Anda di halaman 1dari 15

Modul Desain & Pengembangan Produk

MODUL
DESAIN &
PENGEMBANGAN PRODUK

Penulis

Sugiharto

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI GICI


DEPOK
2020

STIE GICI Business School 1


Penulis: Sugiharto
_______________________________
Editor
_______________________________
Setting & Layout
_______________________________
Desain Cover & Gambar
_______________________________

ISBN : _________________________

Cetakan I : ______________________

© Copyright 2014, GICI Press

KUTIPAN PASAL 72:


Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 19 Tahun 2002)
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagai mana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu
juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

GICI Press
Art Design, Publishing & Printing
Ruang Marketing
Gedung GICI Business School Bogor
Jl. Pahlawan No. 31-33 Bogor, Jawa Barat
Telp. 0251-8321163/8334740
Fax. 0251-832530
Modul Desain & Pengembangan Produk

BAB 11
KONSEP ERGONOMIS

Salah satu alasan mengapa suatu produk diterima pasar


adalah karena kemudahan dalam penggunaan dan pemakaian suatu
produk yang dirancang sesuai dengan kondisi fisik manusianya.

1. Pengertian Ergonomi

Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sismatis


untuk memanfaatkan informasi–informasi mengenai sifat,
kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu
sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada
sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan
melalui pekerjaan itu, dengan efektif, nyaman, aman, sehat dan
efisien. Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan
nomos (aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan
yang berkaitan dengan kerja.

Studi ini meninjau aspek-aspek manusia dalam lingkungan


kerjanya, secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,
manajemen, dan rancangan, dengan tujuan untuk menyesuaikan
suasana kerja dengan manusianya (disebut juga dengan Human
Factors).

Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk


meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja Ergonomi

STIE GICI Business School 3


adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk
menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau
sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia
seoptimal-optimalnya.

Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan


rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan
tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. Dari berbagai
pengertian di atas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari
ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah
berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan
kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah
cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan
dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan
manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.

Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia


dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian
ergonomic ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah
penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia
ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya
antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan
dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya
dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh
manusia.

McCormicks dan Sander (1987), memberikan penekanan


ergonomic ditinjau dari tiga aspek:

1) Focus utama

Pertimbangan factor manusia dalam perancangan


barang buatan, prosedur kerja dan lingkungan
Modul Desain & Pengembangan Produk

kerja. Perhatian ergonomic, terkait dengan


interaksi manusia dengan barang buatan sebagai
produk, peralatan kerja, fasilitas kerja, prosedur
yang dilakukan dalam bekerja secara rutin.

2) Tujuan

Tujuan utama adalah meningkatkan efektivitas dan


efisiensi kerja, seperti memperbaiki keamanan dan
keselamatan kerja, memperbaiki kualitas hidup
dalam lingkungan kerja.

3) Pendekatan

Aplikasi sistemik dari informasi yang relevan


mengenai, keunggulan, keterbatasan, karakteristik,
perilaku, dan motivasi manusia terhadap rancangan
produk dan prosedur yang digunakan serta
lingkungan kerja atau para pengguna barang
buatan.

International Labour Organization (ILO), mendefinisikan


ergonomic merupakan aplikasi ilmu pengetahuan biologi
manusia dengan pengetahuan rekayasa untuk mencapai
sejumlah penyesuaian dan timbal balik dari pekerja baik wanita
maupun pria dalam melaksanakan pekerjaannya, manfaatnya
dapat diukur dari efisiensi, kesehatan, dan kesejahteraan.

2. Ruang Lingkup Ergonomi

International Ergonomics Association (IEA, 2010),


mendefinisikan ergonomic merupakan studi anatomis, fisiologi
dan psikologi dari aspek manusia dalam bekerja di
lingkungannya. Konteks ini, memiliki kaitan dengan efisiensi,

STIE GICI Business School 5


kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan dari orang-orang di
tempat kerja, di rumah dan sejumlah permainan. Hal itu, secara
umum memerlukan studi dari system dan fakta ketubuhan
manusia, mesin-mesin dan lingkungan yang saling
berhubungan dengan tujuan mengena penyesuaiannya.

The International Ergonomics Association (IEA, 2000)


mengidentifikasikan kategori spesialisasi ergonomic dimana
keempat spesialisasi ini dapat dikelompokkan menjadi
mikroergonomi dan makroergonomi, keempat spesialisasi ini
yaitu:

1) Ergonomic fisik

Ergonomic fisik berkaitan dengan anatomi


manusia, seperti antropometri, karakteristik
mekanik fisiologi dan biologi yang berkaitan
dengan aktivitas fisik.

2) Ergonomic kognitif

Ergonomic kognitif berkaitan dengan proses


mental, seperti persepsi, memori, penalaran, dan
respon motoric, karena hal itu mempengaruhi
interaksi antara manusia dan bagian lain dari
system. Topik yang relevan meliputi bebam kerja
mental, pengambilan keputusan, kinerja terampil,
interaksi manusia-komputer, keandalan manusia,
stress kerja, dan pelatihan seperti ini mungkin
berhubungan dengan manusia system dan desain
interaksi manusia computer.

3) Ergonomic organisasi

Ergonomic organisasi berkaitan dengan optimasi


system sosio-teknis, termasuk struktur organisasi
Modul Desain & Pengembangan Produk

mereka, kebijakan dan proses. Topik ini relevan


meliputi komunikasi, kru manajemen sumber daya,
desain pekerjaan atau job design, ergonomic
masyarakat, kerja kooperatif, program kerja baru,
organisasi virtual, telework, dan manajemen mutu.

4) Ergonomic lingkungan

Ergonomic lingkungan berkaitan dengan interaksi


manusia dengan lingkungan. Lingkungan fisik,
ditandai dengan iklim, suhu, tekanan, gerakan,
cahaya.

Semua lingkup kajian di atas digunakan untuk


medesain atau merancang sistem kerja. Oleh karena itu
ergonomi juga sering diasosiasikan dengan perancangan
sistem kerja, karena ilmu ergonomi dipakai unruk
merancang atau memperbaiki sistem kerja dengan manusia
sebagai orientasi utamanya.

Perlu diketahui bahwa dalam perancangan sebuah


sistem kerja atau dalam penelitian kerja, keempat bidang
di atas seringkali tidak berdiri sendiri-sendiri, sebagai
contoh: penelitian untuk mengetahui seberapa jauh efek
pencahayaan di tempat kerja (ergonomi lingkungan) maka
dalam penelitian tersebut juga melibatkan performa kerja
(ergonomi kognitif) sebagai indikatornya. Contoh lain
pada penelitian tentang pengaruh getaran di tempat kerja
(ergonomi lingkungan) bisa melibatkan performa kerja
(ergonomi kognitif) sebagai indikatornya dan/atau
melibatkan karakteristik fisik manusia misalnya dalam hal
kerusakan telinga / pendengaran (ergonomi fisik) yang
disebabkan dari kebisingan tersebut.

STIE GICI Business School 7


Menurut suatu sumber, terdapat 6 ilmu yang secara
garis besar mendominasi dalam ergonomi, yakni:

a. Antropometri (muncul atau dikembangkan


dari ilmu anatomi)

b. Biomekanik (muncul atau dikembangkan


dari ilmu ortopedi)

c. Fisiologi manusia kerja (muncul atau


dikembangkan dari ilmu fisiologi)

d. Higiene Industri / Kesehatan dan


keselamatan kerja / K3 (muncul atau
dikembangkan dari ilmu kedokteran /
medis).

e. Manajemen dan psikologi kerja (muncul


atau dikembangkan dari ilmu psikologi).

f. Hubungan kerja / tenaga kerja (muncul


atau dikembangkan dari ilmu sosiologi)

Keenam ilmu di atas di aplikasikan dalam


hubungan antara manusia dengan mesin atau manusia
dengan pekerjaanya yang mayoritas berada di industri.
Dan selanjutnya ilmu ini diaplikasikan dalam suatu
rekayasa (engineering) dan perancangan (design) sehingga
banyak bidang engineering yang mempelajari ilmu ini
seperti teknik industri/industrial engineering,
bioengineering, system engineering, teknik
keselamatan/safety engineering, military engineering, dan
perancangan berbantukan computer (computer-aided
design) dan di teknik industrilah ergonomi paling banyak
dipelajari.
Modul Desain & Pengembangan Produk

3. Tujuan Ergonomi

Secara umum tujuan dari penerapan ergonomi, antara lain:


Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya
pencegahan cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan
beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi dan
kepuasan kerja; Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui
peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja
secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama
kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif;
Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis,
ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang
dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup
yang tinggi. Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah
evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu
pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan
teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus
berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan
ergonomi di tempat kerja.

Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi


setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam
ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip
ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di
tempat kerja.

Terdapat 11 prinsip ergonomi, yaitu sebagai berikut:

1) Bekerja dalam posisi atau postur normal.

2) Mengurangi beban berlebihan.

3) Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam


jangkauan.

STIE GICI Business School 9


4) Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh.

5) Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan.

6) Minimalisasi gerakan statis.

7) Minimalisasikan titik beban.

8) Mencakup jarak ruang.

9) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman.

10) Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan


saat bekerja.

11) Membuat agar display dan contoh mudah


dimengerti.

12) Mengurangi stress.

4. Metode Ergonomi

Sampai saat ini, metode yang digunakan untuk


mengevaluasi factor-faktor manusia dan ergonomic mulai dari
kuesioner sampai dengan laboratorium yang lebih kompleks
dan mahal. Beberapa metode yang biasa digunakan, adalah
sebagai berikut:

1) Enthnographic analysis (analisis etnografis),


metode yang merujuk pada etnografi, proses
berfokus pada pengamatan penggunaan teknologi
dalam lingkungan kerja. Penekanan pada metode
kualitatif bersifat pengalaman “duna nyata” dan
tekanan serta penggunaan teknologi atau
lingkungan di tempat kerja. Proses ini paling baik
digunakan pada awal proses desain.
Modul Desain & Pengembangan Produk

2) Focus discussion group (FGD), adalah bentuk lain


dari penelitian kualitatif yaitu seorang individu
akan memfasilitasi diskusi untuk memperoleh
pendapat tentang teknologi atau proses dalam
penyelidikan. Hal ini dapat dilaksanakan pada
wawancara, atau dalam sesi dinamika kelompok.
Selain dapat digunakan untuk mendapatkan jumlah
besar data kualitatif yang emndalam meskipun
ukuran sampel yang kecil.

3) Iterative design (perancangan desain). Dikenal


sebagai prototipe, iterative proses desain berusaha
untk melibatkan pengguna pda beberapa tahap
desain, dalam rangka memperbaiki masalah ketika
muncul dalam kenyataan. Sebagai prototipe dari
proses desain, harus tunduk paa bentuk-entuk lain
dari analisis dan hasilnya kemudian diambil srta
dimasukkan ke dalam desain baru. Kecenderungan
di antara pengguna dianalisis, selanjutnya produk
didesain ulang.

4) Meta analysis (meta-analisis), merupakan Teknik


tambahan digunakan untuk memeriksa macam data
tubuh yang sudah ada atau literatur dalam rangka
memperoleh kecenderungan atau bentuk hipotesis
untuk membantu keputusan desain. Sebagai bagian
dari survei literatur, meta analisis dapat dilakukan
dalam rangka untuk melihat kecenderungan
kolektif dari variabel individu.

5) Subject-in tandem (subjek dalam tandem), yaitu


dua subjek diminta untuk bekerja secara bersamaan
pada serangkaian tugas, sementara pengamatan
analisis dilakukan. Hal ini diamati oleh peneliti,
dan dapat digunakan untuk menemukan kesalahan.

STIE GICI Business School 11


6) Survey dan kuesioner, suatu Teknik yang umum
digunakan, survei dan kuesioner memiliki
keuntungan, yaitu dapat diberikan kepada
sekelompok besar orang dan biaya yang relative
rendah, memungkinkan peneliti untuk
mendapatkan sejumlah besar data.

7) Task analysis, suatu proses yang berakar pada teori


aktivitas,analisi tugas adalah cara sistematis
menggambarkan interaksi manusia dengan system
atau proses, untuk memahami bagaimana
mencocokkan tuntutan system atau proses terhadap
kemampuan manusia. Kompleksitas dari proses ini
umumnya sebanding dengan kompleksitas tugas
yang dianalisis, sehingga dapat bervariasi dalam
biaya, dan keterlibatan waktu.

Berikut contoh produk yang ergonomis.

5. Desain Produk yang Ergonomis

Era global, segala produk dipasarkan secara bebas.


Pengguna suatu produk tidak lagi harus membuat alat
sendiri, tetapi pembuat terpisah dengan pengguna, baik
produk sederhana maupun yang canggih. Kecenderungan
Modul Desain & Pengembangan Produk

desain yang berubah akibat peningkatan kebutuhan


manusia, maka menimbulkan kesadaran tentang
pentingnya desain yang eksklusif dan representatif, makin
bertambahnya usaha-usaha di bidang desain yang
mengakibatkan persaingan mutu desain, peningkatan
faktor pemasaran (daya tarik dan daya jual di pasaran),
serta tuntutan kapasitas produksi yang semakin meningkat.

Selain itu, pemikiran desain yang menghasilkan


gagasan kreatif didukung oleh berbagai ilmu pengetahuan
dan teknologi, termasuk pertimbangan ergonomi agar
produk yang dihasilkan dapat ergonomis (ergonomics
product), lebih manusiawi atau sesuai dengan kebutuhan
manusia (fit the job to the man); nyaman, sehat dan tidak
berisiko terhadap keselamatan penggunanya (Bridger,
1995; Gempur, 2006).

Desain merupakan suatu proses perwujudan ide


atau imajinasi dari seorang desainer menjadi poduk
fungsional dengan berbagai persyaratannya. Desain
diciptakan sebenarnya sebagai solusi atas permasalahan
(problem solving) yang dihadapi manusia dalam aktivitas
hidupnya. Sehingga berdasarkan prinsip tersebut, secara
umum hasil desain yang dipasarkan semestinya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan hidup
pemakainya. Manfaat dimaksudkan bahwa penggunaan
suatu hasil desain semestinya secara ergonomis dapat
membantu kemampuan, kebolehan dan keterbatasan
manusia dalam melaksanakan aktivitasnya, sehingga
tercapai hasil kerja yang lebih banyak, lebih cepat, lebih
kuat, mutu lebih baik, kesalahan lebih sedikit, beban kerja
yang lebih ringan serta dengan resiko yang sekecil-
kecilnya. Jika produk tersebut dinilai tidak ergonomis,

STIE GICI Business School 13


berarti sedikit manfaat yang dapat dirasakan oleh
konsumen, bahkan akan memberikan efek negatif.

Kenyataan di masyarakat produk-produk yang


dihasilkan dan diperkenalkan kepada konsumen tidak
seluruhnya dapat memuaskan atau memenuhi keinginan
konsumen. Banyak produk yang beredar di pasar tidak
disukai oleh konsumen, karena berdasarkan dorongan
emosi (emotional product motives) konsumen merasa tidak
nyaman, tidak efektif dan tidak efeisien. Terciptanya
produk tersebut kemungkinan besar disebabkan otoritas
desainer terlalu dominan dalam proses desain, selain itu
juga disebabkan keterbatasan pengetahuan desainer untuk
memecahkan kompleksitas masalah yang melingkupi
desain, sehingga desainer mengalami kesulitan dalam
menterjemahkan keinginan konsumen.

Desain yang baik berarti mempunyai kualitas


fungsi yang baik, sehingga dalam proses desain semestinya
desainer tidak hanya mengedepankan persoalan estetika
untuk menampilkan pesona produk, melainkan yang lebih
esensial adalah memperhatikan faktor manusia dan
aktivitasnya, seperti: umur, jenis kelamin, antropometri,
sikap tubuh saat beraktivitas, perilaku, kebiasaan manusia
beraktivitas dan sebagainya, sehingga tercapai desain yang
sesuai dengan sasaran penggunanya, meminimal risiko
serta produktivitas dapat lebih maksimal.

Memperhatikan hal tersebut, maka dalam proses


desain secara absolut dibutuhkan pertimbangan ergonomi.
Pendapat tersebut juga menguatkan hipotesis; jika dalam
proses desain tidak menggunakan pertimbangan ergonomi,
niscaya akan tercipta produk yang fungsional bermutu dan
tidak memberikan manfaat yang besar bagi pemakainya.
Produk tersebut tidak akan memberikan nilai jual yang
Modul Desain & Pengembangan Produk

tinggi (superior customer value) dan tidak memiliki


keunggulan tinggi dalam bersaing (competitive ad-
vantage).

Sumber Referensi

1) Ulrich, KT and Eppinger, PRODUCT DESIGN AND


DEVELOPMENT, SIXTH EDITION Published by
McGraw-Hill Education, 2 Penn Plaza, New York, NY
10121. Copyright © 2016 by McGraw-Hill Education.
2) Crawford Merle. 2003. “NewProductManagement” .NY.
McGraw-Hill.
3) KevinN.Otto and KristinL. Wood. 2001. “Product
Design”. Prentice Hall.
4) GlenL. Urban dan JohnR. Hauser. 1993.“Design and
marketing of New Product”. Apprentice Hall.
5) Yulianus Hutabarat, Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi,
Media Nusa Creative, 2017. Malang.

STIE GICI Business School 15

Anda mungkin juga menyukai