Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

ASUHAN GIZI DAN DIETETIK PASCA BEDAH


Laporan Praktikum ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Gizi dan
Dietetik Pasca Bedah

“Perencanaan Asuhan Gizi Dan Dietetik Pada Tumor Kolon Asenden”

Dosen Pengampu :
Ratih Putri Damayanti, S.S.Gz, M.Si

Disusun Oleh :
Tsamrotun Ainiyah
G42202269/D

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK JURUSAN KESEHATAN


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
Tahun Akademik 2023
KASUS
Seorang pasien perempuan umur 34 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, agama Islam,
masuk Rumah Sakit pada tanggal 29 Januari 2020 dengan keluhan utama buang air besar cair
berdarah. Buang air besar cair bercampur darah dialami pasien sejak 3 bulan terakhir. Buang
air besar disertai dengan darah segar dan terkadang terasa nyeri saat hendak buang air besar.
Sebelum mulai buang air besar cair berdarah pasien sering sulit buang air besar, sekalipun
rasa ingin buang air besar ada tetapi tinja tidak bisa keluar. Nyeri perut hilang timbul yang
berulang sejak 6 bulan terakhir. Nyeri perut seperti melilit terutama saat malam hari.
Penurunan berat badan tidak ada. Pasien merupakan pasien konsul dari Bagian Bedah untuk
evaluasi lebih lanjut karena kecurigaan keganasan pada saluran cerna. Riwayat penyakit
hipertensi, diabetes, kolesterol, hati, asam urat, ginjal dan paru disangkal oleh pasien.

Mengenai riwayat kebiasaan, pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi alcohol.
Riwayat kebiasaan mengonsumsi makanan dengan jumlah serat yang rendah, pasien lebih
suka makan daging dan ikan dalam jumlah yang banyak dibandingkan sayur dan buah-
buahan. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit serupa.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dengan
kesadaran compos mentis, berat badan 55 kg, tinggi 160 cm, tekanan darah 100/70 mmHg,
nadi 92 kali per menit regular, pernapasan 20 kali per menit, suhu badar 36,9°C, dan saturasi
oksigen 98%. Pada pemeriksaan kepala ditemukan konjungtiva anemis.

Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 02 Februari 2020 didapatkan leukosit


18.500/mm3; eritrosit 4,02x106 mm3; hemoglobin (Hb) 11 gr/dL; hematokrit 32,8%;
trombosit 501.000/uL; MCH 27,4 pg; MCV 81,6 fL; MCHC 33,5 g/dL; SGOT 11 U/L;
SGPT 10 U/L; natrium 136 meq/l; kalium 3,2 meq/l; klorida 101 mEq/L; dan gula darah
sewaktu (GDS) 93 mg/dL.

Berdasarkan hasil pemeriksaan ini pasien didiagnosis dengan tumor kolon asenden
curiga adenokarsinoma. Kemudian pasien kontrol ke poli bedah dan direncakan untuk
dilakukan operasi dengan diagnosis tumor kolon. Pada tanggal 16 Maret 2020 dilakukan
tindakan hemikolektomi dekstra. Pasien direncanakan untuk perawatan selanjutnya.
HASIL ANALISIS
A. Identitas Pasien

Nama : Ny No. Kamar :-

Umur : 34 tahun Ruangan :-

Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal MRS : 29 Januari 2020

Agama : Islam Alamat :-

Pekerjaan : Ibu rumah tangga Diagnosa Medis : Tumor Kolon Asenden

Pendidikan :- Suku/Bangsa :-

Obat-obatan :- St. Perkawinan :-

B. Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Buang air besar cair berdarah

Riwayat Penyakit Dahulu -

Riwayat Penyakit Keluarga -

Riwayat Penyakit Sekarang Tumor Kolon Asenden

C. Riwayat Gizi

Alergi/pantangan makan -

Diet yang pernah dijalani -

Kebiasaan makan Pasien mengonsumsi makanan dengan jumlah serat


yang rendah, pasien lebih suka makan daging dan ikan
dalam jumlah yang banyak dibandingkan sayur dan
buah-buahan.

Makanan yang disukai -

Suplemen gizi -

Cara pengolahan makanan -

Gangguan fungsi gastrointestinal Mual :-

Muntah :-

Nyeri perut :+
Anoreksia :-

Diare :+

Konstipasi :-

Perubahan Pengecapan/penciuman :-

Gangguan Mengunyah :-

Gangguan Menelan :-

Lain-lain : buang air besar cair


berdarah

Perubahan berat badan -

Kesimpulan :
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan utama buang air besar cair berdarah.
Kebiasaan makan pasien yaitu mengonsumsi makanan dengan jumlah serat yang rendah,
pasien lebih suka makan daging dan ikan dalam jumlah yang banyak dibandingkan sayur dan
buah-buahan. Pasien memiliki gangguan gastrointestinal berupa nyeri perut dan buang air
besar cair berdarah. Pasien didiagnosis mengalami tumor kolon asenden.

Data Antropometri

No. Domain Data Keterangan

1. AD-1.1.1 Tinggi Badan 160 cm -

2. AD-1.1.2 Berat Badan 55 kg -

3. AD-1.1.5 Indeks Massa Tubuh 21,48 kg/m2 Normal

BB(Kg) 55 55
IMT = = = = 21,48 kg/m2 (Normal)
TB ( m ) 2 1, 60 2 ,56
Kategori IMT dewasa menurut kemenkes 2019:
1. Kurus tingkat berat : <17,0
2. Kurus tingkat ringan : 17,0 – 18,4
3. Normal : 18,5 – 24,9
4. Gemuk tingkat ringan : 25,0 – 27,0
5. Gemuk tingkat berat : >27,0
Referensi : P2PTM Kemenkes RI, 2019
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil pemeriksaan antropometri, didapatkan bahwa IMT pasien adalah
21,48 kg/m2 dan termasuk dalam kategori normal.

Data Biokimia

No. Domain Data Nilai Rujukan Keterangan

1. Hemoglobin
11 g/dl 13-17 g/dl Rendah
karena pendarahan

2. Leukosit karena 3.500 – 10.500


18.500/mm3 Tinggi
pendarahan sel/mikroL

3. Eritrosit 4,02 x 106 mm3 4,0 – 5,0 mm3 Normal

4. Hematokrit karena
32,8% 40 – 50% Rendah
sakitnya

5. Trombosit 501.000/uL 150 – 400 x 103/uL Tinggi

6. MCH 27,4 pg 27 – 31 pg Normal

7. MCV 81,6 fL 80 – 96 fL Normal

8. MCHC 33,5 g/dL 32 – 36 g/dL Normal

9. SGOT 11 u/L < 21 u/L Normal

10. SGPT 10 u/L < 23 u/L Normal

11. Natrium 136 meq/l 135 – 145 meq/l Normal

12. Klorida 101 mEq/L 94 – 111 mEq/L Normal

13. GDS 93 mg/dL < 200 mg/dL Normal

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, kadar Hb dan HCT rendah berkaitan dengan
adanya BAB disertai darah atau pendarahan saluran pencernaan. Kadar leukosit dan
trombosit rendah berkaitan dengan adanya infeksi saluran penceranaan.

Data Fisik Klinis


No. Domain Data Nilai Normal Keterangan

1. PD-1.1.9 Tekanan Darah 100/70 mmHg 120/80 mmHg Normal

2. PD-1.1.9 Respiratory Rate 20x/menit 12-20x/menit Normal

3. PD-1.1.9 Nadi 92x/menit 60-100 x/menit Normal

4. PD-1.1.9 Suhu 36,9 oC 36–37,5°C Normal

5. Saturasi Oksigen 98% 95 – 100% Normal

6. Konjungtiva
PD-1.1.6 Head and eye Abnormal
anemis anemia

7. PD-1.1.7 Saraf dan


Compos mentis Normal
Kesadaran

8. Tampak sakit
PD-1.1.1 Keseluruhan Abnormal
(komposmentis)

Kesimpulan :
Tekanan darah pasien lebih rendah dari nilai normal, pasien tampak sakit dan konjungtiva
anemis berkaitan dengan sakit yang diderita yaitu tumor kolon.
Dietary History

Pola Makan SMRS -

Recall 1x24 jam -


PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

Assessment
Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring & Evaluasi
Data Dasar Identifikasi Masalah

A. Antropometri
B. Biokimia
C. Fisik Klinis
D. Dietary History
Kebiasaan mengonsumsi FH-1.2.2.5 NB-1.7 E-1.1 FH-1.2.2.5
makanan dengan jumlah Pemilihan makanan yang
serat yang rendah, pasien Kurangnya variasi makanan Pemberian edukasi kepada Pola makan pasien terkait
kurang bervariasi
lebih suka makan daging hanya mengonsumsi berkaitan dengan pasien terkait kebiasaan buah dan sayur
dan ikan dalam jumlah meningkat. Hal ini akan
makanan dengan jumlah kurangnya informasi makan yang tepat agar
yang banyak dipantau setiap hari
terkait gizi ditandai
dibandingkan sayur dan serat yang rendah, lebih mengetahui pentingnya dengan metode recall
dengan pasien
buah-buahan. suka daging dan ikan mengonsumsi makanan konsumsi sayur dan buah-
dibandingkan dengan sayur dengan jumlah serat buahan
dan buah rendah, lebih suka makan
daging dan ikan dalam C-1
jumlah banyak
dibandingkan sayur dan Pasien diberikan
buah-buahan. konseling kepada pasien
terkait konsumsi sayur
dan buah-buahan

Pasien menjalani operasi CH-2.2.2 NC-1.4 ND-1.2 CH-2.2.2


hemikolektomi dextra
Pasien menjalani perawatan Gangguan fungsi Pemberian diet makanan Mengontrol fungsi
pasca bedah yaitu gastrointestinal berkaitan sesuai dengan syart diet gastrointestinal agar tidak
hemikolektomi dextra dengan perubshan fungsi pasca bedah semakin parah. Akan
saluran cerna ditandai dipantau pada
ND-1.3
dengan pasien menjalani pemeriksaan selanjutnya
operasi hemikolektomi Pemberian modifikasi
dextra jadwal pemberian
frekuensi
ND-1
Pemberian modifikasi
testur sesuai dengan
kemampuan pasien
E-1.1
pemberian edukasi
mengenai diet yang
diberikan
C-2
Pasien diberikan
konseling terkait
pemahaman modifikasi
jadwal, modifikasi jadwal,
modifikasi tekstur sesuai
kondisi pasien. Pasien
diharapkan patuh terhadap
dietnya
RC-1.4
Kolaborasi dengan tenaga
medis lainnya terkait
pemeriksaan kondisi
pasien pasca bedah

E. Lain-lain
Pasien mengalami CH-2.2.2 Gangguan fungsi ND-1.2
operasi hemikoletomi Pasien menjalani perawatan gastrointestinal berkaitan Pasien diberikan diet
pasca bedah yaitu dengan perubahan fungsi pasca bedah sesuai
hemikolektomi dextra saluran cerna ditandai dengan syarat dan
dengan pasien mengalami kemampuan pasien
operasi hemikolektomi
dextra ND-1.3
Pasien diberikan
modifikasi
jadwal/frekuensi makan 8
kali sehari

ND-1.1
Pasien diberikan diet
tekstur sesuai dengan
kemampuan pasien

E-1.1

Pasien diberikan edukasi


mengenai diet yang
diberikan

C-2
Pemberian konseling
kepada pasien agar patuh
menjalani diet yang
diberikan dan pemberian
motivasi untuk sembuh

RC-1.4
Kolaborasi dengan tenaga
medis lainnya seperti
dokter, perawat dan
bagian farmasi
PRESKRIPSI DIET

Diet yang diberikan Diet Pasca Bedah I dan II dan Rendah Sisa 2

Tahap 1: Cair Jernih


Bentuk Makanan
Tahap 2: Cair Penuh Mix Formula Komersil

Pemberian Makanan Oral

Tahap 1 : Cair Jernih 8 kali makan


Frekuensi Pemberian
Tahap 2 : Cair Penuh 8 kali

Tujuan

1. Mempertahankan status gizi normal.


2. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein).
3. Mengganti kehilangan protein, zat besi.
4. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
Prinsip dan Syarat Diet Pasca Bedah Saluran Cerna

1. Energi diberikan sebanyak 35 kkal/kgBB per hari


2. Protein diberikan sebanyak 1,5 g/kgBB
3. Lemak cukup 25% dari kebutuhan total energi
4. Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan energi total dari (protein+lemak)
5. Serat rendah sampai sedang yaitu 8 gram
KEBUTUHAN GIZI PASIEN
Data Pasien :
1. Usia : 34 tahun
2. TB : 160 cm
3. Berat badan : 55 kg

Kebutuhan Gizi:

Energi = 35 x kgBB
= 35 x 55
= 1.925 kkal
 Maksimal = 2.117,5 kkal
 Minimal = 1.732,46 kkal

Protein = 1,5 x 55
= 82,5 g x 4 gram = 330 kkal
 Maksimal = 90,75 gram
 Minimal = 74,25 gram

Lemak = 25% x 1.925 kkal


= 481,25 kkal/9 = 53,47 gram
 Maksimal = 58,82 gram
 Minimal = 48,12 gram

Karbohidrat = 1.925 kkal – (481,25+ 330)


= 1.113,75 kkal/4
= 278,44 gram
 Maksimal = 306,28 gram
 Minimal = 250,59 gram

Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)


1.925 82,5 53,47 278,44
PERHITUNGAN MAKAN SEHARI PASIEN (75%) → Cair Jernih
8x makan per hari

1. Energi = 9,4% x 1.925 kkal


= 180,95 kkal
= 199,045 – 162,85 (maks-min)
2. Protein = 9,4% x 82,5 gram
= 7,75 gram
= 8,52– 6,98 ( maks-min )
3. Lemak = 9,4% x 53,47 gram
= 5,03 gram
= 5,53– 4,53 ( maks-min)
4. Karbohidrat = 9,4% x 278,44 gram
= 26,17 gram
= 28,87 – 23,55 ( maks-min)

PERHITUNGAN MAKAN SEHARI PASIEN (100%) → Cair Lengkap


8x makan per hari

1. Energi = 12,5% x 1.925 kkal


= 240,625 kkal
= 264,68 – 216,56 (maks-min)
2. Protein = 12,5% x 82,5 gram
= 10,31 gram
= 11,34– 9,28 ( maks-min )
3. Lemak = 12,5% x 53,47 gram
= 6,68 gram
= 7,35– 6,012 ( maks-min)
4. Karbohidrat = 12,5% x 278,44 gram
= 34,8 gram
= 38,28 – 31,32 ( maks-min)
PERENCANAAN MENU DALAM SEHARI

Jumlah Energi Protein Lemak KH


Waktu Menu Bahan
URT Mililiter (kkal) (gram) (gram) (gram)

Makanan Cair Jernih (8x)

Buah 1
Makan Sari buah 100 71 1.7 3.1 9.1
naga buah
Pagi naga
Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47

Total 268 1.7 3.1 56.1

Sari buah Semangka ¼ ptg 100 28 0.5 0.2 6.9


Selingan semangk
a Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47

Total 225 0.5 0.2 53,9

Sari Kacang
1 gls 100 109 8.7 9.5 18.3
Selingan kacang hijau
hijau Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47

