Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN

KESEHATAN KERJA DAN KERJA DALAM KEPERAWATAN

“PENERAPAN PRINSIP ERGONOMI”

DOSEN PEMBIMBING

ROMIKO, S.Kep.,Ns, MNS

DISUSUN OLEH

KELOMPOK GENAP

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2021 / 2022

1
NAMA NAMA ANGGOTA KELOMPOK GENAP

1. ADELIA (21120002) 15. PATRI TINDAVAN DARNIS (21120032)


2. AFEBTERI HAWARSA.R (21120004) 16. PUTRI ANGGRAENI (21120034)
3. AGUSTIN LIDYA PUTRI (21120006) 17. RANTI AYU KARTIKA (21120036)
4. AHMAD ROBBY MASDUKI (21120008) 18. RARA ARTA ANJELINA P. (21120038)
5. CINDY PRICILIA (21120010) 19. RISMA WATI (21120040)
6. DEVI APRILIA PRAMESTI (21120012) 20. SALSABILA RAMADHANI (21120042)
7. DIAH AGUSTINA (21120014) 21. SELLA ROSIDA (21120044)
8. FADILA ANGREINI (21120016) 22. SEPHIA KURNIANTI (21120046)
9. GALLIN JEAPREL FEGILDA (21120020) 23. SEPTI WULANDARI (21120048)
10. IDA SEPTRIANA (21120022) 24. THARISYAH ARZETI (21120050)
11. JULIAN DWI SAPUTRA (21120024) 25. TIARA MELANI MAULIDDIA (21120052)
12. LIA FITRIANA (21120026) 26. WARSIAH (21120054)
13. NABILA AZZAHRA (21120028) 27. YUDHA OXI RANDA (21120056)
14. NADILA DEA AMANDA (21120030) 28. ZAHIROH (21120058)

2
KATA PENGANTAR

Assallammuallaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok dalam membuat makalah yang berjudul “Penerapan Prinsip Ergonomi”
Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi kelompok kami. Makalah ini dibuat dengan
mencari sumber di internet.
Kami menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu dengan adanya bantuan dari semua pihak yang terkait. Dalam penyusunan
makalah ini kami sudah berusaha menyajikan semaksimal mungkin, namun kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, maka kami mengharapkan
masukan ataupun saran dari Dosen pembimbing serta teman-teman lainnya dalam
menyempurnakan penulisan makalah kami agar dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Palembang ,27 September2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 3


DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... 4
BAB I .................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 5
1. 1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 5
1. 2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
1. 3 Tujuan .................................................................................................................................. 5
BAB II ................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 6
2. 1 Penerapan Prinsip Ergonomi ................................................................................................. 6
2. 1. 1 Definisi Ergonomi dan Penerapan Prinsip Ergonomi ....................................................... 6
2. 1. 2 Tujuan Penerapan Prinsip Ergonomi................................................................................ 7
2. 1. 3 Definisi Ruang Lingkup Ergonomi .................................................................................. 7
BAB III ............................................................................................................................................. 12
PENUTUP ......................................................................................................................................... 12
2. 1 Simpulan ............................................................................................................................ 12
1. 2 Saran................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 13

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya ergonomi belum diterapkan secara merata pada sektor kegiatan
ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsur hygiene
perusahaandan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini kegiatan-kegiatan
baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada pihak yang bersangkutan,
sedangkan penerapannya baru pada tingkat perintisan. Fungsi pembinaan ergonomi
secara teknis merupakan tugas pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan
Kerja memiliki fungsi pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan
pengembangan penerapannya. Namun begitu, sampai saat ini pengembangan
kegiatan-kegiatannya barudiselenggarakan dan masih menunggu kesiapan
masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya.

Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal
yang diinginkan oleh semua pekerja. Di era globalisasi menuntut pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamaan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk di sektor
kesehatan. Untuk itu perlu kita mengembangkan dan mingkatkan K3 di sektor
kesehatan dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan
penyakityang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan
efisiensi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Ergonomi dan Penerapan Prinsip Ergonomi?
2. Apakah tujuan Penerapan Prinsip Ergonomi?
3. Apa saja ruang lingkup yang harus dilakukan sesuai persyaratan ergonomi di
fasyankes?
1.3 Tujuan
1. Mendeskripsikan definisi dari Ergonomi dan Penerapan Prinsip Ergonomi
2. Mendeskripsikan tujuan Penerapan Prinsip Ergonomi
3. Mendeskripsikan ruang lingkup ergonomi

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penerapan Prinsip Ergonomi

2. 1. 1 Definisi Ergonomi dan Penerapan Prinsip Ergonomi


Ergonomi yaitu ilmu yang penerapanya berusaha untuk menyerasikan
pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya
produktivitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan faktor
manusia seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1989). Ergonomi adalah komponen
kegiatan dalam ruang lingkup hiperkes yang antara lain meliputi penyerasian
pekerjaan terhadap tenaga kerja secara timbal balik untuk efisiensi dan kenyamanan
kerja.
Ergonomi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos. Ergon
memiliki arti kerja dan Nomos memiliki arti hukum jadi pengertian Ergonomik itu
sendiri secara garis besar adalah “Studi tentang manusia untuk menciptakan system
kerja yang lebih sehat, aman dan nyaman” (Arif, 2009).
Pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan
kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam
usahauntuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan
dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia yang
terlibatdengan pekerjaan tersebut.
Konsep ergonomi serta keselamatan kesehatan kerja merupakan konsep
pentinguntuk diterapkan dalam suatu industri, khususnya dalam perancangan stasiun
kerjanya. Kecenderungan yang ada saat ini adalah, pada industri skala kecil
menengah. Konsep tersebut kurang begitu diperhatikan, sehingga dapat menimbulkan
resiko kerja baik dari segi bahaya kondisi lingkungan fisik, sikap dan cara kerja
(Laksmiwaty, 2009).
Penerapan prinsip ergonomi merupakan upaya penyesuaian pekerjaan dengan
manusia, serta bagaimana merancang tugas, pekerjaan, peralatan kerja, informasi,
serta fasilitas di lingkungan kerja.

6
2. 1. 2 Tujuan Penerapan Prinsip Ergonomi

Tujuan penerapan ergonomi adalah untuk peningkatan kualitas kehidupan


yanglebih baik. Dengan penerapan ergonomi ini, maka akan tercipta lingkungan
kerja aman,sehat dan nyaman sehingga kerja menjadi lebih produktif dan efisien
serta adanya jaminan kualitas kerja (Tim Ergoinstitute, 2008).

Tujuan penerapan ergonomi adalah agar SDM Fasyankes dapat bekerja secara
aman, nyaman, sehat, efektif, efisien dan produktif. SDM Fasyankes berpotensi
mengalami cedera dari bahaya ergonomi pada saat penanganan (handling),
mengangkat, mendorong, dan memindahkan atau merubah posisi, duduk tidak
ergonomis, posisi berdiri lama, posisi statis, gerakan berulang dan posisi yang tidak
ergonomi. Risiko ergonomi di Fasyankes terkait erat dengan reposisi pasien dari
tempat tidur ke tempat tidur lain, dari kursi ke tempat tidur, dari lantai ke tempat
tidur, transportasi pasien, termasuk membersihkan dan memandikan pasien,
pemberian asuhan pelayanan dan tindakan medis seperti tindakan operasi, pelayanan
kesehatan gigi, pelayanan kebidanan dan lain lain.

2. 1. 3 Definisi Ruang Lingkup Ergonomi


Ruang lingkup yang harus dilaksanakan sesuai persyaratan ergonomi di
Fasyankes meliputi:

A. Penanganan Beban Manual (Manual Handling)


Standar berat objek yang boleh diangkat secara manual tergantung dari letak
obyek berada, dengan rincian sebagai berikut:
Penanganan beban manual di Fasyakes sebagian besar terkait dengan kegiatan
memindahkan pasien (mengangkat, mendorong dan memindahkan), contoh kegiatan
memindahkan pasien di tempat tidur sesuai dengan prosedur sebagai berikut:

1) Sesuaikan tinggi tempat tidur dengan pinggang


2) Pastikan tempat tidur/brankar terkunci
3) Badan tidak melintir sebagian dalam menolong, putar badan secara keseluruhan
4) Tekuk kaki untuk penyesuaian bukan membungkukkan punggung (tulang
punggung posisi netral)

5) Ukur kemampuan untuk menolong, upayakan ada penolong atau bantuan.

7
B. Postur Kerja
Postur kerja dalam memberikan asuhan pelayanan di Fasyankes merupakan
salah satu faktor risiko ergonomi yang menyebabkan gangguan kesehatan jika tidak
melakukan proses kerja yang ergonomi. Postur kerja dalam keadaan duduk harus
memperhatikan beberapa hal berikut agar dapat bekerja dengan nyaman:
1) Pada saat duduk, posisikan siku sama tinggi dengan meja kerja, lengan bawah
horizontal dan lengan atas menggantung bebas.

2) Atur tinggi kursi sehingga kaki Anda bisa diletakkan di atas lantai dengan posisi
datar. Jika diperlukan gunakan footrest terutama bagi SDM yang bertubuh
mungil.

3) Sesuaikan sandaran kursi sehingga punggung bawah Anda ditopang dengan baik.
4) Atur meja kerja supaya mendapatkan pencahayaan yang sesuai. Hal ini untuk
menghindari silau, pantulan cahaya dan kurangnya pencahayaan dengan Nilai
Ambang Batas peruntukan pekerjaan yang dilakukan.
5) Pastikan ada ruang yang cukup di bawah meja untuk pergerakan kaki.
6) Hindari tekanan berlebihan dari ujung tempat duduk pada bagian belakang kaki
dan lutut.

7) Letakkan semua dokumen dan alat yang diperlukan dalam jangkauan Anda.

Penyangga dokumen (document holder), alat dan bahan dapat digunakan


untuk menghindari pergerakan mata dan leher yang janggal. Postur kerja dalam
keadaan posisi duduk tersebut selengkapnya dapat mengacu kepada peraturan
perundang – undangan yang mengatur mengenai standar keselamatan dan kesehatan
kerja perkantoran. Postur kerja dalam keadaan berdiri harus memperhatikan
beberapa hal berikut:

1) Postur berdiri yang baik adalah posisi tegak garis lurus pada sisi tubuh mulai dari
telinga bahu pinggul dan mata kaki.
2) Posisi berdiri sebiknya berat badan bertumpu secara seimbang dua kaki

3) Postur berdiri sebaiknya tidak dilakukan dalam jangka waktu yang lama (+<1
jam atau <4 jam sehari) untuk menghindari kerja otot yang statik, jika prostur
kerja dilakukan berdiri sebaiknya sedinamis mungkin.

8
4) Jaga punggung dalam posisi netral.
5) Jika pekerjaan berdiri dilakukan dalam jangka waktu lama, maka perlu ada foot
step (pijakan kaki) untuk mengistirahatkan salah satu kaki secara bergantian.
6) Perlu disediakan tempat duduk untuk istirahat sejenak
Berdasarkan uraian tersebut di atas, secara khusus contoh postur kerja yang
ergonomi bagi bidan atau tenaga kesehatan penolong persalinan yaitu:

1) Posisi penolong berdiri dengan fisiologi


2) Kaki rata dengan lantai
3) Gunakan sepatu tahan slip
4) Atur posisi berdiri dekat dengan proses kelahiran

5) Jika harus menunduk harus kurang 20o dan dengan kaki menekuk dari pinggan
sampai lutut bukan punggung.
6) Pada proses mengeluarkan bayi atau jahit/hetching menggunakan bangku untuk
footstep

7) Guna bangku khusus/tangga untuk menggapai benda dan alat kerja yang lebih
tinggi.
8) Minta bantuan asisten jika berat bayi atau benda diangkat melebihi standar

9) Lakukan olahraga seperti senam, berenang, joging secara teratur untuk


meningkatkan dan mempertahankan kekuatan fisik.

C.Cara Kerja Dengan Gerakan Berulang

Gerakan berulang yaitu:


1) Pekerjaan manual handling dilakukan jika >12x per menit dengan beban < 5 kg,
contoh: petugas kebersihan.
2) Pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan pergelangan tangan dan jari
>20x permenit, contoh: petugas administrasi, petugas farmasi, dokter gigi,
perawat.
Untuk mengurangi gerakan berulang merancang kembali cara dan prosedur
kerja yang lebih efektif, meningkatkan waktu jeda antara aktifitas pengulangan atau
mengganti dengan pekerjaan yang lain.

9
D.Shift Kerja
Shift kerja harus memperhatikan durasi kerja yang sesuai dengan peraturan
yaitu 40 jam per minggu, sehingga shift kerja yang disarankan sebaiknya yang 3
shift dengan masing-masing shift 8 jam kerja selama 5 hari kerja per minggu atau
sesuai peraturan yang ada.

E. Durasi Kerja
Durasi kerja untuk setiap karyawan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan antara lain:
1) 7 (tujuh) jam 1 (hari) dan 40 (empat puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 6 (enam)
hari kerja dalam 1 (satu) minggu atau 8 (delapan) jam 1 (hari) dan 40 (empat
puluh) jam 1 (satu) minggu untuk 5 (lima) hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
2) Jika terdapat kerja lembur harus mendapat persetujuan sumber daya manusia
yang bersangkutan dengan ketentuan waktu kerja lembur paling banyak 3 (tiga)
jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu)
minggu.Aktivitas rutin setiap 2 jam kerja sebaiknya diselingiperegangan.

F. Tata Letak Ruang Kerja


Setiap ruang kerja harus dibuat dan diatur sedemikian rupa, sehingga tiap
sumber daya manusia yang bekerja dalam ruangan itu mendapat ruang udara yang
minimal 10 m3 dan sebaiknya 15m3. Tata letak ruang kerja di Fasyankes harus
memperhatikan house keeping yang baik, diantaranya:

1) Pelaksanaan Pemeliharaan dan Perawatan Ruang Kerja Lantai bebas dari bahan
licin, cekungan, miring, dan berlubang yang menyebabkan kecelakan dan cidera
pada SDM Fasyankes.

2) Desain Alat dan Tempat Kerja


a) Penyusunan dan penempatan lemari peralatan dan material kerja tidak
mengganggu aktifitas lalu lalang pergerakan SDM Fasyankes.

b) Penyusunan dan pengisian lemari peralatan dan material kerja yang berat
berada di bagian bawah.

10
c) Dalam pengelolaan benda tajam, sedapat mungkin bebas dari benda tajam,
serta siku-siku lemari peralatan dan material kerja maupun benda lainnya
yang menyebabkan SDM Fasyankes cidera.
3) Pengelolaan Listrik dan Sumber Api

4) Dalam pengelolaan listrik dan sumber api, terbebas dari penyebab elektrikal
syok. Prosedur kerja yang aman diruang kerja Fasyankes harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:

a) Dilarang berlari di ruang kerja.


b) Semua yang berjalan di lorong ruang kerja dan di tangga diatur berada sebelah
kiri.

c) Sumber daya manusia yang membawa tumpukan barang yang cukup tinggi
atau berat harus menggunakan troli dan tidak boleh naik melalui tangga tapi
menggunakan lift barang bila tersedia.

d) Tangga tidak boleh menjadi area untuk menyimpan barang, berkumpul, dan
segala aktivitas yang dapat menghambat lalu lalang.
e) Bahaya jatuh dapat dicegah melalui kerumahtanggaanFasyankes yang baik,
cairan tumpah harus segera dibersihkan dan potongan benda yang terlepas dan
pecahan kaca harus segera diambil.
f) Bahaya tersandung dapat diminimalkan dengan segera mengganti ubin rusak
dan karpet usang.
g) Menggunakan listrik dengan aman.

11
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
Penerapan prinsip ergonomi merupakan upaya penyesuaian pekerjaan dengan
manusia, serta bagaimana merancang tugas, pekerjaan, peralatan kerja, informasi,
serta fasilitas di lingkungan kerja.

3.2 Saran
Semoga pembaca dapat mengerti tentang Penerapan Prinsip Ergonomi,
penulis menyadari banyak terdapat kesalahan. Sehingga kritik dan saran diharapkan
demi kesuksesan dimasa yang akan datang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Malang, D. K. (2018). Permenkes No. 52 tahun 2018. Retrieved September 25, 2021, from
https://dinkes.magetan.go.id/

Sutalaksana. (2010). Pengertian ergonomi. Retrieved September 25, 2021, from


http://sobatbaru.blogspot.com/2010/03/pengertian-ergonomi.html

13

Anda mungkin juga menyukai