Anda di halaman 1dari 17

DETERMINAN SOSIAL

KESEHATAN
Kelompok 3 :

1. Elystia Vidia Marselina, SST (212520102003)


2. drg. Sepma Viraticha (212520102006)
3. drg. Ita Roossinta (212520102009)
DEFINISI DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN

Determinan Sosial Kesehatan adalah kondisi dimana orang dilahirkan,


tumbuh, hidup, bekerja dan tua termasuk di dalamnya kondisi sistem
kesehatan. Kondisi ini dibentuk oleh distribusi uang, kekuasaan, dan sumber
daya tingkat global, nasional dan lokal.

Determinan Sosial Kesehatan sebagian besar bertanggungjawab atas


ketidakadilan dalam kesehatan, perbedaan yang tidak adil dan seharusnya
dihindari dalam status kesehatan baik di lihat dalam suatu negara maupun
antar negara (WHO dalam Laksono, A.D dan Rachmawati, T, 2015).
DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN (DALGREEN DAN WHITEHEAD
1991)

Lapisan Pertama
(level mikro, hilir/ downstream)

Lapisan Kedua (level meso)

Lapisan Ketiga (level ekso)

Lapisan Terluar (level makro, hulu/


upstream)

http://theicph.com/id_ID/icph/health-determinants/
DETERMINAN YG MEMPENGARUHI KESEHATAN

• Menurut Piagam Ottawa (1986) :

1. PERDAMAIAN ATAU KEAMANAN (PEACE)


2. TEMPAT TINGGAL (SHELTER)
3. PENDIDIKAN (EDUCATION)
4. MAKANAN (FOOD)
5. PENDAPATAN (INCOME)
6. EKOSISTEM YG STABIL DAN SEIMBANG (A STABLE ECOSISTEM)
7. SUMBER DAYA YG BERKESINAMBUNGAN (SUSTAINABLE
RESOURCES)
8. KEADILAN SOSIAL (SOCIAL JUSTICE)
9. PEMERATAAN (EQUITY)
10 DETERMINAN SOSIAL YG MEMPENGARUHI KESEHATAN

1. KESENJANGAN SOSIAL
2. STRES
3. PENGUCILAN SOSIAL
DETERMINA 4. KEHIDUPAN DINI
N SOSIAL 5. PEKERJAAN
KESEHATAN 6. PENGANGGURAN
7. DUKUNGAN SOSIAL
8. PENYALAHGUNAAN NAPZA
9. PANGAN
10. TRANSPORTASI
DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA KESEHATAN
MASYARAKAT

KEMISKINAN

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Debby Y.S dkk (2012), menunjukkan
bahwa ada tingkat pendapatan mempengaruhi status gizi balita.

Pendidikan dan pengetahuan yang kurang


ditambah dengan pendapatan rendah menyebabkan
masyarakat miskin biasanya lebih memilih pengobatan
alternatif yang cenderung tidak aman daripada ke
pusat layanan kesehatan untuk berobat jika sakit.
Mereka juga kurang melakukan upaya prevensi
dikarenakan pemikiran utama mereka masih tertuju
pada bagaimana memperoleh uang, makan yang
penting kenyang dan sebagainya.
PEKERJAAN

Ada sebuah survey yang menunjukkan bahwa kelompok pekerja professional lebih
rendah angka mortalitasnya dibanding pekerja yang tanpa skill khusus atau pekerja
kasar.

Jika dilogikakan, hal ini terjadi karena potensi bahaya dan kecelakaan di tempat kerja
pekerja unskilled atau pekerja kasar lebih tinggi daripada di tempat kerja seorang
profesional. Selain itu, tingkat pendapatan dan pengetahuan juga tentunya berbeda.
PSIKOSOSIAL

Sadava dan McCreary, 1997 menyatakan bahwa mekanisme kecemasan pasien dapat
mempengaruhi proses kecepatan kesembuhan pasca operasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kondisi psikologis seseorang sangat mempengaruhi


dalam proses penyembuhan. Disinilah diperlukan dukungan keluarga dan cara
komunikasi dokter dan pasien.
INEQUALITIES
Dalam ilmu sosiologi, inequality adalah situasi kehidupan sosial yang ditandai dengan
adanya kesenjangan karena faktor-faktor perbedaan kelamin, usia, mentalitas,
stratifikasi, dan seterusnya.

Ketimpangan gender masih sering kita jumpai di Negara kita. Misalnya yang
berhubungan dengan kesehatan, yaitu soal urus mengurus anak, suami dan logistic
rumah tangga selalu di identikkan sebagai tugas perempuan saja. Sehingga, kaum ibu-
ibu rentan dengan stress dan Anemia Gizi Besi (AGB) akibat beratnya beban kerja
yang ditanggung ibu.
DUKUNGAN SOSIAL
Seorang ibu yang tau mengenai manfaat memeriksakan kehamilan setiap bulan namun
karena tetangga, tokoh- tokoh penting di lingkungannya dan kelurga serta kerabat
dekat tidak ada yang memeriksakan kehamilannya dan nyatanya mereka baik-baik saja
makanya ibu tersebut tidak memeriksakan kehamilannya setiap bulan.
TRANSPORT AND HEALTH

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Suharmiati dkk (2012) bahwa akses menuju
Puskesmas mempengaruhi masyarakat untuk datang ke Puskesmas. Akses yang
dimaksud adalah jalanan dan alat transportasi. Jika alat transportasi tidak ada atau
susah untuk didapatkan, jangankan untuk sekedar periksa bulanan kehamilan, sakit pun
masyarakat akan memilih untuk mendapatkan pengobatan yang dapat dijangkau seperti
dukun.
ANALISIS
JURNAL
Tingkat kematian ibu dan anak di Kabupaten Lebak Banten cukup tinggi.
Salah satu faktornya adalah budaya pada masa kehamilan dan persalinan pada
masyarakat Baduy sehingga diperlukan upaya penurunan angka kematian ibu
dan bayi melalui intervensi kesehatan berbasis budaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Baduy sangat patuh dalam


melaksanakan norma-norma dalam masa kehamilan dan persalinan contohnya
pada masa kehamilan ada tradisi ngaragap beuteung dengan memijat bagian
perut yang disertai jampi-jampi untuk meminta keselamatan ibu dan janin dan
banyaknya persalinan yang dilakukan sendiri tanpa penolong baik oleh dukun
paraji dalam masyarakat Baduy.

Kepatuhan dan ketaatan pada budaya serta faktor geografis menyebabkan


terbatasnya kesempatan ibu hamil pada masyarakat Baduy untuk mendapatkan
pertolongan secara medis di fasilitas kesehatan terutama pada saat mengalami
penyulit dalam proses persalinan.
STUDI KASUS

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


2562/MENKES/PER/XII/2011tentang “Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan”, jaminan
persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan
kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB
pascapersalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di
fasilitas kesehatan.

Masih ada puskesmas yang sama sekali tidak mempunyai jumlah cakupan persalinan yang
menggunakan jampersal yaitu Puskesmas Onemobaa yang terletak di Kecamatan Tomia,
Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kondisi geografi, transportasi, pola pemukiman, dan kependudukan Desa Lamanggau yang
jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan membuat ibu hamil enggan memeriksakan
Sebagai penolong persalinan, masyarakat setempat lebih memilih dukun beranak
daripada bidan. Hal ini disebabkan karena dukun beranak tersebut berada di tengah
masyarakat yang bisa dipanggil kapan saja, sedangkan bidan berada di seberang pulau
yang jauh dari pemukiman masyarakat. Posisi dukun beranak yang berada di tengah
pemukiman masyarakat tersebut menyebabkan masyarakat tidak sungkan untuk
memanggilnya, meskipun pendidikan bidan lebih tinggi daripada dukun beranak. Hal
ini disebabkan karena dukun beranak tersebut tidak hanya berperan sebagai penolong
persalinan, tetapi juga mempunyai peran sosial dan terlibat dalam aktivitas sosial
masyarakat setempat.
Tantangan Determinan Sosial Kesehatan Ibu dan Anak

Dalam buku Determinan Sosial Kesehatan Ibu dan Anak dengan editor Agung Dwi
Laksono dan Tety Rachmawati menyimpulkan beberapa determinan sosial kesehatan
ibu dan anak yang berpotensi menjadi tantangan upaya peningkatan status kesehatan
ibu dan anak adalah :

SUKU
EKONOMI

GEOGRAFI BAHASA
S

RELIGI POLITIK

Anda mungkin juga menyukai