jawa Barat, Indonesia: PKEK
19. K. Buse, M. N. (2005). Making health policy. FKM UI.
London: Open University Press. 32. Walt, G. (1994). Health Policy (An Introduction
20. Kettl, D. F. (1996). Governing at the Millenium . to Process and Power). London: Zed Books Ltd.
San Francisco: Jossey Bass 33. Winarno, B. (2012). Kebijakan Publik (Teori,
21. KOLTKO-RIVERA, M. (2006). Rediscovering the Proses dan Studi Kasus). Yogyakarta: CAPS.
later version of Mallows hierarchy of needs: Self- 34. Winarno, B. (2007). Kebijakan Publik : Teori
transcendence and oppurtinities for theory, dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo
research, and unification. Reviem of General
Psycholgy , 302 - 317.
22. Lajh, U. S. (2012). Good Governance ini the
Slovenian Employment and education Policy
Fields : Myth or reality. Romanian Journal of
Political Science , 77-102.

200 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 05, No. 4 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai

  • 473 856 1 PB
    473 856 1 PB
    Dokumen10 halaman
    473 856 1 PB
    luki masriansyah
    Belum ada peringkat
  • Dgehtgreh
    Dgehtgreh
    Dokumen4 halaman
    Dgehtgreh
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Ajdjeusj
    Ajdjeusj
    Dokumen16 halaman
    Ajdjeusj
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Alsk 2 Okskw
    Alsk 2 Okskw
    Dokumen4 halaman
    Alsk 2 Okskw
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Dgehgrgerg
    Dgehgrgerg
    Dokumen4 halaman
    Dgehgrgerg
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Wfewfewf
    Wfewfewf
    Dokumen2 halaman
    Wfewfewf
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Rurirjfjrs
    Rurirjfjrs
    Dokumen3 halaman
    Rurirjfjrs
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Egegrhtrhgt
    Egegrhtrhgt
    Dokumen1 halaman
    Egegrhtrhgt
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Vdgdfs
    Vdgdfs
    Dokumen24 halaman
    Vdgdfs
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Abcdfhiefjkwnfew
    Abcdfhiefjkwnfew
    Dokumen4 halaman
    Abcdfhiefjkwnfew
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Abednfjwenfo
    Abednfjwenfo
    Dokumen1 halaman
    Abednfjwenfo
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Kosmologi Dan Prinsip Logika Aristoteles
    Kosmologi Dan Prinsip Logika Aristoteles
    Dokumen16 halaman
    Kosmologi Dan Prinsip Logika Aristoteles
    Faliq Kautzar
    Belum ada peringkat
  • DFDSFSD
    DFDSFSD
    Dokumen46 halaman
    DFDSFSD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Pedoman PKM 2017
    Pedoman PKM 2017
    Dokumen123 halaman
    Pedoman PKM 2017
    Riska Tanya
    Belum ada peringkat
  • Dikmskndfvkd
    Dikmskndfvkd
    Dokumen38 halaman
    Dikmskndfvkd
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • GFFDSGFD
    GFFDSGFD
    Dokumen9 halaman
    GFFDSGFD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • SFDFD
    SFDFD
    Dokumen29 halaman
    SFDFD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Fungsi Bahasa Indonesia
    Fungsi Bahasa Indonesia
    Dokumen5 halaman
    Fungsi Bahasa Indonesia
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Sampul, Abstrak, Daftar Isi
    Sampul, Abstrak, Daftar Isi
    Dokumen11 halaman
    Sampul, Abstrak, Daftar Isi
    Aulia Rizki
    Belum ada peringkat
  • Sdsdsds
    Sdsdsds
    Dokumen82 halaman
    Sdsdsds
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • SFDFD
    SFDFD
    Dokumen29 halaman
    SFDFD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • XNCJNDJC
    XNCJNDJC
    Dokumen27 halaman
    XNCJNDJC
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • 03 Tahapan An Sistem Informasi
    03 Tahapan An Sistem Informasi
    Dokumen21 halaman
    03 Tahapan An Sistem Informasi
    Muhammad Ilviyar
    Belum ada peringkat
  • Dasassaa
    Dasassaa
    Dokumen12 halaman
    Dasassaa
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • NDKFMCSKCNDV
    NDKFMCSKCNDV
    Dokumen51 halaman
    NDKFMCSKCNDV
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • CVJNDCDKJ
    CVJNDCDKJ
    Dokumen22 halaman
    CVJNDCDKJ
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • Dikmskndfvkd
    Dikmskndfvkd
    Dokumen38 halaman
    Dikmskndfvkd
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • SFDFD
    SFDFD
    Dokumen29 halaman
    SFDFD
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • MFKSMFDK
    MFKSMFDK
    Dokumen15 halaman
    MFKSMFDK
    hanapfadhilah
    Belum ada peringkat
  • MKPB Massal1 1
    MKPB Massal1 1
    Dokumen15 halaman
    MKPB Massal1 1
    Nadya Juanita Permatasari
    Belum ada peringkat