Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

ERGONOMI TERAPAN
MODUL 1

ANTROPOMETRI

Oleh kelompok : 7

Andro Meida Guffari (2111010)

Erming D (2111017)

Ferry J Putra (2111022)

TEKNIK INDUSTRI AGRO

(TIA-2A)

LEB. PERANCANGAM SISITEM KERJA DAN ERGONOMI


KEMENTRIAN PERINDISTRIAN RI
POLITEKNIK ATI PADANG
PADANG
2022
DAFTAR ISI
COVER LAPORAN.................................................................................................
LEMBARAN ASISTENSI.......................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Tujuan Praktikum.................................................................................................
BAB II. LANDASAN TEORI ................................................................................
2.1 Ergonomi..............................................................................................................
2.2 Antropometri........................................................................................................
2.3 Pengujian Statistik................................................................................................
BAB III. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.................................
3.1 Rekapitulasi Data Antropometri..........................................................................
3.2 Pengujian Statistikal.............................................................................................
3.2.1 Uji Kenormalan Data.............................................................................
3.2.2 Uji Keseragaman Data...........................................................................
3.2.3 Uji Kecukupan Data..............................................................................
3.3 Perhitungan Nilai Persentil..................................................................................
BAB IV. ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN........................................
4.1 Analisis Data Antropometri.................................................................................
4.2 Analisis Statistikal................................................................................................
4.2.1 Analisis Kenormalan data.....................................................................
4.2.2 Analisis Keseragaman data...................................................................
4.2.3 Analisis Kecukupan data.......................................................................
4.3 Analisis Nilai Persentil.........................................................................................
4.4 Perancangan Produk/Fasilitas Kerja Ergonomis..................................................
4.4.1 Deskripsi Produk/Fasilitas Kerja Ergonomis........................................
4.4.1.Analisis Perancangan Produk/Fasilitas Kerja Ergonomis.....................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN...................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
- Gambar produk (perspektif depan/belakang, kiri/kanan, 3 D)................................
- Form data antropometri kelompok..........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

sebagai seorang mahasiswa yang akan terjun kedunia industry tentunya akan
banyak sekali bekal ilmu yang harus kita persiapkan dan kita pelajari salah satunya
adalah ilmu ergonomi terapan. Pada modul kali ini kita membahas tentang
antropometri dimana pada modul ini kita melakukan pengukuran terhadap berbagai
bentuk dimensi tubuh manusia yang mana pengukuran ini dilakukan dengan bantuan
alat alat yang telah dipersiapkan.

Pada dunia kerja ada banyak hal yang perlu diperhattikan salah satunya adalah
keselamatan kerja contohnya adalah posisi duduk, posisi berdiri dan lain sebagainya,
maka dari itu pada praktikum modul antropometri ini kita dapat mengetahui
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki manusia dari sisi antropometri sehingga kita
dapat menempatkan diri kita sendiri sesuai dengan porsinya.

Untuk merancang fasilitas kerja di industry nantinya kita harus mampu


menentukan ukuran tubuh manusia yang mana ukuran tubuh tersebut dibutuhkan
dalam merancang fasilitas kerja.

Sebagai seorang mahasiswa teknik industry tentunya kita harus mengetahui hal
hal apa saja yang perlu kita ketahui sebagai seorang mahasiswa teknik industry, salah
satunya adalah alat alat dalam pengukuran antropometri, maka dari itu pada
praktikum modul ini kita tidak hanya mengetahui ukuran tubuh manusia saja namun
kita juga dapat mengoperasikan alat – alat pengukuran antropometri yang seharusnya
dapat dioperasikan oleh seorang mahasiswa tekhnik industry terkhusunya pada
industry agro.

Sebelumnya dapat kita ketahui bahwasanya pada mata kuliah ergonomi ini kita
dapat mengetahui dan mempelajari aturan-aturan yang perlu ditaati dalam dunia kerja
untuk terwujudnya kenyamanan dalam bekerja sehingga kita dapat menjalankan
pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan, dan juga untuk meningkatkan
efektifitas kinerja sehingga tercapainya target – target yang harus dicapai dalam
sebuah pekerjaan.

Jadi pada praktikum kali ini banyak sekali pengetahuan yang bisa didapat yang
tentunya sangat berguna untuk kita sebagai seorang mahasiswa teknik industry yang
akan terjun kedunia kerja nantinya, maka dari itu pada praktikum antropometri ini
kita harus fokus dan bersungguh - sungguh dalam menjalankan praktikum ini sebab
akan banyak sekali guna praktikum ini dalam mempersiapkan diri kita untuk kita
sebagai sumber daya manusia industry untuk industry dimasa yang akan datang, dan
juga kefokusan ini juga bermanfaat untuk tercapainya tujuan – tujuan praktikum yang
harus tercapai agar praktikum ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa yang di
harapkan.

1.2 Tujuan Pratikum

A. Tujuan Umum
Mampu mengetahi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki manusia dari sisi
antropometri serta mampu melakukan pengukuran antropometri dengan berbagai
parameter serta dapat menggunakannya untuk mengoptimalkan sistem kerja.

A. Tujuan Khusus
 Mampu mengukur data antropometri secara statis dan dinamis.
 Mampu menentukan ukuran tubuh yang dibutuhkan dalam merancang
fasilitas kerja.
 Mampu menggunakan data antrpometri dalam perancangan fasilitas
kerja.
 Mengena dan menggunakan alat-alat yang biasa dipakai untuk
pengukuran antropometri.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ergonomi

Ergonomi merupakan istilah yang berasal dari Bahasa Yunani. Ergonomi


terdiri dari dua suku kata, yaitu: „ergon„ yang berarti „kerja„ dan „nomos„ yang
berarti „hukum„ atau „aturan„. Berdasarkankedua arti kata tersebut, maka dapat
disimpulkan bawa ergonomi adalah hukum atau aturan tentang kerja atau yang
berhubungan dengan kerja.Menurut pusat departemen kesehatan kerja Departemen
kesehatan Republik Indonesia, pengertian Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran ilmu tersebut
berkaitan dengan peralatan dan tempat kerja serta lingkungannya. Menurut pusat
kesehatan RI upaya ergonomi antara lain adalah penyesuaian peralatan dan tempat
kerja dengan dimensi tubuh manusia, agar manusia sebagai pelaksanaan tidak
mengalami cepat lelah, dapat mengatur suhu ruangan kerja, pengaturan pencahayaan
sesuai dengan kebutuhan kondisi dan kebutuhan manusia.Dalam dunia kerjaterdapat
Undang-Undang yang mengatur tentang ketenaga kerjaan yaitu Undang-Undang No.
14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek
dan obyek pembangunan. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat
bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan
stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat
kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan
kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. HaryadiB
Sukamdani1),Endang Kusnadi2),Kohar Sulistyadi3).2016)

Ergonomi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang mengkaji


keterbatasan,kelebihan, serta karakteristik manusia, dan memanfaatkan informasi
tersebut dalam merancang produk, mesin, fasilitas, lingkungan dan bahkan sistem
kerja, dengan tujuan utama tercapainya kualitas kerja yang terbaik tanpa
mengabaikan aspek kesehatan, keselamatan, serta kenyamanan manusia sebagai
penggunanya. Hardianto Iridiastadi, dan Yassierli ( 2014 )

Faktor pekerjaan yang berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal dapat


berasal dari pajanan ergonomi berupa postur janggal, gerakan statis dan berulang.
Ergonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Ergonomi merancang suatu sistem di mana letak lokasi kerja,
metode kerja, peralatan, mesin-mesin, dan lingkungan kerja sesuai dengan
keterbatasan fisik dan sifat-sifat pekerja. Prinsip utama dalam ergonomi adalah
menyerasikan pekerjaan dengan pekerja atau “fitting the job to the worker”.
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) merekomendasikan suatu
tindakan ergonomik untuk mengatasi keluhan muskuloskeletal melalui dua cara, yaitu
rekayasa teknik pada desain stasiun dan alat kerja, dan rekayasa manajemen pada
organisasi kerja. Dengan adanya aplikasi ergonomi dalam pekerjaan, diharapkan
angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pekerjaan dapat dikurangi,
produktivitas dan keselamatan kerja meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial pekerja.( fitria (2016)

Dasar dasar Pengetahuan Ergonomi. Sebagaimana kita ketahui bersama,


bahwa kemajuan teknologi telah banyak menyumbangkan berbagai hal positif dalam
pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan
teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan membantu mengurangi
sumber-sumber kecelakaan, insiden, cedera, kelelahan dan stress akibat kerja. Namun
demikian, di sisi lain kemajuan teknologi juga mengakibatkan berbagai dampak yang
merugikan antara lain berupa terjadinya peningkatan pencemaran lingkungan,
kecelakaan kerja dan timbulnya berbagai macam penyakit akibat kerja. Kompleknya
teknologi modern, perubahan bentuk dan pola kerja, organisasi kerja, dan system
produksi juga menempatkan suatu tuntutan yang tinggi pada daya kerja. Untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut maka implementasi Dasar dasar Pengetahuan
Ergonomi, adalah suatu keharusan. Sehingga, setiap pengembangan dan penggunaan
teknologi baru dapat diterima dan menguntungkan semua pihak. Dalam artian dalam
Buku Dasar dasar Pengetahuan Ergonomi, yang berisi pula tentang Keselamatan
Kerja merupakan hal yang penting dalam mencapai suatu Tujuan dalam Bekerja.
Julianus (2017)

2.2 Antropometri

Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung menilai


status gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh seseorang. Dengan demikian,
antropometri merupakan indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah
kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP. Antropometri dipengaruhi
oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Konsumsi makanan dan kesehatan (adanya
infeksi) merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi antropometri (Aritonang,
2013).

Keunggulan antropometri antara lain prosedurnya sederhana, aman, dan dapat


dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.
Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat. Tepat dan akurat karena dapat dibakukan, dapat mendeteksi atau
menggambarkan riwayat gizi di masa lampau, umumnya dapat mengidentifikasi
status gizi sedang, kurang dan buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas.
Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu atau dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang
rawan gizi. Kelemahan antropometri antara lain yaitu tidak sensitif, artinya tidak
dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Faktor di luar gizi (penyakit,
genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan
sensitivitas pengukuran antropometri. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran
dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri.
Kesalahan ini terjadi karena latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat atau
kesulitan pengukuran (Istiany dkk, 2013).
Antropometri adalah bidang yang mengkaji dimensi fisik tubuh manusia yang
bermanfaat untuk merancang suatu produk, peralatan, dan tempat kerja (Iridiastadi,
2014).

Data antropometri sangat penting dalam menentukan alat dan cara


mengopersikannya. Kesesuaian hubungan antara antropometri pekerja dengan alat
yang digunakan sangat berpengaruh pada sikap kerja, tingkat kelelahan, kemampuan
kerja dan produktivitas kerja (Tarwaka, 2015).

Menurut (Iridiastadi & Yassierli, 2017) Anthropometri dapat dibagi menjadi 2


jenis, yaitu :

a. Anthropometri Stastis
Antropometri struktural atau statis ini adalah pengukuran keadaan dan ciri-ciri
fisik manusia dalam posisi diam pada dimensi-dimensi dasar fisik, meliputi
bagian tubuh, lingkar bagian tubuh, massa bagian tubuh dan sebagainya.
b. Anthropometri Dinamis
Antropometri fungsional atau dinamis ini adalah penukuran keadaan dan ciri-
ciri fisik manusia ketika melakukan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi
saat bekerja, berkaitan erat dengan dimensi fungsional, misalnya tinggi duduk,
panjang jangkauan, dan lain-lain.

Menurut Iridiastadi (2014) dalam bukunya bahwa ada beberapa faktor yang
memengaruhi antropometri, berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
antropometri:

a. Usia
Tinggi tubuh manusia terus bertambah mulai dari lahir hingga usia sekitar 20-
25 tahun. Usia saat berhentinya pertumbuhan pada perempuan lebih dini
daripada laki-laki. Berbeda dengan tinggi tubuh, dimensi tubuh yang lain,
seperti berat badan dan lingkar perut mungkin tetap bertambah hingga usia 60
tahun. Pada tahap usia lanjut, dapat terjadi perubahan bentuk tulang seperti
bungkuk pada tulang punggung, terutama pada perempuan.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin menunjukan adanya perbedaan antropometri antara lakilaki dan
perempuan. Di usia dewasa, laki—lakipada umumnya lebih tinggi daripada
perempuan, dengan perbedaan sekitar 10%. Namun perbedaan ini tidak
terlihat saat usia pertumbuhan. Tingkat pertumbuhan maksimum perempuan
terjadi pada usia sekitar 10-12 tahun. Pada usia ini perempuan jauh lebih
tinggi dan berat dibandingkan dengan laki-laki seusianya. Pada laki-laki
tingkat pertumbuhan maksimum terjadi pada usia 13-15 tahun. Selain lebih
tinggi dan lebih berat, pada umunya tubuh laki-laki juga lebih besar
dibandingkan perempuan. Namun pada beberapa dimensi, perbedaan ini tidak
berarti seperti paha dan pinggul. Selain dalam hal ukuran, perbedaan juga
terlihat pada proporsi bagian-bagian tubuh dan postur tubuh.
c. Ras dan Etnis
Ukuran dan prporsi tubuh manusia sangat bergam antar ras dan etnis yang
berbeda. Ukuran tubuh orang di Eropa rata-rata lebih tinggi dibandingkan
dengan ukuran tubuh orang yang berada di Asia. Orang asia biasanya
mempunyai postur yang berbeda dengan Amerika dan Eropa, dengan proporsi
kaki lebih pendek dan punggung lebih panjang.
d. Pekerjaan dan aktivitas
Perbedaan dalam ukuran dan dimensi fisik dapat dengan mudah kita temukan
pada kumpulan orang yang mempunyai aktivitas kerja 12 berbeda. Petani di
desa yang terbiasa melakukan kerja fisik berat memiliki antropometri yang
berbeda dengan orang yang tinggal di kota dengan jenis pekerjaan kantoran
yang duduk di belakang komputer selama berjam jam. Orang yang
berolahraga secara rutin juga mempunyai postur tubuh yang berbeda
dibandingkan dengan orang yang jarang berolahraga.
e. Kondisi Sosio-ekonomi
Faktor kondisi sosio-ekonomi berdampak pada pemberian nutrisi dan gizi
yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan badan. Berbagai
penelitian menunjukan terjadinya peningkatan pada tinggi tubuh rata-rata
manusia antar generasi. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh
meningkatnya kemakmuran dan asupan gizi yang lebih baik dibandingkan
generasi sebelumnya.

2.3 Pengujian Statistik

 Pengujian Normalitas

Untuk menguji kenormalan data antropometri, digunakan bantuan software SPSS


Statistics. Uji statistik yang digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini
adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan
nilai kritisnya., menjelaskan output test of normality, adapun pedoman
pengambilan keputusan, yaitu:

1. Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal


2. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
 Pengujian Keseragaman Data
Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah
diperoleh seragam
atau tidak. Untuk keseragaman data diperoleh dengan melakukan perhitungan
Batas Kontrol
Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) untuk masing-masing dimensi
data antropometri
yang dihitung pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai BKA dan BKB bisa
dihitung dengan rumus
berikut ini:
BKA/ BKB = X + 2σ
 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh telah cukup atau tidak.
 Perhitungan Persentil
Perhitungan persentil yang dilakukan menggunakan persentil 5, persentil 50
dan persentil 95. Persentil 5 dimaksudkan agar ukuran persentil yang kecil
dapat digunakan untuk ukuran orang besar dari data. Perhitungan Persentil 95
dimaksudkan agar ukuran persentil yang besar dapat digunakan untuk ukuran
orang yang kecil dari data. Sedangkan Persentil 50 digunakan untuk sebuah
rancangan yang tidak mensyaratkan kondisi orang besar dan orang kecil,
karena dianggap tidak memiliki masalah jika ukuran yang diambil adalah rata-
rata. Yuri Delano Regent (2021)
BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Rekapitulasi Data Antropometri

Berdasarkan praktikum modul 1 tentang antropometri didapatkan lah data


kelas TIA 2A

Tabel 3.1 Rekapitulasi Data Antropometri


3.2 Pengujian Statistik

Uji kenormalan data bisa dilakukan dengan cara manual (excel) dan (minitab).
Pada pengolahan data kali ini kami melakukan uji kenormalan dengan menggunakan
minitab

3.2.1. Uji Kenormalan Data

Berikut ini grafik dari percobaan uji kenormalan data.

Histogram of C1
Normal

6 Mean 161,8
StDev 9,690
N 25
5

4
Frequency

0
140 150 160 170 180
C1

Gambar 3.2 Grafik Uji kenormalan Data TBT

3.2.2 Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data TBT

Tabel 3.2 Uji keseragaman data TBT

sub X sub
grup 1 2 3 4 5 Total XI grup ∑ (xi-x)2 BKB x bar BKA

1 163 162 145 170 176 816 163.2 542,8 152,64 161,44 170,24
2 161 154 172 167 147 801 160.2 398,8 152,64 161,44 170,24
3 168 164 151 160 140 783 156.6 503,2 152,64 161,44 170,24
4 162 182 172 153 163 832 166.4 485,2 152,64 161,44 170,24
5 167 150 168 150 169 804 160.8 390,8 152,64 161,44 170,24
Total 4.036 804.2 2320,8 763,2 807,2 851,2
X BAR 161,44

Perhitungan Data TBT


1. Total Xi Data TBT
Total = Xi1 + Xi2 + Xi3 + Xi4 + Xi5
Grup 1 ∑Xi = 163 + 162 + 145 + 170 + 176 = 816
Grup 2 ∑Xi = 161 + 154 + 172 + 167 + 147 = 801
Grup 3 ∑Xi = 168 + 164 + 151 + 160 + 140 = 783
Grup 4 ∑Xi = 162 + 182 + 172 + 153 + 163 = 832
Grup 5 ∑Xi = 167 + 150 + 168 + 150 + 129 = 804
∑Xi Total = 4.036

2. Total Xsub grup


total x 1
Xsub grup =
¿
Xsub grup 1 = 816/5 = 163.2
Xsub grup 2 = 801/5 = 160.2
Xsub grup 3 = 783/5 = 156.6
Xsub grup 4 = 832/5 = 166.4
Xsub grup 5 = 804/5 = 160.8
Total Xsub grup = Xsub grup1 + Xsub grup2 + Xsub grup3 + Xsub grup4 +
Xsub grup5 = 807,2
3. Total ∑ (Xi – x )2

∑ (Xi – x)2 1 = (163-163,2)2 + (162-163,2)2 + (145-163,2)2 + (170-163,2)2

+(176-163,2)

= (-o,2)2 + (-1,2)2 + (-18,2)2 + (6.8)2 + (12.8)2

= 0.04 + 1.44 + 331,24 + 46,24 + 163,84

= 542,8
∑ (Xi – x)22 = (161-160,2)2 + (154-160,2)2 + (172-160,2)2 + (167-160,2)2 +

(147-160,2)2

= (0,8)2 + (-6,2)2 + (11,8)2 + (6,8)2 + (-13,2)2

= 0,64 + 38,44 + 139,24 + 46,24 + 174,24

= 398,8

∑ (Xi – x)23 = (168-156,6)2 + (164-156,6)2 + (151-156,6)2 + (160-156,6)2 +

(140-156,6)2

= (11,4)2 + (7,4)2 + (-5,6)2 + (3,4)2 + (-16,6)

= 129,96 + 54,76 + 31,36 + 11,56 + 275,56

= 503,2

∑ (Xi – x)24 = (162-166,4)2 + (182-166,4)2 + (172-166,4)2 + (153-166,4)2 +

= (163-166,4)2

(-4,4)2 + (15,6)2 + (5,6)2 + (-13,4)2 + ( -3,4)2

= 19,36 + 243,36 + 31,36 + 179,56 + 11,56

= 485,2

∑ (Xi – x)25 = (167-160,8)2 + (150-160,8)2 + (168-160,8)2 + (150-160,8)2 +

(169-160,8)2

= (6,2)2 + (-10,8)2 + (7,2)2 + (-10,8)2 + (8,2)2

= 38,44 + 116,64 + 51,84 + 116,64 + 67,24

= 390,8

∑ (Xi – x)2 Total = 2320,8


4. Standar Deviasiσ =
√∑ ( xi− x ) 2
N−1
2320,8
=√ 24 ¿
¿

= 9,83

5. Standar Deviasi Sub grup


σ
σX =
√n
9,83
=
√5
=4,40
6. Batas Kontrol Atas (BKA)
BKA = x + 2 . σX
= 161,44 + 2. 4,40
= 161,44 + 8,8
= 170,24
7. Batas Kontrol Bawah (BKB)
BKB = x - 2 . σX

= 161,44 – 2. 4,40
= 161,44 - 8,8

= 152,64

Ket : N’ = Jumlah Sub grup (25)

N = Jumlah Sub grup (5)

∑ xi
X=
n

807,2
=
5
= 161,44

175

170

165

160 X sub grup


BKB
155 x bar
BKA
150

145

140
1 2 3 4 5

3.2.3 Uji Kecukupan Data TBT

3.2.3.1 Uji Kecukupan Data TBT

Tabel 3.2 Uji Kecukupan Data TBT

xi Total Total
sub grup 1 2 3 4 5 xi Xi2
1 163 162 145 170 176 816 133.714
2 161 154 172 167 147 801 128.719
3 168 164 151 160 140 783 123.121
4 162 182 172 153 163 832 138.930
5 167 150 168 150 169 804 129.674
Total 4.036 654.967

Perhitungan data TBT

∑Xi grup 1 = (163)2+ (162)2 + (145)2 + (170)2 + (176)2

= 26.569 + 26.244 + 21.025 + 28.900 + 30.976


= 133.714

∑Xi grup 2 = (161)2 + (154)2 + (172)2 + (167)2 + (147)2

= 25.921 + 23.716 + 29.584 + 27.889 + 21.609

=128.719

∑Xi grup 3 = (168)2 + (164)2 + (151)2 + (160)2 + (140)2

= 28.224 + 26.896 + 22.801 + 25.600 + 19.600

= 123.121

∑Xi grup 4 = (162)2 + (182)2 + (172)2 + (153)2 + (163)2

= 26.244 + 33.124 + 29.584 + 23.409 + 26.569

= 138.930

∑Xi grup 5 = (167)2 + (150)2 + (168) + (150) + (169)

= 27.889 + 22.500 + 28.224 + 22.500 + 28.561


= 129.674

∑Xi2vTotal = 654.967

Uji Kecukupan Data (N’)

𝑁′ = [ 40√𝑁 ∑ 𝑥𝑖2 − (∑ 𝑥𝑖) 2 ]

40 √ 25. ( 654.967 )−( 4.036)2 2


𝑁′ =[ ]
4.036

40 √ 16.374 .175−16.289 .296 2


=[ ]
4.036

¿ ¿ ]2
= ¿ ]2

= ¿ ]2

= 8.337

N = 8,337

N = 25

Karena N’< N berarti jumlah data dikatakan cukup

3.3 Perhitungan Nilai Persentil

Perhitungan Data TBT

Persentil ke – 1 : = X – 2,325.σ x

= 161,44 – 2,325.4,40

= 151,21

Persentil ke – 5 : = X – 1.45. σx

= 161,44 – 1,45.4,40

= 155,06

Persentil ke – 10: = X – 1,28.σx

= 161,44 – 1,28.4,40

= 155,808

Persentil ke – 50 : = X

= 161,44

Persentil ke – 90 : = X + 1,28. σx

= 161,44 + 1,28.4,40
= 167,072

Persentil ke – 95 : = X + 1,645. σx

= 161,44 + 1,645.4,40

= 168,678

Persentil ke – 99 : = X + 2,325. σx

= 161,44 + 2,325.4,40

= 171,67
BAB IV

ANALISIS DAN TUGAS PERANCANGAN

4.1 Analisis Data Antropometri

Pada pengolahan data antropometri dimensi tubuh manusia kelompok kami


mengolah data TBT (Tinggi Badan Tegak) dengan perolehan data sebagai berikut:
163, 162, 145, 170, 176, 161, 154, 172, 167, 147, 168, 164, 151, 160, 150, 162, 182,
172, 153, 163,167, 150, 168, 150, 169. Dapat dilihat bahwasanya dari semua data
diatas memiliki range yang berbeda disetiap datanya, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah tinggi badan, struktur tulang belakang, posisi
tegak, gen dan lain sebagainya. Dalam pengambilan data tinggi badan tegak ini
dipergunakan untuk merancang produk – produk yang bersifat ergonomis salah satu
contohnya terdapat pada rancangan produk kelompok kami yaitu meja belajar dan rak
buku yang dimana pada perancangan produk ini tentunya membutuhkan ukuran
tinggi badan tegak agar konsumen dapat menjangkau rak tersebut dan sesuai dengan
tinggi badan tegak konsumen sehingga produk yang dirancang sesuai dengan
keinginan konsumen serta produk ini juga termasuk kedalam produk yang bersifat
ergonomis dan sesuai dengan standar yang dibutuhkan. Jika produk tersebut
dirancang namun tidak sesuai dengan standar ergonomis maka akan menimbulkan
kejenuhan terhadap pemakai produk tersebut dan juga bisa menyebabkan cidera dan
kecelakaan kecil. Dari data yang kami ambil memiliki range yang berbeda sehingga
hal tersebut dapat mempengaruhi hasil dari statistik.

4.2. Analisis Statistik

Analisis data sanagt dipperlukan untuk dijadikan patokan pembuatan suatu


produk supaya produk yang dibuat sesuai dengan standar yang dibutuhkan, oleh
karena itu analisis data sanagt dibutuhkan sebelum melakukan pembuatan produk.

4.2.1 Analisis kenormalan data


Setelah di analisa disimpulkan bahwa uji kenormalan : pada uji kenormalan
data kami yang berjumlah 25 mahasiswa dengan subgrub berjumlah 5 pada
pengejuian konormalan kelompok kami memperoleh data tinggi badan tegak (TBT).
Data dikatakan normal ditunjukkan pada kurva yang seimbang agar dapat mencapai
data yang normal,

4.2.2 Uji Keseragaman Data

Setelah dianalisa dapat disimpulkan bahwa uji keseragaman data melalui


grafik (Microsoft excel), maka bisa dinyatakan sebagai berikut:

Pada uji keseragaman data kami yang berjumlah 25 mahasiswa dengan


subgroup berjumlah 5. Dari pengujian keseragaman diperoleh data tinggi badan tegak
(TBT) pada kelompok kami tidak seragam dengan nilai subgrupnya dikarenakan nilai
subgroup nya melebihi batas kontrol bawah (BKB) dimana nilai BKB tersebut
sebesar -2.932.936 dan nilai subgroup nya 804,2.