Total 306 8.7 9.5 65.3

3
Makan Sari buah Buah apel 100 58 0.3 0.4 14.9
buah
Siang apel
Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47

Total 255 0.3 0.4 61.9

3
Sari buah Buah pir 100 57 0.36 0.14 15.23
Selingan buah
pir
Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47

Total 254 0.36 0.14 62.23

Buah 1
Makan Sari buah 100 44 0.7 0.2 11.2
manga buah
sore mangga
Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47

Total 241 0.7 0.2 58.2

Selingan Sari tebu Tebu 1 ptg 100 101 0 0 27.55

Total 101 0 0 27.55

Air
Makan 1
kelapa Kelapa 100 19 0.72 0.2 3.71
malam buah
muda

Total 19 0.72 0.2 3.71

Makanan Cair Penuh (8x)

Makan Bubur Sagu 1 ptg 50 83.5 0.1 2 16.5


Susu
Pagi sagu cair ½ gls 50 60 3 3 5
UHT

Total 143.5 3.1 5 17

1
Pisang 50 44.5 0.54 0.16 11.42
Pisang buah
Selingan
lembut Susu
½ gls 50 60 3 3 5
UHT

Total 104.5 3.54 3.16 16.42

2
Sari buah Air jeruk 50 22.5 0.45 0.1 5.6
Selingan buah
jeruk
Air gula 2 sdm 20 78.8 0 0 18.8

Total 101.3 0.45 0.1 24.4

Nasi
Nasi 5 sdm 50 60 1.7 0.2 13
Makan lembut
ayam
Siang Ayam
lembut 2 sdm 20 75 14.37 1.5 0
lembut

Total 135 16.07 1.7 13

Jagung
5 sdm 50 43 1.61 0.59 9.51
Jagung lembut
Selingan
susu Susu
½ gls 50 60 3 3 5
UHT

Total 103 4.61 3.59 14.51

Nasi
Bubur 5 sdm 50 60 1.7 0.2 13
Makan lembut
nasi
sore Jagung
jagung 2 sdm 20 17.2 0.64 0.23 3.8
lembut

Total 77.2 2.34 0.43 16.8

Roti
2 lbr 74 200 7 3.5 36
tawar
Selingan Roti susu
Susu
½ gls 50 60 3 3 5
UHT

Total 260 10 6.5 41

Ubi ungu
1 ptg 50 41 1.18 0.025 9.13
Makan lembut
Ubisu
malam Susu
½ gls 50 60 3 3 5
UHT

Total 101 4.18 3.025 14.13

Total Keseluruhan 2.694,5 57,27 37,24 546,15


SATUAN ACARA KONSELING (SAK)

Pokok Bahasan : Tata Laksana Diet Pasca Bedah I, II dan Rendah sisa II
Sub pokok bahasan : Tumor Kolon
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien
Tempat : Ruang Rawat Inap Pasien
Hari/Tanggal : Selasa / 14 Maret 2023
Waktu : 30 Menit

A. Latar Belakang
Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri
dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan/atau rektum (bagian kecil terakhir dari
usus besar sebelum anus. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang ditemukan
di kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem
pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada
dibagian proksimal usus besar dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus.
Diet pasca bedah adalah rencana diet yang dirancang untuk membantu pasien
pulih setelah menjalani operasi. Diet ini penting untuk memastikan bahwa pasien
memperoleh nutrisi yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan dan
memperkuat sistem kekebalan tubuh. Beberapa prinsip umum dari diet pasca bedah
termasuk memperbanyak konsumsi protein untuk membantu memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak, mengonsumsi makanan yang mudah dicerna untuk membantu pencernaan,
membatasi konsumsi gula dan lemak jenuh untuk mengurangi risiko komplikasi, dan
memperbanyak asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan konseling, diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
mengerti dan memahami tentang tumor kolon assenden dan diet pasca bedah I,II dan
rendah sisa II.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien mampu :
1. Mengerti pengertian tentang tumor kolon assenden
2. Mengerti tentang penyebab tumor kolon assenden.
3. Mengerti mengenai diet yang diberikan pada pasien tumor kolon assenden
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit Tumor Kolon
Kanker kolorektal merupakan tumor ganas yang ditemukan di kolon dan rektum.
Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem pencernaan yang
disebut juga traktus gastrointestinal. Kolon berada di bagian proksimal usus besar
dan rektum di bagian distal sekitar 15 cm dari anal verge (inggris) atau 12 cm dari
anal verge (amerika).
2. Penyebab Tumor Kolon
1. Usia
Usia 40 tahun merupakan usia dimana diagnosis kanker kolorektal mulai
meningkat tajam. Pasien kanker kolorektal 90% terjadi diatas usia 50 tahun.
2. Pola Diet dan Nutrisi Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, dan diet
rendah serat cenderung berisiko besar untuk mengalami kanker kolorektal.
Perubahan pola makan dapat menurunkan resiko kanker ini hingga 70%.
Insiden kanker ini menngkat pada orang yang gemar mengonsumsi daging
merah maupun daging yang telah diproses. Adanya heme besi pada daging
merah memiliki berhubungan dengan insidensi terjadinya kanker rektum.
Sedangkan daging yang diproses dalam jumlah besar berkaitan dengan
terjadinya kanker kolon bagian distal.
3. Aktivitas Fisik dan Obesitas
Kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya kelebihan obesitas pada 33,3 % kasus kanker kolorektal. Aktivitas
fisik yang baik akan meningkatkan angka metabolik dan meningkatkan ambilan
oksigen maksimal. Keadaan obesitas akan meningkatkan sirkulasi estrogen dan
menurunkan sensitivitas insulin mempengaruhi terjadinya kanker kolorektal
yang mana juga berhubungan dengan penimbunan adipositas pada abdomen.
Obesitas menyebabkan penimbunan hormon, peningkatan kadar insulin dan
insulin-likegrowthfactor-1 (IGF-1), pemicu regulator pertumbuhan tumor,
gangguan respons imun dan stres oksidatif, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya karsinoma kolorektal.
4. Merokok
Kematian pada kanker ini 12% disebabkan karena kebiasaan merokok.
Karsinogen pada rokok menyebabkan pembentukan dan pertumbuhan polip
adenomatosa, lesi prekursor kanker kolorektal. Polip yang berukuran besar di
kolon dan rektum berkaitan dengan kebiasaan merokok jangka panjang.
Hubungan antara merokok dan kanker lebih berpotensi mengarah ke kanker
rektum dibandingkan dengan kanker kolon.
5. Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker kolon
bagian distal pada usia muda. Metabolit reaktif yang terdapat pada alkohol
seperti asetaldehid bersifat karsinogenik. Porsi yang dimaksud merupakan
satuan jumlah minuman yang dikeluarkan oleh National Institute on Alcohol
Abuse and Alcoholism, 1 porsi mengandung sekitar 14 gram alkohol murni,
volumenya berbeda-beda untuk minuman beralkohol– 1 porsi = 355 ml bir
(kadar alkohol 5%), 148 ml wine (kadar alkohol 7%), 29,5 ml brandy atau
minuman keras lainnya (kadar alkohol 40%).
6. Suplemetasi Kalsium dan Vitamin D
Sebuah Studi meta-analisis menunjukkan kalsium 1200 mg menurun kan
risiko adenoma secara bermakna. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
individu dengan kadar vitamin D dalam darah yang rendah mempunyai faktor
risiko tinggi terjadinya kanker. Namun hubungan antara vitamin D dengan
kanker belum diketahui dengan pasti.
3. Diet Pasca Bedah I
a.) Tujuan : Mengupayakan agar status gizi pasien segera Kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien
dengan cara:
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain.
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
b.) Syarat : Pemberian makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak,
dan biasa.
Pasca bedah besar atau mayor: Makanan diberikan secara hati-hati disesuaikan
dengan kemampuan pasienuntuk menerimanya
c.) Cara memberikan makanan: Selama 6 jam sesudah pembedahan, makanan yang
diberikan berupa air putih, teh manis atau cairan lain seperti makanan cair jernih.
Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin karena kurang dalam
semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
4. Diet Pasca Bedah II
Diet Pasca Bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
a.) Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Bahan makanan sehari dan nilai gizi Diet Pasca Bedah II dapat dilihat pada
Makanan Cair Kental dengan pemberian secara berangsur di mulai 50 ml/jam.
Makanan yang tidak di perbolehkan pada Diet Pasca Bedah II adalah air jeruk
dan minuman yang mengandung karbondioksida.
5. Diet Rendah Sisa II

Diet Rendah Sisa II, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet rendah sisa I
atau kepada pasien diare kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang dan
lunak. Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas, begitu pun
lemak dan gula. Bumbu-bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan. Makanan ini
cukup kalori dan semua zat gizi (Sunita,2004).
E. Susunan Acara

Waktu Kegiatan Penyuluh Peserta


Mengucapkan salam, Menjawab salam
2 menit Pembukaan memperkenalkan diri serta dan
maksud dan tujuan mendengarkan
Penjelasan terkait Mendengarkan
10 menit Konseling materi yang telah dengan
disusun seksama
Mempersilahkan pasien
untuk bertanya dan Peserta bertanya
8 menit Diskusi
menjawab pertanyaan kepada konselor
dari pasien
Mempersilakan pasien Memaparkan
untuk mengulangi kembali apa
3 menit Evaluasi
kembali apa yang harus yang sudah
dilakukan kedepannya disampaikan
Pemberian motivasi dan
Mendengarkan dan
evaluasi kepada pasien,
2 menit Penutup menjawab hasil
serta menutup dengan
evaluasi
salam

F. Evaluasi Kegiatan
a. Formatif
Setelah melakukan konseling selama 30 menit, pasien dan keluarga mampu
untuk :
1. Menjelaskan tentang tumor kolon
2. Menjelaskan tentang penyebab tumor kolon
3. Menjelaskan tanda dan gejala tumor kolon
4. Menjelaskan mengenai diet yang diberikan pada pasien tumor kolon
b. Evaluasi
Setelah melakukan konseling kesehatan selama 30 menit, pasien dan keluarga
mampu menjelaskan mengenai materi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan konselor.

G. Indikator Evaluasi
Tingkat Predikat Deskripsi
Keberhasilan

80-100% Berhasil 1. Pemahaman pasien dan keluarga dikatakan


berhasil apabila memahami isi leaflet dan
food model
2. Adanya komunikasi dua arah antara klien
dan konselor dengan menanyakan lebih dari
2 pertanyaan.
50-80% Kurang 1. Pemahaman pasien dan keluarga dikatakan
Berhasil kurang berhasil apabila kurang memahami
isi leaflet dan food model
2. Adanya komunikasi dua arah antara klien
dan konselor dengan menanyakan kurang
dari 2 pertanyaan.
< 50% Tidak 1. Pemahaman pasien dan keluarga dikatakan
Berhasil tidak berhasil apabila tidak memahami isi
leaflet dan food model
2. Adanya komunikasi dua arah antara klien
dan konselor dengan respon yang pasif atau
tidak memberi pertanyaan.

H. Evaluasi Kegiatan
Kriteria evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi struktur
a. Kegiatan konseling terlaksana sesuai waktu
b. Peserta konseling dapat hadir sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Peserta berperan aktif dalam kegiatan konseling
b. Selama konseling berlangsung, pasien dan keluarga dapat mengikuti dengan
penuh perhatian
3. Evaluasi hasil
Diharapkan pasien dan keluarga mampu mengerti dan memahami tentang asma

Anda mungkin juga menyukai