Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Ergonomi adalah pemanfaatan informasi kemampuan, kebolehan dan batasan manusia
untuk mendisain alat, mesin, sistem, tugas dan lingkungan demi berfungsinya manusia secara
efektif, aman, nyaman dan produktif. Sasarannya jelas untuk meningkatkan : a) kesejahteraan
fisik dan mental dengan mencegah cedera dan munculnya penyakit akibat kerja, menurunkan
beban fisik dan mental, serta mempromosikan kerja dan kepuasan kerja; b) kesejahteraan sosial
dalam bentuk meningkatkan kualitas kontak sosial, pengelolaan/ organisasi kerja; c)
keseimbangan rasional antar aspek tehnis, ekonomis, anthropologis dan budaya dari sistem
manusia-mesin, serta efisiensi sistem.
Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors. Pembahasan tentang ergonomi
membutuhkan studi tentang sistem manusia, di mana manusia, fasilitaskerja, dan lingkungan
saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikansuasana kerja dengan manusianya.
Penerapan ergonomi umumnya meliputi aktivitas rancang bangun (design) maupun rancang
ulang (re-design). Hal ini dapat mencakup perangkat keras seperti perkakas kerja (tools),
bangku kerja (benches), platform,kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali
(controls), alat peraga(displays), jalan/lorong (acces ways), pintu (doors), jendela (windows),
dan lain-lain.Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu
organisasi,desain perangkat lunak, meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja,serta
desain dan evaluasi produk (Nurmianto, 2003)
Dengan ergonomi akan diperoleh berbagai manfaat bagi pekerja, manajamen dan
perusahaan serta pemerintah melalui pekerjaan akan lebih cepat selesai, risiko kecelakaan akan
lebih kecil, man-days/hours tidak banyak hilang, risiko penyakit akibat kerja kecil, gairah/
kepuasan kerja lebih tinggi, biaya ekstra/tambahan/ tidak terduga bisa ditekan, absensi/tidak
masuk kerja rendah, kelelahan berkurang, kebosanan dihindari, rasa sakit/kaku berkurang/tidak
ada, dan sebagainya yang sangat menguntungkan semua pihak.
Page
1

Dalam aplikasinya ditempuh pendekatan konseptual dan kuratif. Pendekatan Konseptual


dilakukan sejak disain, sedang pendekatan kuratif berupa perbaikan dari kondisi kerja dan
lingkungan yang sudah ada, biasanya terjadi ditempat kerja. Yang menderita dari tidak
dilakukannya pendekatan ini ialah pemakai / tenaga kerja sendiri/ users secara langsung dan
perusahaan secara tidak langsung.
Dalam menerapkan ergonomi, sesuai dengan perkembangan jaman - globalisasi- maka
partisipasi users dalam hal ini tenaga kerja, di dalam setiap keputusan termasuk keputusan
mengenai prinsip ergonomi macam apa yang harus diterapkan disatu tempat kerja mutlak
diperlukan. Dengan partisipasi ini, apalagi kalau dilakukan dengan pendekatan SHIP systemic, holistic, interdisciplinary dan participatory-, maka perbaikan akan menjadi lebih
sustain, dan bukan tidak mungkin juga sinergis.
1.2

Rumusan masalah
Di indonesia penerapan konsep ergonomi pada para pekerja sangatlah minim,
kebanyakan hanya memikirkan hasil yang mereka raih tanpa mempertimbangkan kemampuan
dirinya sendiri sehingga penerapan konsep ergonomi sering diabaikan. padahal konsep
ergonomi sangatlah penting agar produktivitas dan kemampuan pekerja tetap bagus, yang
nantinya juga akan menguntungkan pekerja itu sendiri. untuk itu, masalah yang nantinya akan
dibahas sebagai berikut:
1. Menjelaskan dasar pemahaman Ergonomi
2. Aplikasi dan penerapan ergonomi dalam bekerja
3. Tanda tanda sistem kerja yang tidak ergonomi
4. Tujuan penerapan ergonomi dalam bekerja

1.3

Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah ergonomi.
makalah ini dimaksud untuk membahas penerapan ergonomi di tempat kerja yang nantinya
diharapkan pekerja akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja ketika aspek
keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan mereka lebih terperhatikan dan diutamakan sehingga
terciptanya kondisi yang lebih baik antara pekerja dan lingkungan pekerjaannya. dengan adanya

Page
2

ergonomi yang diterapkan di tempat kerja diharapkan mampu meningkatkan produktivitas para
pekerja.

