Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PRODI TEKNIK INDUSTRI
Kampus 2 Jl. Glagahsari No.63, Warungboto, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55164

Nama : Muhamad Noval


NPM : 5220611027
Mata Kuliah : Ergonomika - B
Dosen : Ayudyah Eka Apsari, Dr., S.T., M.T.

1. Judul Jurnal : Macro and Micro Ergonomic Outcomes in Healthcare: Unravelling the
Relationship between 2 Patient Handling Performance and Safety Climate
(https://www.semanticscholar.org/paper/Macro-and-Micro-Ergonomic-Outcomes-in-
Healthcare%3A-Fray-Waterson/e7169886f69d3e8a6d8140eaf24ae84bdbda414f)
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa iklim keselamatan mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap kinerja keselamatan di rangkaian layanan kesehatan, khususnya dalam konteks perawatan
pasien neurorehabilitasi. Studi ini membandingkan pengukuran Total Kinerja Kerja dan Cedera
Layanan Kesehatan yang Dapat Direkam (TROPHI) dan Survei Iklim Keselamatan (SCS) untuk
mengeksplorasi hubungan antara iklim keselamatan dan penanganan pasien. Investigasi ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang bagaimana ergonomi mikro dan makro
berinteraksi.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti kerangka kerja yang dikemukakan
oleh Karsh et al. (2014) untuk menyelidiki meso-ergonomi. Kerangka kerja ini terdiri dari empat
langkah:

1. Menetapkan tujuan penyelidikan,


2. Memilih variabel HFE yang akan diselidiki,
3. Memutuskan jenis analisis yang sesuai (ergonomi mikro, meso, atau makro), dan
4. Menafsirkan temuan penelitian untuk mengkaji sistem secara keseluruhan, analisis lintas
tingkat, atau beberapa tingkat. Penelitian ini menerapkan kerangka kerja ini untuk
mengeksplorasi situasi multi dan lintas tingkat untuk meningkatkan pemahaman.
Pada langkah pertama metodologi ini, investigasi bertujuan untuk mengeksplorasi asumsi bahwa
iklim keselamatan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja keselamatan dalam layanan
kesehatan dengan membandingkan pengukuran TROPHI dan SCS. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami interaksi antara ergonomi mikro dan makro.

Pada langkah kedua, penelitian ini mengevaluasi kemungkinan perbedaan respons terhadap
struktur dan sistem organisasi. Variabel independen yang dipertimbangkan meliputi jenis bangsal,
beban kerja dan tuntutan pasien, sistem manajemen risiko penanganan pasien yang diterapkan
rumah sakit, dan struktur organisasi. Variabel dependen mencakup ukuran kinerja secara
keseluruhan terkait manajemen risiko penanganan pasien, iklim keselamatan, kesehatan
muskuloskeletal di seluruh lokasi, kompetensi dan kepatuhan terhadap praktik terbaik,
ketidakhadiran dan kesehatan yang buruk, kualitas layanan, insiden dan kecelakaan, kesejahteraan
psikologis staf, manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. kondisi pasien, persepsi pasien
terhadap perawatan, dan paparan risiko relatif.

Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa iklim keselamatan memainkan peran penting
dalam penanganan pasien dan bahwa interaksi antara ergonomi mikro dan makro penting dalam
memahami dan meningkatkan kinerja keselamatan dalam rangkaian perawatan pasien
neurorehabilitasi.

2. Judul Jurnal : An Integrated and Multivariate Model along with Designing Experiments
Approach for Assessment of Micro- and Macro- Ergonomic Factors: The Case of a Gas Refinery

(https://jrhs.umsha.ac.ir/Article/265)

Komponen utama model HSE terintegrasi untuk kilang gas yang disajikan dalam jurnal ini sebagai
berikut:

1. Faktor ergonomis: Komponen ini berfokus pada aspek fisik dan kognitif kinerja manusia,
seperti postur, gerakan, dan beban kerja kognitif.
2. Faktor ergonomi makro: Komponen ini mempertimbangkan faktor organisasi dan
lingkungan yang lebih luas yang mempengaruhi sistem kerja dan kinerja. Ini mencakup
keseluruhan desain tempat kerja, termasuk tata letak, peralatan, dan proses, serta budaya
dan kebijakan organisasi.
3. Faktor kesehatan dan keselamatan: Komponen ini membahas aspek kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja, termasuk identifikasi dan mitigasi bahaya, penerapan
protokol keselamatan, dan peningkatan budaya kerja yang aman.
4. Faktor lingkungan: Komponen ini mengkaji kondisi lingkungan di tempat kerja, seperti
pencahayaan, suhu, dan kelembapan, serta menilai dampaknya terhadap kesejahteraan dan
kinerja karyawan.
5. Subdivisi keselamatan: Komponen ini membandingkan kinerja keselamatan organisasi
dengan organisasi serupa lainnya secara nasional atau internasional, menggunakan teknik
multi-analisis.

Komponen-komponen ini diintegrasikan untuk menciptakan pendekatan komprehensif terhadap


manajemen HSE di kilang gas, yang bertujuan untuk mengoptimalkan sistem secara keseluruhan
dan meningkatkan produktivitas, keselamatan, dan kesejahteraan.

Perbedaan utama antara ergonomi makro dan ergonomi mikro terletak pada ruang lingkup dan
fokus analisis.

