Anda di halaman 1dari 22

Eka Sawitri A. D.

(2012-11-010)
Liza Elisabeth (2012-11-019)
Maria Antonia Goo (2012-11-021)
Mawar Oktaviani (2012-11-025)
Nisa Apriani (2012-11-030)
Silvina Vivin (2012-11-036)
Winda Irnawaty (2012-11-0)
Kanker (karsinoma) kandung kemih (buli-buli /
vesika urinaria) adalah suatu kondisi medis yang
ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker
atau tumor pada kandung kemih.
Kanker kandung kemih adalah dimana kondisi
dinding kandung kemih dilapisi oleh sel transisional
dan sel skuamosa. Lebih dari 90% kanker kandung
kemih berasal dari sel transisional dan disebut
karsinoma sel transisional. Sisanya adalah
karsinoma sel skuamosa.

Klasifikasi gradasi menunjukkan tingkat
keganasan tumor
Grade I: diferensiasi baik, epitel transisional lebih
dari 7 lapis, displasia inti ringan, mitosis jarang
ditemukan
Grade II: epitel menebal, polarisasi sel hilang,
displasia inti derajat sedang, mitosis sering
ditemukan
Grade III: tergolong tak berdiferensiasi, tidak ada
persamaan dengan epitel normal, mitosis banyak

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi) dan letaknya di belakang
simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat
mengembang dan mengempis seperti balon karet. Dinding
kandung kemih terdiri dari:
a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
b. Tunika muskularis (lapisan berotot).
c. Tunika submukosa.
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Terdapat tiga fungsi penting dari Vesika Urinaria yaitu reservoir,
ekspulsi urin, dan anti reflek.
a. Sebagai reservoir, Vesika Urinaria manusia mempunyai kapasitas
antara 200 sampai dengan 400 ML.
b. Pada waktu ekspulasi tekanan dalam Vesika Urinaria meningkat
antara 70 100 cm H20. Urin yang ada dalam Vesika Urinaria
tidak akan mengalir ke arah ginjal
c. Panjangnya ureter intravesikal serta lokasinya yang submukos
menyebabkan terjadinya mekanisme klep yang mencegah urin
ke arah ginjal (refluk).


a. Etiologi ca kandung kemih belum diketahui
pastinya.
b. Faktor Risiko
Merokok
Lingkungan kerja
Usia
Infeksi
Ras
Riwayat keluarga

Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada
usia di atas 50 tahun dan angka kejadian laki-laki lebih
besar daripada perempuan. Karena usia yang semakin
tua, maka akan terjadi penurunan imunitas serta
rentan terpapar radikal bebas menyebabkan bahan
karsinogen bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya
masuk ke ginjal dan terfiltrasi di glomerulus. Radikal
bebas bergabung dg urin terus menerus, masuk ke
kandung kemih.
Radikal bebas mengikat elektron DNA & RNA sel
transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Mutasi
pada genom sel somatik menyebabkan pengaktifan
oonkogen pendorong pertumbuhan, perubahan gen
yang mengendalikan pertumbuhan, dan penonaktifan
gen supresor kanker. Sehingga produksi gen regulatorik
hilang dan replikasi DNA berlebih. Akhirnya terjadi
kanker pada kandung kemih.

Haemarturi tanpa nyeri adalah tanda yang
paling sering pada CA kandung kemih dan
terjadi pada 75 % semua kasus, sayangnya
perdarahan bersifat intermittent. Yang paling
sering menyebabkan keterlambatan dalam
mencari bantuan kesehatan ketika penyakit
berlanjut.
Klien dapat mendapat gangguan frekwensi
berkemih (bak) dengan Dysuria. Akhirnya
terjadi Gross haematuria, obstruksi atau
terjadi pistula yang memaksa klien untuk
mencari pertolongan medis.
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan palpasi daerah subpubis untuk
merasakan adanya massa (pembesaran), dan inspeksi adanya darah pada
urin.
Pemeriksaan bimanual sangat berguna untuk menentukan infiltrasi.
Pada sistografi dan pielografi intravena nampak lesi defek isian dalam
kandung kemih.
Endoskopy dilakukan untuk melihat bentuk dan besar tumor.
Perubahan dalam kandung kemih,dan melakukan biopsy.
Pemeriksaan sitologi membantu diagnosis.
BTA test (Bllader Tumor Antigen) untuk mengidentifikasi Ca Kandung kemih
selain screening.
Serum Carsino Ambrionic Antigen untuk mendeteksi adanya adenoma
karsinoma.
Karsinoma kandung kemih perlu dibedakan dari tumor ureter yang
menonjol dalam kandung kemih,karsinoma prostat,dan hipertrofi prostat
lobus median prostat. Untuk membedakan kelainan ini dibutuhkan
Endoscopy dan Biopsy,urografi atau IVP,Ct Scen,USG dan sitoscopy.
Karsinoma sel transisional dan karsinoma in-situ akan melepaskan sel-sel
kanker yang dapat dikenali,pemeriksaan sitologi urine yang baru dan
larutan salin yang digunakan sebagai pembilas kandung kemih akan
memberikan informasi tentang prognosis paien,khususnya pasien yang
beresiko tinggi untuk terjadinya tumor primer kandung kemih.

Terapi endoscopik
Sitoscopi
Radiasi
Kemoterapi
Pembedahan
a. sistektomi parsial.
b. sistektomi total.
c. sistektomi radikal.

Komplikasi mencakup:
1. Obstruksi ureter
2. Kontraksi atau penyempitan stoma (stenosis
stoma)
3. Pielonefritis, dan batu renal.

Pola Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
Kaji riwayat keluarga memiliki penyakit kanker.
Kaji penyakit klien sebelumnya, seperti pernah mengalami penyakit kanker sebelumnya.
Kaji kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Kaji penggunaan obat
Kaji seberapa sering klien menahan untuk buang air kecil

Pola Nutrisi Metabolik
Kaji frekuensi minum klien.
Kaji jenis minuman klien.
Kaji turgor kulit klien.
Kaji adanya mual muntah.
Kaji makanan karsinogenik.
Kaji frekuensi makan, jenis makanan.
Kaji adanya penurunan berat badan klien.

Pola Eliminasi Urine
Kaji haluaran urine.
Kaji frekuensi, warna, konsistensi, volume, karakteristik urine.
Kaji adanya gangguan eeminasi urine seperti hematuria, disuria.


Pola Tidur dan Istirahat
Kaji waktu tidur dan istirahat klien.
Kaji apakah ada gelisah.
Kaji apakah sering terbangun pada malam hari.
Kaji apakah ada keluhan saat istirahat.
Pola Aktivitas dan Latihan
Kaji apakah ada nyeri punggung dan panggul saat beraktivitas
Pola Persepsi Kognitif
Kaji intensitas nyeri
Kaji tempat, kedalaman, lamanya nyeri
Pola tidur dan istirahat
Kaji waktu istirahat dan tidur klien
Apakah ada gelisah atau tidak
Apakah sering terbangun atau tidak
Apakah ada keluhan saat istirahat
Pola Hungan dan Seksualitas
Impotensi
Ejakulasi Dini


a. Pre Operasi
1. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi:
pertumbuhan jaringan kanker dalam kandung kemih
2. Nyeri kronis berhubungan dengan proses panyakit
3. Kecemasan berhubungan dengan pelaksanaan
pembedahan
b. Post Operasi
1. Infeksi berhubungan dengan proses pembedahan
2. Nyeri akut berhubungan dengan insisi luka operasi
3. Gangguan body image berhubungan dengan cystostomy

Dp 1 Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi: pertumbuhan jaringan kanker
dalam kandung kemih

HYD : Eliminasi urin adekuat yang ditandai dengan:
Adanya perubahan pola eliminasi ; klien dapat berkemih
Kilen mempertahankan status keseimbangan cairan
Klien dan anggota keluarga mampu mendemonstrasikan keterampilan mengelola masalah eliminasi
urin

Intervensi :
1. Observasi pola berkemih klien. Dokumentasikan warna dan karateristik urin, asupan dan
haluaran dan berat badan klien setiap hari
R/: Pengukuran asupan dan haluaran yang akurat sangat penting untuk melakukan terapi
penggantian cairan secara tepat. Karateristik urin membantu penegakan diagnosa
2. Bila dijadwalkan pembedahan, berikan instruksi dan perawatan pra operasi dan pasca
operasi kepada klien
R/: Klien mampu menghadapi realitas dan membangun rasa percaya diri terhadap pemberian
asuhan
3. Pertahankan kepatenan kateter, kantong drinase dan peralatan eliminasi urin lain
R/: Mencegah refluks dan risiko infeksi dan menjamin keefektifan terapi
4. Bantu klien dalam tindakan higiene umum dan kenyamanan sesuai kebutuhan
R/: Kebersihan mencegah pertumbuhan bakteri dan meningkatkan kenyamanan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat nyeri yang telah diprogramkan dan pantau
keefetifannya
R/: Kesadaran bahwa nyeri dapat diredakan akan munurunkan intensitas nyeri yaitu melalui
penurunan keteganagan akibat ansietas

Dp 2 Nyeri kronis berhubungan dengan proses panyakit
HYD : Nyeri dapat teratasi yang ditandai dengan :
Klien mengungkapkan perasaan tentang nyeri
Klien mengidentifikasi hubungan antara nyeri dan stres/ konflik
Klien mengidentifikasi faktor yang memengaruhi kejadian/ keparahan nyeri

Intervensi :
1. Kaji aktivitas sehari- hari klien dan gejala-gejala fisik, pantau dan catat
keefektifan dan reaksi tidak diinginkan dari obat dan hubungkan perilaku klein
yang terkait nyeri
R/: Suatu pengkajian dasar rencana perawatan
2. Kaji nilai nyeri yang dirasakan klien
R/: Mengetahui rentang skala nilai nyeri yang klien rasakan
3. Ajarkan klien untuk menggunakan teknik relaksai seperti musik datau terapi
dalam mengurangi nyeri
R/: Menimbulkan ketidaktergantungan pada obat dan menumbuhkan mandiri klien
4. Beri dirongan pada klien untuk menerima keterbatasan yang disebabkan oleh
nyeri dan untuk menggunakan aktiviats pengalihan , rekresional dan tindakan
pengurangan nyeri
R/: Meningkatkan kualitas hidup klien
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesik
R/: Mengurangi nyeri yang dirasakan klien

Dp 3 Kecemasan berhubungan dengan pelaksanaan pembedahan
HYD : Kecemasan dapat teratasi ditandai dengan :
Klien melaporkan perasaan cemas dan mengidentifikasikan penyebab-penyebabnya
Klien mengerti penyebab ansietas, melakukan koping pada situasi medis saat ini
Klien mempraktekan tekenik relaksai progersif 2 kali setiap hari

Intervensi:
1. Kaji pengetahuan klian mengenai situasi yang dialaminya dan beri dorongan
kepada klien
R/: Mendiskusikan alasan-alasan munculnya kecemasan, sehingga dapat
membantu klien mengidentifikasi prilaku kecemasan dan menyadarkan
penyebabnya
2. Bila memungkinkan libatkan klien dan keluarga dalam mengambil keputusan
tentang keperawatan
R/: Membangun kepercayaan diri klien dan menumbuhkan rasa percaya
3. Dukung upaya anggota kelurag untuk mengatasi prilaku kecemsan klien
R/: Menurunkan kecemasan keluarga dan klien
4. Ajarkan klien teknik relaksasi setiap 4 jam
R/: Memperbaiki keseimbangan fisik dan psikologis
5. Berikan kesempatan kepada klien untuk mendiskusikan perasaan dengan orang
lain memilikin masalah yang sama
R/: Menghilangkan keraguan dan meningkatkan dukungan

Dp 1 Infeksi berhubungan dengan proses pembedahan
HYD : Infeksi tidak terjadi yang ditandai dengan :
Infeksi tetap dalam rentang normal
Luks dan insisi terlihat bersih merah muda dan bebas dari drainase purulen
Klien mengidentifikasi tanda tanda dan gejala infeksi
Intervensi:
1. Minimalkan risiko infeksi klien dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah
memberikan perawatan dan gunakan sarung tangan
R/: Melindungi ttangan saat memegan luka yang dibalut/ melakukan berbagai
tindakan
2. Pantau suhu minimal setiap 4 jam dan catat pada kertas grafik. Laporkan evaluasi
segera
R/: Suhu yang terus miningkatkan setalah pembedahan dapat merupakan tanda
awitan komplikasi pulmonal, infeksi luka / defisiensi, infeksi saluran kemih/
tromboflebitis
3. Gunakan teknik aseptik yang ketat pada saat mengisap saluran nafas bagian
bawah memasukan kateter urin menetap, memasukan kateter IV dan memberikan
perawatan luka
R/: Menghindari penyebaran patogen
4. Beri pendidikan kepada klien mengenai teknik cuci tangan yang baik, faktor yang
meningkatkan risiko infeksi dan tanda tanda serta gejala infeksi
R/: Klien berpartisipasi dalam perawatan dan membantu klien memodifikasi gaya
hidup untuk mempertahankan tingkat kesehatan yang optimum

Dp 2 Nyeri akut berhubungan dengan insisi luka operasi

HYD : Nyeri dapat teratasi, ditandai dengan
Klien dapat mengidentifkasi karateristik khusus nyeri
Klien mengungkapkan pengurangan nyeri dalam jangka waktu yang
ditetapkan
Klien menggunakan teknik pengendalian nyeri alternatif
Intervensi :
1. Minta klien menggambarkan nyeri dan kaji gejala gejala fisiknya yang
mengidentifikasikan nyeri
R/: Pengkajian kembali yang kontinu memungkinkan modifikasi rencana
perawatan yang diperlukan
2. Jelaskan kemungkinan hubungan antara stresor yang terindentifikasi untuk
klien dan bertambah parah nyerinya
R/: Memberikan dorongan kepada klien dalam mengeksplorasi faktor faktor
emosional dan lingkungan yang dapat berkaitan dengan nyeri
3. Ajarkan klien teknik pengendalian nyeri alternatif, seperti hipnosis diri,
umpan balik, biologis dan relaksasi
R/: Mengurangi ketergantungan terhadap analgetik
4. Observasi dengan dokter untuk pemberian obat analgesik
R/: Mengurangi nyeri

Dp 3 Gangguan body image berhubungan dengan cystostomy
HYD: Body image teratasi yang ditandai dengan:
Klien menerima perubahan bodi image
Klien menyatakn perasaan positif terhadap dirinya sendiri
Klien mengindentifikasi keterbatasan dan menyusun strategi untuk
mengkompensasi kehilangan
Intervensi:
1. Kaji pada koping dan tingkat harga dirinya saat membantu klien yang sedang
melakukan perawatan diri
R/: Mendapatkan nilai dasar pada pengukuran kemajuan sikologinya
2. Dorong klien untuk tetap menuliskan perasaan, tujuan, keluhan dan kemajuan nyang
terjadi pada dirinya
R/: Catat tertulis dapat membantu menunjukan kemajuan klien
3. Dorong pasien untuk menggambarkan perkembangannya melalui hospitalisasi
R/: Mendemonstrasikan bagaimana ia telah beradaptasi terhadap perubahan body
imagenya

4. Ajarkan dan dorong strategi koping yang sehat
R/: Membantu klien mengatasi prilaku yang tidak produktif
5. Kolaborasi dengan layanan pendukung seperti; The American Cancer societys
Candlelighters Childhood Cancer Foundation, Look God, Feel better, Reach to
recovery, and I can cope
R/: Memberikan kesempatan tambahan guna meningkatkan bodi image.

1. Anjurkan klien untuk minum air putih secukupnya
2. Intruksikan klien untuk tidak menahan buang air kecil
3. Anjurkan klien untuk tidak melakukan aktivitas yang
berat
4. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan genitalia
5. Anjurkan klien untuk tidak merokok dan minum
minuman yang beralkohol
6. Ajurkan klien untuk mencuci tangan setelah buang
air kecil
7. Anjurkan klien untuk diit tinggi protein
8. Ajarkan klien untuk memperhatikan karateristik urin

Black, Joice M. 2009. Medical Surgical Nursing. USA:
Elsevier
Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta : EGC
Doengoes, Marilyn, E. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan edisi. Jakarta:EGC
NANDA Internasional. 2012. Diagnosa keperawatan
Definisi dan Klasifikasi. Jakarta EGC.
Sharon L. Lewis,Shannon Ruff Dirksen,Margaret M.
Heitkemper,Linda Bucher.2011 . Clinical Companion
To Medical-Surgical Nursing. Elsevier
Suzanne C. O'Connell Smeltzer, Brenda G. Bare., 2003.
Medical-Surgical Nursing. Lippincott Williams &
Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai