informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, social dan lingkungan (Dermawan,
2012)
Pengkajian
Identitas klien
Usia:
Menurut Brunner & Suddarth, 2004 Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada orang dewasa
berusia 50 sampai 70 tahun, usia rata-rata pada saat diagnosis adalah 65 tahun, dan pada periode
tersebut sekitar 75% dari kanker kandung kemih terlokalisasi pada kandung kemih, 25% telah menyebar
ke kelenjar getah bening regional atau tempat yang jauh.
Jenis Kelamin:
Pria memiliki resiko 3 kali lipat lebih besar dibanding dengan wanita (Brunner & Suddarth 2004).
Pekerjaan:
Pekerja di pabrik bahan kimia, penyamak kulit, pegawai salon, pewarna, karet, minyak bumi, industri
kulit, dan percetakan memiliki risiko lebih tinggi. Karsinogenik yang spesifik meliputi benzidin,
betanaphthylamine, dan 4-aminobiphenyl. Perkembangan tumor dapat berlangsung lama (Emil Tanagho
dan Jack W. McAninch 2007).
Tempat Tinggal:
Terdapat insiden kanker kandung kemih yang tinggi di banyak negara di Afrika, terutama Mesir, terkait
paparan parasit Schistosoma haematobium, yang dapat ditemukan dalam kandungan air di negara-
negara ini (Connie Yarbro, dkk, 2010).
Riwayat keperawatan
b. Hematuria
c. Pancaran melemah
Iritatif : a. Frekwensi
b. Urgency
c. Nocturia (jarang)
d. Urge inkontinencia
e. Dysuria
Orang-orang yang memiliki riwayat kanker kandung kemih, infeksi kronis saluran kencing, dan infeksi
dari parasit memiliki kemungkinan untuk kembali memiliki penyakit yang sama (National Cancer
Institute 2010).
Keluarga yang memiliki riwayat kanker kandung kemih maupun kanker lain seperti kanker kolon dan
kanker ginjal (RCC) akan menimbulkan resiko kanker kandung kemih (National Cancer Institute 2010).
Pada area industri dengan penduduk padat yang memungkinkan lingkungan terpapar oleh karsinogen
tertentu, seperti: tembakau, 2-naftilamin, dan nitrat diketahui sebagai faktor predisposisi tumor sel
transisional (Joan dan Lyndon 2014).
Kebiasaan sehari-hari
Pemeriksaan fisik
Nyeri atau ketidak nyamanan : nyeri tekan abdomen, nyeri tekan pada area ginjal pada saat palpasi,
nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat, tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain.
Tanda-tanda vital:
Peningkatan TD, karena ada gangguan pada fungsi aldosteron yang menyebabkan vasokontriksi
pembulu darah yang berakibat pada hipertensi
Pemeriksaan fisik
Aktivitas/Istirahat
Sirkulasi
Integritas Ego
Eliminasi
Tanda : Muntah
Neurosensori
Nyeri/Kenyamanan
Interaksi Sosial
Keamanan
Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
B1(Breathing)
Bisa ditemui pernapasan cuping hidung, penggunaan otot bantu napas, retraksi dada yang disebabkan
karena hiperventilasi.
B2 (Blood)
Fungsi renal terganggu dapat menyebabkan, gangguan pada fungsi aldosteron yang menyebabkan
vasokontriksi pembulu darah yang berakibat pada hipertensi (peningkatan TD).
Saat terjadi hematuria, maka banyak darah yang dikeluarkan dan tubuh kekurangan Hb berdampak pada
anemia.
B3 (Brain)
Kepala dan wajah tidak ada kelainan, pucat, mata: sklera icterus, conjunctiva pucat, pupil isokor, leher
tekanan vena jugularis normal. Persepsi sensori tidak ada kelainan.
B4 (Bladder)
Inspeksi:
b. Hematuria
c. Pancaran melemah
Iritatif : a. Frekwensi
b. Urgency
c. Nocturia (jarang)
d. Urge inkontinencia
e. Dysuria
B5 (Bowel)
Mulut dan tenggorok kering, agak merah (iritasi) disebabkan adanya mual dan muntah pada klien kanker
kandung kemih.
B6( Bone)
Gangguan pada Renin-Angiotensin yang berakibat pada gangguan pompa Na dan K, sehingga Na tidak
dapat dikeluarkan yang menyebabkan edema pada ekstermitas.
Analisis data
Menurut Setiawan (2012), Analisis data merupakan metode yang dilakukan perawat untuk mengkaitkan
data klien serta menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang relevan
keperawatan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan pasien dan
keperawatan pasien.
Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu, keluarga,
atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada proses
kehidupan .Diagnosa keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukanasuhan keperawatan
yang sesuai untuk membantu pasien mencapai kesehatan yang optimal (PPNI, 2016):
Intervensi
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan
pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai peningkatan, pencegahan dan pemulihan
kesehatan pasien individu, keluarga, dan komunitas (PPNI, 2018).
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam (Potter & Perry, 2011).
Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang
dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap
tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri (Ali,
2009). Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam perencanaan,
membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian,
perencanaan dan pelaksanaan (Mubarak,dkk.,2011). Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana:
(Suprajitno dalam Wardani, 2013):
S: Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan
implementasi keperawatan.
O: Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang objektif.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi,
menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan asuhan
keperawatan(Nurhayati, 2011).
Ada tiga alternative dalam menafsirkan hasil evaluasi yaitu:
a. Masalah teratasi
Masalah teratasi apabila pasien menunjukkan perubahan tingkah laku dan perkembangan kesehatan
sesuai dengan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.