Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Sistem Kerja Manusia dan Mesin (Ergonomi)

Diajukan untuk memenuhi tugas kuliah Ergonomi

Dosen pembimbing : Boy Isma Putra, ST., MM

Disusun oleh :

Muhammad Irwan Wijayanto (171020700064)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO

2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Ergonomi dengan tema system kerja manusia vs mesin.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun kata bahasanya.oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segalah saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Ergonomi ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun dan juga meginspirasi para pembaca.

Sidoarjo, Maret 2018

Penyusun

I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Ergonomi ....................................................................................................... 3
2.1.1 Ruang Lingkup Ergonomi .................................................................................... 4
2.1.2 Tujuan Ergonomi................................................................................................... 5
2.1.3 Metode-metode Ergonomi..................................................................................... 6
2.2 Interaksi Manusia Dan Mesin Dalam Sebuah Sistem Kerja ..................................... 6
BAB III ..................................................................................................................................... 14
PENUTUP ................................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ............................................................................................................................. 15

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan
salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk
berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang
waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat
di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya
penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan
akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus
dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan
lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic.

Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan
ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja (hiperkes), Interaksi manusia dan mesin salah satunya interaksi manusia
dengan komputer sendiri merupakan serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang
dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling
memberi masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil
akhir yang diharapkan.

Kegiatan manusia pada umumnya terlibat dalam interaksi antara manusia-mesin. Yang
dimaksud dengan sistem manusia-mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa
manusia dengan satu atau beberapa mesin di mana satu dengan yang lainnya saling
berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang
diperoleh. Sedangkan yang dimaksud dengan mesin dalam hal ini adalah mempunyai arti
luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas, dan
bendabenda yang biasa digunakan oleh manusia.

1
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apakah definisi Ergonomi?
2. Apakah ruang lingkup ergonomic?
3. Apakah tujuan dari ergonomi?
4. Apakah itu metode ergonomi?
5. Apakah system manusia dan mesin?
6. Bagaimana cara kerja manusia dan mesin dalam suatu system?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini antara lain:
1. Mengetahui definisi dari ergonomi
2. Mengetahui ruang linngkup ergonomic.
3. Mengetahui tujuan dari ergonomic.
4. Mengetahui apa aja metode ergonomic.
5. Mengetahui system kerja manusia dan mesin.
6. Mengetahui bagaimana cara kerja manusia dan mesin dalam suatu system.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ergonomi

Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos (hukum
alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan
dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk
buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas
kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan
lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras/hardware (mesin, peralatan kerja,
dll) dan perangkat lunak/software (metode kerja, sistem, dll).

Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan
pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama
kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan,
peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan
menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat dan tujuan
ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian
Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini mungkin
sebelum berakibat kronis dan fatal.

Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting dalam
meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain sistem kerja
untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Desain
stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual
dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain
peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer
informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko
3
kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat
metode kerja yang kurang tepat.

2.1.1 Ruang Lingkup Ergonomi


Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai
prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram.
Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup
kajian, yaitu
1. Display.
Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang
dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang. Display
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu display statis dan display dinamis. Display statis
adalah display yang memberikan informasi tanpa dipengaruhi oleh variabel
waktu, misalnya peta, papan pengumuman. Sedangkan display dinamis adalah
display yang dipengaruhi oleh variabel waktu, misalnya speedometer yang
memberikan informasi kecepatan kendaraan bermotor dalam setiap kondisi.
2. Kekuatan fisik manusia (Fisiologi).
Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia ketika bekerja
dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai
dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktifitas tersebut. Penelitian
ini merupakan bagian dari biomekanik.
3. Ukuran/dimensi dari tempat kerja (antropometri).
Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai
dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam antropometri.
4. Lingkungan fisik.
Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari
ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja. Hal ini meliputi
perancangan cahaya, suara, warna, temperatur, kelembaban, bau-bauan dan
getaran pada suatu fasilitas kerja. Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan
fisik tempat kerja dan fasilitas, seperti pengaturan cahaya, kebisingan suara,
temperatur, getaran dan lain-lain yang dianggap mempengaruhi tingkah laku
manusia.

4
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan
oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk
perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang
dikeluarkan saat bekerja.
2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan
peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan
mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot
manusia dalam bekerja dan sebagainya
4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan
masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan
sebagainya.
5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek
psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan
lain sebagainya.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas desain ataupun
redesain. Ergonomi dapat berperan pula dalam desain pekerjaan pada suatu
organisasi misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian
waktu kerja (shift kerja) dan meningkatkan variasi pekerjaan. Agar dapat
menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat-sifat,
keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem kerja
manusia berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana dan
pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh hasil
kerja yang baik atau memuaskan.

2.1.2 Tujuan Ergonomi

Ergonomi mempunyai dua tujuan utama yaitu meningkatkan efektifitas dan


efisiensi pekerjaan dan aktifitas-aktifitas lainnya serta meningkatkan nilai-nilai
tertentu yang diinginkan dari pekerjaan tersebut, termasuk memperbaiki
5
keamanan, mengurangi kelelahan dan stres, meningkatkan kenyamanan,
penerimaan pengguna yang besar dan memperbaiki kualitas hidup.

2.1.3 Metode-metode Ergonomi

1. Diagnosis

Dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja,


penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan pengukuran
lingkungan kerja lainnya. variasi akan sangat luas mulai dari yang sederhana
sampai kompleks.

2. Treathment

Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi meubel, letak pencahayaan atau
jendela yang sesuai, Membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja.

3. Follow up

Bisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.

2.2 Interaksi Manusia Dan Mesin Dalam Sebuah Sistem Kerja

Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia


dengan satu atau beberapa mesin, yang saling berinteraksi, untuk menghasilkan keluaran-
keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Ergonomi adalah ilmu
interdisipliner yang mempelajari interaksi antara manusia dan objek yang Fokus
perhatian ergonomi adalah berkaitan erat dengan aspek-aspek manusia di dalam
perencanaan man-made objek (proses perancangan produk) dan lingkungan kerja.
Pendekatan agro ergonomi akan ditekankan pada penelitian kemampuan keterbatasan
manusia, baik secara fisik maupun mental psikologis dan interaksinya dalam sistem
manusia-mesin yang integral. Maka,secara sistematis pendekatan ergonomi kemudian
akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang bangun, sehingga akan
tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai dengan manusia. Pada
gilirannya rancangan yang ergonomis akan dapat meningkatkan efisiensi, efektifitas dan
produktivitas kerja, serta dapat menciptakan sistem serta lingkungan kerja yang cocok,
aman, nyaman dan sehat. (Siutompul.1993).
6
Sistem Mesin-Manusia dapat diartikan sebagai suatu sistem dimana kedua
komponen harus bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Masing-masing
komponen (komponen manusia saja, atau komponen mesin saja) tidak berarti tanpa
adanya komponen yang lain sebagai pelengkapnya. Tugas dalam merancang sistem
Mesin-Manusia ialah guna menentukan cara yang paling efektif untuk menyajikan
keterangan kepada operator manusia dengan menggunakan peragaan penglihatan,
peragaan pendengaran, dan peragaan perabaan (visual) (Setiadi, dkk. 2006)

Selanjutnya yang dimaksudkan dengan sistem manusia-mesin (man-machine system)


ialah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin,
dimana salah satu dengan lainnya akan saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-
keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh.

Dengan “mesin” maka disini akan diartikan secara luas, yaitu mencakup semua obyek
fisik seperti mesin, peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa
dipergunakan manusia dalam melaksanakan kegiatannya.

Jelas tampak bahwa sistem biasa diklasifikasikan sebagai closed system dimana manusia
disini memegang posisi kunci, karena keputusan akan sangat tergantung pada didirinya.
Arus informasi dan arahnya dalam hal ini bisa digambarkan sebagai berikut :

Berdasarkan interpretasi yang dilakukan serta pengetahuan yang sebelumnnya sudah


dimiliki maka operator (manusia) kemudian mencoba membuat keputusan.

Langkah berikutnya, operator kemudian mencoba mengkomunikasikan keputusan yang


telah diambilnya kemesin dengan menggunakan mekanisme kontrol. Instrument kontrol
selanjutnya memberikan gambaran (display) mengenai hasil dari tindakan yang telah
dilakukan oleh operator, dan selanjutnya sistem kerja mesin akan memberikan proses
kegiatan produksi sesuai dengan program yang diberikan oleh operator tersebut.
Demikian seterusnya siklus ini akan berulang.

Dalam sistem manusia mesin yang dimodelkan secara sederhana dapat terlihat bahwa
problematik Ergonomic akan nampak dalam hal persepsi yang bisa diambil oleh manusia
(operator) dari instrumen display (mesin) dan handling operations yang dilaksanakan
operator pada saat menangani mekanisme kontrol dari mesin. Disini penelitian Ergonomi
dapat dilakukan dalam bentuk persepsi visual, bentuk display untuk menampilkan
informasi dan rancangan dari mekanisme kontrol mesin itu sendiri.

7
Dalam kaitannya dengan sistem manusia-mesin, dikenal 3 macam hubungan (interaksi)
manusia-mesin, yaitu manual man-machine systems, semiautomatic man-machine
systems, dan automatic man-manchine systems.

1. Manual man-machine systems.


Dalam Manual Man-Machine Systems ini masukan (input) akan langsung
ditransfomasikan oleh manusia menjadi keluaran (output). Contoh dalam hal ini
ialah seorang pekerja melaksanakan pekerjaannya dengan menggunakan
peralatan sederhana seperti ball-point untuk menulis. Disini manusia masih
memegang kendali (kontrol) secara penuh didalam melaksanakan aktivitasnya.
Peralatan kerja yang ada hanyalah sekedar menambah kemampuan atau
kapabilitasnya didalam menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
Sistem dimana manusia secara penuh sebagai sumber tenaga (power) dan
pengendali (control) langsung dikenal sebagai sistem manual.

2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis


Adanya revolusi industri dan perkembangan teknologi yang pesat, maka telah
berhasil diketemukan berbagai macam mesin dan peralatan kerja yang semakin
kompleks cara kerjanya. Tidak seperti halnya pada manual man-machine system,
maka dalam semiautomatic man-machine system akan ada mekanisme khusus
yang akan mengolah masukan (input) atau informasi dari luar sebelum masuk
kedalam sistem manusia. Demikian pula reaksi yang berasal dari sistem manusia
ini akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu melewati suatu mekaniske tertentu
sebelum suatu output berhasil diproses Contoh konkrit dari sistem tersebut
adalah apa yang terjadi dalam cara kerja mobil. Adanya instrumen-instrumen
atau display-display panel dalam mobil akan mempu menunjukkan kecepatan
mobil yang sedang berjalan dan / atau jumlah bahan bakar yang masih ada dalam
tangki mobil tersebut. Disini manusia (pengemudi) tidak akan bisa secara
langsung mengendalikan/mengontrol sumber tenaga penggerak mobil tersebut
secara langsung, karena dalam sistem ini mesinlah yang akan memberikan tenaga
yang mampu menyebabkan mobil bergerak. Manusia disini kemudian akan
melaksanakan fungsi kontrol dengan memakan sensing input-nya lewat display
dan mekanisme lainnya seperti kemudi, rem, gas, dan lain-lain. Sistem dimana

8
mesin akan memberikan tenaga (power) dan manusia akan melaksanakan fungsi
kontrol dikenal sebagai sistem semiautomatic.
3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis
Berbalik dengan sistem manual, maka dalam sistem automatis sistem mesin akan
memegang peranan penuh secara langsung. Disini mesin akan melaksanakan dua
fungsi sekaligus, yaitu penerima rangsangan dari luar (sensing) dan pengendali
aktivitas seperti yang umum dijumpai dalam prosedur kerja yang normal. Fungsi
operator disini hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin tetap
bekerja secara baik, serta memasukkan data atau menggantikan dengan program-
program baru apabila diperlukan. Sistem dimana mesi akan berfungsi penuh
sebagai sumber tenaga (power) dan pengendali langsung aktivitas dikenal
sebagai sistem automatic.

Penyelidikan tertahap fungsi manusia-mesin adalah didasarkan atas suatu kenyataan


bahwa antara manusia dan mesin masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Hal ini berarti bahwa ada beberapa pekerjaan yang akan lebih jika dikerjakan oleh
manusia dan sebaliknya ada pula beberapa jenis pekerjaan yang labih baik bila
dilaksanakan oleh mesin. Dengan memperhatikan kekurangan serta kelebihan masing-
masing maka akan diperoleh tabel perbandingan manusia mesin ini antara lain seperti
berikut :

9
Macam Hubungan (Interaksi) Manusia – mesin :

1. Sistem manusia – mesin secara Manual

2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis

3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis

Beberapa ciri-ciri system:

1. Sistem manusia – Mesin Secara Manual :


 Masukan ( Input) akan langsung ditransformasikan oleh manusia menjadi
keluaran (output)
 Manusia memegang kendali secara penuh dalam menjalankan aktifitas
 Mesin hanya sekedar menambah kemampuan dalam menyelesaikan aktifitas.
 Manusia sebagai sumber tenaga (Power) dan sekaligus fungsi kendali (Control)
contoh aktivitas dari sistem kerja maanusia mesin secara manual ini seperti
dibawah ini:

Gambar: Proses Pembuatan batako secara manual

10
2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis :

 Adanya mekanisme khusus yg akan mengolah masukan (input) atau informasi dari
luar sebelum masuk kedalam system manusia.
 Reaksi yg berasal dari Sistem Manusia akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu
melalui suatu mekanisme tertentu, sebelum suatu output berhasil diproses oleh mesin.
 Mesin yg memberikan sumber tenanga (Power).
 Manusia yg melakukan proses kendali (Control).
contoh aktivitas dari sistem kerja manusia mesin secara semi otomatis ini seperti
dibawah ini:

Gambar: Proses Pembuatan batako secara semi otomatis.

