Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN ASUHAN GIZI KLINIK (MAGK)


KASUS HARIAN 3

PENYAKIT COLIC ABDOMEN DAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT


TK IV CIJANTUNG KESDAM JAYA JAKARTA TIMUR

Oleh:

Ezra Luga 1710714098

Kelompok 6

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA
2021
Gambaran Kasus

Tn. S berusi 51 tahun, suku Jawa, beragama Islam, dan berkeja sebagai Tentara. Tn. S
adalah pasien rawat inap dengan diagnosis medis colic abdomen dan hipertensi, masuk
dengan keluhsn nyeri pada perut, mual, muntah 2x dan tidak nafsu makan. Tn. S memiliki
TB= 170 cm, BB= 55 kg. Hasil laboratorium biokimia Tn.S memiliki kadar Leukosit=
7.900/mm3, Hematokrit: 45%, Trombosit: 156.000/mm3, dan Hemoglobin: 14.6 gr/dl. Dari
hasil pemeriksaan klinis Tn.S memiliki tekanan darah 150/70mmHg, suhu badan 36◦C,
respirasi 20 x/menit, dan nadi 84 x/menit.

Hasil dietary history Tn. S pada pagi hari mengonsumsi nasi goreng 1 porsi, telur
ceplok 1 porsi, kopi 1 gelas (250ml) atau setara 2 sdm kopi. Siang hari Tn. S mengonsumsi
nasi 1 porsi dengan lauk ayam sayur 1 porsi, sayur nangka 1 porsi, tempe yang digoreng 1
porsi, dan pada sore hari Tn. S mengonsumsi kopi manis 1 gealas (250ml). pada siang hari
Tn. S mengonsumsi 1 porsi nasi, 1 porsi ayam goreng, dan juga tempe goreng 1 porsi. Tn. S
suka membeli makanan di luar rumah.
BAGIAN 1. ASSESSMENT

A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S No RM : -
Umur : 51 tahun Ruang : -
Sex : Pria Tgl Masuk : -
Pekerjaan : Tentara Tgl Kasus : -
Pendidikan : - Alamat : -
Agama : Islam Diagnosis medis : Colic abdomen dan Hipertensi

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Nyeri perut, mual, muntah 2x, dan tidak nafsu makan
Riwayat Penyakit Sekarang Colic abdomen dan Hipertensi

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Data sosio ekonomi Penghasilan : -
Jumlah anggota keluarga : -
Suku : Jawa
Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : -
Jumlah jam tidur sehari : -
Jenis olahraga : -
Alergi makanan -
Masalah gastrointestinal Colic abdomen
Penyakit kronik -
Kesehatan mulut Tidak ada gangguan kesehatan mulut
Pengobatan -
Peubahan berat badan -
Mempersiapkan makanan Suka membeli makanan di luar rumah
Dietary History Pagi: 1 porsi nasi, 1 porsi telur, 1 gelas kopi (250ml)/ 2sdm kopi
Siang: 1 porsi nasi, 1 porsi ayam sayur, 1 porsi sayur nangka, 1
porsi tempe goreng
16.00: 1 gelas kopi manis (250ml)
Malam: 1 porsi nasi, 1 porsi ayam goreng, 1 porsi tempe goreng

Kesimpulan :

Tn. S masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut, mual, muntah 2x, dan
tidak nafsu makan. Hasil diagnose Tn. S adalah Colic abdomen dan juga Hipertensi.
Dilihat dari hasil dietary history Tn. S sering mengonsumsi makanan yang diolah
dengan digoreng dan juga bersantan. Tn.S juga suka meminum kopi jika dilihat dari
hasil dietary history

Pembahasan :
Keluhan utama yang dimiliki oleh Tn. S merupakan gejala dari penyakit colic
abdomen, yaitu mengalami mules, mual, perut terasa perih, muntah, sendawa yang
berlebih serta kehilangan nafsu makan (1). Rasa nyeri pada perut bersumber dari
organ yang terdapat dalam abdomen (perut) yang mendasari terjadinya penyakit ini
adalah infeksi pada organ di dalam perut, dan juga adanya sumbatan dari organ perut
(2). Hasil dietary history Tn. S sering mengonsumsi makanan yang diolah dengan
digoreng atau memiliki kandungan lemak yang tinggi, konsumsi dari makanan yang
tinggi lemak dapat memicu munculnya gejala seperti mual, dan juga nyeri pada perut
(3). Hasil diagnosis Tn. S mengalami colic abdomen yang merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan nyeri parah pada perut yang disebabkan oleh
menegang atau adanya sumbatan atau peradangan yang terjadi di dalam perut (2). Tn.
S juga didiagnosa mengalami hipertensi, dari hasil dietary history Tn. S jarang
mengonsumsi sayur dan tidak mengonsumsi buah serta makanan yang tinggi lemak
namun tidak diimbangi dengan sayur dan buah menjadi faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian hipertensi. Konsumsi lemak yang tinggi berpengaruh
terhadap tingginya simpanan kolesterol dalam darah dan menyebabkan plak sehingga
terjadi penyumbatan yang menyebabkan terjadinya hipertensi (4). Kebiasaan
meminum kopi Tn.S juga meningkatkan risiko kejadian hipertensi karena kandungan
kafein pada kopi memiliki efek terhadap tekanan darah secara akut (5).
B. Antropometri
Tinggi Badan Berat Badan
170 cm 55 kg

Kesimpulan :
IMT pasien tergolong normal 19.04 kg/m².
Pembahasan :
IMT = BB/TB2
= 55/(1.7)²
= 55/2.89
= 19.04 kg/m²

Berdasarkan klasifikasi status gizi berdasarkan IMT menurut HISOBI 2004


Klasifikasi Status Gizi IMT (kg/m2)
Kurus <18,5
Normal 18,5 – 22,9
Gemuk (Overweight) >23
Resiko Obesitas 23 – 24,9
Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II >30

C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Darah Satuan/Nilai
Awal Kasus Keterangan
Normal
Hematokrit 40-54% 45% Normal
Trombosit 150.000 - 400.000 156.000 Normal
Hemoglobin 13.5-17.5 g/dl 14.6 g/dl Normal
Leukosit 3200-10.000 mm3 7.900 mm3 Normal

Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan biokimia yang dilakukan Tn. S pemeriksaan darah
dihasilkan hematocrit, trombosit, hemoglobin, dan leukosit yang normal.

D. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Urin/Darah Satuan/Nilai
Awal Kasus Keterangan
Normal
Tekanan Darah 120/80 mmHg 150/70 mmHg Tinggi
Nadi 60-100 x/menit 84 x/menit Normal
Respirasi 12-20 x/menit 20 x/menit Normal
Suhu ◦ ◦ ◦
36.1 C- 37.7 C 36. C Normal

Kesimpulan :
Hasil pemeriksaan fisik Tn. S menunjuukan tekanan darah yang tinggi, sedangkan
nadi, respirasi dan suhu yang dimiliki Tn. S adalah normal.
Pembahasan :
Pada keadaan hipertensi tekanan darah yang meningkat ditimbulkan karena darah
dipompakan tidak menimbulkan gejala sementara tekanan darah yang terus menerus tinggi
dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan hipertensi. Hipertensi merupakan keadaan
meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari sama
dengan 90 mmHg setelah dilakukan pengukuran dua kali terpisah, Tn. S mengalami
hipertensi tingkat 1 (6). Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu faktor genetic, obesitas,
kelebihan asupan natrium dan makanan berlemak, dyslipidemia, serta kurangnya aktivitas
fisik. Konsumsi makanan yang tinggi garam dan juga lemak memiliki pengaruh yang
signifikan dalam peningkatan tekanan darah (7).

E. Asupan Zat Gizi


Tn. S pada pagi hari mengonsumsi nasi goreng 1 porsi, telur ceplok 1 porsi, kopi 1
gelas (250ml) atau setara 2 sdm kopi. Siang hari Tn. S mengonsumsi nasi 1 porsi dengan lauk
ayam sayur 1 porsi, sayur nangka 1 porsi, tempe yang digoreng 1 porsi, dan pada sore hari
Tn. S mengonsumsi kopi manis 1 gelas (250ml). pada siang hari Tn. S mengonsumsi 1 porsi
nasi, 1 porsi ayam goreng, dan juga tempe goreng 1 porsi.

Implementasi Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

Asupan oral 1656.2 79.6 78.1 157.6


Kebutuhan 2035 76.3 33.9 356.2
% Asupan 81% 104% 230% 44.2%
Berdasarkan hasil perhitungan dari dietary history Tn. S sudah mencukupi dari
kebutuhan energy sebanyak 81%, namun asupan lemak sangat berlebih hingga 230%, protein
104% sudah baik, dan asupan karbohidrat yang kurang 44.2%.

Tabel Kategori Persen Asupan Menurut WNPG 2004


Kategori Persen Asupan
Kurang ≤ 80%
Baik >80% - 110%
Lebih >110%

F. Terapi Medis
Jenis
Fungsi Interaksi Gizi
Obat/Tindakan
Tidak diketahui terapi medis yang diberikan
BAGIAN 2.
DIAGNOSA GIZI

(NI-5.5) Asupan gizi yang tidak seimbang berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ditandai
dengan kurangnya asupan kalori, berlebihnya asupan protein, dan rendahnya asupan lemak
dan juga karbohidrat

(NI-5.6.2) Asupan lemak yang berlebih berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ditandai
dengan hasil dietary history yang persen asupan lemaknya sangat melebihi

(NI-5.8.5) Kurangnya asupan serat berkaitan dengan sering mengonsumsi makanan gorengan
dan kurangnya asupan sayur dan buah ditandai dengan nyeri pada perut

(NB-1.1) Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan juga makanan berkaitan dengan pemilihan
makanan pasien ditandai dengan pasien menyukai makanan yang tinggi lemak seperti
digoreng dan jarang mengonsumsi sayur dan buah
BAGIAN 3.
INTERVENSI GIZI

A. Perencanaan
1. Tujuan Intervensi
a. Memberikan makanan dan cairan yang secukupnya yang tidak
memberatkan lambung serta mencegah dan menteralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan
b. Membantu menghilangkan retensi garam atau air di dalam jaringan dan
juga membantu menurunkan tekanan darah
2. Preskripsi Diet
a. Syarat Diet :
 Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan
 Energy, dan protein cukup serta lemak rendah yaitu 10-15%
 Rendah serat terutama serat tidak larut air
 Cairan yang cukup
 Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam
 Tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak
 Jumlah natrium disesuaikan dengan berat dari kejadian
hipertensi, pada stage 2 hipertensi boleh diberikan garam ½ sdt
atau 2 gram dan hindari makanan yang tinggi natrium
b. Terapi Diet
 Jenis Diet : Diet Lambung II dan Rendah Garam II
 Bentuk Makanan : Lunak
 Cara Pemberian : Oral
 Frekuensi : 3x makanan utama dan 2x selingan
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
 Harris Benedict
Laki-laki = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) – (6.8 x U)
= 66 + (13.7 x 55) + (5 x 170) – (6.8 x 51)
= 66 + 753.5 + 850 – 346.8
= 1.304.7 kkal
Faktor aktivitas= 1.3
Faktor Stress= 1.2 (peradangan saluran cerna yang dimana
colic abdomen)
Total kebutuhan kalori = 1634.9 x 1.3 x 1.2
= 2035.5
 Kebutuhan Lemak = 15% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Lemak = 33.9
 Kebutuhan Protein = 15% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Protein = 76.3
 Kebutuhan Karbohidrat = 70% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Karbohidrat = 356.2 gr
B. Implementasi
1. Rekomendasi Menu

Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu Menu Bahan Makanan
(gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
Nasi Tim Nasi Putih 100 180 3 0.3 39.8
Telur Ayam 75 116.25 8.5 6.9 0.9
Margarine 2 12.7 0 1.4 0
Fuyunghai Telur
Kucai 5 2.1 0 0.03 0.39
Wortel 20 3.8 0.05 0 1
Makan Pagi
Tahu 100 76 8.1 4.8 3.8
Tahu Bumbu Bali
Kemangi 1.1 0 0 0 0.4
Wortel 40 14.4 0.4 0 3.16
Capcay Kuah Sawi Putih 40 6.0 0.2 0.1 1.4
Jagung Putren 20 7 0.1 0.02 1.6
Buah Pisang 150 138 1.5 0.8 35.1
Selingan Pagi Kacang Hijau 50 173 8 0.8 32
Bubur Kacang Hijau
Gula merah 10 37.6 0 0 10.7
Nasi Tim Nasi Putih 100 180 3 0.3 39.8
Ayam 30 85.5 7.1 4.6 1.9
Tepung terigu 10 16.5 0 0 4.1
Ayam Katsu
Tepung roti 10 45 0.2 0.1 2.2
Makan Siang Telur 25 38.75 3.2 2.6 0.3
Tempe 50 101 8 3.2 8.5
Wortel 10 3.6 0.1 0 0.8
Tempe Ceria
Margarine 2 12.7 0 1.4 0
Buncis 10 1.85 0.05 0.01 1.2
Buah Pepaya 200 78 0 0 17.8
Agar-agar 2 94 0.4 0.2 26.2
Buah naga 30 31 0.7 0.3 6
Selingan Sore Puding Buah
Buah pir 30 17.4 0.1 0 5
Gula 5 19.85 0 0 4.8
Nasi Tim Nasi Putih 100 180 3 0.3 39.8
Ikan nila 30 57.6 5 0.5 4
Ikan asam manis Tomat 50 10.5 0 0 3.6
Daun bawang 10 10.5 0.3 0.5 1.1
Makan Malam Tempe 50 101 8 3.2 8.5
Tepung terigu 10 16.5 0 0 4.1
Rolade tempe
Telur 10 15.5 1.1 0.9 0.2
Tepung panir 10 45 0.2 0.1 2.2
Oyong 50 9.5 0.4 0 2.2
Sayur oyong + Soun Soun 25 87.75 0.4 0 21.3
Daun bawang 10 6 0.2 0 1.2

TOTAL 2031.85 71.3 33.36 337.05

KEBUTUHAN 2035.5 76.3 33.9 356.2

%PEMENUHAN KEBUTUHAN 99% 93.5% 98% 94.6%


2. Edukasi Gizi
 Topik :
Diet Lambung dan Diet Hipertensi
 Sasaran :
Pasien yang mengalami dan keluarga yang menjaga untuk membantu
mengingatkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan gizi
seimbang serta tidak memberatkan kerja lambung dan juga tidak
memicu kenaikan tekanan darah
 Tujuan Edukasi :
Membantu pasien dalam memilih makanan dan juga membantu pasien
untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhannya
 Tempat Dan Waktu :
Zoom meeting online dan dilakukan 15-20 menit
 METODE :
Penyuluhan melalui media leaflet, dan edukasi dilakukan dengan sesi
Tanya jawab langsung ke[ada pasien dan dibantu dengan keluarga
pasien
 ALAT :
Leaflet
 ISI MATERI E DUKASI :
a. Menginformasikan mengenai diet rendah garam
b. Memberitahu mengenai diet lambung dan makanan yang tidak
menimbulkan kontraksi pada lambung
Pembahasan:
Tujuan dari pemberian edukasi ini antara lain untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai masalah gizi yang dialami
pasien. Factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi
pasien, dan cara mengatur makanan serta pemilihan bagi pasien.
Edukasi yang diberikan ini dilakukan dengan cara memberikan serta
menjelaskan leaflet yang telah dibuat. Dengan adanya edukasi ini
diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga
pasien mengenai masalah gizi yang dialami oleh pasien. Dalam
pelaksanaanya, media yang digunakan dalam edukasi berupa leaflet.
3. Penerapan Konseling :
a. Sasaran Konseling : Pasien dan Keluarga pasien
b. Tujuan Konseling :
 Memberikan motivasi kepada pasien untuk makan dengan porsi dan
jumlah yang cukup
 Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengonsumsi sayur dan
buah yang baik bagi kesehatannya
 Memberikan pengetahuan kepada pasien dalam memilih jenis
pengolahan makanan dan bahan makanan yang akan dikonsumsi
dimana nantinya akan mempengaruhi kesehatan pasien dan memilih
makaan yang tidak memberatkan kerja lambung dan juga rendah
natrium
c. Target Konseling :
 Pasien semakin termotivasi untuk mengonsumsi sayur dan juga buah
 Keluarga dapat membantu dan mendukung pasien untuk menerapkan
diet dan mengonsumsi makanan yang lebih sehat seperti masakan di
rumah
 Pasien semakin termotivasi untuk mengurangi asupan makanan yang
digoreng atau meminum kopi yang berlebihan yang berpengaruh
terhadap tekanan darah
d. Waktu Konseling :
Waktu konseling kepada pasien dan keluarga pasien sekitar 30 menit
e. Metode Konseling :
Penyuluhan individu
f. Alat Bantu Konseling :
 Leaflet: Dapat digunakan untuk menunjukkan pengertian, penyebab,
tanda atau gejala, dan cara pengendalian dari colic abdomen dan
hipertensi
g. Materi Konseling :
Pemberian materi konseling bertujuan untuk menumbuhkan,
mengembangkan dan juga membantu individu yang membutuhkan
pengetahuan lebih (8). Materi konseling berisi mengenai pengertian
mengenai pengertian, tanda atau gejala, penyebab, dan cara pengendalian
dari penyakit yang dialami Tn. S yaitu colic abdomen dan juga hipertensi
BAGIAN 4.
MONITORING-EVALUASI

A. Dampak Perilaku dan Lingkungan terkait Gizi

Indikator Metode Target Pencapaian Hasil


Tingkat Wawancara dan Pengetahuan pasien Pasien dan keluarga
pengetahuan Tanya jawab dan keluarga memahami, mampu
mengenai mengenai materi meningkat menginformasukan
makanan dan yang diberikan kembali dan
gizi berusaha
menerapkan pola
hidup dan pola
makan sehat terkait
penyakit yang
diderita pasien

B. Dampak Asupan Makan dan Zat Gizi

Indikator Metode Target Pencapaian Hasil


Asupan Energi Food Recall 24 jam Asupan makan Asupan makan
Asupan Lemak pasien mencapai pasien mencapai
Asupan Protein 80% dari total 100% dari
Asupan kebutuhan gizi kebutuhan gizi
Karbohidrat

C. Dampak terhadap Tanda dan Gejala Fisik terkait Gizi

Parameter Metode Target Pencapaian Hasil


Tekanan Darah Tes Fisik/Klinis Tekanan darah Dalam batas
menjadi normal normal
Perut Nyeri Konsultasi Perut tidak terasa Perut tidak terasa
nyeri sakit
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiadi A, Yunita Y, Nugroho IP. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Lambung
Menggunakan Forward Chaining. J Pendidik Inform dan Sains. 2019;8(1):19.
2. Manurung ED, Nadeak B, Ndruru E. Implementasi Algoritma Hebb Rule Pada
Diagnosa Penyakit Kolik Abdomen Pada Orang Dewasa. JURIKOM (Jurnal Ris
Komputer). 2020;7(2):250.
3. Fikrinnisa R, Jambi UA. Perubahan gaya hidup dan pola terjadinya gangguan
pencernaan . Salah disertai dengan keluhan seperti cepat didapatkan kelainan pada
pemeriksaan gastroenterologi konvensional , atau tidak dengan keluhan dispepsia
mencapai 40 % didapatkan pada umur yang leb. 2018;7(2):175–80.
4. Kartika LA, Afifah E, Suryani I. Asupan lemak dan aktivitas fisik serta hubungannya
dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan. J Gizi dan Diet Indones
(Indonesian J Nutr Diet. 2017;4(3):139.
5. Kurniawaty ANMI& E. Pengaruh Kopi terhadap Hipertensi. Evi Kurniawaty|
Pengaruh Kopi terhadap Hipertens Major |. 2016;5(2):6.
6. Nuraini B. Risk Factors of Hypertension. J Major. 2015;4(5):10–9.
7. Sudarsono EKR, Sasmita JFA, Handyasto AB, Kuswantiningsih N, Arissaputra SS.
Peningkatan Pengetahuan Terkait Hipertensi Guna Perbaikan Tekanan Darah pada
Pemuda di Dusun Japanan, Margodadi, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. J Pengabdi Kpd
Masy (Indonesian J Community Engag. 2017;3(1):26–38.
8. Rosmalita A. KONSELING DALAM BIDANG KESEHATAN. 2015;VI:1–17.

Anda mungkin juga menyukai