BAB III
PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Ergonomi
Egonomi sering disebut human factor engineering, suatu ilmu yang mengatur bagaimana
manusia bekerja. Ergonomi atau Ergonomic (bahasa inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata
yunani yaitu ergo yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan atau hukum. ergonomi
Page
3

mempunyai berbagai batasan arti, di indonesia disepakati bahwa ergonomi adalah ilmu serta
penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang
atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya
melalui pemanfaatan manusia seoptimal mungkin (nurmianto, 1996). ergonomi adalah suatu
cabang ilmu yang mempelajari perancangan pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh
manusia, sistem orang dan mesin, peralatan yang dipakai manusia agar dapat dijalankan dengan
cara yang paling efektif termasuk alat alat peragaan untuk memberi informasi kepada
manusia. (sutalaksana :"teknik tata cara kerja).
Ergonomi merupakan ilmu yang menitikberatkan pada pembahasan mengenai manusia sebagai elemen
utama dalam suatu sistem kerja. Banyak definis itentang ergonomi yang dikeluarkan oleh para pakar di
bidangnya, antara lain sebagai berikut:
A. International Ergonomics Association
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu ERGON (kerja) dan NOMOS (hukum alam),
jadi ergonomi dapat diartikan sebagai studi tentangaspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang
ditinjau secara anatomi,fisiologi, psikologi,Engineering, manajemen dan desain/perancangan
untukmendapatkan suasana kerja yang sesuai dengan manusianya (Nurmianto, 2003).
B. Iftikar Z. Sutalaksana
Iftikar Z. Sutalaksana dalam bukunya yang berjudul Teknik Tata Cara Kerja
menuliskan bahwa ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untukmemanfaatkan informasiinformasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasanmanusia untuk merancang suatu sistem
kerja sehingga orang dapat hidup danbekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan
yang diinginkanmelalui pekerjaan itu dengan efektif, aman, dan nyaman (Sutalaksana, 1979).
C. Manuaba
Ergonomi adalah Ilmu atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem
manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara danlingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan efisien (Manuaba, A., 2005).
D. Tarwaka
Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan ataumenyeimbangkan antara
segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitasmaupun istirahat dengan kemampuan dan

Page
4

keterbatasan manusia baik fisik maupunmental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi
lebih baik (Tarwaka,2004).
Ilmu ergonomi pada dasarnya sangat penting dipelajari karena memberiberbagai manfaat bagi manusia
berkaitan dengan pekerjaannya. Terdapaat manfaat yang dapat diperoleh dari mempelajari ilmu ergonomi.
Manfaat-manfaat ilmu ergonomi yaitu sebagai berikut:
1. Meningkatkan unjuk kerja, seperti menambah kecepatan kerja, ketepatan,keselamatan kerja,
mengurangi energi serta kelelahan yang berlebihan
2. Mengurangi waktu, biaya pelatihan, dan pendidikan
3. Mengopimalkan pendayagunaan sumber daya manusia melalui peningkatanketerampilan yang
diperlukan.
4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakanperalatan yang disebabkan
kesalahan manusia
5. Meningkatkan kenyamanan karyawan dalam bekerja.

2.2.

Aplikasi dan penerapan Ergonomi dalam bekerja


Ergonomi dapat dapat digunakan dalam menelaah sistem manusia dan produksi yang
kompleks. Hal ini berlaku baik dalam industri maupun sektor informal. Dengan mengetahui
prinsip ergonomi tersebut dapat di tentukan pekerjaan apa yang sesuai bagi tenaga kerja atau
konstruksi alat seperti apa yang layak di gunakan agar mengurangi kemungkinan keluhan dan
menunjang produktifitas.
Penerapan ergonomi dapat di lakukan melalui dua pendekatan yaitu:

1. Pendekatan kuratif
Pendekatan ini di lakukan pada suatu proses yang sudah atau yang sedang berlangsung.
Kegiatan berupa interfensi, modifikasi atau perbaikan dari proses yang telah berjalan. sasaran
dari kegiatan ini adalah kondisi kerja dan lingkungan kerja. Dalam pelaksanaanya terkait
dengan tenaga kerja dan proses kerja yang sedang berlagsung.
Page
5

2. Pendekatan konseptual
Pendekatan ini di kenal sebagai pendekatan sistem dan akan sangat efektif dan efisien jika di
alakukan pada saat perencanaan. Jika terkait dengan teknologi, sejak proses pemilihan dan alih
teknologi, prinsip-prinsip ergonomi telah di tetapkan penerapanya bersama-sama dengan kajian
lain, misalnya kajian teknis, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Pendekatan holistik ini
kenal dengan pendekatan Teknologi Tepat Guna. Pendekatan ergonomi secara konseptual dilakukan
sejak awal perencanaan dengan mengetahui kemampuan adaptasi pekerja sehingga dalam proses kerja
selanjutnya, pekerja berada dalam batas kemampuan yang dimiliki.

2.3.

Dasar pemahaman Ergonomi


Ergonomi dapat diterapkan pada beberapa aspek dalam bekerja. Penerapan ergonomi
antara lain dapat dilakukan pada posisi kerja, proses kerja, tata letak tempat kerja, dan cara
mengangkat beban.
Page
6

1. Posisi kerja, terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak
terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. sedangkan posisi berdiri
dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua
kaki.
a. posisi kerja duduk
keuntungan:
1. mengurangi kelelahan pada kaki.
2. terhindarnya sikap yg tidak alamiah.
3. berkurangnya pemakaian energi.
kerugian:
1. melembeknya otot perut.
2. melengkungnya punggung.
3. efek buruk bagi organ bagian dalam.
b. posisi kerja berdiri
keuntungan: otot perut tidak kendor,
sehingga vertebra (ruas tulang belakang)

tidak

rusak bila mengalami pembebanan.


kerugian: otot kaki cepat lelah
c. posisi kerja duduk - berdiri
posisi duduk - berdiri mempunyai
keuntungan secara biomekanis dimana

tekanan

pada tulang belakang dan pinggang

30%

lebih rendah dibandingkan dengan

posisi

duduk maupun berdiri terus menerus.


2. Proses kerja, para pekerja dapat
menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
anthropometrinya. harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

Page
7

gambar:
jangkauan
3. Tata letak tempat kerja, display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja.
sedangkan simbol yang berlaku secara internasional harus lebih banyak digunakan daripada
hanya kata-kata saja.

4.

Mengangkat
beban,
bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung dan sebagainya. beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang
punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. beban yang
diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ilo sebagai berikut:

Page
8

Deskripsi
sekali-sekali
terus-menerus

2.4.

tingkat dewasa
pria (kg)
wanita (kg)
40
15-18

15
10

tingkat muda
pria (kg)
wanita (kg)
15
10-15

10-12
6-9

Tanda-tanda sistem kerja yang tidak ergononomi


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan.


Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan.
Pekerja sering melakukan kesalahan (human error).
Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang.
Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja.
Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang.
Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok.
Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup.
Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan.
Komitmen kerja yang rendah.
Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian
terhadap pekerjaan bahkan keapatisan.

2.5.

Tujuan penerapan Ergonomi dalam bekerja


A. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental, dengan meniadakan beban kerja tambahan (fisik
dan mental), mencegah penyakit akibat kerja , dan meningkatkan kepuasan kerja.
B. Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan kualitas kontak sesama pekerja,
pengorganisasian yang lebih baik dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja;
C. Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek teknik, ekonomi, antropologi
dan budaya dari sistem manusia-mesin untuk tujuan meningkakan efisiensi sistem manusiamesin. Bagaimana Ergonomi DiterapkanUntuk memenuhi tujuan yang dimaksud agar manusia

Page
9

efektif dan efisien maka ergonomi mengajarkan beberapa pendekatan yang harus diterapkan.
Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dengan teknologi tepat guna; artinya dengan memanfaatkan teknologi yang dapat
dimengerti serta diterapkan oleh pemakainya. Dengan demikian tidaklah benar bahwa
pendekatan ergonomi memerlukan biaya tinggi. Syarat teknologi tepat guna harus terpenuhi,
yaitu: secara ekonomis murah biayanya, secara kesehatan tidak menimbulkan penyakit,
secara teknik dapat dikuasai, secara sosio-budaya tidak ada benturan dengan budaya lokal,
dan ramah lingkungan dan tidak boros sumber daya alam. Suatu contoh: ruangan kerja yang
ternyata suhunya panas, dapat diatasi dengan ergonomi kuratif, berupa membobol tembok
dan mengganti dengan jendela yang lebar. Demikian pula bila dalam ruang kerja gelap
(misalnya ruangan di tengah-tengah bangunan besar), dapat diatasi dengan memanfaatkan
genteng kaca sehingga sinar dapat masuk melalui atap. Banyak contoh lainnya yang sejenis
dengan yang ditulis di atas, dapat dikerjakan dengan biaya murah.
2. Pendekatan partisipatorik; yang dimaksud ialah melakukan suatu perbaikan dengan
melibatkan si pemakai secara dini. Mau diapakan, bagaimana caranya semuanya itu
dimintakan pendapat kepada yang akan memakai nantinya. Demikian pula kalau rencananya
sudah pasti dimintakan lagi apakah masih ada masukan dan pendapat dari si pemakai.
Dalam upaya ini diusahakan agar ada komitmen dan rasa ikut memiliki sehingga rasa
tanggung jawab untuk secara bersamasama ikut menjaga keberlanjutannya.
3. Dengan pertimbangan budaya pemakai; di atas dalam teknologi tepat guna telah diutarakan
agar tidak bertentangan dengan budaya setempat. Yang dimaksud dengan budaya pemakai
ialah agar secara khusus memanfaatkan budaya setempat dalam upaya pendekatan ergonomi
tersebut. Termasuk dalam hal ini ialah beberapa norma, kebiasaan, kepercayaan,
ketersediaan bahan alami, dan lain-lainnya sehingga nantinya dengan penerapan ergonomi
hasilnya betul-betul menjadi milik masyarakat setempat, sehingga tidak asing dalam
memakainya. Di samping itu dilihat dari sejak kapan ergonomi diterapkan, dikenal dua
macam istilah pendekatan, yaitu: penerapan sejak perencanaan (disebut ergonomi
konsepsional); sedangkan kalau diterapkan setelah muncul masalah di tempat kerja disebut
pendekatan kuratif sehingga disebut sebagai ergonomi kuratif.Contohnya: gedung Balai
Hiperkes Bali-Nusra (sekarang Balai Hiperkes Bali), dibangun dengan menerapkan
ergonomi sejak perencanaan. Tampak gedungnya mempunyai ventilasi silang, siang hari
tidak memanfaatkan lampu listrik untuk penerangan ruang kerja; dan suhu ruang kerja
Page
10

