bahkan lebih makro lagi, yakni masyarakat dan teknologi. Sistem kerja tidak lagi
berupa stasiun kerja (manusia dan alat kerja) namun dapat berupa organisasi
perusahaan. Dalam hal konteks yang lebih makro init maka terdapat kebutuhan
untuk melihat sistem kerja sebagai sistem terbuka, yang dipengaruhi oleh
organisasi dan lingkungan eksternal. Hal inilah yang kemudian dikenal sebagai
yaitu (1) subsistem personel, (2) subsistem teknologi, (3) subsistem lingkungan
rapliputi struktur otganisasi, kehijakan organisasi, tata kelola proses kerja, sistem
faktor dalam sistem kerja dan organisasi kerja. Terjadinya perubahan pada salah
satu elemen sistem kerja aken memengaruhi elemen-e:emen yang lain, sehingga
jika semua elemen yang ada tidak dirancang secara sistem, maka akan terjadi
keselamatan, produktivitas, efisiensi, dan kualitas. Tujuan yang ingin dicapai oleh
rancangan tersebut ke level yang lebih bawahnya (mikro) sehingga tercipta sistem
Hendrick yang pertama kali mencetuskannya pada 1984, Konsep ergonomi makro
Society di Amerika Serikat atau yang sekarang lebih dikenal dengan HFES
(Human Factors and Ergonomics Society) pada tahun 1980 sebenarnya telah
sebagai berikut.
1. Kemunculan teknologi-teknologi baru yang secara mendasar akan
perkembangan komputer.
5. Adanya tuntutan yang semakin tinggi pada produk dan tempat kerja untuk
sebagai Tavistock Study. Studi ini dilakukan pada area tambang. Sebelum tahun
dan saling bergantian (rotasi). Kepuasan kerja terutama yang berkaitan dengan
Pekerja melakukan pekerjaan yang sangat spesifik dan rotasi pekerjaan Ergonomi
mengakibatkan semakin tingginya breakdown produksi dan absen kerja. Hal ini
karena rancangan sistem kerja tidak sesuai dengan karakteristik Psikososial dan
teknologi baru dan karakteristik psikososial kerja (yang dulu dirasakan saat sistem
manual dilakukan) untuk meningkatkan variasi kerja dan kontrol pekerja terhadap
yang lebih baik dari dua sistem sebelumnya. Studi ini menyimpulkan bahwa
teknologi yang sama dengan rancangan organisasi yang berbeda akan memberikan
yang dirancang akan berdasarkan pada dimensi tata letak dan beban kerja. Pekerja
pun diberikan istirahat yang cukup secara fisiologi. Namun, ketika pengaturan
kerja tidak memungkinkan adanya variasi kerja dan malah menimbulkan kerja
dilakukannya inovasi kerja) maka akan berdampak pada motivasi kerja dan
bahwa ergonomi makro merupakan bagian terpisah dan berbeda dengan ergonomi
mikro dalam hal penekanan pada fokus kajiannya. Dalam kaitannya dengan
perancangan sistem kerja, keterkaitan ergonomi makro dan ergonomi mikro dapat
pada lingkup kajian ergonomi mikro. Hasil perancangan dengan ergonomi makro
sehingga terjadi kesesuaian secara kcseturuhan." Dalam hat ini Hendrick dan
compotiblc with macro dcsign, the whole will be LESS than sum of the parts."
“When good macro level design is carried through to micro design, the whole will
2002)
dengan metode ergonomi mikro yang telah dibahas pada bab-bab sebelum ini.
dengan melakukan penelitian pada kondisi yang sebenarnya. Dalam tahapan awal
potensi modifikasi rancangan organisasi untuk perbaikan. Metode ini juga dapat
utama metode field study ini adalah hasil pengamatan yang realistis. Kelemahan
metode ini adalah proses observasi yang lama karena harus menunggu suatu
berbagai aspek sistem kerja, seperti tugas, kondisi organisasi, isu lingkungan,
kesehatan fisik dan mental yang dialatni pekcrja, dan lain-lain. Survei kuesioner
ini dapat digunakan pada tahap diagnosis (mencari permasalahan saat ini), tahap
adalah peneliti dapat mennperoieh data dalam jumlah besar dengan biaya yang
relatif murah dan waktu yang relatif cepat. Survei kuesioner juga dapat
memberikan data terstruktur yang dapat dinilai dan dianalisis secara baku. Namun
3. Metode Wawancara
mengidentifikasi akar masalah pada sistem kerja dan sistem organisasi secara utuh
transisi dan pertanyaan kunci yang lebih fokus. Metode wawancara memiliki
kualitatif Iainnya, di antaranya pengumpulan data yang kaya dan sangat informatif
wawancara dapat tnenjadi sangat tnahal dan menghabiskan waktu, (2) dapat
partisipan, (3) kesulitan dalarn penarikan kesirnpulan daftar data yang diperoleh
Saat ini fokus group menjadi salah satu metode utama yang digunakan
suatu kasus atau masalah, misalnya berkaitan dengan suatu sistem kerja. Diskusi
yang berlangsung dapat diarahkan untuk menggali intervensi yang dapat dibangun
untuk perbaikan kondisi kerja, dan lebih lanjut rnemperbaiki fungsi organisasi
secara keseluruhan. Focus group juga dapat membantu dalam perancangan dan
kondisi kerja pada grup yang lebih besar. Penggunaan metode fokus group
proses dan interaksi di antara partisipan (2) pendapat yang dibuat oteh salah satu
orang dapat berkembang berdasarkan masukan dari partisipan lain, serta (3) data
dari sejumlah orang dapat diperoleh dengan lebih ekonomis dan efisien
dalam pelaksanaan focus group adalah: (1) kehadiran pewawancara atau fasilitator
dapat memengaruhi perilaku partisipan, (2) kondisi grup dapat menekan respons
individu dan membentuk pemikiran kolektif, (3) satu atau beberapa orang tertentu
5. Ergonomi Partisipasi
implementasi yang unik. Salah satu metodologi yang cukup jelas menggambarkan
Design (MEAD), seperti yang diusulkan Hendrick and Kleiner (2002). Evaluasi
Pengamatan internal sistem difokuskan pada visi, misi, dan prinsip dasar
digambarkan secara utuh mulai dari input, proses, output, vendor, mekanisme
umpan balik, dan kontroi internal. Setelah itu, semua stakeholder ditentukan
berikut dengan harapan harapan mereka Suatu ketimpangan (gap) akan didapatkan
dan formalisasi organisasi kerja. Pada tahap init diperlukan penentuan kriteria
kesuksesan operasi produksi (produk atau jasa) yang dapat diambil dari tujuh
kerja, inovasi, dan segi keuangan (profit). Dalam hal ini, setiap ukuran dapat
berupa kualitatif dan kuantitatif. Contoh ukuran performansi dapat dilihat pada
Gambar 9.1,
Gambar 9.1 kriteria performansi dalam suatu sistem
aliran material dan stasiun kcrja. Unit operasi dapat didefinisikan berdasarkan
produk, fungsi dan potongan proses kerja. Dalam kondisi yang lebih kompleks,
unit operasi atau departemen memiliki tujuan input, transformasi, dan output
kondisi, spesifikasi, atau norma standar yang tidak diperkirakan atau diinginkan.
menggambarkan proses-proses yang terjadi saat ini dan analisis tugas secara detail
yang berkaitan dengan proses bisnis. Tipe-tipe variansi yang biasa terjadi antara
lain: kualitas, biaya, jadwal, kesehatan dan keselamatan serta non-value added
beberapa variansi yang menjadi variansi kunci. Variansi kunci adaiah variansi
yang memberikan dampak signifikan pada kriteria performansi dan atau paling
variansi yang terjadi selama transformasi proses kerja sehlngga dapat ditentukan
terjadi dikendalikan pada kondisi saat ini dan siapa personel yang bertanggung
jawab untuk mengendalikan variansi tersebut. Tabel kendali variansi kunci terdiri
atas:
rancangan dapat dilakukan pada level organisasi maupun pada level kelompok,
Pekerja terhadap peran yang dijalankannya saat ini dan kemudian dibandingkan
dengan peran yang seharusnya dijalankan. Gap yang terjadi dalam kedua hal
internal.
Salah satu aspek utama dalam implementasi ergonomi makro pada suatu
organisasi sebagai suatu entitas sosial yang saling berkoordinasi dengan batasan
yang dapat diidentifikasi secara relatif dan menjalankan fungsi untuk mencapai
satu atau lebih tujuan. Daft (2004) mendefinisikan organisasi sebagai entitas
sosial yang memiliki tujuan tertentu, dirancangkan sebagai sistem yang terstruktur
perancangan struktur organisasi sistem kerja dan terkait dengan proses untuk
sistematis.
struktur organisasi.
1. Tujuan Organisasi
unit atau per pekerja dalam organisasi. Contohnya. unit yang diproduksi
per pekeria per hari, biaya per unit produksi, atau pendapatan yang
2) Paser (market). Tujuan ini dapat didefinisikan dalam cara yang berbeda.
penjualan.
dan lainnya.
dari suatu aktivitas atau kegiatan yang berkelanjutan dari waktu ke waktu.
yaitu:
jangka menengah. ini adalah 1-3 tahun dan biasanya dimiliki oleh
orgamsasi penjualan.
panjang ini adalah lebih dari 3 tahun. Contohnya, target penelitian dan
pengembangan.
berikut.
Produktivitas
aspek unit performansi dengan biaya yang timbul dari performansi tersebut.
Profit, yaitu jumlah keuntungan dari penjualan setelah dikurangi semua biaya
Kualitas
Kecelakaan, yaitu frekuensi kecelakaan yang terjadi selama bekerja yang dapat
seperti kapasitas pabrik, aset, penjualan, profit, market share, dan jumlah
Turnover
Kepuasan kerja
Perlu dicatat bahwa berbagai kriteria di atas akan berbeda antar organisasi.
koordinasi formal, serta pola interaksi yang akan diikuti. Inti dari dimensi struktur
A. Kompleksitas
sebagai jumlah alat atau mekanisme yang ada untuk mengintegrasikan bagian-
karena membutuhkan metode kontrol yang rumit dan mahal. Diferensiasi vertikal
jumlah level yang memisahkan posisi eksekutif dengan pekerjaen yang secara
langsung terlibat dalam output sistem. Secara umum semakin besar ukuran
dengan kantor pusat, dan peningkatan proporsi pekerja pada unit-unit yang
terpisah.
adanya peraturan dan prosedur formal, tim komite, kantor integrasi sistern, sena
B. Formalisasi
formalisasi yang dirancang secara ergonomis peda sistem kerja. Secara semakin
C. Sentralisasi
pada individu, unit, atau level (biasanya tinggi di organisasi) yang memberikan
didelegasikan pada level bawah, namun terdapat peraturan dan mekanisme formal
untuk membatasi keputusan yang diambil pada level bawah, maka sebenarnya
ekonomis, (3) untuk keputusan finansial, hukum, dan keputusan lain yang akan
lebih efektif jika dilakukan dengan sentralisasi, (4) ketika beropeasä pada
oleh manajer akan memberikan beban atau melebihi kapasitas proses Pengolahan
informasi pada manusia dan kapasitas pengambilan keputusan, (2) dengan tujuan
tidak terprediksi dengan cepat saat kondisi tersebut terjadi, (3) untuk memberikan
"grass root' input sampai pengambilan keputusan dengan lebih detail, (4) untuk
memberikan motivasi dan kepuasan kerja intrinsik kepada karyawan, (5) untuk
mengurangi stress dan masalah kesehatan lainnya yang dapat timbul akibat
dengan konsep ergonomi makro harus memperhatikan hal-hal berikut. (1) harus
pada perancangan organisasi dan sistem kerja perancangan pekerjaan, proses kerja
yang spesifik, dan interface manusia sistem. Seperti tetah disebutkan sebelumnya,
1. Subsitem Teknologi
Perancangan subsistem teknlogi mendefinisikan tugas tugas yang harus
didefiniskan dalam empat cara yang berbeda, yaitu: (1) menurut mode produksi
suatu objek atau knowladge base technology, (3) menurut strategi yang dipilih
integration.
Telah terdapat model umum untuk masing masing kriteria tersebut sebelumnya,
Kompleksitas
vertikal
Horizontal
diferensiasi vertikal, (2) rasio optimal personel staff front desk pada lini industri,
variability, yaitu jum:ah pengecualian yang dihadapi dalam pekerjaan dan task
TASK VARIABILITY
Rutin dengan sedikit Variasi tinggi dengan banyak
Problem analizyability
Teridentifikasi dengan
pengecualian pengecualian
baik dan dapat
dianalisis
ROUTINE ENGINEERING
dengan baik dan tidak
Tidak teridentifikasi
dapat dianalisis
CRAFT NONROUTINE
sudah terdefinisi dengan baik. Kategori ini cocok untuk produksi massal. Routine
dan intuisi. Oleh karena itu, masalah harus diselesaikan oleh orang yang memiliki
yang rendah.
dari unit-unitnya. Contoh organisasi tipe ini adalah lini assembly pada
ketidakpastian utama organisasi tipe ini adalah pada Sisi input dan output. Oleh
yang sedang.
2. Mediating technology, dicirikan oleh adanya tautan klien pada Sisi input dan
(seperti bank, perusahaan utilitas, dan kantor pos) menautkan unit-unit yang
dependen ini saling terhubung rnelalui adanya aturan, regulasi, dan prosedur
opecasi standar (SOP). Oleh karena itu tipe organisasi ini membutuhkan
dituliskan untuk mengubah suatu objek dari satu kondisi ke kordisi lainnya.
Contoh tipe ini adalah rurmah sakit di mana objek yang dibuah adalah pasien.
Teknik yang dapat digunakan bervariasi dan dipilih berdasarkan kondisi pasien
adalah suatu keharusan untuk mendapatkan sistem yang efektif. Tipe teknologi
ini beroperasi paling baik dengan tingkat kompleksitas tinggi dan formalisasi
rendah.
Model Thompson ini tidak pernah diuji secara empiris. Tidak adanya
mungkin dilakukan.
3. Evaluasi khusus di mana aktivitas kerja dapat dinilai secara spesifik dan dapat
dikuantifikasi.
Secara umum semakin tinggi integrasi alur kerja maka tingkat spesialisasi
dapat berfungsi optimal. Dua hal utama yang dapat diperoleh dari model ini
(integrasi alur kerja (teknologi) menjadi relatif lebih kuat pada Organisasi yang
lebih kecil) dan jika teknologi memengaruhi struktur organisasi, teknologi hanya
akan memengaruhi beberapa hal saja dan merniliki pengaruh yang lebih kecil
pada organisasi dibandingkan dengan dua komponen utama sistem sosioteknik
2. Subsistem Personel
psikososial.
a. Proiesionalisme
pendidikan atau pelatihan yang dimiliki. Dari sudut pandang ergonomi makro,
b. Karakteristik Demografi
Terdapat beberapa karakteristik demografi tenaga kerja yang akan
Sampai saat ini tidak ada indikasj bagaimana perubahan demografi jumlah
keputusan.
Pekerja baru akan memiliki nilai yang berbeda pekerja terdahulu. Berdasarkan
c. Aspek Psikososial
dengan pengalaman dalam eksposur aktif untuk keragaman yang tinggi dalam
yang tinggi membawa pada pembangunan diferensiasi yang terbatas dan integrasi
pada satu konsep realitas. Fungsi konkret secara relatif dikarakterisasikan dengan
dan struktur institusi sebagai sesuatu yang relatif statis dan tidak berubah-ubah.
yang rendah serta toleransi terhadap ambiguitas yang tinggi, kepercayaan yang
terbuka, pemikiran relatif, empati, dan orientasi terhadap manusia yang kuat.
dengan baik pada tingkat sentralisasi, diferensiasi vertikal, dan fomalisasi yang
dan pekerja,
Edukasi, meliputi kesediaan fasilitas dan program serta tingkat edukasi aspirasi
pekerja,
Budaya, meliputi status sosial, nilai dan perilaku dalam bekerja, manajemen
dan lainnya,
lingkungen eksternal yang relevan dapat diwakili oleh dua dimensi utama. yaitu
Tingkat perubahan
Pro
Stabil Dinamis
S
b Ketidakpastian rendah Ketidakpastian sedang tinggi
l Stabil lingkungan dapat Dinamis, lingkungan tidak
e diprediksi dapat diprediksi
m Produk dan servis sedikit Produk dan servis sedikit
ederhana
i
Memiliki beberapa Memiliki beberapa
l
pelanggan,suplier dan pelanggan,suplier dan
i
kompetitor kompetitor
t
Kebutuhan pengetahuan rumit Kebutuhan pengetahuan
y
tinggi rumit tinggi
(poduk makanan (Industri komputer)
yaitu mekanik dan organik. Struktur mekanik digunakan untuk organisesi yang
tinggi, memiliki tugas-tugas yang rutin, perilaku yang terprogram, dan lambat
pemberian perintah secara langsung dari atasant tanggung jawab yang tidak
dinilai terkait dengan subunit lingkungan untuk menentukan level optimal dari
(2) rentang waktu umpan balik (pendek, sedang, panjang), (3) pola orientasi
tujuan (fokus pada tugas), (4) pola orientasi waktu (pendek, sedang, panjang), (5)
pola hubungan interpersonal (tugas atau sosial). Secara umum semakin tinggi
ketidaksamaan fungsi pada satu atau lebih dimensi tersebut, maka semakin kuat
efektif.
dikembangkan untuk mengetahui efek dari tiga elemen utama sistem sosioteknik,
relevan pada elemen utama yang keempat, yaitu struktur organisasi sistem kerja.
Dengan metode ini, analisis terhadap karakteristik utagna dari tiga elemen sistem
sosioteknik dan rancangan dasar struktur sistern kerja untuk efektivitas fungsinya
dapat ditentukan. Hasil analisis MAS dapat dibandingkan dengan struktur sistern
kerja yang telah ada untuk kernudian dapat diiakukan koreksi atau perbaikan
terhadap struktur sistem) kerja tersebut. Selain itu hasil dari model ini juga dapat
menjadi panutan daiarn rnenentukan perbaikan apa yang perlu dilakukan untuk
and Design). Penelitian mengenai ergonomi makro dengan metode MEAD pada
proses pelayanan kesehatan dilakukan oleh Grisanti Gadesiwati pada tahun 2011.
pelayanan berbeda, yaitu satu melayani pasien rawat inap dan lainnya melayani
pasien rawat jalan dan dengan ukuran organisasi yang berbeda. Dari penelitian
yang dilakukan Grisanti Gadesiwati tersebut diperoleh beberapa hasil yang dapat
menunjukkan keunikan ergonomi makro sebagai bagien dari ilmu ergonomi,
sebagai berikut.
Hal ini menegaskan ergonomi makro sebagai bagian ilmu ergonomi yang
dalamnya.
sehingga yang terkait dengan hubungan antar bagian dalam organisasi tidak
pelayanan pasien ini juga dapat menyebabkan solusi yang diberikan tidak
parsial
Perancangan hanya dilakukan secara teknis tanpa mempertimbangkan
yang dibuat sehingga efektivitas sistem kerja dapat dicapai. Hal ini sesuai
dengan temuan Human Factors and Ergonomics Society pada 1980 yang
efektif. Seiain itu, efektivitas organisasi juga diharapkan dapat dicapai melalui
penyesuaian rancangan organisasi terhadap kemampuan, keterbatasan, dan sifat
berikut.