4.2.3 Analisis Kecukupan Data

Pada analisa kecukupan data kami menggunakan aplikasi Microsoft excel,


maka dengan hasil analisa sebagai berikut :

Pada analisa kecukupan data kami dengan jumlah mahasiswa 25 orang dengan
subgroup berjumlah 5. Kecukupan data bertujuan untuk menentukan apakah jumlah
data hasil pengukuran sudah cukup secara statistic untuk melewati populasi. Dari data
yang kami uji yaitu pada data tinggi badan tegak (TBT). Pada analisis kecukupan
data, suatu data dapat dikatakan cukup apabila nilai N’ < N dan pada data yang kami
olah nilai N’ = 8,377 dan nilai N = 25, dapat kita lihat pada nilai tersebut bahwasanya
nilai N’ < N maka dari itu nilai data yang kami olah tergolong cukup.

4.3 Analisis nilai persentil

Pada analisis nilai persentil sebelumnya kita harus menentukan dan mencari
nilai persentil terlebih dahulu. Nilai persentil tersebut terbagi 7 yaitu persentil 1, 5,
10, 50, 90, 95, 99. Pada analisis nilai persentil terdapat 3 jenis nilai persentil
diantaranya persentil terendah adalah persentel <5. Yang kedua yaitu persentil rata-
rata = 50, dan yang ekstrim adalah persentil 95 dan persentil 99. Dalam mencari nilai
persentil dapat dicari dengan cara manual yaitu menggunakan rumus dan dengan cara
menggunakan Ms . Excel. Pada analisa nilai persentil terhadap data yang kami olah
yaitu tinggi badan tegak (TBT), jika nilai persentilnya semakin tinggi maka semakin
tinggi pula ukuran tinggi badan tegak seseorang, dan begitu pula sebaliknya jika
semakin rendah nilai persentil tersebut maka semakin rendah pula ukuran tinggi
badan tegak seseorang. Nilai persentil ini diperlukan dan digunakan untuk merancang
suatu alat atau fasilitas kerja yang sesuai dengan standar yang dibutuhkan.

4.4 Perancangan Produk/Fasilitas Ergonomik

Pada praktikum kali ini alat yang kami rancang adalah meja belajar dan rak buku
yang saling berkaitan. Adapun deskripsi produk tersebut sebagai berikut

4.4.1 Deskripsi Produk/Fasilitas

Tinggi rak buku yang ergonomic adalah 118.3 cm sedangkan lebar rak buku 48 cm
dan lebar samping kiri dan kanan 23,2 cm, selanjutnya tinggi meja yang disatukan
dengan rak adalah 73,3cm dan lebar samping kiri dan kanannya adalah 44cm dan
panjang meja ke rak buku adalah 119,7cm selanjutnya ukuran lebar rak dibawah meja
depan belakang yaitu 29,6 cm dan tinggi pintu depan rak dibawah meja 52,4 cm.
adapun deta yang dibutuhkan dalam merancang fasilitas ini adalah TDN, TMD, TSD,
TBT, JTA

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat perancangan ini :

Alat

1. Palu
2. Bor
3. Gergaji
4. Meteran
5. Cat
6. Kuas
7. Paku

Bahan
1. Kayu ( kayu jati)
4.4.2 Analisis Perancangan Produk/Fasilitas

Meja dan rak adalah furniture serbaguna, kegunaanya dapat mengikuti tempat
maupun keinganan pengguananya. Untuk desain dan perancangan alat tersebut
dibutuhkannya antropometri yang mana dalam merancang meja dan rak buku ini
dibutuhkannya data pengkuran tubuh manusia agar alat yang dirancang sesuai dengan
penggunanya dan data yang diperlukan yaitu TDN, TMD, TSD, TBT, JTA yang
mana data ini digunakan untuk penyesuaian dalam merancang alat yang dirancang
agar alat tersebut ergonomis atau sesuai dengan penggunanya nantinya, apabila alat
yang kita rancang tidak disesuaikan dengan konsumen tentunya hal ini menyebabkan
penggunaan alat yang tidak ergonomis sehingga menyebabkan gangguaan pada tubuh
seperti keram,pegal,nyeri otot dan juga seperi pada perancangan lemari tentunya
harus disesuaikan dengan tinggi tubuh rata rata pengguna agar nantinya lemari
tersebut dapat dijangkau oleh penggunanya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan dalam praktikum kali ini adalah :

