Anda di halaman 1dari 26

BAB IV

DISKUSI KASUS

4.1 Diskusi Kasus


4.1.1 Diabetes Melitus
1. Anamnesis
Teori Kasus
Lesu dan cepat lelah + +
Kulit pucat + +
Sakit kepala + +
Mata berkunang-kunang + +
Anoreksia + -
Mual + +
Muntah + +

2. Status Present
Keadaan umum Keadaan penyakit Keadaan gizi
Sens : Compos mentis Anemia : Ya BB : 45 kg
TD : 117/72 mmHg Ikterus : Tidak TB : 148 cm
Nadi : 80x/m Sianosis : Tidak RBW : 93 %
Nafas : 21x/m Dyspnoe : Tidak IMT : 21 kg/cm2
Suhu : 36,5ᵒ C Edema : Tidak Kesan : Normoweight
Turgor : Baik, <2menit
Kesan : Kurang baik Gerakan aktif : Menurun
Sikap tidur paksa : Tidak
Kesan : Kurang Baik

Keadaan umum Teori Kasus


Sensorium Composmentis Compos mentis
Tekanan Darah 100-130/mmHg 117/72 mmHg

98
99

Heart Rate 60-100x/menit 80x/m


Respirasi 16-24x/menit 21x/m
Temperature 36,5-37,5oC 36,5ᵒ C

Keadaan Penyakit Teori kasus


Anemia : Ya Ya Ya
Ikterus : Tidak Ya Tidak
Sianosis : Tidak Tidak Tidak
Dyspnoe : Tidak Tidak Tidak
Edema : Tidak Tidak Tidak
Turgor : Baik, <2menit Baik Baik
Gerakan aktif : Tidak Tidak Tidak
Sikap tidur paksa : Tidak Tidak Tidak

Keadaan Gizi Nilai Satuan


TB 148 cm Cm
BB 45 kg Kg
RBW 93 %
Kesan Normoweight -
IMT 21 kg/cm²
Kesan Noemoweight -

3. Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Kepala Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Leher Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Thorax Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Abdomen Splenomegali Dalam Batas Normal
Ekstremitas Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
100

4. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin Teori Kasus
Hb <13.2 g/dl 8,4 g/dl
Eritrosit < 4.4 10^6/uL 3,20 10^6/uL
Hematokrit <40% 11,25 %
Leukosit 4-11 ribu/mm3 25,3 ribu/mm3
Trombosit 150-440 ribu/mm3 540 ribu/mm3

5. Diagnosa Banding
Teori Kasus
DM Tipe II DM Tipe II
DM Tipe 1 DM Tipe 1
DM gestasional DM gestasional
Hiperglikemi reaktif Hiperglikemi reaktif
Diabetic ketoasidosis Diabetic ketoasidosis

6. Diagnosis Kerja
Teori Kasus
DM Tipe II DM Tipe II

7. Terapi
Teori Kasus
Aktivitas : Tirah baring Aktivitas : Tirah baring
Diet : MB Diet : MB
Terapi Medikamentosa : Terapi Medikamentosa

- Meringankan gejala - IVFD RL 20 gtt/ i

- Inj. Ranitidine 25mg / 12jam


101

- Inj. Ondansetron 8mg/8jam

- Domperidone 3x10mg

- Anelat 3x1

- Glimepirid 1x1

8. komplikasi
Teori Kasus
Hipoglikemia Tidak ada komplikasi yang dialami oleh
pasien yang dapat memperparah
Ketoasidosis Diabetik
kesehatan pasien sendiri.
makroangiopati

mikroangiopati

9. Prognosis
Teori Kasus
Prognosis dari DM bergantung pada Pasien telah mengalamirawat inap dan
pola hidup yang dilakukan oleh pasien pasien juga merasa lebih baik setlah
dalam mengontrol kadar gula nya. mengonsumsi obat yang sudah
Pasien dengan kontrol glikemik ketat diresepkan oleh dokter. Pasien pulang
(HbA1c < 7%), tanpa disertai riwayat dengan kondisi yang kembali sehat
gangguan kardiovaskuler, dan juga
tidak ada gangguan mikrovaskuler serta
makrovaskuler akan mempunyai
harapan hidup lebih lama. Namun jika
pasien memiliki riwayat penyakit
kardiovaskuler dan telah menderita
diabetes lama (≥ 15 tahun) akan
mempunyai harapan hidup lebih
singkat, walaupun telah melakukan
kontrol glikemik ketat sekalipun
102

10. Edukasi dan Pencegahan


Teori Kasus
1. Edukasi pasien tentang penyakitnya. 1. Pasien diedukasi untuk mengatur
pola
2. Pasien dijelaskan kembali lebih
lengkap mengenai penyakit Diabetes makan nya dengan baik dan teratur.
Melitus, perkiraan perjalanan
2. Pasien dijelaskan kembali untuk
penyakitnya, kemungkinan keluhan lain
menjaga kondisi tubuhnya agar tidak
yang dapat muncul, pencegahan dan
terlalu lelah yang sehingga dapat
pengobatannya.
memperparah penyakitnya.
3. Pasien diedukasi mengenai menjaga
3. Pasien diedukasi untuk mengonsumsi
lingkungan tempat tinggal.
makanan yang dapat memenuhi gizi
4. Pasien diedukasikan agar ke rumah dan nutrisi untuk tubuhnya agar Hb di
sakit tidak hanya pada saat keluhannya dalam darah nya tetap stabil.
sudah memberat tetapi ke rumah sakit
untuk memantau penyakitnya sehingga
penyakitnya dapat dilakukan
penanganannya rawat jalan tanpa harus
dirawat inap dalam jangka waktu yang
lama.
103

4.1.2 Hipertensi
1. Anamnesis
Teori Kasus
Sakit kepala + +
Penglihatan kabur + -
Pusing/oyong + +
Mual + +
Muntah + -
Keluar darah dari hidung tiba-tiba + -
Edema dependen + +

2. Status Present
Keadaan umum Keadaan penyakit Keadaan gizi
Sens : Compos mentis Anemia : Ya BB : 45 kg
TD : 117/72 mmHg Ikterus : Tidak TB : 148 cm
Nadi : 80x/m Sianosis : Tidak RBW : 93 %
Nafas : 21x/m Dyspnoe : Tidak IMT : 21 kg/cm2
Suhu : 36,5ᵒ C Edema : Tidak Kesan : Normoweight
Turgor : Baik, <2menit
Kesan : Kurang baik Gerakan aktif : Menurun
Sikap tidur paksa : Tidak
Kesan : Kurang Baik

Keadaan umum Teori Kasus


104

Sensorium Composmentis Compos mentis


Tekanan Darah 100-130/mmHg 117/72 mmHg
Heart Rate 60-100x/menit 80x/m
Respirasi 16-24x/menit 21x/m
Temperature 36,5-37,5oC 36,5ᵒ C

Keadaan Penyakit Teori kasus


Anemia : Ya Ya Ya
Ikterus : Tidak Ya Tidak
Sianosis : Tidak Tidak Tidak
Dyspnoe : Tidak Tidak Tidak
Edema : Tidak Tidak Tidak
Turgor : Baik, <2menit Baik Baik
Gerakan aktif : Tidak Tidak Tidak
Sikap tidur paksa : Tidak Tidak Tidak

Keadaan Gizi Nilai Satuan


TB 148 cm Cm
BB 45 kg Kg
RBW 93 %
Kesan Normoweight -
IMT 21 kg/cm²
Kesan Noemoweight -

3. Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Kepala Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Leher Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Thorax Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Abdomen Splenomegali Dalam Batas Normal
105

Ekstremitas Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal

4. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin Teori Kasus
Hb <13.2 g/dl 8,4 g/dl
Eritrosit < 4.4 10^6/uL 3,20 10^6/uL
Hematokrit <40% 11,25 %
Leukosit 4-11 ribu/mm3 25,3 ribu/mm3
Trombosit 150-440 ribu/mm3 540 ribu/mm3

5. Diagnosa Banding
Teori Kasus
Hipertensi Hipertensi
Hipertensi primer Hipertensi primer
Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder
Krisis hipertensi Krisis hipertensi
Hipertensi urgency Hipertensi urgency

6. Diagnosis Kerja
Teori Kasus
Hipertensi Hipertensi

7. Terapi
Teori Kasus
Aktivitas : Tirah baring Aktivitas : Tirah baring
Diet : MB Diet : MB
Terapi Medikamentosa : Terapi Medikamentosa

- Meringankan gejala - IVFD RL 20 gtt/ i

- Inj. Ranitidine 25mg / 12jam


106

- Inj. Ondansetron 8mg/8jam

- Domperidone 3x10mg

- Anelat 3x1

- Glimepirid 1x1

8. Komplikasi
Teori Kasus
Serebrovaskuler: stroke, transient Tidak ada komplikasi yang dialami oleh
ischemic attacks, demensia vaskuler, pasien yang dapat memperparah
ensefalopati. kesehatan pasien sendiri.

Mata : retinopati hipertensif.

Kardiovaskuler : penyakit jantung


hipertensif, disfungsi atau hipertrofi
ventrikel kiri, penyakit jantung koroner,
disfungsi baik sistolik maupun diastolik
dan berakhir pada gagal jantung (heart
failure).

Ginjal : nefropati hipertensif,


albuminuria, penyakit ginjal kronis.

Arteri perifer : klaudikasio intermiten.

9. Prognosis
Teori Kasus
Prognosis untuk hipertensi tergantung Pasien telah mengalamirawat inap dan
pada seberapa baik dapat dikendalikan. pasien juga merasa lebih baik setlah
107

Jika pasien mengikuti kebiasaan gaya mengonsumsi obat yang sudah


hidup sehat (diet rendah garam, diresepkan oleh dokter. Pasien pulang
berolahraga setiap hari selama kurang dengan kondisi yang kembali sehat
lebih 30 menit, tidak merokok dan tidak
kelebihan berat badan) dan minum obat
yang diresepkan secara teratur untuk
menurunkan tekanan darah hingga nilai
kurang dari 140/90 mmHg, maka
prognosisnya baik karena tindakan ini
mengurangi risiko komplikasi
kardiovaskular
10. Edukasi dan Pencegahan
Teori Kasus
1. Edukasi pasien tentang penyakitnya. 1. Pasien diedukasi untuk mengatur
pola
2. Pasien dijelaskan kembali lebih
lengkap mengenai penyakit DHF, makan nya dengan baik dan teratur.
perkiraan perjalanan penyakitnya,
2. Pasien dijelaskan kembali untuk
kemungkinan keluhan lain yang dapat
menjaga kondisi tubuhnya agar tidak
muncul, pencegahan dan
terlalu lelah yang sehingga dapat
pengobatannya.
memperparah penyakitnya.
3. Pasien diedukasi mengenai menjaga
3. Pasien diedukasi untuk mengonsumsi
lingkungan tempat tinggal.
makanan yang dapat memenuhi gizi
4. Pasien diedukasikan agar ke rumah dan nutrisi untuk tubuhnya agar Hb di
sakit tidak hanya pada saat keluhannya dalam darah nya tetap stabil.
sudah memberat tetapi ke rumah sakit
untuk memantau penyakitnya sehingga
penyakitnya dapat dilakukan
penanganannya rawat jalan tanpa harus
dirawat inap dalam jangka waktu yang
lama.
108

4.1.3 DHF
1. Anamnesis
Teori Kasus
Lesu dan cepat lelah + +
Sesak napas - -
Sakit kepala + +
Mata berkunang-kunang + +
Mual Muntah + +

2. Status Present
Keadaan umum Keadaan penyakit Keadaan gizi
Sens : Compos mentis Anemia : Ya BB : 45 kg
TD : 117/72 mmHg Ikterus : Tidak TB : 148 cm
Nadi : 80x/m Sianosis : Tidak RBW : 93 %
Nafas : 21x/m Dyspnoe : Tidak IMT : 21 kg/cm2
Suhu : 36,5ᵒ C Edema : Tidak Kesan : Normoweight
Turgor : Baik, <2menit
Kesan : Kurang baik Gerakan aktif : Menurun
109

Sikap tidur paksa : Tidak


Kesan : Kurang Baik

Keadaan umum Teori Kasus


Sensorium Composmentis Compos mentis
Tekanan Darah 100-130/mmHg 117/72 mmHg
Heart Rate 60-100x/menit 80x/m
Respirasi 16-24x/menit 21x/m
Temperature 36,5-37,5oC 36,5ᵒ C

Keadaan Penyakit Teori kasus


Anemia : Ya Ya Ya
Ikterus : Tidak Ya Tidak
Sianosis : Tidak Tidak Tidak
Dyspnoe : Tidak Tidak Tidak
Edema : Tidak Tidak Tidak
Turgor : Baik, <2menit Baik Baik
Gerakan aktif : Tidak Tidak Tidak
Sikap tidur paksa : Tidak Tidak Tidak

Keadaan Gizi Nilai Satuan


TB 148 cm Cm
BB 45 kg Kg
RBW 93 %
Kesan Normoweight -
IMT 21 kg/cm²
Kesan Noemoweight -

3. Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
110

Kepala Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal


Leher Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Thorax Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Abdomen Splenomegali Dalam Batas Normal
Ekstremitas Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal

4. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin Teori Kasus
Hb <13.2 g/dl 8,4 g/dl
Eritrosit < 4.4 10^6/uL 3,20 10^6/uL
Hematokrit <40% 11,25 %
Leukosit 4-11 ribu/mm3 25,3 ribu/mm3
Trombosit 150-440 ribu/mm3 540 ribu/mm3
5. Diagnosa Banding
Teori Kasus
DHF DHF
Demam Tifoid Demam Tifoid
Malaria Malaria
Cikungunya Cikungunya
Yellow Fever Yellow Fever

6. Diagnosis Kerja
Teori Kasus
DHF DHF

7. Terapi
Teori Kasus
Aktivitas : Tirah baring Aktivitas : Tirah baring
Diet : MB Diet : MB
Terapi Medikamentosa : Terapi Medikamentosa
111

- Meringankan gejala - IVFD RL 20 gtt/ i

- Inj. Ranitidine 25mg / 12jam

- Inj. Ondansetron 8mg/8jam

- Domperidone 3x10mg

- Anelat 3x1

- Glimepirid 1x1

8. komplikasi
Teori Kasus
Kegagalan sirkulasi DSS Tidak ada komplikasi yang dialami oleh
pasien yang dapat memperparah
Hepatomegali
kesehatan pasien sendiri.
Efusi Pleura

Perdarahan

9. Prognosis
Teori Kasus
Prognosis DHF ditentukan oleh derajat Pasien telah mengalamirawat inap dan
penyakit, cepat tidaknya penanganan pasien juga merasa lebih baik setlah
diberikan, umur, dan keadaan nutrisi. mengonsumsi obat yang sudah
Prognosis DBD derajat I dan II diresepkan oleh dokter. Pasien pulang
umumnya baik. DBD derajat III dan IV dengan kondisi yang kembali sehat
bila dapat dideteksi secara cepat maka
pasien dapat ditolong. Angka kematian
pada syok yang tidak terkontrol sekitar
40-50 % tetapi dengan terapi
penggantian cairan yang baik bisa
menjadi 1-2 %.
112

10. Edukasi dan Pencegahan


Teori Kasus
1. Edukasi pasien tentang penyakitnya. 1. Pasien diedukasi untuk mengatur
pola
2. Pasien dijelaskan kembali lebih
lengkap mengenai penyakit DHF, makan nya dengan baik dan teratur.
perkiraan perjalanan penyakitnya,
2. Pasien dijelaskan kembali untuk
kemungkinan keluhan lain yang dapat
menjaga kondisi tubuhnya agar tidak
muncul, pencegahan dan
terlalu lelah yang sehingga dapat
pengobatannya.
memperparah penyakitnya.
3. Pasien diedukasi mengenai menjaga
3. Pasien diedukasi untuk mengonsumsi
lingkungan tempat tinggal.
makanan yang dapat memenuhi gizi
4. Pasien diedukasikan agar ke rumah dan nutrisi untuk tubuhnya agar Hb di
sakit tidak hanya pada saat keluhannya dalam darah nya tetap stabil.
sudah memberat tetapi ke rumah sakit
untuk memantau penyakitnya sehingga
penyakitnya dapat dilakukan
penanganannya rawat jalan tanpa harus
dirawat inap dalam jangka waktu yang
lama.
113

4.1.4 Demam Tifoid


1. Anamnesis
Teori Kasus
Lesu dan cepat lelah + +
Sesak napas - -
Sakit kepala + +
Mata berkunang-kunang + +
Mual Muntah + +

2. Status Present
Keadaan umum Keadaan penyakit Keadaan gizi
Sens : Compos mentis Anemia : Ya BB : 45 kg
TD : 117/72 mmHg Ikterus : Tidak TB : 148 cm
114

Nadi : 80x/m Sianosis : Tidak RBW : 93 %


Nafas : 21x/m Dyspnoe : Tidak IMT : 21 kg/cm2
Suhu : 36,5ᵒ C Edema : Tidak Kesan : Normoweight
Turgor : Baik, <2menit
Kesan : Kurang baik Gerakan aktif : Menurun
Sikap tidur paksa : Tidak
Kesan : Kurang Baik

Keadaan umum Teori Kasus


Sensorium Composmentis Compos mentis
Tekanan Darah 100-130/mmHg 117/72 mmHg
Heart Rate 60-100x/menit 80x/m
Respirasi 16-24x/menit 21x/m
Temperature 36,5-37,5oC 36,5ᵒ C

Keadaan Penyakit Teori kasus


Anemia : Ya Ya Ya
Ikterus : Tidak Ya Tidak
Sianosis : Tidak Tidak Tidak
Dyspnoe : Tidak Tidak Tidak
Edema : Tidak Tidak Tidak
Turgor : Baik, <2menit Baik Baik
Gerakan aktif : Tidak Tidak Tidak
Sikap tidur paksa : Tidak Tidak Tidak

Keadaan Gizi Nilai Satuan


TB 148 cm Cm
BB 45 kg Kg
RBW 93 %
Kesan Normoweight -
115

IMT 21 kg/cm²
Kesan Noemoweight -

3. Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Kepala Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Leher Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Thorax Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Abdomen Splenomegali Dalam Batas Normal
Ekstremitas Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal

4. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin Teori Kasus
Hb <13.2 g/dl 8,4 g/dl
Eritrosit < 4.4 10^6/uL 3,20 10^6/uL
Hematokrit <40% 11,25 %
Leukosit 4-11 ribu/mm3 25,3 ribu/mm3
Trombosit 150-440 ribu/mm3 540 ribu/mm3
5. Diagnosa Banding
Teori Kasus
Demam Tifoid Demam Tifoid
DHF DHF
Malaria Malaria
Cikungunya Cikungunya
Yellow Fever Yellow Fever

6. Diagnosis Kerja
Teori Kasus
Demam Tifoid Demam Tifoid
116

7. Terapi
Teori Kasus
Aktivitas : Tirah baring Aktivitas : Tirah baring
Diet : MB Diet : MB
Terapi Medikamentosa : Terapi Medikamentosa

- Meringankan gejala - IVFD RL 20 gtt/ i

- Inj. Ranitidine 25mg / 12jam

- Inj. Ondansetron 8mg/8jam

- Domperidone 3x10mg

- Anelat 3x1

- Glimepirid 1x1

8. Komplikasi
Teori Kasus
Perforasi usus Tidak ada komplikasi yang dialami oleh
pasien yang dapat memperparah
Perdarahan intestinal
kesehatan pasien sendiri.
Komplikasi hematologi

Hepatitis tifosa

Pankreatitis tifosa

Miokarditis

Manifestasi tifoid toksik neuropsikiatrik

9. Prognosis
Teori Kasus
Prognosis untuk penderita demam tifoid Pasien telah mengalamirawat inap dan
tergantung pada terapi segera, usia pasien juga merasa lebih baik setlah
117

penderita, keadaan kesehatan mengonsumsi obat yang sudah


sebelumnya, serotip salmonella diresepkan oleh dokter. Pasien pulang
penyebab, dan munculnya komplikasi. dengan kondisi yang kembali sehat
Bayi yang berusia dibawah satu tahun
dan anak-anak dengan gangguan dasar
yang melemahkan berada pada resiko
yang lebih tinggi. Munculnya
komplikasi, seperti perforasi saluran
pencernaan atau perdarahan berat,
meningitis, endokarditis, dan
pneumonia disertai dengan angka
morbiditas dan mortalitas tinggi

10. Edukasi dan Pencegahan


Teori Kasus
1. Edukasi pasien tentang penyakitnya. 1. Pasien diedukasi untuk mengatur
pola
2. Pasien dijelaskan kembali lebih
lengkap mengenai penyakit DHF, makan nya dengan baik dan teratur.
perkiraan perjalanan penyakitnya,
2. Pasien dijelaskan kembali untuk
kemungkinan keluhan lain yang dapat
menjaga kondisi tubuhnya agar tidak
muncul, pencegahan dan
terlalu lelah yang sehingga dapat
pengobatannya.
memperparah penyakitnya.
3. Pasien diedukasi mengenai menjaga
3. Pasien diedukasi untuk mengonsumsi
lingkungan tempat tinggal.
makanan yang dapat memenuhi gizi
4. Pasien diedukasikan agar ke rumah dan nutrisi untuk tubuhnya agar Hb di
sakit tidak hanya pada saat keluhannya dalam darah nya tetap stabil.
sudah memberat tetapi ke rumah sakit
untuk memantau penyakitnya sehingga
penyakitnya dapat dilakukan
penanganannya rawat jalan tanpa harus
118

dirawat inap dalam jangka waktu yang


lama.
119

4.1.5 Anemia
1. Anamnesis
Teori Kasus
Lesu dan cepat lelah + +
Sesak napas - -
Sakit kepala + +
Mata berkunang-kunang + +
Mual Muntah + +
Kulit pucat + -

2. Status Present
Keadaan umum Keadaan penyakit Keadaan gizi
Sens : Compos mentis Anemia : Ya BB : 45 kg
TD : 117/72 mmHg Ikterus : Tidak TB : 148 cm
Nadi : 80x/m Sianosis : Tidak RBW : 93 %
Nafas : 21x/m Dyspnoe : Tidak IMT : 21 kg/cm2
Suhu : 36,5ᵒ C Edema : Tidak Kesan : Normoweight
Turgor : Baik, <2menit
Kesan : Kurang baik Gerakan aktif : Menurun
Sikap tidur paksa : Tidak
Kesan : Kurang Baik

Keadaan umum Teori Kasus


Sensorium Composmentis Compos mentis
Tekanan Darah 100-130/mmHg 117/72 mmHg
Heart Rate 60-100x/menit 80x/m
Respirasi 16-24x/menit 21x/m
Temperature 36,5-37,5oC 36,5ᵒ C
120

Keadaan Penyakit Teori kasus


Anemia : Ya Ya Ya
Ikterus : Tidak Ya Tidak
Sianosis : Tidak Tidak Tidak
Dyspnoe : Tidak Tidak Tidak
Edema : Tidak Tidak Tidak
Turgor : Baik, <2menit Baik Baik
Gerakan aktif : Tidak Tidak Tidak
Sikap tidur paksa : Tidak Tidak Tidak

Keadaan Gizi Nilai Satuan


TB 148 cm Cm
BB 45 kg Kg
RBW 93 %
Kesan Normoweight -
IMT 21 kg/cm²
Kesan Noemoweight -

3. Pemeriksaan Fisik
Teori Kasus
Kepala Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Leher Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Thorax Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal
Abdomen Splenomegali Dalam Batas Normal
Ekstremitas Dalam Batas Normal Dalam Batas Normal

4. Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin Teori Kasus
Hb <13.2 g/dl 8,4 g/dl
Eritrosit < 4.4 10^6/uL 3,20 10^6/uL
121

Hematokrit <40% 11,25 %


Leukosit 4-11 ribu/mm3 25,3 ribu/mm3
Trombosit 150-440 ribu/mm3 540 ribu/mm3

5. Diagnosa Banding
Teori Kasus
Anemia Defisiensi Besi Anemia Defisiensi Besi
Anemia Hemolitik Anemia Hemolitik
Anemia Sickle Cell Anemia Sickle Cell
Anemia Mieloptisik Anemia Mieloptisik
Anemia Mikrositik Hipokrom Anemia Mikrositik Hipokrom

6. Diagnosis Kerja
Teori Kasus
Anemia Anemia

7. Terapi
Teori Kasus
Aktivitas : Tirah baring Aktivitas : Tirah baring
Diet : MB Diet : MB
Terapi Medikamentosa : Terapi Medikamentosa

- Meringankan gejala - IVFD RL 20 gtt/ i

- Inj. Ranitidine 25mg / 12jam

- Inj. Ondansetron 8mg/8jam

- Domperidone 3x10mg

- Anelat 3x1

- Glimepirid 1x1
122

8. komplikasi
Teori Kasus
1. Sepsis Tidak ada komplikasi yang dialami oleh
pasien yang dapat memperparah
2. Sensitisasi terhadap antigen donor
kesehatan pasien sendiri.
yang bereaksi silang menyebabkan
perdarahan yang tidak terkendali.

3. Cangkokan vs penyakis hospes


(timbul setelah pencangkokan sumsum
tulang).

4. Kegagalan cangkok sumsum (terjadi


setelah transplantasi tulang).

5. Leukimia mielogen akut dan


berhubungan dengan anemia fanconi.

6. Hepatitis, hemosederosis dan


hemokromatosis.

9. Prognosis
Teori Kasus
a. Kasus berat dan progresif, rata-rata Pasien telah mengalamirawat inap dan
meninggal dalam 3 bulan (10-15% pasien juga merasa lebih baik setlah
kasus) mengonsumsi obat yang sudah
diresepkan oleh dokter. Pasien pulang
b. Pasien dengan perjalanan penyakit
dengan kondisi yang kembali sehat
kronik dengan remisi dan relapse dapat
meninggal dalam 1 tahun (50% kasus)

c. Pasien yang mengalami remisi


sempurna atau parsial (sebagian kecil
pasien)
123

10. Edukasi dan Pencegahan


Teori Kasus
1. Edukasi pasien tentang penyakitnya. 1. Pasien diedukasi untuk mengatur
pola makan nya dengan baik dan
2. Pasien dijelaskan kembali lebih
teratur.
lengkap mengenai penyakit Anemia,
perkiraan perjalanan penyakitnya, 2. Pasien dijelaskan kembali untuk
kemungkinan keluhan lain yang dapat menjaga kondisi tubuhnya agar tidak
muncul, pencegahan dan terlalu lelah yang sehingga dapat
pengobatannya. memperparah penyakitnya.

3. Pasien diedukasi mengenai menjaga 3. Pasien diedukasi untuk mengonsumsi


lingkungan tempat tinggal. makanan yang dapat memenuhi gizi
dan nutrisi untuk tubuhnya agar Hb di
4. Pasien diedukasikan agar ke rumah
dalam darah nya tetap stabil.
sakit tidak hanya pada saat keluhannya
sudah memberat tetapi ke rumah sakit
untuk memantau penyakitnya sehingga
penyakitnya dapat dilakukan
penanganannya rawat jalan tanpa harus
dirawat inap dalam jangka waktu yang
lama.

Anda mungkin juga menyukai