Anda di halaman 1dari 19

1

LAPORAN DIAGNOSIS KOMUNITTAS


PUSKESMAS ALAK

OLEH :
Leander P. D. Dosi Sili, S.Ked
NIM 1208017031
Chrysthien Venty Marumata, S.Ked
NIM 1508010009

KEPANITERAAN KLINIK STASE IKM-IKKOM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
PUSKESMAS ALAK KUPANG
2019
2

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Daftar Gambar .................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 5
1. Latar Belakang ............................................................................................. 5
1.1 Situasi Keadaan Umum puskesmas alak ................................................... 5
1.2.Batas Wilayah ............................................................................................ 5
1.3. Kependudukan........................................................................................... 6
1.4. Jenis Pelayanan Di Puskesmas Alak .............................................................. 6
1.5. Sarana dan Prasarana................................................................................. 7
BAB 2. GAMBARAN POSYANDU ............................................................. 8
2.1 Denah Lokasi Posyandu ................................................................................ 8
2.2 Gambaran Posyandu Lansia Tetesan Kasih ..................................................... 9
BAB 3. METODE ........................................................................................... 11
3.1. Penentuan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 11
3.2. Sumber Data .............................................................................................. 11
3.3. Pengumpulan Data .................................................................................... 12
3.4. Pengolahan dan Analisa Data ................................................................... 12
BAB 4. DIAGNOSIS KOMUNITAS ............................................................ 13
4.1 Definisi ....................................................................................................... 13
4.2. Tujuan ....................................................................................................... 13
4.3. Alasan Pemilihan Diagnosis ..................................................................... 13
4.3. Hipertensi .................................................................................................. 14
BAB 5. RENCANA INTERVENSI............................................................... 16
5.1 Jangka Pendek ............................................................................................ 16
5.2. Jangka Menengah ...................................................................................... 16
5.3. Jangka Panjang .......................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17
LAMPIRAN .................................................................................................... 19
3

DAFTAR TABEL

2.1 Daftar Masalah Posyandu Tetesan Kasih ................................................... 10

2.1 Contoh Tabel Skoring yang Digunakan ..................................................... 12


4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Denah posyandu Lansia Tetesan Kasih .............................................. 8

Dokumentasi .................................................................................................... 19
5

BAB I
LATAR BELAKANG

1. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS ALAK SECARA GEOGRAFIS

1.1 Situasi Keadaan Umum puskesmas alak


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Alak terletak di jalan Sangkar
Mas No.1A Kota Kupang. Kecamatan Alak masuk dalam wilayah Kota Kupang.
Puskesmas Alak menempati lokasi di Kelurahan Nunbaun Sabu, Kecamatan Alak,
Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Puskesmas Alak memiliki 9 Puskesmas
Pembantu (Pustu), yaitu Pustu Alak/Tenau yang terbagi menjadi Pustu Tenau 1
dan Pustu Tenau 2, Pustu Penkase, Pustu Namosain, Pustu Nunbaun Delha, Pustu
Nunhila, Pustu Fatufeto, Pustu Mantasi dan Pustu Manutapen. Wilayah kerja
Puskesmas Alak pada saat ini terdiri dari 6 kelurahan yaitu kelurahan Alak,
Nunhila, Nunbaun Delha, Nunbaun Sabu, Namosain dan Penkase-Oeleta.
Kelurahan dengan wilayah terluas adalah kelurahan Alak dan kelurahan dengan
wilayah terkecil adalah kelurahan Nunhila.

1.2.Batas Wilayah
Kecamatan Alak merupakan salah satu kecamatan di wilayah Kota Kupang
Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Secara geonologis :
Sebelah Utara :berbatasan dengan Teluk Kupang
1. Sebelah Selatan:berbatasan dengan Kecamatan Kupang Barat/ Kecamatan
Maulafa
2. Sebelah Timur :berbatasan dengan Kecamatan Kelapa Lima/ Kecamatan
Oebobo
3. Sebelah Barat :berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Kecamatan Kupang
Barat

Kecamatan Alak merupakan daerah dengan iklim tropis, suhu udara max
350C. Daerah selatan berada di ketinggian 100 – 250 meter di atas permukaan laut
dan daerah utara berada di ketinggian 0 – 50 meter di atas permukaan laut.Secara
6

topografi permukaan tanah di Kecamatan Alak terdiri dari batu-batuan karang dan
tidak rata, dengan tanah berwarna merah dan putih.

1.3. Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Alak pada tahun 2015 berdasarkan data


Proyeksi Penduduk Akhir Tahun 2015 sebanyak 59.948 jiwa, yang terdiri dari
31.108 laki-laki dan 28.840 perempuan.
Kelurahan dengan jumlah penduduk terbanyak adalah kelurahan Namosain
sedangkan kelurahan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah kelurahan
Mantasi. Dengan luas wilayah 86,91 km2, maka kepadatan penduduk Kecamatan
Alak rata-rata 690 jiwa per km2. Kelurahan dengan kepadatan paling tinggi
adalah kelurahan Fatufeto (13.022jiwa per km2) sedangkan kelurahan dengan
kepadatan paling rendah adalah kelurahan Naioni (64 jiwa per km2).

1.4 Jenis Pelayanan Di Puskesmas Alak


1. UKM Esensial
Pelayanan KIA & KB, Gizi, Kesehatan Lingkungan, P2M, Promkes
2. UKM Pengembangan
Pelayanan UKS/UKGS, Kesehatan Olah raga, Kesehatan mata dan jiwa,
Kesehatan Lansia, kesehatan kerja, kesehatan remaja, kesehatan PTM
3. Upaya Kesehatan Perorangan
Rawat jalan ( Poli Umum, MTBS, Poli Gigi dan Mulut, Poli KIA/KB, Poli
Gizi dan laktasi), Kefarmasian, Laboratorium, rawat inap Poned, Kesehatan
Haji, Program Perkesmas
4. Program Pelayanan Inovasi Iva, IMS, PKPR, SDIDTK
7

1.5. Sarana dan Prasarana


1. Gedung Puskesmas yang terdiri dari:
a. Ruang Kepala Puskesmas : 1 Ruang
b. Ruang TU : 1 Ruang
c. Ruang Poli dewasa : 1 Ruang
d. Ruang Aula : 1 Ruang
e. Ruang Imunisasi : 1 Ruang
f. Ruang Loket : 1 Ruang
g. Ruang Apotik : 1 Ruang
h. Ruang Poli MTBS : 1 Ruang
i. Ruang Poli Gigi : 1 Ruang
j. Ruang KIA/KB : 1 Ruang
k. Ruang Gizi : 1 Ruang
l. Ruang Gudang Obat : 1 Ruang
m. Ruang TB : 1 Ruang
n. Ruang Kesling : 1 Ruang
o. Ruang Promkes : 1 Ruang
p. Ruang Laboratorium : 1 Ruang
q. Poned : 1 Ruang
r. Ruang Poli Remaja : 1 Ruang
8

BAB II
GAMBARAN POSYANDU

2.1 Denah Lokasi Posyandu

Gambar 2.1 Denah posyandu Lansia Tetesan Kasih


9

2.2 Gambaran Posyandu Lansia Tetesan Kasih

No Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan


1. Ny. AN Perempuan 50 tahun SMP
2. Tn.YK Laki-laki 48 Tahun SMA
3. Ny MM Perempuan 53 tahun SMA
4. Tn.BJR Laki-laki 45 Tahun SMA
5. Tn.AK Laki-laki 56 Tahun SMP
6 Ny.IW Perempuan 60 tahun SD
7. Ny.HJR Perempuan 47 tahun SD
8. Tn.PL Laki-laki 50 tahun SMP
9. Tn. GW Laki-laki 65 tahun SMP
10. Ny.MW Perempuan 44 tahun Tidak sekolah
11. Ny.PL Perempuan 45 tahun SD
12 Ny.CH Perempuan 57 tahun SMP
13. Ny.EN Perempuan 51 tahun SMA
14. Ny. BM Perempuan 60 tahun SMA
15. Ny.K Perempuan 61 tahun SI
16. Ny.OT Perempuan 62 tahun Tidak sekolah
17. Ny.VM Perempuan 54 tahun SD
18. Ny.YN Perempuan 44 tahun SD
19. Ny.S Perempuan 53 tahun SMA
20. Ny.VR Perempuan 63 tahun SMA
21. Tn.AT Laki-laki 56 tahun SMA
22. Tn.Y Laki-laki 52 tahun SI
23 Tn.RN Laki-laki 48 tahun SI
24. Tn.AP Laki-laki 50 tahun SMP
25 Tn.LM Laki-laki 55 tahun SMP
26 Tn.YT Laki-laki 53 tahun SMA
27 Tn. UI Laki-laki 63 tahun SMA
28 Tn. RY Laki-laki 67 tahun SD
29 Tn. AM Laki-laki 50 tahun SD
10

Keterangan :

Jumlah lansia di posyando tetesan kasih berjumlah 33 orang tetapi yang mengikutti
posyandu pada hari Selasa, 06 November 2019

Tabel 2.1 Daftar Masalah Posyandu Tetesan kasih


No Faktor Internal Permasalahan
1. Kebiasaan Merokok Responden posyandu lansia tetesan
kasih tidak memiliki kebiasaan
merokok sejak masuk dalam usia
lanjut tetapi rata-rata saat muda
merupakan perokok aktif
2. Olahraga Tidak ada yang memiliki
kebiasaan berolahraga. Bahkan
hampir tidak pernah melakukan
olahraga.
3 Pola Makan Posyandu lansia tetesan kasih
setiap Responden mengatakan
lebih sering memasak sendiri
dengan komposisi makanan nasi,
tahu,tempe, ikan/daging/telur dan
jarang disertai sayur dan buah-
buahan dan paling sering
mengkonsusmi garam dalam porsi
yang banya untuk menunjang
aktivitas sehari-har biasa
menghabiskan 2-3 cangkir
kopi/hari. dan tidak jarang
mengonsumsi ikan asin sebagai
lauk utama.
4 Pengetahuan Konsumsi Obat Kebanyakan pasien lansia
menganggap mengkonsumsi obat
setiap hari dapat merusak ginjal
sehingga paradigma ini menjadi
suatu ketakutan tersendiri pada
masyarakat sehingga banyak yang
tidak rutin minum obat dan dapat
menyebabkan pasien jarang datang
kontrol ke puskesmas
11

BAB III

METODE

3.1 Penentuan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam kegiatan ini digunakan teknik wawancara, dengan metode


skoring model penentuan prioritas masalah dengan pendekatan sistem
(kriteria matriks USG) sebagai instrumen untuk mengumpulkan data.

Sampel adalah anggota posyandu lansia Tetesan Kasih yang hadir pada
saat posyandu dilakukan pada hari Rabu tanggal 06 November total
anggota dari posyandu ini berjumlah 34 dan anggota yang hadir sebanyak
29 orang. Sehingga dalam hal ini yang menjadi sampel adalah 29 orang
dari 33 orang yang menjadi anggota posyandu.

3.2 Sumber Data


a. Data primer
Data yang langsung didapatkan dari hasil wawancara dan skoring
semua anggota posyandu yang hadir pada saat kegiatan posyandu
berlangsung.
b. Data sekunder
Data dalam bentuk laporan yang didapat dari data yang sudah ada di
Puskesmas Alak.

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan


untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui, wawancara, sistem skoring,
pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya.
Berdasarkan uraian–uraian tersebut, maka dipilih instrumen
pengumpulan data berupa wawancara terpimpin dengan menggunakan
sistem skoring. Dipilihnya metode ini dikarenakan cara ini dapat
memberikan masalah yang dialami dan jujur karena berasal dari sumber
data (responden) secara langsung, diharapkan dapat lebih mendengar
12

tujuan-tujuan, perasaan, pendapat dari responden secara langsung sehingga


secara tercipta hubungan yang baik antara pewawancara dan responden,
serta cukup efisien dalam penggunaan waktu untuk mengumpulkan data.

3.3 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan di Posyandu tetesan Kasih yang
mencakupi wilayah kerja pada RT 01/RW 03 Kelurahan Nun Baun Sabu
yang mencakup RT 9,10,14,15
Wawancara dengan sistem skoring dilakukan terhadap 29 orang yang
hadir pada saat Posyandu dilaksanakan. Adapun kegiatan pengumpulan
data yang dilakukan adalah sebagai berikut respponden yang hadir
awalnya mengikuti kegiatan posyandu seperti biasa dimana mereka
mendaftarkan nama dikader lelu melakukan timbang berat badan
dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah oleh petugas puskesmas
lalu mereka berpindah kemeja kami untuk di wawancara, diberi penjelasan
mengenai tabel skoring dan meminta responden tersebut mengisi tabel
skoring tersebut tanpa intervensi.

3.4 Pengolahan dan Analisa Data


Data menggunakan tabel skoring terdiri dari tiga jenis penyakit
tersering pada lansia dari data puskesmas Alak yakni Hipertensi, Asam
Urat dan Diabetes Militus Tipe II dan yang mendapat skor tertinggi
menjadi prioritas dalam menentukan diagnosis
Tabel 3.1 Contoh Tabel Skoring yang Digunakan
Penyakit Hipertensi Asam urat Diabetes militus
Kriteria
U (Tingkta Urgensi) 5 3 5
S (Tingkat Keseriusan) 5 3 4
G(Tingkat 3 3 3
Perkembangan)
Total 13 9 14
Keterangan : Tabel Metode USG diatas merupakan salah satu contoh Respoden yang
mengisi tabel
13

BAB IV

DIAGNOSIS KOMUNITAS

4.1 Definisi
Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu
masalah dengan cara pengumpulan data dimasyarakat lapangan. Menurut definisi WHO
diagnosis komunitas adalah penjelasan secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kondisi
kesehatan di komunitas serta faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatannya.
Diagnosis komunitas ini mengidentifikasi masalah kemudian mengarahkan suatu
intervensi perbaikan sehingga menghasilkan suatu rencana kerja yang kongkrit.
Keterampilan melakukan diagnosis komunitas merupakan keterampilan yang harus
dikuasai oleh dokter untuk menerapkan pelayanan kedokteran secara holistic dan
komprehensif dengan pendekatan keluarga dan okupasi terhadap pasien.

4.2 Tujuan
Dokter mampu melakukan Diagnosis Komunitas sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan di Indonesia:
- Mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat
- Mengembangkan instrument untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
- Menganalisis permasalahan kesehatan dan mengajukan solusi pemecahannya
- Menjelaskan struktur organisasi fasilitas kesehatan tingkat primer
- Membuat usulan pemecahan terhadap masalah kesehatan
- Berkomunikasi secara baik dengan masyarakat
- Membuat usulan pemecahan terhadap masalah kesehatan

4.3 Alasan Pemilihan Diagnosis


Dari sekian masalah yang ada pada posyandu tersebut, kami melihat dan
memutuskan untuk mengangkat permasalahan Hipertensi. Pemilihan area
masalah kesehatan ini didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu :

1. Dari data “pemantauan status kesehatan pada penderita hipertensi ditingkat


kecamatan atau puskesmas dan tingginya angka penderita hipertensi terutama
pada posyandu lansia Tetesan Kasih
14

2. Dari survei yang dilakukan dengan cara wawancara terpimpin dan sistem
skoring terhadap responden di posyandu Tetesan Kasih dengan melihat pengertian
setiap anggota di posyandu lansia tetesan kasih terhadap tiga penyakit yang
dianggap paling sering terjadi pada usia lanjut.
3. Dari survei yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap posyandu lansia
tetesan kasih didapatkan informasi mengenai ketidak pedulian penderita
hipertensi terhadap pola makannya.
4. Kurangnya sosialisasi mengenai pola makan yang dapat menyebabkan
seseorang menderita hipertensi.

4.4 HIPERTENSI

 Defenisi
Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia, hipertensi ditandai adalah
pembacaan tekanan darah yang melebihi nilai lebih dari 140 (tekanan
darah tinggi) dan 90 (tekanan darah rendah) mmHg dengan
pengukuran berulang saat orang tersebut sedang dalam kondisi istirahat.
 Faktor Risiko
Faktor risikonya adalah:
Usia: risiko meningkat seiring dengan pertambahan usia
Riwayat Kesehatan Keluarga: orang cenderung lebih mudah untuk
menderita hipertensi jika ada anggota keluarganya yang pernah menderita
penyakit yang sama sebelumnya
Berat: kelebihan berat badan atau obesitas
Pola Makan: terlalu banyak garam (natrium) dalam makanan untuk
jangka waktu yang lama
Gaya hidup: merokok, minum, stres, dan kurang olahraga
 Pencegahan
Pencegahan hipertensi dimulai dengan kebiasaan hidup yang baik:
Garam umumnya terbuat dari bahan natrium, dan kandungan natrium
yang tinggi dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Waspadalah
terhadap asupan garam dalam makanan Anda sehari-hari, misalnya
15

dengan mengurangi konsumsi makanan yang diasapi atau diawetkan


dengan kandungan garam yang tinggi. Tanaman herbal, rempah atau
jus lemon bisa digunakan untuk menggantikan garam atau MSG
(senyawa untuk meningkatkan citarasa makanan) dalam memasak.
-Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
-Berhenti merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol.
-Pengendalian berat badan.
-Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan memengaruhi
fleksibilitas
16

BAB V
RENCANA INTERVENSI

5.1. Jangka pendek


a. Pembagian leaflet/selebaran tentang penyakit hipertensi dan pola makan
yang sehat bagi penderita hipertensi dan tentang kepatuhan minum obat.
b. Melakukan presentasi dengan media power point tentang pola makan yang
sehat bagi penderita hipertensi dan tentang kepatuhan minum obat.

5.2. Jangka menegah


a. Memberikan informasi terbaru terhadap tenaga kesehatan dan kader desa
setempat tentang pentingnya pola makan sehat untuk penderita hipertensi dan
tentang terapi atau panduan penatalaksaan terbaru untuk penyakit hipertensi.
b. Memanfaatkan tenaga mahasiswa bidang kesehatan yang sedang dalam masa
kuliah kerja nyata agar dapat melanjutakan ataupun memberikan penyuluhaan
yang dapat menyegarkan kembali pengetahuan tentang hipertensi sehingga pasien
akan selalu diingatkan mengenai masalah hipertensi.
c. Meningkatkan kesadaran para tokoh masyarakat dengan cara penyuluhan
agar dapat mengubah paradigma masyarakat bahwa pola makan dan terutama
tentang pengobatan hipertensi untuk hipertensi kayang sehat dapat memperbaiki
kualitas hidup bagi parapenderita hipertensi.

5.3. Jangka panjang


a. Memberikan penyuluhan secara berkala tentang pentingnya pola makan
dan juga pengetahuan tentang terapi hipertensisehat pada penderita hipertensi.
b. Bekerja sama dengan pihak puskesmas dan kader setempat untuk
mengevaluasi penyebaran pengetahuan dan angka kejadian penyakit hipertensi).
c. Memotivasi penduduk sekitar yang menderita hipertensi untuk kontrol secara
teratur ke puskesmas setempat
17

DAFTAR PUSTAKA

1. Panduan Keterampilan Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan Primer. PB-IDI, 2016
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama. Lampiran-II
3. WHO.(2016).Hypertension Fact Sheet.
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiE8ZeewtPXAhXHP48KHVNSA0wQ
FggvMAE&url=http%3A%2F%2Fwww.searo.who.int%2Fentity%2Fnon
ommunicable_diseases%2Fmedia%2Fnon_communicable_diseases_hyper
tension_fs.pdf&usg=AOvVaw1-cYY2v_w7559qGa_X1_Hj
4. Agustina S., dkk. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Hipertensi Pada Lansia di Atas Umur 65 Tahun. Jurnal Kesehatan
Komunitas. Vol. 2, No. 4, Mei 2014
5. Akca, A. S. D., et al. (2014). Relationship of Cognitive Functions with
Daily Living Activities, Depression, Anxiety and Clinical Variables in
Hospitalized Elderly Patients. (Archives of Neuropsychiatry 2014; 51:
267-274
6. Alikin, A., dkk. (2014). Pengaruh Back Massage dengan Aromaterapi
Lavender terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi
Di Desa Kedungasri Kecamatan Ringinarum. Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan.
7. Amir. (2007). Aktivitas Fisik pada Lanjut Usia. Yogyakarta: UNY
Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika Aspiani R. Y. (2015).
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskular:
Aplikasi NIC & NOC. Jakarta: EGC
18

8. Aspuah, S. (2013). Kumpulan Kuesioner dan Instrumen Penelitian


Kesehatan. Yogyakarta: Nuha MedikaAzwar, A., dan Prihartono, J.
(2014). Metode Penelitian. Tangerang Selatan: Binarupa Aksara
9. Bacon, S. L., e t al. (2014). The Impact of Mood and Anxiety Disorders on
Incident Hypertension at One Year. International Journal of Hypertension
10. Wahyuni, dan Eksanoto, D. (2013). Hubungan Tingkat Pendidikan dan
Jenis Kelamin dengan Kejadian Hipertensi Di Kelurahan Jagalan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pucangsawit Surakarta. Jurnal Ilmu
Keperawatan Indonesia. Vol. 1, No.1
19

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

Gambar 1 Sedang wawancara pasien

Gambar 2 Sedang menjelaskan tentang pengisian USG

Anda mungkin juga menyukai