terasa nyaman untuk seluruh ruang kerjanya. Contoh lain dimana ergonomi kuratif
dilaksanakan ialah gedung Departemen Keuangan di Renon, yang dibangung secara sentral
memakai pola dari pusat. Ada satu tingkat di bawah tanah yang tidak nyaman dipakai ruang
kerja; akhirnya dilakukan upaya perbaikan dengan memakai AC, siang hari memakai lampu
listrik untuk penerangan kerja. Semuanya itu adalah biaya yang sudah tentu lebih mahal
kalau dibandingkan dengan contoh di atas tadi.
Keuntungan Melaksanakan Ergonomi dapat dirasakan pada tingkat individu dan
organisasi.Kedua-duanya akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerjanya.Keuntungannya
adalah sebagai berikut:
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

menurunnya angka sakit akibat kerja


menurunnya kecelakaan kerja
biaya pengobatan dan kompensasi berkurang
stress akibat kerja berkurang
produktivitas membaik
alur kerja bertambah baik
rasa aman karena bebas dari gangguan cedera
kepuasan kerja meningkat.
Penutup pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang

sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Setelah itu baru pada tingkatan
organisasi kerja yang lebih besar/luas yang melibatkan beberapa orang. Hal itu penting
dilakukan untuk mencegah agar jangan kesan bahwa ergonomi itu mahal menjadi penghalang
dalam pembudayaan ergonomi. Selaku masyarakat pekerja hendaknya menyadari bahwa
dengan ergonomi kita dapat bekerja dengan aman, nyaman dan sehat sepanjang masa.

Page
11

BAB III
PENUTUP

3.1.

Kesimpulan
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam
keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah
dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap
kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis di Tempat Kerja serta
menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya
Page
12

3.2.

Saran
Dengan memahami pentingnya aspek ergonomi ini, setiap perusahaan harus melakukan
evaluasi secara integratif untuk menilai sejauh mana kecocokan rancangan sistem kerja yang
ada (termasuk pekerjaan itu sendiri) dengan para pekerjanya. unsur-unsur sistem kerja yang
dinilai meliputi mesin dan alat, material, metode kerja, lingkungan fisik (pencahayaan, termal,
kebisingan), tata letak komponen dan ruang kerja (workplace and workspace). evaluasi
ergonomi ini penting terlepas dari apa pun bentuk perusahaan tersebut, mulai dari industri
manufaktur, industri jasa, ataupun industri proses.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Adnyana, 2005,Ergonomi dalam Industri . Universitas Udayana.


Nurmianto, Eko. Ergonomi, 1998,Konsep Dasar dan Aplikasinya , Guna Widya, Jakarta,Edisi I,Cetakan
II.
Sumamur Dr, P.K.M.Sc, 1982,Ergonomi untuk Produktivitas Kerja ,Jakarta:YayasanSwabhawa
Karya.
Sutalaksana, Iftikar Z., 1979 Teknik Tata Cara Kerja , Bandung: ITB.

Page
13

Wignyosubroto, S., 1995,Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu , Teknik Analisis untukPeningkatan
Produktivitas Kerja, Jakarta: Guna Widya.
Kusuma wardani, laksmi, 2006 evaluasi ergonomic dalam perancangan desain,
evaluasi. pdf, diakses 11 september 2011
Manuaba, a,1998 penerapan ergonomi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia dan produktivitas. bunga rampai ergonomi vol.1

Page
14

Anda mungkin juga menyukai