Dosen Pengampu :
Ratih Putri Damayanti, S.S.Gz, M.Si
Disusun Oleh :
Tsamrotun Ainiyah
G42202269/D
Mengenai riwayat kebiasaan, pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi alcohol.
Riwayat kebiasaan mengonsumsi makanan dengan jumlah serat yang rendah, pasien lebih
suka makan daging dan ikan dalam jumlah yang banyak dibandingkan sayur dan buah-
buahan. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit serupa.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dengan
kesadaran compos mentis, berat badan 55 kg, tinggi 160 cm, tekanan darah 100/70 mmHg,
nadi 92 kali per menit regular, pernapasan 20 kali per menit, suhu badar 36,9°C, dan saturasi
oksigen 98%. Pada pemeriksaan kepala ditemukan konjungtiva anemis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ini pasien didiagnosis dengan tumor kolon asenden
curiga adenokarsinoma. Kemudian pasien kontrol ke poli bedah dan direncakan untuk
dilakukan operasi dengan diagnosis tumor kolon. Pada tanggal 16 Maret 2020 dilakukan
tindakan hemikolektomi dekstra. Pasien direncanakan untuk perawatan selanjutnya.
HASIL ANALISIS
A. Identitas Pasien
Pendidikan :- Suku/Bangsa :-
B. Riwayat Penyakit
C. Riwayat Gizi
Alergi/pantangan makan -
Suplemen gizi -
Muntah :-
Nyeri perut :+
Anoreksia :-
Diare :+
Konstipasi :-
Perubahan Pengecapan/penciuman :-
Gangguan Mengunyah :-
Gangguan Menelan :-
Kesimpulan :
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan utama buang air besar cair berdarah.
Kebiasaan makan pasien yaitu mengonsumsi makanan dengan jumlah serat yang rendah,
pasien lebih suka makan daging dan ikan dalam jumlah yang banyak dibandingkan sayur dan
buah-buahan. Pasien memiliki gangguan gastrointestinal berupa nyeri perut dan buang air
besar cair berdarah. Pasien didiagnosis mengalami tumor kolon asenden.
Data Antropometri
BB(Kg) 55 55
IMT = = = = 21,48 kg/m2 (Normal)
TB ( m ) 2 1, 60 2 ,56
Kategori IMT dewasa menurut kemenkes 2019:
1. Kurus tingkat berat : <17,0
2. Kurus tingkat ringan : 17,0 – 18,4
3. Normal : 18,5 – 24,9
4. Gemuk tingkat ringan : 25,0 – 27,0
5. Gemuk tingkat berat : >27,0
Referensi : P2PTM Kemenkes RI, 2019
Kesimpulan :
Berdasarkan data hasil pemeriksaan antropometri, didapatkan bahwa IMT pasien adalah
21,48 kg/m2 dan termasuk dalam kategori normal.
Data Biokimia
1. Hemoglobin
11 g/dl 13-17 g/dl Rendah
karena pendarahan
4. Hematokrit karena
32,8% 40 – 50% Rendah
sakitnya
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pemeriksaan biokimia pasien, kadar Hb dan HCT rendah berkaitan dengan
adanya BAB disertai darah atau pendarahan saluran pencernaan. Kadar leukosit dan
trombosit rendah berkaitan dengan adanya infeksi saluran penceranaan.
6. Konjungtiva
PD-1.1.6 Head and eye Abnormal
anemis anemia
8. Tampak sakit
PD-1.1.1 Keseluruhan Abnormal
(komposmentis)
Kesimpulan :
Tekanan darah pasien lebih rendah dari nilai normal, pasien tampak sakit dan konjungtiva
anemis berkaitan dengan sakit yang diderita yaitu tumor kolon.
Dietary History
Assessment
Diagnosa Gizi Intervensi Monitoring & Evaluasi
Data Dasar Identifikasi Masalah
A. Antropometri
B. Biokimia
C. Fisik Klinis
D. Dietary History
Kebiasaan mengonsumsi FH-1.2.2.5 NB-1.7 E-1.1 FH-1.2.2.5
makanan dengan jumlah Pemilihan makanan yang
serat yang rendah, pasien Kurangnya variasi makanan Pemberian edukasi kepada Pola makan pasien terkait
kurang bervariasi
lebih suka makan daging hanya mengonsumsi berkaitan dengan pasien terkait kebiasaan buah dan sayur
dan ikan dalam jumlah meningkat. Hal ini akan
makanan dengan jumlah kurangnya informasi makan yang tepat agar
yang banyak dipantau setiap hari
terkait gizi ditandai
dibandingkan sayur dan serat yang rendah, lebih mengetahui pentingnya dengan metode recall
dengan pasien
buah-buahan. suka daging dan ikan mengonsumsi makanan konsumsi sayur dan buah-
dibandingkan dengan sayur dengan jumlah serat buahan
dan buah rendah, lebih suka makan
daging dan ikan dalam C-1
jumlah banyak
dibandingkan sayur dan Pasien diberikan
buah-buahan. konseling kepada pasien
terkait konsumsi sayur
dan buah-buahan
E. Lain-lain
Pasien mengalami CH-2.2.2 Gangguan fungsi ND-1.2
operasi hemikoletomi Pasien menjalani perawatan gastrointestinal berkaitan Pasien diberikan diet
pasca bedah yaitu dengan perubahan fungsi pasca bedah sesuai
hemikolektomi dextra saluran cerna ditandai dengan syarat dan
dengan pasien mengalami kemampuan pasien
operasi hemikolektomi
dextra ND-1.3
Pasien diberikan
modifikasi
jadwal/frekuensi makan 8
kali sehari
ND-1.1
Pasien diberikan diet
tekstur sesuai dengan
kemampuan pasien
E-1.1
C-2
Pemberian konseling
kepada pasien agar patuh
menjalani diet yang
diberikan dan pemberian
motivasi untuk sembuh
RC-1.4
Kolaborasi dengan tenaga
medis lainnya seperti
dokter, perawat dan
bagian farmasi
PRESKRIPSI DIET
Diet yang diberikan Diet Pasca Bedah I dan II dan Rendah Sisa 2
Tujuan
Kebutuhan Gizi:
Energi = 35 x kgBB
= 35 x 55
= 1.925 kkal
Maksimal = 2.117,5 kkal
Minimal = 1.732,46 kkal
Protein = 1,5 x 55
= 82,5 g x 4 gram = 330 kkal
Maksimal = 90,75 gram
Minimal = 74,25 gram
Buah 1
Makan Sari buah 100 71 1.7 3.1 9.1
naga buah
Pagi naga
Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47
Sari Kacang
1 gls 100 109 8.7 9.5 18.3
Selingan kacang hijau
hijau Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47
3
Makan Sari buah Buah apel 100 58 0.3 0.4 14.9
buah
Siang apel
Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47
3
Sari buah Buah pir 100 57 0.36 0.14 15.23
Selingan buah
pir
Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47
Buah 1
Makan Sari buah 100 44 0.7 0.2 11.2
manga buah
sore mangga
Air gula 5 sdm 50 197 0 0 47
Air
Makan 1
kelapa Kelapa 100 19 0.72 0.2 3.71
malam buah
muda
1
Pisang 50 44.5 0.54 0.16 11.42
Pisang buah
Selingan
lembut Susu
½ gls 50 60 3 3 5
UHT
2
Sari buah Air jeruk 50 22.5 0.45 0.1 5.6
Selingan buah
jeruk
Air gula 2 sdm 20 78.8 0 0 18.8
Nasi
Nasi 5 sdm 50 60 1.7 0.2 13
Makan lembut
ayam
Siang Ayam
lembut 2 sdm 20 75 14.37 1.5 0
lembut
Jagung
5 sdm 50 43 1.61 0.59 9.51
Jagung lembut
Selingan
susu Susu
½ gls 50 60 3 3 5
UHT
Nasi
Bubur 5 sdm 50 60 1.7 0.2 13
Makan lembut
nasi
sore Jagung
jagung 2 sdm 20 17.2 0.64 0.23 3.8
lembut
Roti
2 lbr 74 200 7 3.5 36
tawar
Selingan Roti susu
Susu
½ gls 50 60 3 3 5
UHT
Ubi ungu
1 ptg 50 41 1.18 0.025 9.13
Makan lembut
Ubisu
malam Susu
½ gls 50 60 3 3 5
UHT
Pokok Bahasan : Tata Laksana Diet Pasca Bedah I, II dan Rendah sisa II
Sub pokok bahasan : Tumor Kolon
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien
Tempat : Ruang Rawat Inap Pasien
Hari/Tanggal : Selasa / 14 Maret 2023
Waktu : 30 Menit
A. Latar Belakang
Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri
dari kolon (bagian terpanjang dari usus besar) dan/atau rektum (bagian kecil terakhir dari
usus besar sebelum anus. Kanker kolorektal ditujukan pada tumor ganas yang ditemukan
di kolon dan rektum. Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem
pencernaan yang disebut juga traktus gastrointestinal. Lebih jelasnya kolon berada
dibagian proksimal usus besar dan rektum di bagian distal sekitar 5-7 cm di atas anus.
