K DENGAN
POST ERCP KANKER PANKREAS
DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP DR.KARIADI
SEMARANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis
Oleh :
Endhar Giri Budiharto (22020116220104)
Marsha Yoke Nancy (22020116220105)
Aisyah Ayu Daris (22020116220056)
Nurul Widowati (22020116220055)
Siti Nurkholifah (22020116220057)
A. Definisi
laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang
terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada
B. Etiologi
berasal dari sel parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang
Kanker yang letaknya di korpus dan kaudal akan lebih sering mengalami
3. Stadium III : telah ada penyebaran pada kelenjar getah bening, dengan
4. Stadium IV : telah ada metastasis pada hati dan bagian lain, dengan rata-
D. Manifestasi Klinis
1. Rasa penuh, kembung di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, diare, dan
badan lesu. Keluhan tersebut tidak khas karena dijumpai pada pancreatitis
sebelum diagnosis kanker. Keluhan utama yang sering adalah sakit perut,
atau v. lienalis, atau akibat metastasis hati yang difus), asites (karena
nodule)
E. Pemeriksaan penunjang
1. Gastroduodenografi
kanker pankreas yang besar pada duodenum, di atas dan di bawah papila
vateri.1
2. USG
4. MRI
F. Komplikasi
kulit dan bagian putih mata dapat terjadi jika tumor pankreas
membawa empedu dari liver ke usus dua belas jari. Warna kuning
c. Nyeri
termasuk juga perut, limpa kecil, liver, paru-paru dan usus. Karena
limpa.
G. PATHWAY
H. Pengkajian Primer
a. Airway
Terdapat gangguan pola nafas jika sudah terjadi komplikasi ke bagian paru
missal efusi pleura. Pernapasan cuping hidung tidak ada, penggunaan otot
bantu napas
c. Circulation
Penilaian GCS E M V
e. Exposure
I. Pengkajian Sekunder
yang hebat, nyeri tekan pada adomen nyeri khas pada midepigastrium
(ulu hati).
J. Diagnosa Keperawatan
4) Pemenuhan nutrisi dari kebutuhan tubuh b/d pemasukan asupan oral yang
tidak adekuat
pengobatan
K. Intervensi Keperawatan
Meningkatkan
pengisian udara
Ubah posisi secara
seluruh segment paru
periodik
Memaksimalkan
napas
Ronchi merupakan
indikasi adanya
obstruksi atau
Auskultasi suara smapasme laringea
nafas, catat adanya yang membutuhkan
suara ronchi evaluasi dan
dan tepat.
2. Nyeri akut Setelah diberikan Kaji tanda-tanda Bermanfaat dalam
abdomen.
-TTV normal
Letakkan pasien
Mencegah hyper
-pasien dalam posisi
ekstensi .
melaporkan nyeru supinasi.
hilang atau
terkontrol.
pertahankan bel
Membatasi
pemanggil dan
ketegangan, nyeri
barang yang sering
pada daerah
digunakan dalam
abdomen.
jangkauan yang
mudah
ajarkan teknik
relaksasi (nafas
dalam), dan Teknik relakasai
mengobrol)
-pasien tidak
Indikator pisiologi
mengalami Observasi berat
lanjut dari dehidrasi
dehidrasi. badan dan torgor
dan kurannya nutrisi
kulit pasien
4 Pemenuhan Setelah diberikan Berikan makanan Untuk meningkatkan
KH:
pertahankan
dengan KH:
Berikan lingkunag
Pasien tidak
tenang & batasi
mengeluhkan pengunjung. Dorong Menurunan stres &
meningkatkan
istirahat
Bantu pasien
kepala ditinggikan
pegobatan cemas
ditandai
dengan
cemas
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.K DENGAN
POST ERCP KANKER PANKREAS
DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUP DR.KARIADI
SEMARANG
A. IDENTITAS
1. Klien/Pasien
a. Nama (Inisial) : Tn.K
b. No. Rekam medik : C629902
c. Umur : 62 tahun
d. Jenis kelamin : Laki-laki
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : Tamat SD
g. Pekerjaan : Pegawai swasta
h. Suku : Jawa
i. Bahasa : Bahasa Indonesia dan Jawa
j. Alamat : Jleper RT 01/RW 02 Mijen, Demak
k. Diagnosa Medis : Kanker pankreas
2. IdentitasPenanggung Jawab
a. Nama (Inisial) : Ny.N
b. Umur : 45 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat : Jleper RT 01/RW 02 Mijen, Demak
e. Hubungan dengan klien : Anak
B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Terdengar suara gurgling. Terdapat produksi mukus yang berlebih pada
mulut klien. Tampak selang ETT terdapat timbunan mukus. Klien
terpasang ventilator mekanik mode CPAP dengan PEEP = 5, FiO2 = 40%,
PIP = 4, SENS = 2. Hidung terpasang NGT sejak tanggal 25 Maret 2017.
2. Breathing
RR 19 x/menit, pernapasan cuping hidung tidak ada, penggunaan otot
bantu napas tidak ada, kedalaman napas normal. Pola nafas irreguler.
3. Circulation
Akral hangat, CRT 1 detik, TD 135/76 mmHg, HR 76 x/menit, mukosa
bibir kering, turgor kulit tidak elastis. MAP 114 mmHg.
4. Disability
GCS 7 yaitu somnolen E3 M4 Vterpasang ETT. Sedasi Midazolam
1mg/jam melalui syringe pump.
5. Exposure
Klien terpasang CVC di vena subklavia sinistra. Suhu klien 37,1 o C. Klien
telah dipasang selang DC sejak tanggal 25 Maret 2017 urin tampung 800
cc. Klien tampak ikterik. Klien terpasang drain di medial mid klavikula
dextra SIC 7 dengan haluaran minimal. Klien tampak distensi abdomen
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Anamnesis (SAMPLE)
a. S (Signs and Symptoms)
Keluarga mengatakan klien mengeluh nyeri perut sebelah kanan atas
sejak satu minggu yang lalu. Nyeri perut terasa memberat ketika klien
bangun. Selama dirumah klien hanya berbaring di kasur saja.
b. A (Allergies)
Keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki alergi terhadap
makanan maupun obat tertentu
c. M (Medications)
Keluarga klien mengatakan klien tidak mengonsumsi obat apapun
sebelumnya. Klien jarang berobat ke dokter ketika sakit, hanya
membeli obat warung saja seperti boderx dan ultraflu.
d. P (Pertinent Medical History)
Keluarga klien mengatakan klien tidak memiliki riwayat penyakit yang
menular atau menurun. Dalam keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit yang sama dengan klien. Klien hanya pernah terserang
penyakit seperti flu, pusing atau sakit perut biasa. Keluarga klien
mengatakan sebelumnya klien belum pernah dirawat di rumah sakit
dan sakit hingga separah ini.
e. L (Last Meal)
Keluarga klien mengatakan klien terakhir makan bubur nasi tim dan
teh manis hangat saja sebelum di bawa ke rumah sakit.
f. E (Events)
Seminggu sebelum masuk rumah sakit klien megeluhkan nyeri sakit
perut kanan atas dan semakin parah dua hari sebelum masuk rumah
sakit, klien mengeluhkan mual, akan tetapi tidak muntah. Klien
mengatakan nyeri hilang timbul seperti ditusuk. Di IGD RSUP Dr.
Kariadi klien mendapatkan infus NaCl 0,9%, injeksi ranitidin 50 mg,
dan injeksi vit.K 1x1 mg. Klien dirawat di ruang ICU karena
mengalami penurunan kesadaran.
2. Pemeriksaan Fisik:
Keadaan Umum : Klien tampak gelisah
Kesadaran : Somnolen GCS 7 E.4 M.3 V.ETT
Vital sign:
TD :135/76 mmHg
HR : 76 x/menit
RR : 19 x/menit
Suhu : 37,1C
a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala mesochepal, rambut agak berminyak, kulit
kepala bersih, tidak ada lesi atau jejas
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
b. Telinga
Inspeksi : Warna telinga sama dengan disekitarnya, liang telinga
bersih, tidak ada cairan yang keluar dari telinga, telinga simetris antara
kanan dan kiri
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
c. Mata
Inspeksi : mata simetris, reflek pupil terhadap cahaya baik, sklera
ikterik, konjungtiva merah muda, tidak ada lesi di area sekitar mata,
kornea agak keruh, ukuran pupil 1 mm isokor
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
d. Mulut dan Gigi
Inspeksi : warna gigi kecokelatan, lidah berwarna merah muda,
mukosa bibir kering, tidak ada lesi. Tampak gigi tanggal pada geraham
bawah kanan.
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
e. Hidung
Inspeksi : warna hidung sama dengan kulit disekitarnya, terpasang
NGT, selang NGT tampak dijahit dengan lubang hidung, lubang
hidung bersih, tidak ada lesi, tidak tampak discharge abnormal dari
hidung
Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan
f. Leher
Inspeksi : warna kulit leher sama dengan kulit di sekitarnya, tidak
terlihat adanya benjolan, tidak ada lesi, tidak ada jejas, tidak tampak
adanya masa
Palpasi : tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat
distensi vena jugularis dan tidak terdapat nyeri tekan
g. Dada dan paru
Inspeksi : kulit dada sama dengan kulit tubuh lain. Tidak ada lesi dan
jejas, tidak tampak penggunaan otot bantu pernafasan, tidak tampak
retraksi interkosta,
Palpasi : taktil fremitus teraba sama pada lapang paru kanan kiri
Perkusi : terdengan suara sonor di semua lapang paru
Auskultasi : auskultasi bunyi nafas terdengar ronchi di kedua bronkus
kanan kiri
h. Jantung
Inspeksi : tidak tampak jejas dan lesi pada kulit
Palpasi : ictus kordis lebih terasa di SIC 4 sinistra
Perkusi : batas jantung :
Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra
Kanan bawah : SIC IV Linea Para Sternalis Dextra
Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis Sinistra
Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra
Auskultasi : auskultasi bunyi jantung terdengar lup dub normal (S1 dan
S2)
i. Abdomen
Inspeksi : perut tampak buncit mengkilat. Warna kulit abdomen
klien sama dengan kulit tubuh lain, tampak insisi drain pada medial
mid klavikula dextra SIC 7
Auskultasi : Bising usus klien 9x/menit
Palpasi : Teraba distensi abdomen pada semua lapang kuadran
abdomen. Tidak teraba skibala pada kuadran kiri bawah. Teraba
hepatomegali pada kuadran kanan atas.
Perkusi : Terdengar bunyi timpani di semua lapang kuadran
abdomen
j. Genetalia
Inspeksi : Genitalia klien bersih. klien terpasang DC, dengan urin
tampung 800 cc. Terdapat perbesaran skrotum. Tidak terdapat iritasi
dan kemerahan pada genital klien.
Palpasi : Tidak teraba massa atau benjolan pada genital klien,
skrotum teraba keras.
k. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Inspeksi : Klien tampak terpasang restrain pada ekstremitas
atas kanan dan kiri. Warna kulit ekstremitas klien sama dengan
kulit sekitarnya, terpasang infus pump NaCl 0,9 % pada
pergelangan ekstremitas dextra, tidak ada flebitis pada tempat
tusukan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, massa atau benjolan
Kekuatan otot : 3|3
Ekstremitas Bawah
Inspeksi : Klien tampak terpasang restrain pada ekstremitas
bawah kanan dan kiri. Warna kulit ekstremitas klien sama dengan
kulit sekitarnya, tidak ada edema pada ekstremitas bawah klien
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, massa atau benjolan
Kekuatan otot : 3|3
3. Pengkajian Fungsional
a. Nutrisi
Antropometri :
BB = 50 kg LILA = 27 cm
TB = 160 cm Lingkar perut = 107 cm
IMT = 19,53 (normal)
Biokimia :
Hasil pemeriksaan lab tanggal 03 April 2017 :
Hb : 10 mg/dl
Ht : 29,4 %
Natrium : 145 mmol/l
Magnesium : 0,77 mmol/l
Chlorida : 122 mmol/l
Kalium : 3,6 mmol/l
Hasil pemeriksaan lab tanggal 02 April 2017
Albumin : 2,0
GDS = -
Clinical
Turgor kulit tampak tidak elastis dan kembali dalam 4 detik, membran
mukosa bibir tampak kering. Konjungtiva tidak anemis, kesadaran
somnolen GCS 7.
Diet
Diet Feeding D5% 50 cc / jam melalui NGT
b. Cairan
Input :
Infus : Asering = 103 cc / jam x 7 = 721 cc
Syringe pump : Midazolam 1mg/jam x 7 = 7 cc
NGT : 50 cc x 7 = 350 cc
Output :
Normal urin klien :
Produksi urin dalam 1 shift : 1 cc x 50 kg x 7 jam = 350 cc
Produksi urin / hari : 1 cc x 50 kg x 24 jam = 1200 cc
Keluaran urin klien :
Urin tampung jam 08.30 WIB = 800 cc
Urin tampung jam 12.00 WIB = 1200 cc
Balance Cairan = I O = 1078 2000 = (-) 922
c. Eliminasi
Urin :
Jumlah : 2000 cc
Frekuensi : terpasang DC
Warna : kuning kecokelatan keruh
Bau : bau khas urin
Creatinin serum = 3,0 mg/dl
GFR = (140 - umur ) x BB / [72 x creatinin]
= (140-62) x 50 kg / (72x3)
= 78 x 50 / 216
= 3900 / 216
= 18,056
= GFR menurun menunjukkan adanya Kidney Disease stage 4
(Stage 1 : GFR 90, Stage 2 : GFR 60-89, Stage 3 : GFR 30-59, Stage 4
: GFR 15-29, Stage 5 : GFR <15 )
Feses :
Bentuk : lembek
Warna : cokelat kehitaman
Jumlah : 150 mg
Bau : bau khas feses
Frekuensi : 1 x BAB
d. Termoregulasi
Suhu : 37, 1 o C
Akral teraba hangat
CRT 1 detik
Kulit tampak ikterik dan tidak kemerahan
Membran mukosa kering
e. Rasa Aman dan Nyaman (CPOT)
Ekspresi wajah : ekspresi klien tampak gelisah dengan raut muka
ketidaknyamanan, sesekali klien menggigit selang ETT nya (2)
Gerakan tubuh : pergerakan tak tentu arah (2)
Kepatuhan dengan ventilator : asinkron, alarm ventilator sering
berbunyi (2)
Ketegangan otot : ada pergerakan fleksi dan ekstensi ekstremitas baik
atas maupun bawah (1)
Skor total CPOT : 7 : klien merasakan nyeri hebat
Skor maksimal 8 menandakan klien nyeri hebat
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan
Tanggal 01 April 2017
X foto thorak AP Supine . Konfigurasi
Post pemasangan CVP jantung relatif sama
i. Pulmo sulit
diprediksi
ii. Lusensi linier
sepanjang periaortic
yang mengikuti
kontur jantung sisi
kiri = curiga
pneumomediastinum
B. TERAPI
JenisTerapi Dosis Rute Indikasi& Cara Kerja Kontraindikasi Efek Samping
Berotec 1 cc / 4 jam Inhalasi Terapi simptomatik Kardiomiopati obstruktif Gemetar halus otot
(hanya bersifat hipertrofik, takhiaritmia rangka dan gugup,
menghilangkan gejala, takhikardia (tidak terlalu
tidak meghilangkan, / sering), pusing, berdebar
menyembuhkan atau sakit kepala, reaksi
penyebab uamanya) alergi, batuk, hipoklemia.
episode asma akut,
pencegahan asam yang
di picu oleh olah raga,
terapi simptomatik
asma bronchial dan
kondisi lain yang
disertai dengan
penyempitan saluran
pernapasan yang
bersifat reversible
seperti bronchitis
obstruktif kronis.
Bisolvon 1 cc / 4 jam inhalasi Megeluarkan dahak ulkus pada lambung Mual, muntah, diare, rasa
penuh di perut, dan nyeri
pada ulu hati. Efek
samping lain bisa berupa
sakit kepala, vertigo,
keringat berlebihan, dan
kenaikan enzim
transaminase.
NaCl 0.9% 1 cc/4 jam Inhalasi mengembalikan Hipernatremia, asidosis, Demam, iritasi atau infeksi pada
keseimbangan elektrolit, hipokalemia. tempat injeksi, trombosis atau
Pengganti cairan flebitis yang meluas dari tempat
plasma isotonik yang injeksi, ekstravasasi.
hilang, Pengganti
cairan pada kondisi
alkalosis hipokloremia
KSR 600 mg/ 8 Per Oral Adesi jaringan, Perdarahan arteri dan - Ulcerasi esophagus
jam hemostasis, perawatan vena, hipersensitif - Alergi anafilaksis
luka, melapisi rongga terhadap protein sapi
tubuh dan ruang
subarakhnoid
Candesartan 8 mg/ 8 jam Per Oral Hipertensi, terapi gagal - Nyeri punggung - Gangguan hati berat
jantung dan dengan - Pusing atau kolestasis
gangguan fungsi - Infeksi saluran - Hamil trimester 2 dan
sistolik ventrikel kiri pernapasan atas 3
- Ibu menyusui
Natrium 500mg/ 8 Per Oral - Nyeri punggung
Bicarbonat jam - Pusing
Ceftriaxone 2 gram/ 24 Intravena Infeksi saluran napas, Hipersensitif terhadap Mual, muntah, diare,
jam infeksi saluran kemih, Ceftriaxone peningkatan SGOT,
sepsis, meningitis, SGPT
infeksi tulang dan kulit,
efektif pada
mikroorganisme gram
(+)
Omeprazole 40 mg/ 24 Intravena Terapi jangka pendek Hipersensitif terhadap sakit kepala, mual,
jam tukak lambung dan omeprazole kembung, diare, konstipasi,
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tgl/Jam Dx Kep Intervensi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TTD
1 Senin, 03 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Airway management (3140) :
April 2017 bersihan jalan keperawatan selama 1x24 jam
1. Posisikan klien untuk
Jam nafas berhubungan diharapkan jalan nafas klien
dengan mukus bersih dengan kriteria hasil : memaksimalkan ventilasi
berlebih 1. Tidak ada suara nafas 2. Monitor pernafasan
tambahan seperti gurgling, 3. Monitor tanda-tanda vital
crackles, dll 4. Monitor tanda-tanda sianosis
2. RR 16-24 x/menit
3. Tidak terlihat penumpukan Suctioning (3160) :
sekret
5. Instruksikan klien untuk
4. Pernafasan teratur
menarik nafas dalam sebelum
5. Klien dapat batuk efektif
suction
6. Lakukan suctioning dengan
prinsip steril
7. Posisikan klien semi fowler atau
head up 30
8. Auskultasi suara nafas sebelum
dan sesudah suction
9. Monitor status oksigenasi klien
10. Monitor dan catat warna ,
jumlah dan konsistensi secret
11. Kolaborasi dengan pemberian
terapi inhalasi
2 Senin, 03 Ganguan Eliminasi Setelah dilakukan tindakan Urinary Elimination Managemnet
April 2017 Urin berhubungan keperawatan selama 5x24 jam (0590):
Jam dengan Obstruksi diharapkan eliminasi urin normal
1. Monitor eliminasi urin termasuk
anatomik dengan kriteria hasil :
volum dan warna
1. Warna urin kuning 2. Catat pengeluaran urin
bening 3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
2. Tidak ada ampas pada diet cairan dan volume yang tepat
urin
Hitung balance cairan
3. Balance cairan seimbang
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/ Jam No.Dx Implementasi Respon TTD
3 April 1 Memonitor pernafasan S:-
20177 O : RR 19 x/menit, klien tidak terlihat sesak nafas,
pernafasan teratur, tidak ada penggunaan otot bantu
pernafasan, tidak ada pernafasan cuping hidung, suara
nafas terdengar bunyi gurgling
Mengauskultasi suara nafas S : -
O : Auskultasi nafas sebelum suction terdengar ronchi
sebelum suction basah
S:-
Melakukan suction O : Sekret berwarna kuning kental di saluran nafas
klien terhisap saat disuction
S:-
Mengauskultasi suara nafas O : Auskultasi nafas setelah suction terdengar ronchi
setelah suction basah
S:-
Memonitor tanda-tanda vital dan O : TD 135/102 mmHg, RR 20x/menit, HR 97
tanda-tanda sianosis x/menit, suhu 37,1C, tidak ada tanda-tanda sianosis
S:-
Memposisikan klien semi fowler O : klien terlihat berbaring dengan posisi head up 30
atau head up 30 S:-
Birotec, bisolvon dan NaCl 90% terapi inhalasi diberikan dengan prinsip 7B, tidak ada
efek samping maupun reaksi alergi
2 Memonitor dan mencatat S : -
elimanisasi O : Eliminasi klien berwarna kuning kecoklatan,
jumlah urine klien 1120 cc
Berkolaborasi dengan ahli gizi S:
untuk diet cairan dan volume O: NGT tidak ada residu, klien minum 200 cc melalui
yang tepat NGT
Memonitor dan mencatat S : -
elimanisasi O : Eliminasi klien berwarna kuning kecoklatan,
jumlah urine klien 1000 cc
Menhitung balance cairan S: -
O: balance cairan klien -849
3 Menggunakan pendekatan yang S: -
tenang dan meyakinkan O: klien tampak percaya terhadap perawat
Mengkaji tanda nonverbal atas S: -
kecemasan klien O: klien tampak gelisah, TD: 135/76 mmHg, klien
tampak melakukan gerakan yang tidak terkontrol
Menjelaskan semua prosedur
termasuk sensasi yang mungkin S: -
dialami oleh klien O: klien tampak berusaha melepaskan alat yang
F. EVALUASI KEPERAWATAN
No. Tgl/jam No. dx Evaluasi TTD
P : Lanjutkan intervensi :
P : Lanjutkan intervensi :
P : Lanjutkan intervensi :
3 S:-
O: klien sudah tampak tenang, klien sudah mampu berdoa
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi dan lepaskan restrain
4. 6 April 2017 1 S:-
O : TD 122/72 mmHg, RR 25 x/menit, HR 96 x/menit, suhu 37,3C, pernafasan
cepat dan dangkal, auskultasi paru terdengar suara ronchi basah, tidak terdengar
gurgling, tidak ada sekret yang keluar dari mulut, tidak ada penggunaan otot bantu
pernafasan, tidak ada pernafasan cuping hidup, tidak ada tanda-tanda sianosis
P : Lanjutkan intervensi :
P : Lanjutkan intervensi :