Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KESMAS DASAR

PEMERIKSAAN ERGONOMI TEMPAT KERJA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

PEMINATAN EPIDEMIOLOGI

ALAN ABAS (811420144)

MAHDIYYAH TSABITAH KIAYI (811420100)

NURHAYATI LANJAHI (811420063)

NUR OKTAVIYANTI LIPUTO (811420129)

NURUL MARIATI SAAD (811420056)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2023
A. JUDUL
Pemeriksaan Ergonomi Tempat Kerja
B. TUJUAN
1. Mengetahui cara pemeriksaan ergonomi suatu tempat kerja
2. Mengetahui dan menganalisa dampak dari ergonomi tempat kerja
C. DASAR TEORI
1. Pengertian Ergonomi
Istilah ergonomic pertama kali dipopulerkan oleh Murel dalam buku
karangannya pada tahun 1949. Menurut sejarah, ergonomi berasal dari bahasa
Yunani yaitu ergon yang berarti kerja dan nomo yang berarti peraturan atau
hukum. Ergon artinya kerj/bekerja, nomos artinya aturan/hukum alam. Ergonomi
artinya aturan/tata cara dalam bekerja (secara harafiah). Jadi pengertian ergonomi
adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam hubungan dengan pekerjaan dan
segala aspek dan ruang lingkupnya.
Pengertian ergonomi adalah peraturan tentang bagaimana melakukan
kerja, termasuk sikap kerja, ergonomi sebagai salah satu cabang keilmuan yang
sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan
dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja yang baik untuk
mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan yang efektif, efisien, aman
dan nyaman
Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan
antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun dalam
beraktifitas maupun dalam beristirahat atas dasar kemampuan dan keterbatasan
manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan
menjadi lebih baik lagi
Dalam dunia kerja ergonomi memiliki peran yang besar dan semua bidang
pekerjaan memerlukan ergonomi. Ergonomi yang diterapkan di dunia kerja
membuat pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaan. Dengan adanya
rasa nyaman tersebut maka akan bermanfaat pada produktifitas kerja yang
diharapkan dan mampu membuatnya meningkat.
Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-
informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka
membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efesien).
Penampilan seseorang dalam melaksanakan kerja tergantung kepada rasio dari
besarnya tuntutan aktivitas dibagi kemampuan bersangkutan. Pendekatan
ergonomi merupakan langkah penyesuian ukuran tempat kerja dengan tubuh
manusia, melakukan pengaturan suhu, cahaya, dan kelembaban. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi kelelahan yang menimbulkan berbagai macam keluhan dan
agar sesuai dengan kebutuhan manusia. Dengan menggunakan aspek ergonomi
yang tepat pada tempat kerja akan meningkatkan produktivitas kerja sebanyak
25%.
Sanders dan McCornick mendefinisikan lebih detail ilmu ergonomic
sebagai ilmu yang mempelajari dan menerapkan informasi tentang perilaku
manusia, kemampuannya, keterbatasannya serta karakter manusia lainnya guna
mendesain suatu peralatan bantu, mensin, aktivitas, pekerjaan, dan lingkungannya
agar semakin produktif, aman, nyaman, dan efektif pada penggunaan oleh
manusia. Terbaru, Alan Hedge (2017) mendefinisikan ergonomic sebagai ilmu
pengetahuan tentang kerja yang focus mengatur pada peningkatan kemampuan
manusia untuk mendapatkan performasi kerja yang baik (Tumanggor. 2021).
Aspek-aspek ergonomi diantaranya faktor manusia (Human Centered
Design-HCD), antropometri dan sikap tubuh dalam bekerja. Analisis Perancangan
Kerja :
1) Faktor Manusia (Human Centered Design- HCD)
Faktor dari dalam : umur, jenis kelamin, kekuatan otot, bentuk dan ukuran
tubuh, status gizi, kepercayaan, motivasi dan kepuasan
Faktor dari luar : penyakit, lingkungan kerja, sosial, adat-istiadat, jenis
pekerjaan, peralatan, bahan baku, proses produksi, pembagian jam kerja/istirahat
2) Antropometri merupakan suatu pengukuran yang sistem atis terhadap
tubuh manusia, terutama seluk beluk dimensional ukuran dan bentuk tubuh
manusia. Manfaat anthropometri antara lain
Bagi tenaga kerja : untuk perlindungan kesehatan, keselamatan dan kenyamanan
Bagi alat kerja : relatif lebih aman
Produktivitas : kualitas dan kuantitas lebih baik
Produk : lebih berkualitas
Sikap tubuh dalam bekerja merupakan hubungan tenaga kerja dalam
sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja akan menentukan efisiensi,
efektivitas dan produktivitas kerja, selain SOP (Standar Operating Procedure)
yang terdapat pada setiap jenis pekerjaan (Sari, Dkk. 2019).
Fokus ergonomi melibatkan tiga komponen utama yaitu manusia, mesin
dan lingkungan yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interaksi
tersebut menghasilkan suatu sistem kerja yang tidak bisa dipisahkan antara yang
satu dengan yang lainnya yang dikenal dengan istilah worksystem (Team
Teaching. 2022)
2. Tujuan Ergonomi
Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi dapat dijelaskan sebagai
berikut.
a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cedera
dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental,
mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
b) Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial,
mengelola dan mengkoordinir kerja secara tepat guna dan meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.
c) Menciptakan keseimbangan rasional antara berbagai aspek yaitu aspek teknis,
ekonomis, antropologis dan budaya dari setiap sistem kerja yang dilakukan
sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. Banyak mesin
yang terotomasi digunakan di industri dapat menggantikan kemampuan
pemrosesan manual, namun hanya sedikit industri di Indonesia yang bergantung
sepenuhnya pada kekuatan otomatisasi. Untuk kawasan Asia Tenggara pada tahun
2016 menempatkan Indonesia diantara negara yang terendah dalam hal penerapan
teknologi, gambarannya adalah dengan rasio 2.000 pekerja dibandingkan 1 robot
industri.
Perhitungan biaya untuk memperoleh peralatan terotomasi atau keadaan di
lapangan yang membatasinya, hal ini dapat mempersulit akses penerapan otomasi
yang tepat. Sehingga tenaga kerja manual tetap banya dibutuhkan dan digunakan,
padahal pergeseran barang produksi massal sudah bergeser ke barang hasil
produksi yang lebih canggih. Sehingga ketika kita masih memanfaatkan manual
handling gangguan trauma yang dialami pekerja dalam durasi yang lama akan
tetap menjadi tantangan tersendiri.
Hal yang menjadi hambatan di industri manufaktur adalah sebuah proses
itu terdiri dari beberapa tahapan yang saling berkesinambungan. Sementara
teknologi yang telah dikembangkan saat ini setiap tahapan proses itu berdiri
secara terpisah dan belum terintegrasi secara otomatis dari proses awal sampai
akhir. Sehingga material handling yang bersifat dinamis masih dilakukan oleh
tenaga manusia dengan bantuan alat yang berteknologi.
Dalam proses pemindahan bahan baku, bahan jadi, atau barang dalam
proses banyak terjadi ketidak-sesuaian dalam mengangkat dan memindahkan. Arti
Manual Material Handling (MMH) menurut Suhardi (2008), adalah aktivitas dari
pekerja dalam upaya mengangkat, memindahkan, mendorong, menarik dan lain-
lain. Bukan hanya sebatas mengangkat dan menurunkan saja. Karena selama ini
definisi MMH hanya dibatasi pada dua kegiatan tersebut (Nugroho. 2021).
Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pemecahan masalah.
Pertama, melakukan identifikasi masalah yang sedang dihadapi dengan
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi. Kedua, menentukan prioritas
masalah dan mesalah yang
paling mencolok harus ditangani lebih dahulu. Kemudian dilakukan analisis untuk
menentukan alternatif intervensi. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penerapanergonomi (Anies, 2005) :
a. Kondisi fisik, mental dan sosial harus diusahakan sebaik mungkin sehingga
didapatkan tenaga kerja yang sehat dan produktif.
b. Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot
c. Lingkungan kerja harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan
anggota tubuh sehingga dapat bergerak secara leluasa dan efisien.
d. Pembebanan kerja fisik dimana selama bekerja peredaran darah meningkat 10
s/d 20 kali. Meningkatnya peredaran darah pada otot-otot yang bekerja
memaksa jantung untuk memompa darah lebih banyak.
e. Sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan duduk,
meja kerja dan luas pandangan. Untuk merencanakan tempat kerja dan
perlengkapan yang dipergunakan, diperlukan ukuran-ukuran tubuh yang
menjamin sikap tubuh paling alamiah dan memungkinkan dilakukan gerakan-
gerakan yang dibutuhkan (Team Teaching. 2022).
3. Prinsip Ergonomi
Secara umum, prinsip ergonomi dibedakan menjadi lima yakni :
a) Kegunaan (Untility)
Prinsip kegunaan artinya masing-masing produk yang dihasilkan memiliki
manfaat untuk seseorang dalam mendukung kegiatan atau kebutuhan dengan
maksimal tanpa mengalami kesulitan atau masalah dengan penggunaannya.
b) Keamanan(Safety)
Prinsip keamanan memiliki arti masing-masing produk yang dihasilkan
mempunyai fungsi yang bermanfaat tanpa berisiko membahayakan keselamatan
atau penggunanya.
c) Kenyamanan (Comfortability)
Prinsip kenyamanan mempunyai arti produk yang dihasilkan memiliki tujuan
yang selaras atau tidak mengganggu kegiatan dan juga diusahakan mendukung
kegiatan seseorang.
d) Keluwesan(Flexibility)
Prinsip keluwesan berarti ergonomi bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pada
kondisi ataupun fungsi ganda.
e) Kekuatan (Durability)
Prinsip kekuatan berarti harus tahan lama dan awet dan juga tidak cepat rusak
apabila digunakan.
Faktor Resiko Kesalahan Ergonomi Kecelakaan kerja masih sering terjadi
yang disebabkan karena pihak manajamen belum mempertimbangkan masalah
ergonomi.
Menurut Suhardi B, Beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesalahan
ergonomi, sebagai berikut :
1) Penanggulangan yang banyak,yaitu menjalankan gerakan yang sama secara
terus menerus
2) Beban berat, yaitu beban fisik yang berlebihan selama perkuliahan
3) Postur yang kaku, yaitu menekuk atau memutar bagian tubuh
4) Beban statis, yaitu bertahan lama pada satu postur sehingga otot berkontraksi
5)Tekanan,yaitu tubuh tertekan pada suatu permukaan
6) Getaran,yaitu menggunakan peralatan yang bergetar
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang dibutuhkan beberapa konsep
seperti efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien. Konsep ini berkaitan dengan
ergonomi untuk membentuk teknik, lingkungan dan peralatan kerja yang mampu
mendorong konsep tersebut sesuai dengan pekerjaan.
konsep merupakan tujuan yang dicapai dalam pengimplementasian
ergonomi. Konsep ini tidak hanya dirasakan oleh fisik seseorang tetapi juga juga
dapat dirasakan secara psikologis. Tubuh manusia apabila diberi tanggungan kerja
secara terus menurus akan menimbulkan rasa lelah yang dapat berkembang
menjadi rasa sakit pada bagian tubuh tertentu dan dapat mengakibatkan stress atas
pekerjaannya tersebut (Idkhan, Dkk. 2021).
Ergonomi terhadap lingkungan kerja sangat memberikan pengaruh
terhadap proses pembelajaran baik secara akademik skill maupun technical skill.
Lingkungan kerja sebagai salah satu komponen sistem kerja akan memberikan
beban tambahan baik fisik maupun psikologi pada manusia dalam proses kerja.
Suatu lingkungan kerja yang nyaman akan mendorong terciptanya gairah kerja
dan efisiensi kerja. Sedangkan lingkungan kerja yang tidak nyaman, seperti panas
yang cukup tinggi, pencahayaan yang kurang memenuhi syarat dan tingkat
kebisingan yang sering mengganggu ketenangan bekerja merupakan kendala yang
dapat mengurangi produktivitas perusahaan (Baharuddin. 2019).
D. ALAT DAN BAHAN
Nama Alat dan
No. Gambar Fungsi
Bahan

Sebagai acuan
Lembar
dalam
Observasi
1. memeriksa
Penilaian
ergonomic
Ergonomi
ditempat kerja

Terdiri dari
Pulpen,
Penggaris dan
2. Alat Tulis Papan Ujian
Untuk
mencatat hasil
pengukuran
yang diperoleh

Mengukur jarak
responden
Alat Ukur dengan tempat
3.
(Meteran) kerja (meja
kerja,
computer, dan
lain-lain)
E. CARA KERJA

Pemeriksaan Ergonomi Tempat Kerja

Memilih responden yang akan


dilakukan penilaian dan menyuruh
Responden Untuk memasuki
tempat pengujian Ergonomi Kerja.

Meminta responden untuk tetap


bekerja sebagaimana biasanya
responden tersebut bekerja
Melakukan observasi dan
pengukuran tempat kerja
responden yang telah dipilih dan
menjalankan kerja sebagaimana
biasanya, sesuai dengan lembar
observasi

Melakukan identifikasi dan analisa


risiko kerja terhadap hasil
observasi yang didapat.

F. HASIL PRAKTIKUM
LEMBAR OBSERVASI ERGONOMI
Pilihan
PERNYATAAN Tidak Hasil
Memenuhi
Memenuhi
A. PERALATAN PERKANTORAN
Tata Letak Peralatan Kantor
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Kesesuaian tinggi tempat duduk
dengan tinggi monitor sehingga √ 21 inch
jarak antara mata dengan
monitor 20-40 inchi dan sudut
15-20 derajat dibawah horizontal
2. Kesesuaian tinggi sandaran
LEMBAR OBSERVASI ERGONOMI
Pilihan
PERNYATAAN Tidak Hasil
Memenuhi
Memenuhi
punggung dan tangan sehingga √
tersangga dengan baik.
3. Kesesuaian meja dengan posisi
Keyboard dan Mouse yang √
sejajar.

B. KURSI PEKERJA
1. Ukuran kursi harus sesuai
dengan ukuran karyawan yang √
menggunakan.
2. Memilih kursi kerja sesuai
dengan jenis tugas pekerjaan √
3. Kursi harus stabil, memiliki lima
kaki, baik beroda maupun tidak
beroda √
4. Sandaran kursi harus menyangga
lengkungan pinggang

(kemiringan fleksibel).

C. MEJA KERJA
1. Tinggi Meja (58-68 cm)
2. Luas Meja Minimal (120 x 90 √
Cm) √ 125 x 60
3. Tidak memantulkan cahaya cm
4. Cukup untuk menempatkan √
barang-barang seperti Keyboard,

Mouse, Monitor, Telepon, dan
Dokumen Holder.
5. Ruangan Kaki dibawah Meja Lebar
minimal Lebar 51 Cm dan √
Panjang / Kedalaman 60 Cm (35 cm)
6. Tidak terdapat barang (dokumen
Kedalaman
/ CPU) dibawah meja. √
(80 cm)

D. POSTUR KERJA
1. Pada saat duduk, posisi siku
sama tinggi dengan meja kerja, √
LEMBAR OBSERVASI ERGONOMI
Pilihan
PERNYATAAN Tidak Hasil
Memenuhi
Memenuhi
klengan bawah horizontal dan
lengan atas menggantung bebas.
2. Mata sama tingginya dengan
bagian paling atas layar monitor. √
3. Kaki bisa diletakkan diatas lantai
dengan posisi datar
menggunakan footrest terutama
bagi pekerja yang bertubuh √
mungil.
4. Sandaran kursi baik sehingga
punggung bawah pekerja √
ditopang dengan baik.
5. Letak layar monitor kurang lebih
sepanjang lengan pekerja, serta √
letak monitor dan keyboard
berada ditengah-tengah sumbu
tubuh.
6. Meja dan layar monitor tidak
menghadap ke jendela atau √
lampu yang terang.
7. Ada ruang yang cukup dibawah
meja untuk pergerakan kaki √
8. Tidak terdapat tekanan
berlebihan dari ujung tempat √
duduk pada bagian belakang
kaki dan lutut.
9. Letak semua dokumen dan alat √
yang diperlukan masih dalam
jangkauan.
10. Menggunakan penyangga
dokumen (document holder) √
11. Menggunakan mouse yang
sesuai dengan ukuran
genggaman tangan dan letaknya √
disamping keyboard.
E. KORIDOR
1. Diantara baris-baris meja
disediakan lorong-lorong untuk
keperluan lalu lintas dan √
kemudahan evakuasi sewaktu
LEMBAR OBSERVASI ERGONOMI
Pilihan
PERNYATAAN Tidak Hasil
Memenuhi
Memenuhi
keadaan darurat, minimum jarak
120 cm.
2. Jarak antara satu meja dengan
meja yang dimuka/dibelakang √
selebar 80 cm
G. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum pemeriksaan ergonomi ditempat kerja yang
dilakukan di laboratorium jurusan kesehatan masyarakat dimana responden
diambil dari salah satu anggota kelompok dan responden tersebut diminta untuk
melakukan pekerjaan yaitu pengoperasian computer sebagaimana biasanya
responden menggunakan computer.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kesesuai peralatan
perkantoran, tata ruang dan tata letak kerja serta cara kerja. Dimana pemeriksaan
menggunakan lembar observasi terkait ergonomi yang didalamnya tercantum
pernyataan-penyataan untuk membantu dalam kegiatan observasi dan wawancara
yang di dukung oleh standar-standar yang ada.
Adapun hal-hal yang menjadi fokus dalam pemeriksaan yaitu yangpertama
kesesuainan peralatan kantor. Dimana hasil yang diperoleh bahwa pada
pemeriksaan kesesuaian tinggi tempat duduk dengan mata responden tidak
memenuhi criteria tata letak perkantoran dimana posisi monitor lebih tinggi
dibandingkan posisi pekerja. Untuk pemeriksaan kesesuaian sandaran punggung
dengan tangan responden dikatakan tidak memenuhi karena bahu responden lebih
tinggi dibanding dengan tinggi dari sandaran kursi. Sedangkan untuk pemeriksaan
kesesuaian meja dengan mouse dikatakan memenuhi karena jarak antara pinggiran
meja sebelah kanan dengan mouse dapat dikatakan sejajar begitupun dengan jarak
pinggiran meja sebelah kiri dengan keyboard.
Yang kedua yaitu pemeriksaan/pengukuran terhadapan fasilitas kerja
seperti meja dan kursi pada station kerja dimana diperoleh hasil bahwa untuk
kursi telah memenuhi standar kursi yang cukup untuk pekerja khususnya pekerja
kantor. Hal ini ditinjau dari desain kursi yang sudah sesuai dengan ukuran
karyawan yang menggunakan namun kesesuaian kursi lainnya tidak memenuhi
karena harusnya memiliki 5 kaki dan roda dimasing-masing kakinya serta adanya
sandaran kursi yang mampu menyanggah lengkungan pinggang agar saat bekerja
tidak terjadi cedera pinggang akibat pinggang tidak tersanggah dengan baik dalam
jangka waktu yang lama, sedangkan yang digunakan hanya kursi berkaki 4 yang
berbahan dasar besi degan sandaran yang kurang empuk serta berbentuk datar.
Namun dari segi kenyamanan berdasarkan hasil tanya jawab dengan responden,
sudah dapat dikatakan nyaman karena dilihat dari adanya busa pengalas pada
dudukan kursi sehingga saat diduduki terasa nyaman walupun bekerja dalam
