S
DI RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA
Disusun Oleh:
Nuria Adeliani
523065
A. KONSEP PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Kanker buli-buli adalah papiloma yang tumbuh didalam lumen kandung kemih,
meskipun pada pertumbuhannya mungkin menginfiltrasi sampai dinding kandung
kemih (Luckman and Sorensen 2014). Karsinoma buli-buli adalah suatu carsinoma
yang terdapat pada vesika urinaria yang ditandai dengan adanya total hematuria
tanpa disertai rasa nyeri dan bersifat intermitten. Tumor buli-buli adalah tumor buli-
buli yang dapat berbentuk papiler, tumor non invasif (in situ), noduler (infiltratif)
atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif.
2. ETIOLOGI
a. Pekerjaan, pekerja di pabrik kimia, laboratorium (senyawa amin aromatik
b. Perokok, rokok mengandung amin aromatik dan nitromasin
c. Infeksi saluran kemih, escherichia coli, dan proteus yang menghasilkan
karsinogen
d. Kopi, pemanis buatan, dan obat-obatan, untuk pemakaian jangka panjang dapat
meningkatkan resiko kassinoma buli-buli.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya karsioma buli-buli diantaranya :
a. Umur
Karsinoma buli-buli meningkat pada dekade 60an
b. Zat karsinogen, baik yang berasal dari eksogen dari rokok maupun bahan kimia
maupun endogen dari hasil metabolisme
c. Penyebab lain diduga akibat pemakaian analgetik, sitostatik dan iritasi kronik
oleh batu, sistoiasis atau radiasi.
3. PATOFISIOLOGI
Sel tumor transisional invasi ke dinding kandung kemih. Invasi ke lamina propia dan
merusak otot sebelum masuk ke lemak perivesikal dan organ lain lainnya.
Penyebaran secara hematogen atau limfatogenous menunjukkan metastasis tumor
pada kelenjar limfe regional, paru, tulang dan hati. Stadium (staging) tumor kandung
kemih penting untuk menentukan program pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai
berikut :
a. Ta : tumor terbatas pada epithelium.Tis : karsinoma in situ
b. T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium.
c. T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial.
d. T3a : tumor sampai dengan otot dalam
e. T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika.
f. T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate,
uterus, vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.
4. PATHWAY
5. MANIFESTASI KLINIS
a. Kencing campur darah yang intermitten (hematuria)
b. Merasa panas waktu kencing
c. Merasa ingin kencing
d. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing
e. Nyeri suprapubik yang konstan
f. Panas badan dan merasa lemah
g. Nyeri pinggang karena tekanan saraf
h. Nyeri pda satu sisi karena hydronephrosis
6. KLASIFIKASI
Klasifikasi menurut system TMN :
Tis : Karsinoma insitu
Ta : Karsinoma papiler terbatas pada epitel
T1 : Masuk ke jaringan supepitel
T2 : Masuk permukaan otot
T3 a : Masuk otot lebih ½
T3 b : Masuk jaringan lunak sekitar vesika
T4 : Masuk ke organ sekitarnya
N1 Kelenjer tunggal < 2 cm
N2 Kelenjer tunggal 2-5 cm, multiple <5 cm
N3 Kelenjer > 5cm
M1 Metastase jauh
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Laboratorium
- Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau
micros hematuria
- Lukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri
dalam urine
- RFT normal
- Lymphopenia (N = 1490-2930)
b. Radiology
- Excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan
tumornya.
- Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor
- Fractionated cystogram adanya invasi tomor dalam dinding buli-buli
c. Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe
d. Cystocopy dan biopsy
- Cystoscopy hamper selalu menghasilkan tumor
- Biopasi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin.
e. Cystologi
- Pengecatan sieman/papanicelaou pada sediment urine terdapat transionil
cel dari pada tumor
8. PENATALAKSANAAN
a. Operasi
a) Reseksi tranurethral untuk single/multiple papiloma
b) Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-II-low grade
c) Total cystotomy dengan pegangkatan kel. Prostate dan urinary diversion
untuk :
- Transurethral cel tumor pada grade 2 atau lebih
- Aquamosa cal Ca pada stage B-C
b. Radioterapy
- Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada
grade III-IV dan stage B2-C.
- Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000
Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval
cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi
direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads
selam 2-3 minggu.
c. Chemoterapi
Obat-obat anti kanker :
Citral, 5 fluoro urasil
Topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA, Chemotherapy merupakan
paliatif. 5- Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin)
merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat
diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien
dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan
dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selama dua
jam.
9. KOMPLIKASI
a. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi
b. Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck
c. Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi
BAB II
A. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dan pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
2017).
2. Anamnesa
a. Pengkajian
Pada tahapan dalam pengkajian terdiri dari:
1) Identitas pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, suku bangsa, nomer register, tanggal masuk RS 25, dan
diagnosa medis.
2) Keluhan utama
Menggambarkan alasan seseorang masuk dan dirawat di RS.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Menggambarkan perjalanan penyakit yang dialami. Berisi mengenai kapan
mulai merasakan keluhan, upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi
masalah yang dialami tersebut.
3. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan pasien, cara berbicara, tinggi badan, berat badan, dan tanda-
tanda vital
c. Sistem integumen
Pada pemeriksaan ini dapat dilihat kondisi turgor kulit, ada tidaknya luka atau
ulkus.
d. Sistem pernafasan
Mengkaji apakah ada rasa sesak nafas, adanya sputum, dan nyeri dada.
e. Sistem kardiovaskular
kardiomegali.
f. Sistem gastrointestinal
Mengkaji apakah pasien mengalami polifagia, polidipsi, mual,muntah, diare,
g. Sistem urinari
h. Sistem muskuloskeletal
i. Sistem neurologis
e. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri, nilai GCS: 6 – 4.
f. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya), nilai GCS: ≤ 3.
A. Diagnosa Keperawatan
Analisa data diperlukan kemampuan dalam mengkaitkan data dan hubungan data
tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan dalam membuat kesimpulan
menentukan masalah keperawatan yang muncul. Setelah dilakukan pengumpulan data
kemudian akan dianalisis dan digolongkan menjadi data subjektif dan data objektif
sesuai dengan masalah keperawatan yang timbul (Rohmah & Wahid, 2016). Diagnosa
keperawatan merupakan sebuah penilaian secara klinis tentang respon individu, keluarga
atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan sacara aktual ataupun
potensial sebagai dasar pemilihan intervensi keperawatan guna mencapai hasil dimana
perawat bertanggungjawab (Setiawan, 2017).
1. Nyeri Akut bd Agen pencedera fisik (D.0077)
2.
B. Intervensi Keperawatan
2. -
3.
C. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan atau implementasi merupakan tindakan yang sudah
direncanakan dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan
mandiri atau independen dan tindakan kolaborasi. Agar lebih jelas dan akurat dalam
melakukan implementasi diperlukan perencanaan keperawatan yang spesifik dan
operasional. Bentuk implementasi keperawatan seperti pengkajian untuk
mengidentifikasi masalah baru atau mempertahankan masalah yang ada, pengajaran
atau pendidikan masalah kesehatan pada pasien untuk membantu menambah
pengetahuan tentang kesehatan pasien, konsultasi atau merujuk dengan tenaga
professional secara spesifik atau tindakan untuk memecahkan masalah kesehatan dan
membantu pasien dalam melakukan aktivitas sendiri (Doenges, 2013).
D. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan hasil membandingkan dari suatu tindakan
keperawatan dengan nilai normal atau kriteria hasil yang sudah disusun dalam
dilakukan selama proses asuhan keperawatan dan pada saat akhir shift dengan metode
1) S (Subjektif)
Hasil pemeriksaan terakhir yang dikeluhkan pasien biasanya data ini
berhubungan dengan kriteria hasil.
2) O (Objektif)
Data berdasarkan hasil observasi atau pengukuran perawat secara langsung pada
pasien dengan memperhatikan yang dirasakan pasien setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
3) A (Assesment/analisa)
Menjelaskan apakah masalah kebutuhan pasien terpenuhi atau tidak.
4) P (Plan/rencana)
Rencana tindak lanjut yang dilakukan (intervensi) terhadap pasien berhubungan
dengan masalah pasein yang belum terpenuhi.
Daftar Pustaka