Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR VESIKA URINARI

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian
1. Nursalam, 2008
Tumor vesika urinaria adalah pertumbuhan sel yang terjadi terus menerus dan tak
terkendali pada kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50
tahun.
2. Muttaqin, 2011
Tumor kandung kemih adalah suatu inflamasi sel-sel di dinding atau di dalam lapisan
kandung kemih.
3. Sjamsuhidajat, 2004
Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional. Kurang
lebih 10% berupa karsinoma skuamosa dan jarang ssekali adenokarsinoma yang berasal
dari jaringan urakus. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat diferensiasi dan penetrasi
ke dalam dinding atau jaringan sekitar kandung kemih.

B. Anatomi dan Fisiologi

Gbr 1. Anatomi Sistem Perkemihan


Gbr 2. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Kandung kemih merupakan organ berongga yang terletak disebelah anterior tepat
dibelakang os. pubis. Organ ini berfungsi sebagai wadah sementara untuk menampung
urine. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang dinamakan
musculus detrusor. Kontraksi otot ini terutama berfungsi untuk mengosongkan kandung
kemih pada saat buang air kecil. Uretra muncul dari kandung kemih pada laki-laki uretra
berjalan lewat penis dan pada wanita bermuara tepat disebelah anterior vagina. Pada laki-
laki kelenjar prostat yang terletak tepat dibawah leher kandung kemih mengelilingi uretra
disebelah posterior dan lateral. Spingter urinarius ekterna merupakan otot volunter yang
bulat untuk mengendalikan proses awal urinasi.

C. Etologi
Faktor yang mempengaruhi terjadinya adalah zat karsinogen, baik eksogen dari
rokok atau bahan kimia maupun endogen dari hasil metabolisme. Penyebab lain diduga
akibat pemakaian analgetik, sitostatik, dan iritasi kronik oleh batu, sistosomiasis, atau
radiasi. Perbandingan lelaki dengan perempuan 4:1 (Sjamsuhidajat, 2004).
Penyebab pasti masih belum diketahui, 80% dari kasus kanker kandung kemih
berhubungan dengan paparan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa kanker kandung
secara potensial dapat dicegah (Muttaqin, 2011).
Sedangkan menurut Nursalam, 2008 penyebabnya yaitu Infeksi saluran kemih
seperti E. Colli dan proteus spp yang menghasilkan nitrosamine sebagai zat karsinogen
selain itu sering mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan
siklamat, serta pemakai obat – obatan siklofosfamid melalui intravesika, fenasetin, opium,
dan antituberkulosis INH dalam jangka waktu lama.
D. Pathofisiologi
Karsinoma kandung kemih yang masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor
ini lama - kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot, dan lemak
perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Tumor dapat
menyebar secara limfogen maupun hamatogen. Penyebaran limfogen menuju kelenjar limfe,
obturator, iliaka eksterna, dan iliaka komunis, sedangkan penyebaran hematogen paling
sering ke hepar, paru, dan tulang (Nursalam, 2008).
PATHWAY
Pekerja di pabrik kimia, laboratorium
Perokok yang mengandung amin amonitic
Infeksi saluran kemih
Pemanis buatan

Okulasi ureter/ pelvic renal Metastase

Infeksi sekunder : Infeksi pada bladder


- Panas waktu kencing
- Merasa panas dan tubuh lemah.
- Kencing bercampur darah (hematuria)
Retensi urine :
Sulit/sukar kencing
Hydronefrosis :
- Nyeri supropubik
- Nyeri pinggang Ginjal membesar

Kemoterapi
NYERI

GANGGUAN POLA
Operasi ELIMINASI URINE
RESTI INFEKSI

CEMAS

E. Manifestasi Klinis
Gejala utama adalah hematuria makroskopik atau mikroskopoik, biasanya
intermitten, dan sering tanpa nyeri. Terdapat gejala iritasi, yakni disuria, tidak dapat
menahan kemih, dan polakisuria (Sjamsuhidajat, 2004).
Sedangkan menurut Nursalam, 2008 meskipun sering kali karsinoma kandung
kemih tanpa disertai gejala disuria, pada karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah
mengadakan infiltrasi luas, tidak jarang terjadi gejala iritasi kandung kemih, yaitu disuria,
polakisuria, frekuensi, dan urgensi. Hematuria dapat menimbulkan keluhan retensi bekuan
darah. Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih
bagian atas atau edema tungkai, disebabkan adanya penekanan aliran limfe oleh massa
tumor atau kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.

F. Komplikasi
Komplikasi pembedahan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari
radiasi dapat menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain
dikaitkan dengan daerah metastase penyakit.

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Muttaqin, 2011 pemeriksaan yang dilakukan yaitu:
1. Laboratorium
Urinalisis pemeriksaan makroskopis didapatkan adanya darah dalam urine.
Pemeriksaan mikroskopis menunjukkan sel – sel darah merah. Kultur urine untuk
mendetksi adanya ISK, Hb menurun karena kehilangan darah, infeksi, uremia,
leukositosis, Acid phospatase meningkat, ACTH meningkat, Alkaline phosphatase
meningkat, SGPT-SGOT meningkat
2. USG
Sebelum pemeriksaan, pasien dipuasakan untuk meminimalkan gas di usus yang
dapat menghalangi pemeriksaan. Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan yang tidak
invasive yang dapat menilai bentuk dan kelainan dari buli.
3. Radiologi
a. IVP menunjukkan adanya massa pada buli.
b. Franctionated cystogram adanya invasi tumor dalam dinding buli – buli.
c. CT-Scan untuk menilai besar dan letak tumor.
4. Sistokopi dan Biopsi
Dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh
jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.

Menurut Nursalam, 2008 yaitu:


5. Palpasi Bimanual
Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot kandung kemih
rileks) pada saat sebelum dan sesudah intervensi TUR kandung keemih. Jari telunjuk
kanan melakukan colok dubur atau colok vagina sedangkan tangan kiri melakukan palpasi
kandung kemih di daerah supra simpisis untuk memperkirakan luasinfiltrasi tumor
(Nursalam, 2008).
6. Pencitraan
Pemeriksaan IVP dapat mendeteksi adanya tumor kandung kemih berupa Filling
defect 6, tumor sel transisional yang berada pada ureter atau pielum, dan adanya
hidroureter atau muara ureter. CT scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi
tumor ke organ sekiranya (Nursalam, 2008)

H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Kemoterapi intravesikal atau immunoterapi dianjurkan. Tiopeta, mitomicin, dan
doksorubinsin adalah agen yang telah digunakan untuk pengobatan intravesikal. (Heri
Saputra, 2010).
Terapi laser juga sebuah terapi yang mungkin untuk klien dengan lesi kecil.
Reseksi kandung kemih segmental digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada puncak
kandung kemih atau dinding lateral atau untuk adenokarsinoma.
Ketika tumor itu incasif atau tidak dapat ditangani atau dikontrol dengan
pendekatan yang konservatif, sistektomi adalah pengobatan pilihan. Sistektomi sederhana
pada seorang pria meliputi pengangkatan kandung kemih, prostate dan vesicaurinaria;
sedangkan pada seorang wanita meliputi pengangkatan kandung kemih dan uretra. Iversi
urinarius setelah sistektomi dapat dicapai dengan menggunakan sebuah segmen ileum
untuk membentuk sebuah salauran antara ureter dan abdomen eksternal. Pilihan lain bagi
klien mungkin pembentukan reservoir ileum kontinen yang tidak membutuhkan apparatus
penampungan eksternal. (Heri Saputra, 2010).
Terapi radiasi untuk kanker kandung kemih sebagai modalitas penatalaksanaan
tunggal, untuk penyakit invasive yang mempeunyai kemungkinan sembuh rta-rata 16-
30%, ini lebih rendah daripada penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat digunakan
pada klien yang tidak ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi pasti
yang telah dianjurkan untuk pengobatan kanker kemih tahap lanjut. (Heri Saputra, 2010).

2. Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian menurut Nursalam 2008
Pemeriksaan khusus pada pola eliminasi:
a. Adanya hematuria, gejala iritasi saat berkemih, faktor risiko (khususnya riwayat
merokok), penurunan BB, kelelahan, dan tanda metastase.
b. Bagaimana kemampuan koping dan pengetahuan tentang penyakit, adanya nyeri.
c. Perubahan warna urine contoh kuning pekat, merah, coklat.
II. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien.
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada benjolan pada
abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri diseluruh tubuh terutama dipinggang.
b. Riwayat Penyakit Sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah
sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK dan terasa nyeri sera sulit BAB.
c. Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh pasien).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita anggota keluarga yang
menjadi faktor resiko.
e. Riwayat psikososial dan spiritual.
f. Kondisi lingkungan rumah.
g. Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan, pola kebiasaan yang
mempengaruhi kesehatan (rokok, ketergantungan obat, minuman keras).
3. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : Merasa lemah dan letih
Tanda : Perubahan kesadaran
b. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia
c. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas, mudah tersinggung
d. Eleminasi
Gejala : Perubahan gejala BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah
e. Makanan & Cairan
Gejala : Mual muntah
Tanda : Muntah
f. Neurosensori
Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)
Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental
g. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Sakit pada daerah abdomen
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri
h. Interaksi Sosial
Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
i. Keamanan
Gejala : Trauma baru
Tanda :Terjadi kekambuhan lagi
j. Seksualisasi
Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturut-turut
Tanda : Atrofi payudara, amenorea
k. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
Tanda : Prestasi akademik tinggi.

B. Diagnosa
1. Nyeri b.d inflamasi kandung kemih.
2. Gangguan pola eliminasi urine b.d retensi urine, efek sekunder dari obstruksi saluran
kemih.
3. Infeksi b.d penurunan imunitas pasca/kemoterapi dan radiasi pasca bedah.
4. Cemas/ takut berhubungan dengan situasi krisis (pre op), perubahan kesehatan, sosio
ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan
keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan mengekspresikan
kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat, kemampuan menolong diri,
stimulasi simpatetik.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer C, Suzanne, Bare G Brenda, 2001. Keperawatan medikal bedah. edisi 8, volume 2
EGC, Jakarta.
Doengoes, Marllyn. 2000. Rencana asuhan keperawatan.Edisi 3. EGC. Jakarta
Hotma Rumahorbo, Skb ( Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
endokrin).EGC.
Patofisiologi (Konsep klinis proses-proses penyakit) Edisi 6
http://www.google.com./ Asuhan keperawatan pada pasien kanker buli-buli.( di akses
07 Maret 2009 ).
http://www.medicastore.com/di akses 07 Maret 2009).
KEPER
AWATA
“ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR VESIKA URINARI”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

Feranita Rumahlaiselan
Ardiah S. Rahawarin
Jessica P. Manuputty
Suardi Djaman
Nyong Rahman Slamet
Zulfikri Latukau

Tingkat : II.A/Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES MALUKU

JURUSAN KEPERAWATAN

2015

Anda mungkin juga menyukai