CA BULI
Pembimbing :
dr. Hasroni, Sp. U
Disusun Oleh :
Ekavia Putri Setyani 20360244
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus yang berjudul “ Ca Buli “.
Makalah ini Disusun Sebagai Tugas Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) Ilmu
Urologi di Rumah Sakit Umum Haji Medan Sumatera Utara.
Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pengajar di
SMF Ilmu Urologi, khususnya dr. Hasroni, Sp. U atas bimbingannya selama
berlangsungnya pendidikan di bagian Ilmu Urologi ini sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas ini dengan maksimal. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki
makalah ini dan untuk melatih kemampuan menulis makalah untuk selanjutnya.
Demikian yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Karsinoma kandung kemih (ca buli-buli) adalah suatu penyakit keganasan yang mengenai
kandung kemih dan menempati urutan ke 4 keganasan pada laki-laki, dan urutan ke 12 pada
perempuan. Kejadian penyakit ini lebih tinggi pada orang kulit putih dibanding kulit hitam dan
lebih sering pada laki-laki dibandingkan perempuan, dan terbanyak dijumpai pada usia 60-70 tahun.
Etiologi penyakit ini diduga berhubungan dengan beberapa faktor, seperti kebiasaan
merokok, pekerjaan yang berkontak dengan zat kimia yang bersifat karsinogenik (golongan
aromatik amin), obat-obatan antara lain siklofosfamid, dan infeksi parasite schistosoma
haematobium dan iritasi kronik akibat penyakit batu.
Trauma fisik terhadap lapisan uroepitelial yang diinduksi infeksi dan kalkulus dapat
meningkatkan resiko terjadinya keganasan. Terdapat beberapa zat yang diduga berhubungan dengan
penyakit ini, tetapi belum dapat dibuktikan, seperti: kopi, alkohol, pemanis siklamat dan sakarin
Secara histopatologi karsinoma kandung kemih terdiri dari 95% karsinoma sel transisional,
3% karsinoma sel skuamosa, dan 2% adenokarsinoma. Sebanyak 75% sampai 80% tumor
menyebabkan lesi superfisial, 20% terdapat invasi tumor ke otot, dan 5% telah bermetastasis.
Gejala klinis karsinoma kandung kemih 80-90% berupa hematuria dan 25% mengeluh
urgensi, frekuensi, disuri, dan nyeri pinggul setelah kencing. 5% dari penderita yang telah terjadi
metastasis mengeluhkan penurunan berat badan, demam, nyeri tulang, dan gejala yang berhubungan
dengan metastase di paru dan hati.
Diagnosis karsinoma kandung kemih berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan la-boratorium,
radiologi, ultrasonografi, dan tomografi komputer. Biopsi jaringan dan pemeriksaan histopatologi
dapat dipastikan diagnosis penyakit ini. Pengobatan dan prognosis penderita karsinoma kandung
kemih tergantung pada stadium penyakit yang didasarkan pada pemeriksaan histopatologi.
1
BAB II
CA BULI
A. DEFINISI
13
Ca buli adalah kanker yang ditandai dengan adanya total hematuria tanpa disertai rasa nyeri
dan bersifat intermiten. Pada karsinoma yang telah mengadakan infiltratif tidak jarang menunjukkan
adanya gejala iritasi dari buli-buli seperti disuria, polakisuria, frekuensi dan urgensi dan juga biasa
dengan keluhan retensi oleh bekuan darah.
B. ETIOLOGI
Terdapat banyak faktor penyebab yang dihubungkan dengan terjadinya karsinoma kandung
kemih, yaitu terutama karena merokok sigaret yang memberikan kontribusi sampai dengan 40-50%,
baik pada laki-laki maupun perempuan. Asap rokok mengandung 2 (alfa dan beta) naftilamin dan 4
aminobifenil. Empat zat aromatic amin yang bersifat karsinogenik dan telah terbukti menyebabkan
karsinoma kandung kemih adalah: 2-naftilamin, benzidin, 3,3 diklorobenzidin, dan 4 aminobifenil di
mana zat-zat tersebut banyak digunakan pada industri pencelupan, dan khususnya benzidin digunakan
sebagai reagen pada laboratorium.
Faktor lainnya adalah aniline dyes, radiasi eks-ternal, obatobatan phenacetin dan chlor-
naphazine, penggunaan yang lama siklo-fosfamid sebagai imunosupresan, infeksi kronis dari
schistosoma haematobium yang banyak terjadi di Mesir dan Tanzania, kopi, dan Senduk, Karsinoma
Kandung Kemih 61 pemanis buatan seperti siklamat serta sakarin. Diduga kopi berhubungan erat
dengan karsinoma kandung kemih, namun belum terbukti. Sakarin telah terbukti menyebabkan
karsinoma kandung kemih pada tikus percobaan, namun belum terbukti pada manusia. Usia yang sering
terkena antara 60-70 tahun, dan laki-laki dibandingkan perempuan adalah 2,5 : 1.
C. ANAMNESIS
3. Diuria, pada karsinoma in-situ, atau karsinoma yang telah mengadakan infiltrasi luas
4. Riwayat gejala iritatif pada Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) yang menonjol dan tidak
hilang dengan terapi simtomatik
D. PEMERIKSAAN FISIK
E. DIAGNOSIS
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. PENATALAKSANAAN
1. Hematuria
a. Dilakukan three way kateter untuk irigasi kandung kemih yang mengalami perdarahan
Konstribusi perawat:
- Monitoring irigasi
- Monitoring balance cairan urin yang di tampung pada urin bag dikurangi dengan cairan
- Kondisi bladder
perdarahan.
Dilakukan reseksi untuk mengambil tumor. Jika terjadi perdarahan dilakukan tindakan irigasi
kandung kemih , jika urine tidak keluar , curiga adanya stone cell dan tatalaksana dengan
dilakukan spool.
buli dengan lemak perisistikserta prostat dan vesikula seminalis, uretra pada
priadan buli serta lemak perisistik, serviks, uuterus, kubah vagina anterior, uretra
dan ovarium pada wanita. Sistektomi radikal merupakan suatu operasi mayor
4. Diversi Urine
Sistektomi radikal adalah pengangkatan kandung kemih dan jaringan sekitarnya (pada
pria berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya aliran urine dari ureter dialirkan
sigmoid. Cara ini sekarang tidak banyak dipakai lagi karena banyak menimbulkan
penyulit.
b. Kondisi usus, yaitu mengganti kandung kemih dengan ileum sebagai penampung
sebuah stoma. Konduit ini diperkenalkan oleh Bricke pada tahun 1950 dan saat
membuat stoma yang kontinen (dapat menahan urin pada volume tertentu). Urin
berkala. Cara diversi urin ini yang terkenal adalah cara Kock pouch dan Indian pouch.
d. Diversi urin Orthotopic, adalah membuat neobladder dari segmen usus yang kemudian
dilakukan anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa lebih fisiologis untuk pasien,
karena berkemih melalui uretra dan tidak memakai stoma yang dipasang di abdomen.
Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Camey dengan berbagai kekurangannya dan
2. Terapi
1) Operasi
c) Total cystotomy dengan pegangkatan kel. Prostate dan urinary diversion untuk :
2) Radioterapy
- Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan stage
B2-C.
- Radiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita
dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6
minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads
Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering
dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien
dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan
H. KOMPLIKASI
Nama : Tn. P
Tanggal Lahir : 26 Mei 1959
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Pahlawan No.17 Kabanjahe
No. MR : 264125
II. ANAMNESIS
OS datang dengan keluhan BAK berdarah dan nyeri saat BAK, Os juga mengeluh
BAK tidak lancar dan tampak pucat sejak 3 hari yang lalu.
OS juga mengeluh sering BAK dan semakin banyak darahnya, Os mengatakan
lemas dirasakan sepanjang hari, terutama setelah melakukan pekerjaan. Selain itu,
pasien juga mengeluh sulit tidur.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien memiliki riwayat anemia
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hal yang sama.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Hidung :Bentuk normal, septum deviasi (-), tidak tampak pernafasan cuping
hidung, sekret (-)
Mulut : Bibir tidak kering, tonsil T1-T1 tenang, faring tidak hiperemis
Lidah : lidah tidak kotor, atropi lidah (-)
Leher
KGB : Tidak ada pembesaran
Tiroid : Dalam batas normal
Thorax
Inspeksi : Dalam Batas Normal
Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama, iktus cordis teraba pada ICS 5 linea
midclavicula sinistra tidak kuat angkat.
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru kiri dan kanan
Batas jantung atas ICS 2 linea parasternal sinistra
Batas jantung kanan ICS 4 linea parasternal dextra
Batas jantung kiri ICS 5 linea midclavicula sinistra
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
Bunyi jantung I-II murni, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : DBN
Palpasi : Soepel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (+)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+).
Eksremitas
Ekstremitas atas : akral hangat, tremor (-)
Ekstremitas bawah : Dalam batas normal
LABORATORIUM
1. Darah Rutin
Hb : 3.70 g/dL ( 12 - 16 )
Ht : 12.5 % ( 37 - 43 )
Leukosit : 4.900/mm3 (4.000 - 10.000)
Trombosit : 387.000 (150.000 - 450.00
V. DIAGNOSE KERJA
- Ca Buli + Anemia
VI. PENATALAKSANAAN
o IVFD RL 20 tpm
o Tranfusi PRC
o Inj. Ranitidin 1x1 amp
BAB IV
PENUTUP
Kimberly B. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2011.
Syafaa AN, Maulani H, Suciati T, et al. Angka Kejadian Karsinoma Urothelial di Bagian Patologi
Anatomi RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Tahun 2009-2013. Majalah Kedokteran
Sriwijaya. 2015;47(1):16.
Cancer Reasearch UK. Bladder cancer statistics and outlook. Cancer Reasearch UK. 2014;
Available from: https://www.cancerresearchuk.org/health-professional/cancer-statistics/statistics-
by-cancer-type/bladder-cancer.