waktu yang lama.
Untuk pengukuran meja kerja sendiri diperoleh hasil bahwa meja kerja
yang digunakan secara garis besar sudah memenuhi standar karena permukaan
meja yang digunakan rata dan tidak licin dengan berbahan dasar triplek megkilap
namun tidak memantulkan cahaya, hanya saja dari segi ketinggian meja serta luas
meja tidak sesuai. Hal ini sebenarnya dapat mempersempit jangkauan kerja serta
kapasitas penempatan alat-alat kerja seperti berkas berkas dan alat kerja menjadi
terbatas.
Pemeriksaan/pengukuran yang keempat yaitu dari aspek postur kerja
dimana diperoleh hasil bahwa responden yang diobservasi sebagian besar sudah
memenuhi standar ergonomi yang ada di lembar observasi namun ada beberapa
hal yang didapat masih kurang memenuhi seperti, ketidaksesuaian antara mata
responden dengan bagian paling atas monitor serta di tambah lagi saat
pemeriksaan diperoleh bahwa kaki dari responden melayang tanpa menyentuh
lantai. Kedua hal tersebut dipengaruhi oleh ketinggian kursi yang tidak sesuai
dengan responden serta keadaan kursi yang memang tidak bisa disesuaikan
ketinggiannya. Untuk penempatan meja kerja serta computer yang digunakan
dapat dikatakan tidak sesuai karena layar monitor computer menghadap ke jendela
yang tidak ditutupi dengan gorden dan cahaya masuk menebus jendela sehingga
layar monitor memantulkan cahaya dari jendela.
Aspek kelima yang dilakukan pemeriksaan yaitu koridor, dimana
komponen yang dilakukan pengukuran hanya 2 yaitu ukuran jalur lalu lintas untuk
keperluan evakuasi bencana dan jarak antara meja-meja kerja. Diperoleh hasil
bahwa untuk ukuran jalur lalu lintas tidak memenuhi standar karena jalur lalu
lintas pekerja disebelah kanan maupun kiri sangat kecil sehingga berbahaya jika
pekerja lalu lalang kemudian saling bertubrukan apalagi saat evakuasi bencana.
Untuk jarak antara meja-meja kerja dapat dikatakan memenuhi karena di lokasi
pengukuran yaitu di laboratorium kesmas hanya terdapat beberapa meja saja yang
jaraknya saling berjauhan satu sama lain.
Ketidaksesuaian dan ketidakselarasan kerja diatas jika terus menerus
diabiarkan tanpa dilakukan perbaikan dan penataan ulang kembali maka akan
beresiko menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja khususnya pada sistem
musculoskeletal dan dapat meningkatkan risiko kecelakaan kerja.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum terkait pemeriksaan ergonomi di tempat
kerja, maka dapat disimpulkan :
1. Pemeriksaan dan pengukuran ergonomi di tempat kerja dilakukan dengan
menggunakan acuan penyataan-penyataan yang dimuat dalam lembar
pemeriksaan/observasi ergonomi.
2. Perancangan dan pengaturan ergonomi di tempat kerja harus disesuaikan
dengan postur kerja dan cara kerja dari para pekerja agar tidak memberikan
dampak buruk bagi pekerja
3. Pelaksanaan dan penerapan ergonomic di tempat kerja di mulai dari yang
sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Rancangan ergonomic
akan dapat meningkat efisiensi, efektivitan dan produktivitas kerja, serta dapat
menciptakan system serta lingkungan yang cocok, aman, nyaman, dan sehat.
DA FTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2019. Analisis Ergonomi Terhadap Beban Kerja Mahasiswa


Praktikum Mesin Perkakas. Jurnal Teknologi. Vol 21 (1)
Idkhan, Dkk. 2021. Analisis Ergonomi. Sulawesi Selatan : Global Research and
Consulting Institute (Global-RCI)
Nugroho. 2021. Tinjauan Produktivitas Dari Sudut Pandang Ergonomi. Sumatera
Barat : PACE
Sari, Dkk. 2019. Mengenal Ergonomi Kerja Yang Baik Saat Beraktivitas Di
Kantor. Jurnal Abdimas Kesehatan. Vol 1 (1)
Team Teaching. 2023. Praktikum Kesmas Dasar. Gorontalo : Universitas Negeri
Gorontalo
Tumanggor. 2021. Buku Ajar Analisis Perencanaan Kerja. Jawa Tengah : CV.
Pena Persada
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai