Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Ergonomi dengan tema system kerja manusia vs mesin.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun kata bahasanya.oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segalah saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Ergonomi ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun dan juga meginspirasi para pembaca.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Ergonomi ....................................................................................................... 3
2.1.1 Ruang Lingkup Ergonomi .................................................................................... 4
2.1.2 Tujuan Ergonomi................................................................................................... 5
2.1.3 Metode-metode Ergonomi..................................................................................... 6
2.2 Interaksi Manusia Dan Mesin Dalam Sebuah Sistem Kerja ..................................... 6
BAB III ..................................................................................................................................... 14
PENUTUP ................................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ............................................................................................................................. 15
II
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah menjadi
kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan teknologi merupakan
salah satu penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk
berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan terjadi dampak negatifnya bila kita kurang
waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat
di cegah dengan adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya
penyakit akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan
akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini harus
dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan
lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomic.
Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector kegiatan
ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure hygiene perusahaan dan
kesehatan kerja (hiperkes), Interaksi manusia dan mesin salah satunya interaksi manusia
dengan komputer sendiri merupakan serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang
dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling
memberi masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil
akhir yang diharapkan.
Kegiatan manusia pada umumnya terlibat dalam interaksi antara manusia-mesin. Yang
dimaksud dengan sistem manusia-mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa
manusia dengan satu atau beberapa mesin di mana satu dengan yang lainnya saling
berinteraksi untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan yang
diperoleh. Sedangkan yang dimaksud dengan mesin dalam hal ini adalah mempunyai arti
luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti peralatan, perlengkapan, fasilitas, dan
bendabenda yang biasa digunakan oleh manusia.
1
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1. Apakah definisi Ergonomi?
2. Apakah ruang lingkup ergonomic?
3. Apakah tujuan dari ergonomi?
4. Apakah itu metode ergonomi?
5. Apakah system manusia dan mesin?
6. Bagaimana cara kerja manusia dan mesin dalam suatu system?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini antara lain:
1. Mengetahui definisi dari ergonomi
2. Mengetahui ruang linngkup ergonomic.
3. Mengetahui tujuan dari ergonomic.
4. Mengetahui apa aja metode ergonomic.
5. Mengetahui system kerja manusia dan mesin.
6. Mengetahui bagaimana cara kerja manusia dan mesin dalam suatu system.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos (hukum
alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam
lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen dan perancangan/desain. Ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan
dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk
buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas
kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan
lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras/hardware (mesin, peralatan kerja,
dll) dan perangkat lunak/software (metode kerja, sistem, dll).
Ergonomi adalah satu ilmu yang peduli akan adanya keserasian manusia dan
pekerjaannya. Ilmu ini menempatkan manusia sebagai unsur pertama, terutama
kemampuan, kebolehan, dan batasannya. Ergonomi bertujuan membuat pekerjaan,
peralatan, informasi, dan lingkungan yang serasi satu sama lainnya. Metodenya dengan
menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Manfaat dan tujuan
ilmu ini adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian
Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini mungkin
sebelum berakibat kronis dan fatal.
Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting dalam
meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain sistem kerja
untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Desain
stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual
dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain
peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer
informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko
3
kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat
metode kerja yang kurang tepat.
4
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan
oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut:
1. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang
dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk
perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang
dikeluarkan saat bekerja.
2. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan
peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya.
3. Biomekanika yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan
mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot
manusia dalam bekerja dan sebagainya
4. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan
masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan
sebagainya.
5. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek
psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan
lain sebagainya.
Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas desain ataupun
redesain. Ergonomi dapat berperan pula dalam desain pekerjaan pada suatu
organisasi misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian
waktu kerja (shift kerja) dan meningkatkan variasi pekerjaan. Agar dapat
menghasilkan rancangan sistem kerja yang baik perlu dikenal sifat-sifat,
keterbatasan serta kemampuan yang dimiliki manusia. Dalam sistem kerja
manusia berperan sentral yaitu sebagai perencana, perancang, pelaksana dan
pengevaluasi sistem kerja yang bekerja secara keseluruhan agar diperoleh hasil
kerja yang baik atau memuaskan.
1. Diagnosis
2. Treathment
Dapat dilakukan dengan cara perubahan posisi meubel, letak pencahayaan atau
jendela yang sesuai, Membeli furniture sesuai dengan dimensi fisik pekerja.
3. Follow up
Bisa dilakukan dengan cara menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,
nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan lain-lain.
Dengan “mesin” maka disini akan diartikan secara luas, yaitu mencakup semua obyek
fisik seperti mesin, peralatan, perlengkapan, fasilitas dan benda-benda yang biasa
dipergunakan manusia dalam melaksanakan kegiatannya.
Jelas tampak bahwa sistem biasa diklasifikasikan sebagai closed system dimana manusia
disini memegang posisi kunci, karena keputusan akan sangat tergantung pada didirinya.
Arus informasi dan arahnya dalam hal ini bisa digambarkan sebagai berikut :
Dalam sistem manusia mesin yang dimodelkan secara sederhana dapat terlihat bahwa
problematik Ergonomic akan nampak dalam hal persepsi yang bisa diambil oleh manusia
(operator) dari instrumen display (mesin) dan handling operations yang dilaksanakan
operator pada saat menangani mekanisme kontrol dari mesin. Disini penelitian Ergonomi
dapat dilakukan dalam bentuk persepsi visual, bentuk display untuk menampilkan
informasi dan rancangan dari mekanisme kontrol mesin itu sendiri.
7
Dalam kaitannya dengan sistem manusia-mesin, dikenal 3 macam hubungan (interaksi)
manusia-mesin, yaitu manual man-machine systems, semiautomatic man-machine
systems, dan automatic man-manchine systems.
8
mesin akan memberikan tenaga (power) dan manusia akan melaksanakan fungsi
kontrol dikenal sebagai sistem semiautomatic.
3. Sistem manusia – mesin secara Otomatis
Berbalik dengan sistem manual, maka dalam sistem automatis sistem mesin akan
memegang peranan penuh secara langsung. Disini mesin akan melaksanakan dua
fungsi sekaligus, yaitu penerima rangsangan dari luar (sensing) dan pengendali
aktivitas seperti yang umum dijumpai dalam prosedur kerja yang normal. Fungsi
operator disini hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin tetap
bekerja secara baik, serta memasukkan data atau menggantikan dengan program-
program baru apabila diperlukan. Sistem dimana mesi akan berfungsi penuh
sebagai sumber tenaga (power) dan pengendali langsung aktivitas dikenal
sebagai sistem automatic.
9
Macam Hubungan (Interaksi) Manusia – mesin :
10
2. Sistem manusia – mesin secara Semi-otomatis :
Adanya mekanisme khusus yg akan mengolah masukan (input) atau informasi dari
luar sebelum masuk kedalam system manusia.
Reaksi yg berasal dari Sistem Manusia akan diolah atau dikontrol terlebih dahulu
melalui suatu mekanisme tertentu, sebelum suatu output berhasil diproses oleh mesin.
Mesin yg memberikan sumber tenanga (Power).
Manusia yg melakukan proses kendali (Control).
contoh aktivitas dari sistem kerja manusia mesin secara semi otomatis ini seperti
dibawah ini:
11
Gambar 1. : Proses Pembuatan batako dengan mesin full otomatis.
12
Berdasarkan Penyelidikan :
Tidak bisa menghasilkan tenaga fisik ataupun tekanan dalam jumlah besar,
misalnya untuk memotong logam.
Tidak bisa menggunakan kekuatan otot manusianya dengan intensitas yang tetap
dan/atau tingkat akurasi yang tinggi.
Tidak bisa menampilkan kecepatan kerja yang tinggi dan gerakan berulang tanpa
ada rasa lelah, bosan, maupun timbulnya kesalahan.
Tidak bisa melakukan analisis dan perhitungan permasalahan yang kompleks
secara cepat dan tepat.
Tidak bisa mengerjakan berbagai macam pekerjaan yang berbeda secara
bersamaan dalam waktu relative sama.
Tidak bisa menyimpan, memanggil/mengingat kembali sejumlah data dalam
jumlah besar secara tepat dan akurat.
Tidak bisa memberikan tanggapan secara cepat terhadap sinyal kendali yang
berubah-ubah dalam frekuensi yang sering.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan
tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak
pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung
jawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan
pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas
sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomi secara tehnis merupakan bagian dari
hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya
baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima
ergonomi dan penerapannya. Untuk mendapat manfaat dari ergonomi perlu dibuat suatu
program untuk menggerakkan baik masyarakat industry maupun tradisional agar
ergonomic diterapkan secara luas. Program demikian meliputi kegiatan-kegiatan pokok
sebagai berikut :
1. Kegiatan penyuluhan yang ditujukan kepada kelompok yang penerapan
ergonominya adalah khusus.
2. Evaluasi dan koreksi keadaan ergonomi di tempat-tempat kerja melalui kunjungan-
kunjungan perusahaan oleh tim-tim teknis.
3. Standarisasi dalam ergonomi atas dasar data-data yang diperoleh dari evalusi dan
perbaikan.
Sistem Manusia-Mesin adalah kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan
satu atau beberapa mesin, yang saling berinteraksi, untuk menghasilkan keluaran-
keluaran berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh. Dalam kaitannya dengan
sistem manusia-mesin, dikenal 3 macam hubungan (interaksi) manusia-mesin, yaitu
manual man-machine systems, semiautomatic man-machine systems, dan automatic
man-manchine systems.
14
Daftar Pustaka
http://bayuadhipratama123.blogspot.co.id/2016/09/manusia-sebagai-sistem-manusia-
mesin.html
http://saripudinjay.blogspot.co.id/2015/11/hubungan-manusia-mesin-dan-
lingkungan.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/sistem-manusia-mesin-ergonomi/
15