3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis :

 Mesin memegang peranan penuh secara langsung


 Mesin sebagai penerima rangsangan dari luar
 Mesin juga sebagai pengendali aktifitas
 Manusia hanya memonitor agar mesin dapat bekerja secara baik
 Manusia dapat memasukan data atau mengganti program apabila diperlukan
 Mesin berfungsi penuh sebagai sumber tenanga (Power) & Pengendali (Control)
aktifitas. contoh aktivitas dari sistem kerja maanusia mesin secara automatis ini
seperti dibawah ini: ( gambar 1 dan gambar 2.)

11
Gambar 1. : Proses Pembuatan batako dengan mesin full otomatis.

Gambar 2. : Ruang control dari produksi pabrik batako.

Gambar3: foto seorang pekerja yang mengawasi produksi.

12
Berdasarkan Penyelidikan :

 Kedua sub Manusia & Mesin mempunyai kelebihan dan kekurangan


 Ada pekerjaan yang akan lebih baik jika dikerjakan oleh Manusia
 Ada pekerjaan yang lebih baik dikerjakan oleh Mesin

Keterbatasan Manusia (dibandingkan mesin):

 Tidak bisa menghasilkan tenaga fisik ataupun tekanan dalam jumlah besar,
misalnya untuk memotong logam.
 Tidak bisa menggunakan kekuatan otot manusianya dengan intensitas yang tetap
dan/atau tingkat akurasi yang tinggi.
 Tidak bisa menampilkan kecepatan kerja yang tinggi dan gerakan berulang tanpa
ada rasa lelah, bosan, maupun timbulnya kesalahan.
 Tidak bisa melakukan analisis dan perhitungan permasalahan yang kompleks
secara cepat dan tepat.
 Tidak bisa mengerjakan berbagai macam pekerjaan yang berbeda secara
bersamaan dalam waktu relative sama.
 Tidak bisa menyimpan, memanggil/mengingat kembali sejumlah data dalam
jumlah besar secara tepat dan akurat.
 Tidak bisa memberikan tanggapan secara cepat terhadap sinyal kendali yang
berubah-ubah dalam frekuensi yang sering.

Apabila kondisi lingkungan kerja berada di luar ambang batas kesanggupan,


maka manusia tidak bisa memberikan performansi yang memuaskan.

Keterbatasan Mesin (dibandingkan manusia):

 Tidak bisa memberikan tanggapan terhadap "perintah-perintah" di luar batas


kemampuan yang sudah dirancang sebelumnya.
 Tidak bisa memberi taggapan terhadap kejadian-kejadian yang tidak diramalkan
sebelumnya.
 Tidak bisa "berpikir" induktif, yaitu menarik kesimpulan umum dari hal-hal yang
bersifat khusus.
 Tidak bisa bertindak fleksibel, seperti menggunakan alternative-alternatif baru
yang tidak dirancang/diprogramkan sebelumnya.
13
 Tidak bisa berpikir secara layak di luar batas beban atas kapasitas normalnya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung
jawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas
sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomi secara tehnis merupakan bagian dari
hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya
baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima
ergonomi dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu
program untuk menggerakkan baik masyarakat industry maupun tradisional agar
ergonomic diterapkan secara luas. Program demikian meliputi kegiatan-kegiatan pokok
sebagai berikut :
1. Kegiatan penyuluhan yang ditujukan kepada kelompok yang penerapan
ergonominya adalah khusus.
2. Evaluasi dan koreksi keadaan ergonomi di tempat-tempat kerja melalui kunjungan-
kunjungan perusahaan oleh tim-tim teknis.
3. Standarisasi dalam ergonomi atas dasar data-data yang diperoleh dari evalusi dan
perbaikan.
Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan
satu atau beberapa mesin, yang saling berinteraksi, untuk menghasilkan keluaran-
keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Dalam kaitannya dengan
sistem manusia-mesin, dikenal 3 macam hubungan (interaksi) manusia-mesin, yaitu
manual man-machine systems, semiautomatic man-machine systems, dan automatic
man-manchine systems.

14
Daftar Pustaka

http://bayuadhipratama123.blogspot.co.id/2016/09/manusia-sebagai-sistem-manusia-
mesin.html

http://saripudinjay.blogspot.co.id/2015/11/hubungan-manusia-mesin-dan-
lingkungan.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/sistem-manusia-mesin-ergonomi/

15

Anda mungkin juga menyukai