KESEHATAN
Kelompok 3 :
Lapisan Pertama
(level mikro, hilir/ downstream)
http://theicph.com/id_ID/icph/health-determinants/
DETERMINAN YG MEMPENGARUHI KESEHATAN
1. KESENJANGAN SOSIAL
2. STRES
3. PENGUCILAN SOSIAL
DETERMINA 4. KEHIDUPAN DINI
N SOSIAL 5. PEKERJAAN
KESEHATAN 6. PENGANGGURAN
7. DUKUNGAN SOSIAL
8. PENYALAHGUNAAN NAPZA
9. PANGAN
10. TRANSPORTASI
DETERMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA KESEHATAN
MASYARAKAT
KEMISKINAN
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Debby Y.S dkk (2012), menunjukkan
bahwa ada tingkat pendapatan mempengaruhi status gizi balita.
Ada sebuah survey yang menunjukkan bahwa kelompok pekerja professional lebih
rendah angka mortalitasnya dibanding pekerja yang tanpa skill khusus atau pekerja
kasar.
Jika dilogikakan, hal ini terjadi karena potensi bahaya dan kecelakaan di tempat kerja
pekerja unskilled atau pekerja kasar lebih tinggi daripada di tempat kerja seorang
profesional. Selain itu, tingkat pendapatan dan pengetahuan juga tentunya berbeda.
PSIKOSOSIAL
Sadava dan McCreary, 1997 menyatakan bahwa mekanisme kecemasan pasien dapat
mempengaruhi proses kecepatan kesembuhan pasca operasi.
Ketimpangan gender masih sering kita jumpai di Negara kita. Misalnya yang
berhubungan dengan kesehatan, yaitu soal urus mengurus anak, suami dan logistic
rumah tangga selalu di identikkan sebagai tugas perempuan saja. Sehingga, kaum ibu-
ibu rentan dengan stress dan Anemia Gizi Besi (AGB) akibat beratnya beban kerja
yang ditanggung ibu.
DUKUNGAN SOSIAL
Seorang ibu yang tau mengenai manfaat memeriksakan kehamilan setiap bulan namun
karena tetangga, tokoh- tokoh penting di lingkungannya dan kelurga serta kerabat
dekat tidak ada yang memeriksakan kehamilannya dan nyatanya mereka baik-baik saja
makanya ibu tersebut tidak memeriksakan kehamilannya setiap bulan.
TRANSPORT AND HEALTH
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Suharmiati dkk (2012) bahwa akses menuju
Puskesmas mempengaruhi masyarakat untuk datang ke Puskesmas. Akses yang
dimaksud adalah jalanan dan alat transportasi. Jika alat transportasi tidak ada atau
susah untuk didapatkan, jangankan untuk sekedar periksa bulanan kehamilan, sakit pun
masyarakat akan memilih untuk mendapatkan pengobatan yang dapat dijangkau seperti
dukun.
ANALISIS
JURNAL
Tingkat kematian ibu dan anak di Kabupaten Lebak Banten cukup tinggi.
Salah satu faktornya adalah budaya pada masa kehamilan dan persalinan pada
masyarakat Baduy sehingga diperlukan upaya penurunan angka kematian ibu
dan bayi melalui intervensi kesehatan berbasis budaya.
Masih ada puskesmas yang sama sekali tidak mempunyai jumlah cakupan persalinan yang
menggunakan jampersal yaitu Puskesmas Onemobaa yang terletak di Kecamatan Tomia,
Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kondisi geografi, transportasi, pola pemukiman, dan kependudukan Desa Lamanggau yang
jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan membuat ibu hamil enggan memeriksakan
Sebagai penolong persalinan, masyarakat setempat lebih memilih dukun beranak
daripada bidan. Hal ini disebabkan karena dukun beranak tersebut berada di tengah
masyarakat yang bisa dipanggil kapan saja, sedangkan bidan berada di seberang pulau
yang jauh dari pemukiman masyarakat. Posisi dukun beranak yang berada di tengah
pemukiman masyarakat tersebut menyebabkan masyarakat tidak sungkan untuk
memanggilnya, meskipun pendidikan bidan lebih tinggi daripada dukun beranak. Hal
ini disebabkan karena dukun beranak tersebut tidak hanya berperan sebagai penolong
persalinan, tetapi juga mempunyai peran sosial dan terlibat dalam aktivitas sosial
masyarakat setempat.
Tantangan Determinan Sosial Kesehatan Ibu dan Anak
Dalam buku Determinan Sosial Kesehatan Ibu dan Anak dengan editor Agung Dwi
Laksono dan Tety Rachmawati menyimpulkan beberapa determinan sosial kesehatan
ibu dan anak yang berpotensi menjadi tantangan upaya peningkatan status kesehatan
ibu dan anak adalah :
SUKU
EKONOMI
GEOGRAFI BAHASA
S
RELIGI POLITIK