1. Pada praktikum antropometri kita dapat mengetahui ukuran dimensi tubuh


manusia yang dimana pengukuran ini bermanfaat untuk perancangan produk
dan fasilitas kerja. Pada saat praktikum setiap kelompok mengambil data
pengukuran dimensi tubuh manusia dengan menggunakan berbagai macam
alat yang membantu dalam pengukuran saat praktikum contohnya mistar,
meteran pita, kursi antropometri dalan lain sebagainya. Dalam melakukan
pengukuran saat praktikum membutuhkan ketelitian dan kefokusan agar tidak
terjadinya kekeliruan dalam pengukuran data.
2. Dalam praktikum ini masing – masing kelompok mengolah satu jenis data dan
pada kelompok kami mendapatkan pengolahan data pada tinggi badan tegak
(TBT) data diambil dari seluruh anggota kelas yaitu 28 mahasiswa namun
dalam pengolahan data hanya diambil 25 data mahasiswa dengan jumlah
subgroup 5 dan masing – masing data yang diolah akan dilakukan pengujian
data dan pengujian tersebut diantaranya kenormalan data, keseragaman data,
kecukupan data, dan nilai persentilnya.
3. Pada pengujian keseragaman data, dari data TBT tersebut setelah dilakukan
perhitungan dan analisa data TBT tersebut tidak seragam dikarenakan nilai
subgroup melebihi nilai BKB. Sedangkan pada pengujian kecukupan data dari
data TBT tersebut dikategorikan cukup dikarenakan nilai N’<N, dan pada
nilai persentil yang mana nilai persentil ini diperlukan dan digunakan untuk
merancang suatu alat dan fasilitas kerja yang sesuai dengan standar yang
dibutuhkan.

5.2 Saran

Dalam praktikum kali ini ditingkatkan kembali ketelitian dan keseriusan


dalam melaksakan praktikum agar tidak terulang kembali kekeliruan ataupun
kesalahan dalam pengukuran data.

Sebab disetiap data itu sangat mempengaruhi populasi setiap data yang kita
ukur, dan itu akan berdampak pada uji kecukupan data yang kita buat. Dan juga pada
alat penunjang dalam pengukuran data saat praktikum di tingkatkan jumlahnya agar
pada saat melaksankan praktikum mahasiswa tidak antri dalam melaksanakan
pengukuran data, supaya tidak memakan waktu yang lama, sehingga pada saat
meningkatnya jumlah alat makaefisiensi praktikum akan meningkat pula.
Daftar Pustaka

SURYANI, SURYANI, BASUKI ARIANTO, and WT BHIRAWA.


"PERANCANGAN MEJA DAPUR ERGONOMIS PADA MASYARAKAT DESA."
JURNAL TEKNIK INDUSTRI 5.2 (2018).

Perguna, Luhung Achmad. "Ruang Publik Katup Penyelamat Penduduk


Lanjut Usia (Studi Gerontologi Sosial di Pondok Sepuh Payaman Magelang)." Jurnal
Sosiologi Pendidikan Humanis 1.1 (2016): 47-55.

Sukamdani, Haryadi B., Endang Kusnadi, and Kohar Sulistyadi. "ANALISA


ERGONOMI BERDASARKAN PRAKTIKUM LABORATORIUM DI TEKNIK
INDUSTRI–USAHID DAN PENERAPAN ERGONOMI DI INDUSTRI
GARMENT †œABâ€." Jurnal Gaung Informatika 9.3 (2016).

Hutabarat, Julianus. "Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi." (2017).

Aritonang, Irianton. "Memantau dan Menilai Status Gizi Anak." (2013).

Resvita Nurben Putri, P031713411029. Gambaran Status Gizi Balita Usia 12-60
Bulan (BB/U) di Wilayah Puskesmas Sidomulyo Kecamatan Tampan (Data
Sekunder) Data PPG Tahun 2019. Diss. Poltekkes Kemenkes Riau, 2020.
Firmansyah, Guruh Candra. STUDI LITERATUR PENGGUNAAN KURSI
ERGONOMI UNTUK MENURUNKAN KELUHAN OTOT RANGKA DAN
KELELAHAN. Diss. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, 2020.

Tarwaka, Ergonomi Industri. "Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di


Tempat Kerja." (2015).

Montororing, Yuri Delano Regent. "Perancangan fasilitas alat bantu kerja dengan
prinsip ergonomi pada bagian penimbangan di PT. BPI." Jurnal Inkofar 1.2 (2021).

Japri, Bryan Anthony, Silvia Uslianti, and Ratih Rahmahwati. "DESAIN ALAT
BERMAIN JUNGKAT-JUNGKIT PADA TK BRUDER DAHLIA PONTIANAK
MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING." Jurnal TIN Universitas
Tanjungpura 5.1.

Anda mungkin juga menyukai