MASYARAKAT
PELAKSANAAN PROGRAM GIZI PADA KELOMPOK SASARAN BADUTA
STUNTING (12-24 BULAN)
DI PUSKESMAS DUREN SERIBU KOTA DEPOK
Tanggal 22 Februari 2021 s.d 19 Maret 2021
Oleh:
Ezra Luga 1710714098
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
a. Latar Belakang
Fase terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah masa bayi
dan balita, karena pada fase ini dapat menentukan masa depan anak baik seacra
fisik, mental, dan juga perilaku di masa yang akan datang (1). Pada fase ini
balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah dan juga kualitas
yang lebih banyak karena pada umumnya memiliki aktivitas fisik yang tinggi
(2). Status gizi anak balita di Indonesia yang saat ini banyak terjadi dan menjadi
permasalahan adalah stunting pada anak (3).
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang berusia di
bawah lima tahun akibat dari kekurangan gizi yang kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya (4). Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi berada dalam
kandungan dan pada masa awal bayi setelah lahir, dan pada Balita/Baduta (Bayi
di Bawah Usia Dua Tahun) yang mengalami stunting akan memiliki tingkat
kecerdasan yang tidak maksimal. Berdasarkan dari hasil Pemantauan Status
Gizi (PSG) tahun 2015, prevalensi stunting di Indonesia adalah 29% dan
mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 27,5% namun pada tahun 2017
mengalami peningkatan angka stunting menjadi 29,6% (5). Prevalensi stunting
berdasarkan dari hasil pelaksanaan Bulan Penimbangan Balita (BPB) yang
dilakukan pada bulan Agustus 2020, yang dilakukan oleh 28 UPTD Puskesmas
yang ada di Kota Depok didapatkan prevalensi stunting sebesar 5,31% (6).
Stunting pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
yaitu kemiskinan, sosial budaya, adanya peningkatan paparan terhadap penyakit
infeksi, kerawanan pangan dan akses masyarakat dengan pelayanan kesehatan
(7). Kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) juga merupakan
faktor penyebab dari stunting pada anak yang berusia 12 bulan (8). Pengetahuan
dan pendidikan orang tua juga secara tidak langsung dapat berhubungan dengan
kejadian stunting pada anak.
Kontribusi yang telah dilakukan oleh Puskesmas Duren Seribu untuk
pencegahan stunting adalah pertemuan pengetahuan stunting dan juga MPASI.
Program untuk mengedukasi mengenai stunting pada anak bayi di bawah umur
dua tahun (baduta) belum ada, untuk itu perlu dilakukan pemberian edukasi
mengenai stunting pada anak baduta untuk orang tua yang berguna untuk
mencegah terjadinya stunting. Intervensi tersebut diharapkan dapat menekan
angka prevalensi stunting pada anak yang terjadi di wilayah Puskesmas Duren
Seribu.
b. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mengkaji status stunting pada bayi di bawah umur dua tahun (baduta) dan
faktor yang mempengaruhi di Puskesmas Duren Seribu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji status dan prevalensi stunting pada baduta di wilayah
Puskesmas Duren Seribu
b. Mengkaji asupan zat gizi pada baduta di wilayah Puskesmas Duren
Seribu
c. Mengkaji pola asuh yang diterapkan pada baduta di wilayah
Puskesmas Duren Seribu
d. Mengkaji ketersediaan pangan rumah tangga yang memiliki baduta
di wilayah Puskesmas Duren Seribu
e. Mengkaji kejadian infeksi (Diare dan ISPA) pada baduta di wilayah
Puskesmas Duren Seribu
f. Mengkaji akses pelayanan kesehatan keluarga baduta di wilayah
Puskesmas Duren Seribu
g. Mengkaji hygiene dan sanitas pada keluarga baduta di wilayah
Puskesmas Duren Seribu
h. Mengkaji pemberian ASI eksklusif dan MPASI pada anak yang
berada di wilayah Puskesmas Duren Seribu
i. Mengkaji kejadian BBLR pada anak yang berada di wilayah
Puskesmas Duren Seribu
c. Manfaat
a. Kerangka Konsep
Stunting
Pola Asuh
- Memberi kebebasan
namun tetap
memperhatikan,
membatasi serta
selalu mendampingi
Demokratis anak
- Memberi penjelasan
atas yan diperintahkan
Ibu kepada anak
- Ibu bersifat
komunikatif
Wawancara
- Melarang dan Kuesioner (11)
terstruktur
memaksa mengikuti
aturan-aturan tertentu
Otoriter
- Berorientasi pada
hukuman fisik
maupun verbal
Ibu memberikan
kebebasan seluas
mungkin
Permisif
- Ibu kurang memberi
perhatian
Pemberian ASI
Eksklusif
Pemberian MPASI
Pelayanan
Waktu Tempuh:
Kesehatan
Cepat (<8 menit)
(UKBM)
Lama (>8 menit)
Upaya
Tidak tahu faskes
Kesehatan
Bersumberday
Alat Transportasi
a Masyarakat
Mudah
(Posyandu,
Sulit
Poskesdes,
Tidak tahu faskes
Polindes)
Wawancara Kuesioner (17)
Waktu Tempuh:
Pelayanan Cepat (<20 menit)
Kesehatan Non Lama (>20 menit)
UKBM Tidak tahu faskes
(Rumah Sakit,
Puskesmas, Alat Transportasi
Pustu, Praktik Mudah
Doter, Praktik Sulit
Bidan) Tidak tahu faskes
a. Di bawah UMK
Depok
b. Sama dengan UMK
Depok
c. Di atas UMK Depok
Pendidikan Orang Tua:
c. Kuisioner
Inform Consent
Setelah saya mendapat penjelasan mengenai tujuan dan manfaat studi dalam “Studi Situasi
Analisis Baduta Stunting di Puskesmas Duren Seribu“ maka saya:
Nama (usia) : ……………..……………………………………………(……..tahun)
Nama baduta (usia) ) : …………………………………………………..………(……..bulan)
Alamat :……………………………………………………………………....
No. Hp/ WA : ………………………………………………………………............
Alamat e-mail : ………………………………………………………………………
Secara sukarela dan tanpa paksaan setuju untuk menjadi responden dan diwawancarai dalam
studi ini.
Depok, Februari 2021 Tandatangan Responden
(Nama :……………………………..)
Informasi Lapangan
Tanggal Interview : Tanda Tangan
(tanggal-bulan-tahun) Pewawancara
Nama Ketua Tim : Ezra Luga Tanda Tangan
Tanggal Pemeriksaan Ketua Tim
:
(tanggal-bulan-tahun)
A. Penyakit Infeksi A
1. Diare A1
1 Apakah Ibu tahu apa itu Diare?
1. Ya [ ] A1-1
2. Tidak
2 Bila Ya, apa yang dimaksud dengan diare?
1. Buang air besar sekali sehari
2. Buang air besar lembek kurang dari 3 kali sehari
[ ] A1-2
3. Buang air besar encer 3-4 kali atau lebih dalam
sehari
4. Buang air besar 2 kali sehari
3 Bagaimana cara penularan diare?
1. Melalui makanan dan minuman yang kurang
bersih
[ ] A1-3
2. Penggunaan air yang tercemar
3. Air yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik
4. Semua benar
4 Bagaimana cara pencegahan diare?
1. Memberikan ASI
2. Mencuci tangan [ ] A1-4
3. Perhatikan kebersihan lingkungan
4. Semua benar
5 Bagaimana pengobatan diare pertama kali yang dapat ibu [ ] A1-5
lakukan pada anak?
1. Diberi larutan garam atau oralit buatan
2. Membeli obat di warung
3. Diberikan makanan yang banyak
4. Diberikan jamu tradisional
2. ISPA A2
1 Apakah anak ibu pernah mengalami sakit batuk
pilek/demam pada kurun waktu 1 tahun terakhir?
[ ] A2-1
1. Ya
2. Tidak
2 Apakah kejadian sakit batuk/pilek biasa tersebut lebih dari
14 hari ?
[ ] A2-2
1. Ya
2. Tidak
3 Apakah anak anda mengalami kejadian sakit batuk/pilek
lebih dari 2 kali
dalam kurun waktu 1 tahun terakhir? [ ] A2-3
1. Ya
2. Tidak
B. Ketersediaan Pangan B
1. Tahap 1 B1
1 Apakah Ibu khawatir jika makanan Ibu akan habis
sebelum mendapatkan uang untuk membeli makanan
kembali?
1. Sering terjadi
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
Jika tanggapan afirmatif (yaitu “sering terjadi” atau “terkadang terjadi”) terhadap
satu atau lebih pertanyaan 1-3, lanjutkan ke tahap 2, jika tidak lanjutkan ke tahap
terakhir
2. Tahap 2 B2
1 Dalam 12 bulan terakhir apakah (Ibu atau orang dewasa
lainnya di rumah Ibu) pernah mengurangi jumlah
makanan atau melewatkan makan karena tidak cukup
B2-
uang untuk makan? [ ]
1
1. Iya
2. Tidak (lewati No 5)
2 Jika Iya, seberapa sering hal tersebut terjadi?
1. Hampir setiap bulan B2-
[ ]
2. Beberapa bulan tapi tidak setiap bulan 2
3. Hanya 1 atau 2 bulan
3 Dalam 12 bulan terakhir, apakah Ibu pernah makan lebih
sedikit dari yang seharunya Ibu makan untuk tidak cukup
B2-
untuk uang makan? [ ]
3
1. Iya
2. Tidak
4 Dalam 12 bulan terakhir, apakah setiap Ibu lapar tapi Ibu
tidak makan karena tidak cukup uang untuk makan? B2-
[ ]
1. Iya 4
2. Tidak
5 Dalam 12 bulan terakhir, apakah berat badan Ibu menurun
karena tidak cukup uang untuk makan? B2-
[ ]
1. Iya 5
2. Tidak
Jika terdapat tanggap afirmatif (“Iya”) terhadap satu atau lebih pertanyaan 4-8
lanjutkan ke tahap 3, jika tidak lanjutkan ke tahap terakhir
3. Tahap 3 B3
1 Dalam 12 bulan terakhir apakah (Ibu / orang dewasa [ ] B3-1
lainnya yang berada di rumah) tidak pernah makan
sepanjang hari karena tidak cukup uang untuk makan?
1. Iya
Tidak (Lewati No 10)
2 Jika iya, seberapa sering hal tersebut terjadi?
1. Hampir setiap bulan
[ ] B3-2
2. Beberapa bulan tapi tidak setiap hari
3. Hanya 1 atau 2 bulan
4. Tahap 4 B4
1 Ibu hanya mengandalkan beberapa jenis makanan dengan
biaya yang rendah untuk memberi makan anak Ibu karena
Ibu kekurangan uang untuk membeli makanan
[ ] B4-1
1. Sering terjadi
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
2 Ibu tidak bisa memberi makan anak Ibu makanan yang
seimbang karena tidak mampu
[ ] B4-2
1. Sering terjadi
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
3 Ibu atau anak Ibu tidak cukup makan karena ibu tidak
mampu menyediakan cukup makan
1. Sering terjadi [ ] B4-3
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
Jika terdapat tanggapan afirmatif (yaitu “sering terjadi” atau “terkadang terjadi”)
terhadap satu atau lebih pertanyaan pada tahap 4 makan lanjutkan pada tahap 5
jika tidak lanjutkan ke tahap terakhir
5. Tahap 5 B5
1 Dalam 12 bulan terakhir, sejak (bulan ini) tahun lalu,
apakah Ibu pernah mengurangi makanan anak Ibu karena
tidak cukup uang untuk makan? [ ] B5-1
1. Iya
2. Tidak
2 Dalam 12 bulan terakhir, apakah anak Ibu pernah
melewatkan makan karena tidak cukup uang untuk
makan? [ ] B5-2
1. Iya
2. Tidak (lewati no 3)
3 Jika iya, seberapa sering hal ini terjadi? [ ] B5-3
1. Hampir setiap bulan
2. Beberapa bulan tapi tidak setiap bulan
3. Hanya 1 atau 2 bulan
4 Dalam 12 bulan terakhir, apakah anak Ibu pernah lapar
tapi Ibu tidak mampu membeli makan?
[ ] B5-4
1. Iya
2. Tidak
5 Dalam 12 bulan terakhir apakan anak Ibu tidak pernah
makan sepanjang hari karena tidak cukup uang untuk
membeli makan? [ ] B5-5
1. Iya
2. Tidak
C. Pola Asuh C
1. Pola Asuh Demokratis C1
1 Apakah Ibu menemani anak saat makan?
1. Iya [ ] C1-1
2. Tidak
2 Apakah Ibu membujuk anak jika tidak mau makan?
3. Iya [ ] C1-2
4. Tidak
3 Apakah Ibu menyiapkan makanan setiap hari?
1. Iya [ ] C1-3
2. Tidak
4 Apakah Ibu membiasakan anak untuk makan pagi?
1. Iya [ ] C1-5
2. Tidak
5 Apakah Ibu menyajikan menu makanan bervariasi?
1. Iya [ ] C1-5
2. Tidak
2. Pola Asuh Otoriter C2
1 Apakah Ibu memarahi anak jika makan sambil bermain?
1. Iya [ ] C2-2
2. Tidak
2 Apakah Ibu memaksa anak jika tidak mau makan?
1. Iya [ ] C2-3
2. Tidak
3 Apakah Ibu menghukum anak jika makanannya tidak
dihabiskan?
[ ] C2-4
1. Iya
2. Tidak
4 Apakah Ibu memarahi anak jika makan tidak tepat waktu? [ ] C2-5
1. Iya
2. Tidak
3. Pola Asuh Permisif C3
1 Apakah Ibu tidak menemani anak saat makan? [ ] C3-1
1. Iya
2. Tidak
2 Apakah Ibu membiarkan anak makan sambil bermain? [ ] C3-2
1. Iya
2. Tidak
3 Apakah Ibu membiarkan anak jika tidak mau makan? [ ] C3-3
1. Iya
2. Tidak
4 Apakah Ibu membiarkan anak makan tidak tepat waktu? [ ] C3-4
1. Iya
2. Tidak
5 Apakah Ibu membiarkan anak makan sendiri? [ ] C3-5
1. Iya
2. Tidak
6 Apakah Ibu membiarkan anak tidak suka makan sayur? [ ] C3-6
1. Iya
2. Tidak
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Tabel 2 Karakteristik Responden Baduta Menurut Jenis Kelamin
b. Umur
Tabel 3 Karakteristik Responden Menurut Usia
3. Pekerjaan Ibu
Tabel 5 Pekerjaan Ibu Baduta
4. Pekerjaan Ayah
6. Ketersediaan Pangan
9. Susu Formula
Berdasarkan Tabel di atas terdapat hasil data menurut berat badan lahir
rendah pada baduta di wilayah Puskesmas Duren Seribu yang menjadi
responden. Sebanyak 8 orang baduta memiliki berat badan lahir yang rendah
(40%), dan 12 orang baduta lainnya tidak memiliki berat badan lahir yang
rendah (60%).
Berdasarkan Tabel di atas terdapat hasil data menurut asupan energi pada
baduta yang menjadi responden di wilayah Puskesmas Duren Seribu. Hasil
yang didapatkan terdapat 10 orang (50%) baduta memiliki asupan energi yang
baik berdasarkan AKG untuk usia 1-3 tahun. Baduta yang asupan energinya
kurang sebanyak 10 orang (50%) dari total responden.
JUMLAH
JUMLAH
SASARAN JUMLAH TB/U BADUTA
% BADUTA
KELURA BADUTA BADUTA DI DI UKUR
No D/S DI
HAN (6-23 BL) UKUR DAN
RIIL TIMBAN Sangat STUNTIN Norma Tingg
RIIL DITIMBANG Pendek
G Pendek G l i
DUREN 88.2
1 SERIBU 280 247 1 263 4 21 25 219 1 270
DUREN 75.5
2 MEKAR 348 263 7 344 12 31 43 259 5 350
BOJONG 83.1
3 SARI 350 291 4 331 12 30 42 255 5 344
81.9
JUMLAH 978 801 0 938 28 82 110 733 11 964
Berdasarkan Tabel di bawah ini, baduta yang divalidasi pada bulan Agustus 2020
memiliki tinggi badan menurut umur dengan kategori pendek sebanyak 18 baduta,
sedangkan yang memiliki kategori sangat pendek sebanyak 7 baduta
a. Problem Tree
Keterlambatan
Pubertas Penurunan
Perkembangan Malnutrisi
Melambat Kapasitas Belajar
Fisik dan Kognitif
Keterbatasan Rendahnya
Rendahnya Pemberian
keterampilan Ibu Pengetahuan Ibu
ASI Eksklusif dan
dalam memilih Terkait Asupan Zat
MPASI Gizi Seimbang
makanan Gizi
Keterlambatan
Pubertas Penurunan
Perkembangan Malnutrisi
Melambat Kapasitas Belajar
Fisik dan Kognitif
- Menginginkn
adanya
penuruunan
prevalensi
stunting
e. Analisis Alternatif
Simpulan:
Berdasarkan hasil skoring analisis lternative tersebut, maka lternative yang
dipilih adalah lternative 1 yaitu Peningkatan Asupan Zat Gizi Makro Pada
Baduta di Wilayah Puskesmas Duren Seribu sebagai lternative strategi untuk
menurunkan prevalensi stunting
f. Project Planning Matrix
Pembukaan kegiatan di
15.00-15.10 -
whatspapp
17.30-17.45 Penutupan
Pemberian hadiah dilakukan keesekokan harinya
c. Materi Intervensi
1. Pengertian Stunting
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai
dengan penurunan kecepatan pertumbuhan dan merupakan dampak dari
ketidakseimbangan gizi. Stunting didasarkan pada indeks panjang badan
dibandingkan dengan umur atau tinggi badan disbanding dengan umur
dengan batas Z score kurang dari -2 SD (2). Stunting pada balita perlu
menjadi perhatian khusus karena nantinya akan menghambat
perkembangan fisik dan kognitif anak (20).
2. Penyebab Stunting
Terdapat beberapa faktor dari penyebab stunting:
a. Faktor Rumah dan Keluarga
- Faktor Ibu
Ibu kurang gizi dari masa sebelum hamil, kehamilan hingga
menyusui
Ibu hamil di usia remaja
Ibu melahirkan premature
Ibu memiliki postur tubuh secara bawaan pendek
- Lingkungan Fisik Rumah Kurang Bersih
Kebersihan rumah yang kurang
Sanitasi dan suplai air bersih kurang baik
- Stimulasi dan Perawatan Kurang Memadai
Pemberian stimulasi dan kegiatan anak kurang baik
Anak tidak mendapat perawatan kesehatan yang baik
misalya imunisasi
b. Faktor Pemberian Makan
- Kualitas Makanan Kurang Baik
Makanan rendah gizi
Jenis makanan yang kurang bervariasi dan kurang sumber
protein hewani
Makanan pelengkap memiliki kandungan energi yang rendah
- Praktik Pemberian Makan yang Tidak Tepat
Pemberian makan tidak cukup sering atau porsi makan
kurang
Pemberian makan yang kurang saat anak sakit dan di masa
pemulihan
Pemberian makan yang tidak responsive
- Kebersihan Makanan dan Air Kurang Terjaga
Makanan dan minum terkontaminasi
Praktik hidup bersih yang kurang misalnya tidak
membiasakan mencuci tangan
c. Faktor Menyusui
- Pratik Menyusui Tidak Tepat
Tidak melakukan inisiasi menyusui dini ketika lahir
Tidak melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama
Pemberhentian menyusui sebelum usia 2 tahun
d. Faktor Infeksi
- Infeksi Klinis
Infeksi pencernaan atau pernapasan
Penurunan nafsu makan karena infkesi
Sumber: Modul Pendidikan Keluarga Pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan
3. Dampak Stunting
Stunting yang terjadi pada anak yang berusia sebelum 2 tahun dapat
membuat hasil kognitif dan pendidikan yang kurang pada masa anak-anak
dan remaja, perkembangan kognitif tersebut meliputi keterampilan
berfikir, keteramilan belajar, dan pemecahan masalah (21). Dampak
lainnya adalah anak nantinya akan mudah terkena penyakit degeneratif
seperti obesitas dan diabetes mellitus (22). Selain itu, dampak lainnya
adalah anak lebih rentan terkena penyakit infeksi, dan nantinya juga dapat
mengalami keterlambatan pubertas (23).
b) Analisis Bivariat
Pada kegiatan penyuluhan in, hasil dari bivariat dapat melihat apakah
ada pengaruh yang signifikan terhadap pemberian intervensi melalui
kegiatan penyuluhan dengan pengetahuan stunting pada baduta di
Puskesmas Duren Seribu.
d. Konseling
1) Responden 1
a. Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 12 Maret 2021
b. Identitas Responden
2) Responden 2
a. Tanggal Pelaksanaan: Jumat, 12 Maret 2021
b. Identitas Responden
c. Masalah/Keluhan Responden
Berdasarkan hasil konsultasi gizi, An.AH memiliki status gizi
stunting dengan Z score -2.5 dengan kategori pendek. Selain itu,
keluhan lainnya adalah An. AH juga jarang mengonsumsi sayur
karena Ny. M jarang memasak sayur. Dalam hasil recall juga
didapatkan bahwa An. AH tidak mengonsumsi sayur dan juga dalam
asupan energi juga mengalami kekurangan jika dibandingkan dengan
AKG (angka kecukupan gizi) untuk usianya.
Pretest
1. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari stunting adalah?
a. Kondisi berat badan anak menurut, sangat kurang atau di bawah normal
b. Kondisi gagal tumbuh pada anak sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya
c. Kondisi kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat badan ideal
3. Kondisi Ibu kurang gizi dari masa seblum hamil dan kehamilan serta
menyusui dapat menyebabkan stunting pada anak
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
4. Pemberian makanan yang rendah gizi pada anak menjadi salah satu faktor
penyebab stunting
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
6. Di bawah ini yang bukan merupakan dampak dari stunting pada anak adalah
a. Anak mengalami malnutrisi
b. Tumbuh kembang anak terjaga
c. Anak lebih mudah terkena infeksi
9. Di bawah ini yang merupakan menu MPASI gizi seimbang bagi baduta terdiri
dari…
a. 2 jenis bahan dasar
b. 3 jenis bahan dasar
c. 4 jenis bahan dasar
10. Di bawah ini yang merupakan upaya pencegahan stunting lainnya adalah
a. Praktik pemberiann makan yang responsif
b. Membentuk kebiasaan makan yang baik
c. Semua benar
Post Test
13. Kondisi Ibu kurang gizi dari masa seblum hamil dan kehamilan serta
menyusui dapat menyebabkan stunting pada anak
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
14. Pemberian makanan yang rendah gizi pada anak menjadi salah satu faktor
penyebab stunting
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
16. Di bawah ini yang bukan merupakan dampak dari stunting pada anak adalah
a. Anak mengalami malnutrisi
b. Tumbuh kembang anak terjaga
c. Anak lebih mudah terkena infeksi
18. Memberikan MPASI yang bergizi pada anak merupakan upaya untuk
pencegahan stunting
a. Ya
b. Tidak
c. Kurang tahu
19. Di bawah ini yang merupakan menu MPASI gizi seimbang bagi baduta terdiri
dari…
a. 2 jenis bahan dasar
b. 3 jenis bahan dasar
c. 4 jenis bahan dasar
20. Di bawah ini yang merupakan upaya pencegahan stunting lainnya adalah
a. Praktik pemberiann makan yang responsif
b. Membentuk kebiasaan makan yang baik
c. Semua benar
Pengambilan Data
Penyuluhan Online
Pre Test dan Post Test
Leaflet
Penyuluhan Online