Diet pasca bedah adalah rencana diet yang dirancang untuk membantu pasien
pulih setelah menjalani operasi. Diet ini penting untuk memastikan bahwa pasien
memperoleh nutrisi yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan dan
memperkuat sistem kekebalan tubuh. Beberapa prinsip umum dari diet pasca bedah
termasuk memperbanyak konsumsi protein untuk membantu memperbaiki jaringan tubuh
yang rusak, mengonsumsi makanan yang mudah dicerna untuk membantu pencernaan,
membatasi konsumsi gula dan lemak jenuh untuk mengurangi risiko komplikasi, dan
memperbanyak asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan konseling, diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat
mengerti dan memahami tentang tumor kolon assenden dan diet pasca bedah I,II dan
rendah sisa II.
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien mampu :
1. Mengerti pengertian tentang tumor kolon assenden
2. Mengerti tentang penyebab tumor kolon assenden.
3. Mengerti mengenai diet yang diberikan pada pasien tumor kolon assenden
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit Tumor Kolon
Kanker kolorektal merupakan tumor ganas yang ditemukan di kolon dan rektum.
Kolon dan rektum adalah bagian dari usus besar pada sistem pencernaan yang
disebut juga traktus gastrointestinal. Kolon berada di bagian proksimal usus besar
dan rektum di bagian distal sekitar 15 cm dari anal verge (inggris) atau 12 cm dari
anal verge (amerika).
2. Penyebab Tumor Kolon
1. Usia
Usia 40 tahun merupakan usia dimana diagnosis kanker kolorektal mulai
meningkat tajam. Pasien kanker kolorektal 90% terjadi diatas usia 50 tahun.
2. Pola Diet dan Nutrisi Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, dan diet
rendah serat cenderung berisiko besar untuk mengalami kanker kolorektal.
Perubahan pola makan dapat menurunkan resiko kanker ini hingga 70%.
Insiden kanker ini menngkat pada orang yang gemar mengonsumsi daging
merah maupun daging yang telah diproses. Adanya heme besi pada daging
merah memiliki berhubungan dengan insidensi terjadinya kanker rektum.
Sedangkan daging yang diproses dalam jumlah besar berkaitan dengan
terjadinya kanker kolon bagian distal.
3. Aktivitas Fisik dan Obesitas
Kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya kelebihan obesitas pada 33,3 % kasus kanker kolorektal. Aktivitas
fisik yang baik akan meningkatkan angka metabolik dan meningkatkan ambilan
oksigen maksimal. Keadaan obesitas akan meningkatkan sirkulasi estrogen dan
menurunkan sensitivitas insulin mempengaruhi terjadinya kanker kolorektal
yang mana juga berhubungan dengan penimbunan adipositas pada abdomen.
Obesitas menyebabkan penimbunan hormon, peningkatan kadar insulin dan
insulin-likegrowthfactor-1 (IGF-1), pemicu regulator pertumbuhan tumor,
gangguan respons imun dan stres oksidatif, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya karsinoma kolorektal.
4. Merokok
Kematian pada kanker ini 12% disebabkan karena kebiasaan merokok.
Karsinogen pada rokok menyebabkan pembentukan dan pertumbuhan polip
adenomatosa, lesi prekursor kanker kolorektal. Polip yang berukuran besar di
kolon dan rektum berkaitan dengan kebiasaan merokok jangka panjang.
Hubungan antara merokok dan kanker lebih berpotensi mengarah ke kanker
rektum dibandingkan dengan kanker kolon.
5. Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker kolon
bagian distal pada usia muda. Metabolit reaktif yang terdapat pada alkohol
seperti asetaldehid bersifat karsinogenik. Porsi yang dimaksud merupakan
satuan jumlah minuman yang dikeluarkan oleh National Institute on Alcohol
Abuse and Alcoholism, 1 porsi mengandung sekitar 14 gram alkohol murni,
volumenya berbeda-beda untuk minuman beralkohol– 1 porsi = 355 ml bir
(kadar alkohol 5%), 148 ml wine (kadar alkohol 7%), 29,5 ml brandy atau
minuman keras lainnya (kadar alkohol 40%).
6. Suplemetasi Kalsium dan Vitamin D
Sebuah Studi meta-analisis menunjukkan kalsium 1200 mg menurun kan
risiko adenoma secara bermakna. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
individu dengan kadar vitamin D dalam darah yang rendah mempunyai faktor
risiko tinggi terjadinya kanker. Namun hubungan antara vitamin D dengan
kanker belum diketahui dengan pasti.
3. Diet Pasca Bedah I
a.) Tujuan : Mengupayakan agar status gizi pasien segera Kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien
dengan cara:
1. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
2. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain.
3. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan.
b.) Syarat : Pemberian makanan secara bertahap mulai dari bentuk cair, saring, lunak,
dan biasa.
Pasca bedah besar atau mayor: Makanan diberikan secara hati-hati disesuaikan
dengan kemampuan pasienuntuk menerimanya
c.) Cara memberikan makanan: Selama 6 jam sesudah pembedahan, makanan yang
diberikan berupa air putih, teh manis atau cairan lain seperti makanan cair jernih.
Makanan ini diberikan dalam waktu sesingkat mungkin karena kurang dalam
semua zat gizi. Selain itu diberikan makanan parenteral sesuai kebutuhan.
4. Diet Pasca Bedah II
Diet Pasca Bedah II diberikan kepada pasien pascabedah besar saluran cerna atau
sebagai perpindahan dari Diet Pasca Bedah I.
a.) Bahan Makanan Sehari dan Nilai Gizi
Bahan makanan sehari dan nilai gizi Diet Pasca Bedah II dapat dilihat pada
Makanan Cair Kental dengan pemberian secara berangsur di mulai 50 ml/jam.
Makanan yang tidak di perbolehkan pada Diet Pasca Bedah II adalah air jeruk
dan minuman yang mengandung karbondioksida.
5. Diet Rendah Sisa II
Diet Rendah Sisa II, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet rendah sisa I
atau kepada pasien diare kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang dan
lunak. Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas, begitu pun
lemak dan gula. Bumbu-bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan. Makanan ini
cukup kalori dan semua zat gizi (Sunita,2004).
E. Susunan Acara
F. Evaluasi Kegiatan
a. Formatif
Setelah melakukan konseling selama 30 menit, pasien dan keluarga mampu
untuk :
1. Menjelaskan tentang tumor kolon
2. Menjelaskan tentang penyebab tumor kolon
3. Menjelaskan tanda dan gejala tumor kolon
4. Menjelaskan mengenai diet yang diberikan pada pasien tumor kolon
b. Evaluasi
Setelah melakukan konseling kesehatan selama 30 menit, pasien dan keluarga
mampu menjelaskan mengenai materi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan konselor.
G. Indikator Evaluasi
Tingkat Predikat Deskripsi
Keberhasilan
H. Evaluasi Kegiatan
Kriteria evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi struktur
a. Kegiatan konseling terlaksana sesuai waktu
b. Peserta konseling dapat hadir sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Peserta berperan aktif dalam kegiatan konseling
b. Selama konseling berlangsung, pasien dan keluarga dapat mengikuti dengan
penuh perhatian
3. Evaluasi hasil
Diharapkan pasien dan keluarga mampu mengerti dan memahami tentang asma