Ergonomi makro berfokus pada faktor organisasi dan lingkungan yang lebih luas yang
mempengaruhi sistem kerja dan kinerja. Hal ini mempertimbangkan keseluruhan desain tempat
kerja, termasuk tata letak, peralatan, dan proses, serta budaya dan kebijakan organisasi. Ergonomi
makro bertujuan untuk mengoptimalkan sistem secara keseluruhan untuk meningkatkan
produktivitas, keselamatan, dan kesejahteraan.

Di sisi lain, ergonomi mikro berfokus pada individu dan interaksinya dengan lingkungan kerja
terdekat. Ini mengkaji aspek fisik dan kognitif kinerja manusia, seperti postur, gerakan, dan beban
kerja kognitif. Ergonomi mikro bertujuan untuk mengoptimalkan kesesuaian antara individu dan
lingkungan kerjanya untuk mencegah gangguan muskuloskeletal dan meningkatkan kinerja.

Ergonomi makro dan mikro penting dalam menciptakan pendekatan komprehensif terhadap desain
ergonomis. Ergonomi makro membahas faktor-faktor organisasi yang lebih luas yang dapat
mempengaruhi kinerja individu, sedangkan ergonomi mikro berfokus pada kemampuan fisik dan
kognitif individu dalam lingkungan kerja spesifik mereka.
3. Judul Jurnal : The Impacts of Ergonomic Aspects on the Quality

(https://www.oalib.com/paper/3107487)

Mengingat ergonomi perangkat keras dapat berdampak signifikan terhadap kualitas


produk. Ergonomi perangkat keras melibatkan mempelajari karakteristik fisik dan persepsi
manusia dan menerapkan pengetahuan ini pada desain kontrol, tampilan, tempat duduk, stasiun
kerja, dan pengaturan ruang kerja.

Penelitian telah menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti pencahayaan, panas, dingin, kebisingan,
dan getaran dapat mempengaruhi kinerja manusia dan menyebabkan kesalahan dan kinerja yang
buruk. Misalnya, getaran pada frekuensi di atas 20 Hz diketahui menyebabkan gangguan saraf-
otot dan berkontribusi terhadap kesalahan manusia. Dengan merancang perangkat keras yang
mempertimbangkan faktor-faktor ini, perusahaan dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dan
meningkatkan kualitas produk mereka secara keseluruhan.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan Ameritech di Amerika, desain ulang
layar CRT yang digunakan di perusahaan tersebut sesuai dengan prinsip ergonomi kognitif
menghasilkan pengurangan waktu pengoperasian panggilan rata-rata sebesar 600 ms, sehingga
menghasilkan penghematan tahunan sebesar $2,94 juta. Hal ini menunjukkan bagaimana
mempertimbangkan ergonomi perangkat keras dapat berdampak langsung pada efisiensi dan
kualitas kerja.

Selain itu, dalam industri kayu di Afrika Selatan, desain ulang stasiun kerja Traktor-trailer
menghasilkan peningkatan visibilitas dan kenyamanan bagi operator, sehingga menghasilkan
penurunan kerusakan pada komponen alat berat dan penghematan tahunan sebesar $65.000. Studi
lain tentang sistem Penanganan & Penyimpanan Stok menunjukkan bahwa mendesain ulang
stasiun kerja secara ergonomis menghasilkan pengurangan tingkat kebisingan, peningkatan
produksi, penurunan tingkat penolakan, dan pengembalian investasi dalam waktu sekitar 18 bulan.

Contoh-contoh ini menyoroti bagaimana mempertimbangkan ergonomi perangkat keras dapat


meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan dengan mengurangi kesalahan, meningkatkan
efisiensi, dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih nyaman dan produktif.
Salah satu contoh bagaimana ergonomi makro dapat mempengaruhi kualitas layanan adalah dalam
industri kesehatan. Dalam penelitian yang dilakukan Habibi dan rekannya, dianalisis hubungan
antara kondisi makro ergonomis dan kualitas layanan kesehatan. Studi tersebut menemukan bahwa
terdapat hubungan langsung antara kondisi makro ergonomis, seperti desain sistem kerja dan
lingkungan fisik, dengan kualitas layanan kesehatan.

Dengan merancang fasilitas dan sistem kerja layanan kesehatan yang mempertimbangkan prinsip
ergonomis, seperti pencahayaan yang tepat, pengendalian kebisingan, dan desain alur kerja yang
efisien, penyedia layanan kesehatan dapat menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan efisien
bagi pasien dan staf. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan pasien, mengurangi kesalahan, dan
meningkatkan kualitas layanan secara keseluruhan.

Misalnya, sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Iran menemukan bahwa
penerapan intervensi ergonomis, seperti memperbaiki pencahayaan dan mengurangi tingkat
kebisingan, menghasilkan peningkatan kepuasan pasien dan peningkatan kualitas layanan. Studi
lain yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat menemukan bahwa mendesain ulang
tempat kerja dan peralatan agar lebih ergonomis menghasilkan pengurangan kesalahan dan
peningkatan efisiensi dalam memberikan layanan kesehatan.

Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana mempertimbangkan ergonomi makro dalam desain


fasilitas kesehatan dan sistem kerja dapat berdampak langsung pada kualitas layanan yang
diberikan, yang mengarah pada peningkatan hasil pasien dan kepuasan secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai