Anda di halaman 1dari 8

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Tumor buli-buli atau kandung kemih adalah reproduksi sel yang
berlebihan yang melapisi kandung kemih dimana cairan limbah dari ginjal
disimpan dalam tubuh sampai dilepaskan melalui buang air kecil. Diantara
organ pada sistem perkemihan, kandung kemih atau buli-buli merupakan
bagian yang paling sering terkena tumor setelah prostat. Penyakit ini lebih
banyak diderita oleh pria kulit putih daripada wanita. Kasus kanker
kandung kemih paling banyak pada usia lebih dari 50 tahun dibandingkan
yang terjadi pada orang di bawah 40 tahun (<1%) (Kennard, 2017).
Papiloma yang kecil dan benigna pada tumor kandung kemih
merupakan awal hingga sampai ke karsinoma yang besar dan malignan.
Oleh karena itu, semua papiloma pada kandung kemih harus dianggap pre-
malignan dan harus diangkat. Adekarsinoma merupakan tumor yang lain
dan sering kali tidak dapat dioperasi. Pada tumor kandung kemih tahap I dan
II adalah superfisial, sedangkan tahp III dan IV merupakan invasif
(Baradero, Dayrit, & Siswadi, 2009). Tumor ini lama-kelamaan akan
melakukan infiltrasi ke lamina phopria, otot, dan lemak perivesika yang
kemudian akan menyebar langsung ke jaringan sekitar. Tumor buli-buli
adalah tumor yang dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (insitur),
noduler (infiltrat), atau campuran antara bentuk papiler dan infiltrat.
B. Etiologi
Tumor buli-buli banyak disebabkan oleh substansi-substansi yang
bersifat karsinogenik. Substansi ini diyakini terbawa dalam urine dan
menimbulkan kontak dengan mukosa vesika urinari dalam waktu yang
lama. Beberapa faktor risiko yang yang mempengaruhi seseorang menderita
karsinoma buli-buli adalah :
1. Pekerjaan
Pekerja-pekerja di pabrik kimia (terutama pabrik cat), laboratorium,
pabrik korek api, tekstil, pabrik kulit, dan pekerja pada salon/pencukur
rambut sering terpapar oleh bahan karsinogen berupa senyawa amin
aromatik ( 2-naftilamin, bensidin, 4-aminobifamil).
2. Perokok
Resiko untuk mendapatkan karsinoma buli-buli pada perokok adalah 2-6
kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok
mengandung bahan karsinogen berupa amin aromatik dan nitrosamin.
3. Infeksi saluran kencing
Telah diketahui bahwa kuman-kuman Escherichia Coli dan proteus
menghasilkan nitrosamin yang merupakan zat karsinogen.
4. Kopi, pemanis buatan
Kebiasaan mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung
sakarin dan siklamat serta pemakaian obat-obatan siklofosfamid yang
diberikan intravesika, fenastin, opium dan obat antituberkulosa INH
dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan resiko timbulnya
karsinoma buli-buli.
C. Manifestasi Klinis
Menurut Baradero, Dayrit, & Siswadi (2009) keluhan yang bisa muncul
pada saat melakukan pengkajian utama terhadap pasien yaitu:
1. Urine bercampur darah (hematuria)
2. Merasa panas waktu berkemih
3. Merasa selalu ingin berkemih
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar
berkemih
5. Nyeri suprapubik yang konstan
6. Badan terasa panas dan merasa lemah
7. Nyeri pinggang karena tekanan syaraf
8. Nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis
D. Komplikasi
Komplikasi dari tumor buli-buli antara lain:
1. Apabila terjadi penyumbatan atau obstruksi,maka akan menyebabkan
terjadinya refluks vesiko-ureter dan hidronefrosis.
2. Jika terjadi infeksi, akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada ginjal,
yang lama kelamaan mengakibatkan gagal ginjal.
3. Hematuria yang terus menerus akan menyebabkan terjadinya anemia
pada pasien
4. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
5. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, et al (2007) pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan pada tumor buli-buli adalah:
1. Laboratorium
a. Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gross atau
micros hematuria.
b. Leukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat bakteri dalam
urine.
c. RPT (Right Finger Topping (RFT) normal
2. Radiologi
a. Excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan
tumornya.
b. Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
c. Fractionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli-buli
d. Angiography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh
lymphe
3. Cystocopy dan biopsy
a. Cystoscopy dapat melihat secara langsung tempat tumbuhnya tumor,
ukuran, jumlah, bentuk dan berbagai invasif, pada saat yang sama juga
lakukan tes biopsy
b. Biopsi yaitu pengambilan sampel jaringan dan diteliti apakah jaringan
itu bersifat kanker ataukah tidak
4. Cystology
Pengecatan pada sediment urine terdapat sel transisional dari tumor
5. USG
USG juga bisa digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya kanker di
bagian tubuh seseorang.
F. Penatalaksanaan
1. Operasi
a. Reseksi transuretral
1) Dilakukan pada tumor yang posisinya superfisial, tumor papiler,
inoperable tumor sebagai tindakan palliatif.
2) Bladder diakses melalui cystoscope yang dimasukkan melalui
urethra.
3) Diikuti oleh kemoterapi untuk mencegah tumbuhnya kembali sel
kanker yang tidak terangkat
4) Hematuria  keluhan yang umum timbul setelah prosedur reseksi
transurethra, dikontrol dengan kateter tiga cabang dan irigasi
kandung kemih
b. Cystectomy dan urine diversion
1) Prosedur dilakukan jika tumor tidak dapat diatasi dengan metode
pembedahan yang lebih sederhana
2) Radical cystectomy  pengangkatan kandung kemih, urethra,
uterus, tuba falopii, ovarium, segmen anterior vagina(wanita);
kandung kemih, urethra, dan prostat (pria). Hingga lemak
perivesikal dan nodus limfe pelvis.
c. Cystectomy partial
1) Dilakukan jika klien tidak dapat mentoleransi prosedur cystectomy
radical
2) Kemungkinan sel kanker tumbuh kembali sangat tinggi
3) Setelah prosedur pembedahan kapasitas kandung kemih berkurang
hingga > 60 ml dan bertambah hingga 400 ml pada beberapa bulan
post pembedahan
2. Radioterapi
a. Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated
pada grade III-IV dan stage B2-C
b. Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu , dosis 3000-
4000 Rads. Penderita dievaluasi selama 2-4 minggu dengan interval
cystoscopy, foto toraks, dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi
direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads
selama 2-3 minggu.
3. Kemoterapi
Obat-obat anti kanker
a. Citral, 5 fluoro urasil
b. Topical chemotherapy yaitu thic-TEPA, chemoteraphy merupakan
paliatif. 5-fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin)
merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat
dimasukkan ke dalam buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien
dibiarkan menderita dehidrasi 8-12 jam sebelum pengobatan dengan
theotipa dan obat dibiarkan dalam buli-buli selama 2 jam.
G. Komplikasi
1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
2. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
3. Hydrobeorhosis karena ureter mengalami oklusi
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
 Kelemahan atau keletihan
 Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
 Keterbatasan partisipasi dalam hobi atau latihan
b. Sirkulasi
 Palpitasi dan nyeri
 Perubahan pada tekanan darah
c. Integritas ego
 Faktor stress, dan cara mengatasi stress, Pencarian pengobatan,
keyakinan religius/ spiritual
 Masalah perubahan dalam penampilan ( mis ; alopasia, pembedahan ).
 Perasaan tidak berdaya , putus asa, tidak mampu, tidak bermakna,
depresi.
d. Eliminasi
 Perubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri atau rasa terbakar pada
saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
 Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
e. Makanan dan cairan
 Anoreksia, mual dan muntah
 Intoleransi makanan
 Penurunan berat badan, kakeksia, berkurangnya masa otot.
 Perubahan pada kelembaban/trugor kulit.
f. Neurosensoris
Pusing atau sinkope.
g. Seksualitas
Masalah seksual; dampak pada hubungan , perubahan pada tingkat
kepuasan
h. Interaksi sosial
Ketidakkuatan / kelemahan system pendukung.
i. Dukungan atau support dari keluarga.
Masalah tentang fungsi/ tanggung jawab peran
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan saraf, obstruksi jalur saraf, inflamasi).
2. Retensi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh adanya
massa
3. Risiko infeksi
4. Risiko kekurangan volume cairan
5. Keletihan berhubungan dengan anemia efek radiasi dan kemoterapi
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, serta bentuk interaksi.
C. Intervensi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y. (2009). Klien Gangguan Ginjal: Seri
Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Bulechek, G. M., et.al. (2015). Nursing interventions classification (NIC). United


States of America: Elsevier.
Moorhead, S., et.al. (2015). Nursing outcomes classification (NOC). United States
of America: Elsevier.
Mustaqin Arif & Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth Vol. 2 Ed. 8. Bahasa : Agung Waluyo (et al).
Jakarta : EGC

Wilkinson & Nancy, 2011. Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, Kriteria Hasil
NOC. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai