Tugas Kasus
Dosen Pengampu
Disusun oleh :
Kelompok 1
2017
KASUS DIETETIK (TBC, anorexia)
Tn. M, jenis kelamin laki-laki, umur 52 tahun, pekerjaan guru SMP negeri, suku minang, TB
159, BB 40 kg, di diagnose TB paru, anorexia. pasien dateng kerumah sakit dengan keluhan
batuk-batuk lebih dari 1 bulan, riwayat batuk darah. Dulunya pasien adalah perokok aktif,
menghabiskan 3-4 bungkus rokok dalam sehari. Dalam 1 bulan terakhir nafsu makan menurun
dan sering tidak mau makan hasil pemeriksaan biokimia : GDS (Gula darah sewaktu) : 142
mg/dl, ureum : 30 mg/dl, laju endapan darah ( LED) : 68 mm, leukosit : 5.220/mm3
eritrosit :4.940.000/mm3, trombosit : 284/mm3. data klinis pasien : TD : 100/70 mmHg, nadi :
98x/menit , suhu :36,6oC, pernafasan : 20x/menit. secara fisik pasien tampak sakit sedang,
kesadaran compos mantis. terapi obat : injeksi cefriaxone 2x1, injeksi ranitidine 2x1,
salbutamol : 3x1, OBH syrup 3x1 cth, vit B6 1x1. Hasil recall 24 jam selama sakit nafsu
makan menurun, mual, nyeri, pada perut, saat awal masuk RS didapatkan energi sebesar 1000
kkal, protein 25 gr, lemak 22 gr, KH 175 gr. Kaji kasus ini dengan NCP
NUTRITION CARE PROCESS (NCP)
A. IDENTITAS PASIEN/KLIEN
Nama : Tn.M
Usia : 52 tahun
Pekerjaan : guru SMP Negeri
Berat Badan : 40 kg
Tinggi Badan : 159 cm
Aktivitas : Sedang
Keluhan :Keluhan batuk-batuk lebih dari 1 bulan, riwayat batuk darah.
Dulunya pasien adalah perokok aktif, menghabiskan 3-4 bungkus
rokok dalam sehari.
Riwayat Penyakit : Batuk darah
Diagnosa : TB paru, anorexia
Assesment Gizi
Kategori Standar Interpretasi
Data
Data Pembanding Masalah Gizi
- Berat Badan 40 kg
- Tinggi Badan 159 cm
- BBI = (TB-100)-10%(TB-100)
- IMT - BB : Kurang
𝐵𝐵(𝑘𝑔)
=(159-100)- 5,9
𝐼𝑀𝑇 (𝑇𝐵)² 𝑚 - Status Gizi Tn M :
Antropometri = 53,1
40 Gizi Kurang
𝐼𝑀𝑇 = 16 - IMT Normal : 18,5 – 25 (WHO
(2,5)²
Asia Fasifik 2000)
(NI.1.2)
Asupan energi Inadekuat berkaitan dengan asupan energy yang kurang dari kebutuhan
sesuai AKG disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang makanan dan zat gizi
terkait dengan asupan energi ditandai dengan hasil audit gizi energy sebesar 43% (Defisit
berat).
(NI.5.6.1)
Asupan Lemak Inadekuat berkaitan dengan asupan lemak yang rendah dibandingkan
dengan kebutuhan sesuai AKG disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai
makanan dan gizi terkait tentang jumlah lemak ditandai dengan dengan audit gizi lemak
sebesar 33,8% (Defisit berat).
(NI.5.7.1)
Asupan protein inadekuat berkaitan dengan asupan protein yang rendah dibandingkan
dengan kebutuhan sesuai AKG berkaitan dengan kurangnya pengetahuan mengenai
makanan dan gizi terkait tentang jumlah protein ditandai dengan audit gizi protein sebesar
38,4% (Defisit berat).
(NI.5.8.1)
(NC.1.4)
Perubahan fungsi gastro intestinal berkaitan dengan perubahan dalam digesti yang di
sebabkan karena perubahan struktur dan atau fungsi GIT ditandai dengan pasien
mengalami anoreksia, mual dan muntah.
(NC.3.1)
Berat badan yang kurang dari standar IMT berkaitan dengan gangguan pola makan dan
asupan energy yang inadekuat ditandai denganp perhitungan IMT sebesar 16 (Gizi
kurang), dan asupan energy sebesar 43% (defisit Berat).
(NB.2.5)
Kualitas Hidup terkait Gizi yang rendah berkaitan dengan keterbatasan persepsi pasien
terkait kualitas hidup dan rekomendasi-rekomendasinya disebabkan karena kurangnya
dukungan sosial untuk menerapkan perubahan ditandai dengan pasien yang merupakan
perokok aktif.
D. INTERVENSI GIZI
1. Rute : Pemberian makanan dan minuman melalui oral
2. Bentuk Makanan : Makanan Biasa
3. Frekuensi : 3x menu utama dan 2 x selingan
4. Tujuan Diet :
a. Jangka Pendek
Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
yang bertambah guna mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
Memberikan asupan makanan yang cukup untuk meningkatkan kekebalan
tubuh dan status gizi pasien.
Mengubah perilaku pasien mengenai pola makan seimbang
b. Jangka Panjang
Untuk mencapai status gizi normal
Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit TB Paru dengan cara
memutuskan rantai penularan TB Paru.
5. Jenis Diet : Diet TBC yaitu Energi Tinggi Protein Tinggi / ETPT I
Kalori: 2600 kkal dan Protein: 100 g (2 g / kg BB)
6. Perhitungan Kebutuhan:
3. Perhitungan kalori dan zat gizi
BBI = (TB-100)-10% (TB-100)
BBI = (TB-100) - 10%(TB-100)
= (150-100)- 10% (150-100)
= 50-5
= (159-100)- =5,9
45 kg
BB 25 25
= 53,1
IMT = = = = 11,1 (kurus tingkat berat)
TB(m)2 (1,50)2 2,25
e
SDA = 10 % x e = f +
g
Kalori Penyembuhan = 20 % x g = h +
i
Karbohidrat = 60 % x i
Protein = 20 % x i
Lemak = 20 % x i
*Karena pasien mengalami kurang gizi, maka total energi di tambah(+) 500 kkal
Protein = 20% x E
= 20% x 2.451,36
= 490,3 / 4
= 122,5 gr
Lemak = 20% x E
= 20% x 2.451,36
= 490,3 / 9
= 54,5 gr
Kh = 60% x E
= 60% x 2.451,36
= 1.470,8 / 4
= 367,7 gr
7. Prinsip diet :
a. Energi Tinggi (2.451,36 kkal)
b. Protein Tinggi sebesar 20% dari kebutuhan (122,5 gr )
c. Lemak rendah sebesar 20% dari kebutuhan (54,5 gr)
d. Tinggi serat
8. Syarat Diet
a. Energi : tinggi (2500-3000 kal/hr). Untuk mencapai berat badan ideal.
b. Protein : tinggi (75-100 g/hr). Untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan untuk
meningkatkan kadar serum.
c. Mineral : cukup. Mineral Fe untuk mengganti Fe yang hilang karena pendarahan.
Mineral Ca untuk penyembuhan luka.
d. Vitamin :
Tinggi (suplementasi) → Vitamin C, Vitamin E, Vitamin B kompleks.
Cukup untuk vitamin lainnya.
e. Bentuk makanan bisa cair bisa lunak atau makanan biasa (sesuai kemampuan
pasien)
f. Makanan mudah cerna
g. Makanan tidak merangsang
9. Edukasi Gizi
a. Topik : Penerapan Diet Energi Tinggi Protein Tinggi / ETPT
b. Sasaran : Tn. M dan keluarga
c. Waktu : ± 30 menit
d. Tempat : Ruang Rawat Inap pasien
e. Peraga : Leaflet, Lembar balik
f. Bentuk Edukasi : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab
g. Materi :
Penjelasan tentang penyakit TBC
Penjelasan tentang prinsip dan syarat pemberian makanan sesuai kondisi
pasien
Penjelasan tentang pengaturan dan pemilihan bahan makanan yang boleh dan
tidak boleh diberikan.
Motivasi makan