Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN GIZI MASYARAKAT

PELAKSANAAN PROGRAM GIZI PADA KELOMPOK SASARAN BADUTA


STUNTING (12-24 BULAN)
DI PUSKESMAS DUREN SERIBU KOTA DEPOK
Tanggal 22 Februari 2021 s.d 19 Maret 2021

Oleh:
Ezra Luga 1710714098

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN GIZI MASYARAKAT


PELAKSANAAN PROGRAM GIZI PADA KELOMPOK SASARAN REMAJA
DI PUSKESMAS DUREN SERIBU KOTA DEPOK
Tanggal 22 Februari s.d 20 Maret 2021

Oleh:

Ezra Luga 1710714098

Telah dipesentasikan dan disetujui pada

Hai/Tanggal:.../...., Maret 2021

Community Instructor Supervisor

Purwanti A.Mg Muhammad Nur Hasan Syah, S.Gz., M.Kes


NIP/NIK. NIP/NIK.
BAB IV
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Fase terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan adalah masa bayi dan balita,
karena pada fase ini dapat menentukan masa depan anak baik seacra fisik, mental, dan juga
perilaku di masa yang akan datang (Rosidah, 2017). Pada fase ini balita membutuhkan
asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah dan juga kualitas yang lebih banyak karena pada
umumnya memiliki aktivitas fisik yang tinggi (Apriluana, 2018). Status gizi anak balita di
Indonesia yang saat ini banyak terjadi dan menjadi permasalahan adalah stunting pada anak
(Sari, 2018)
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak yang berusia di bawah lima
tahun akibat dari kekurangan gizi yang kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya
(Buku tnp2k). Kekurangan gizi ini terjadi sejak bayi berada dalam kandungan dan pada
masa awal bayi setelah lahir, dan pada Balita/Baduta (Bayi di Bawah Usia Dua Tahun)
yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan yang tidak maksimal.
Berdasarkan dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2015, prevalensi stunting di
Indonesia adalah 29% dan mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi 27,5% namun
pada tahun 2017 mengalami peningkatan angka stunting menjadi 29,6% (Jurnal DPR).
Prevalensi stunting berdasarkan dari hasil pelaksanaan Bulan Penimbangan Balita (BPB)
yang dilakukan pada bulan Agustus 2020, yang dilakukan oleh 28 UPTD Puskesmas yang
ada di Kota Depok didapatkan prevalensi stunting sebesar 5,31% (berita depok).
Stunting pada anak dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu
kemiskinan, sosial budaya, adanya peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi,
kerawanan pangan dan akses masyarakat dengan pelayanan kesehatan (Aridiyah, 2015).
Kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) juga merupakan faktor penyebab
dari stunting pada anak yang berusia 12 bulan (Swathma, 2016). Pengetahuan dan
pendidikan orang tua juga secara tidak langsung dapat berhubungan dengan kejadian
stunting pada anak.
Kontribusi yang telah dilakukan oleh Puskesmas Duren Seribu untuk pencegahan
stunting adalah pertemuan pengetahuan stunting dan juga MPASI. Program untuk
mengedukasi mengenai stunting pada anak bayi di bawah umur dua tahun (baduta) belum
ada, untuk itu perlu dilakukan pemberian edukasi mengenai stunting pada anak baduta
untuk orang tua yang berguna untuk mencegah terjadinya stunting. Intervensi tersebut
diharapkan dapat menekan angka prevalensi stunting pada anak yang terjadi di wilayah
Puskesmas Duren Seribu.
b. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Umum
Mengkaji status stunting pada bayi di bawah umur dua tahun (baduta) dan faktor
yang mempengaruhi di Puskesmas Duren Seribu.

2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji status dan prevalensi stunting pada baduta di wilayah Puskesmas
Duren Seribu
b. Mengkaji asupan zat gizi pada baduta di wilayah Puskesmas Duren Seribu
c. Mengkaji pola asuh yang diterapkan pada baduta di wilayah Puskesmas Duren
Seribu
d. Mengkaji ketersediaan pangan rumah tangga yang memiliki baduta di wilayah
Puskesmas Duren Seribu
e. Mengkaji kejadian infeksi (Diare dan ISPA) pada baduta di wilayah Puskesmas
Duren Seribu
f. Mengkaji akses pelayanan kesehatan keluarga baduta di wilayah Puskesmas
Duren Seribu
g. Mengkaji hygiene dan sanitas pada keluarga baduta di wilayah Puskesmas
Duren Seribu
h. Mengkaji pemberian ASI eksklusif dan MPASI pada anak yang berada di
wilayah Puskesmas Duren Seribu
i. Mengkaji kejadian BBLR pada anak yang berada di wilayah Puskesmas Duren
Seribu

c. Manfaat

1. Manfaat Bagi Responden


Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor penyebab dan upaya untuk
mencegah terjadinya anemia pada anak baduta

2. Manfaat Bagi UPTD Pusekesmas Duren Seribu


Dapat mengevaluasi atau menambah program-program gizi dan kesehatan
khususnya untuk stunting pada baduta
BAB V
Pengembangan Instrumen Analisis Situasi

5.1 Kerangka Konsep

Stunting

Asupan Gizi yang Tidak Penyakit Infeksi


Terpenuhi BBLR
(Diare dan ISPA)

Gizi Tidak Terpenuhi Pola Asuh & Makan


Dengan Baik Anak Tidak Tepat Akses Sanitasi, Air
(Persediaan Pangan (Pemberian ASI Besih, dan Fasilitas
Keluarga Tidak Eksklusif MPASI Pelayanan Kesehatan
Tercukupi) Tidak Terpenuhi) Tidak Terjangkau

Kurangnya Pendidikan, Pengetahuan, dan Pendapatan Keluarga

Krisis Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Politik

5.2 Variable Indicator Matrix (VIM)


Variabel Indikator Measure Tools Reference
Penyakit Infeksi
Diare Wawancara
Kuesioner (Solin, 2019)
ISPA terstruktur
Ketersediaan Pangan Keluarga
Ketersediaan Ketahanan Pangan:
bahan pangan
- Kurang Wawancara (Faiqoh,
Akses Pangan Kuesioner
- Cukup terstruktur 2018)
Pemanfaatan
Pangan - Baik

Pola Asuh
- Memberi kebebasan
namun tetap
memperhatikan,
membatasi serta
selalu mendampingi
Demokratis anak
- Memberi penjelasan
atas yan diperintahkan
Ibu kepada anak
- Ibu bersifat
komunikatif
Wawancara (Antari,
- Melarang dan Kuesioner
terstruktur 2020)
memaksa mengikuti
aturan-aturan tertentu
Otoriter
- Berorientasi pada
hukuman fisik
maupun verbal
Ibu memberikan
kebebasan seluas
mungkin
Permisif
- Ibu kurang memberi
perhatian

Higiene dan Sanitasi Lingkungan


- Mencuci tangan
dengan sabun
- Menyikat gigi
Perilaku - Menggunting
kuku Wawancara (Khairiyah,
Higiene - Membersihkan terstruktur Kuesioner
2020)
mainan
- Menyimpan
makanan
Sanitasi - Penyediaan
Jamban
- Air bersih
Lingkungan - Lingkungan
rumah
- Tempat sampah
Pemberian ASI

Pemberian ASI
Eksklusif

Pemberian MPASI

1 Jenis bahan makanan Wawancara Kuesioner


(Puspita,
2 Jenis bahan makanan terstruktur 2017)
3 Jenis bahan makanan
4 Jenis bahan makanan
Melanjutkan Pemberian
ASI sampai 2 tahun

Asupan Zat Gizi Makro


Asupan Energi
dalam sehari
(kkal),
karbohidrat
(gr), protein Baik ≥ lebih dari 80%
AKG (Resti, 2019)
(gr), dan lemak Food dan
(gr) Wawancara
Tidak Baik < 80% recall (PERMENK
dibandingkan AKG ES, 2019)
dengan Angka
Kecukupan
Gizi (AKG)

Berat dan Panjang Badan Lahir


BBLR (< 2500 gr)
Berat Badan BB Lahir Normal (≥
2500 gr)
PB lahir pendek (< 48 Wawancara Kuesioner (Illah, 2017)
cm)
Panjang Badan
PB lahir normal (≥ 48
cm)
Akses Pelayanan Kesehatan
Pelayanan
Waktu Tempuh:
Kesehatan
Cepat (<8 menit)
(UKBM)
Lama (>8 menit)
Upaya
Tidak tahu faskes
Kesehatan
Bersumberday
Alat Transportasi
a Masyarakat
Mudah
(Posyandu,
Sulit
Poskesdes,
Tidak tahu faskes
Polindes) (Nainggolan
Wawancara Kuesioner
Waktu Tempuh: dkk, 2016)
Pelayanan Cepat (<20 menit)
Kesehatan Non Lama (>20 menit)
UKBM Tidak tahu faskes
(Rumah Sakit,
Puskesmas, Alat Transportasi
Pustu, Praktik Mudah
Doter, Praktik Sulit
Bidan) Tidak tahu faskes

Tingkat Pendapatan dan Pendidikan Orang Tua


Pendapatan Orang Tua

a. Di bawah UMK
Pendapatan (Berita
Depok Wawancara Kuesioner
Orang tua Depok)
b. Sama dengan UMK
Depok
c. Di atas UMK Depok
Pendidikan Orang Tua:

Pendidikan Rendah (≤SMP)


Wawancara Kuesioner (Anisa, 2012)
Orang Tua Menengah (SMA)
Tinggi (Perguruan
Tinggi)
5.3 Kuisioner

Studi Situasi Analisis Baduta dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi di


Puskesmas Duren Seribu, 2021

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta


Jl. Rs. Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12450
Telp. (021) 765 6971 Email: upnvj@upnvj.ac.id Web:
https://www.upnvj.ac.id/

LEMBAR PERSETUJUAN SEBAGAI RESPONDEN


Kami adalah mahasiswa Sarjana Gizi di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
yang saat ini sedang melakukan aplikasi keilmuan gizi komunitas. Oleh karena itu, kami
mohon kesediaan ibu/bapak untuk melakukan wawancara mengenai gizi dan anak usia
bawah lima tahun (baduta) serta pengukuran berat badan, tinggi badan dan panjang badan.
Keseluruhan kegiatan akan berlangsung selama 1,5 jam. Kami akan merahasiakan seluruh
informasi yang Ibu. Perlu kami informasikan bahwa keikutsertaan ibu dalam kegiatan ini
bersifat sukarela dan diakhir wawancara akan diberikan cindera mata sebagai tanda terima
kasih serta feedback beberapa hasil dari pengukuran.

Inform Consent
Setelah saya mendapat penjelasan mengenai tujuan dan manfaat studi dalam “Studi Situasi
Analisis Baduta Stunting di Puskesmas Duren Seribu“ maka saya:
Nama (usia) : ……………..……………………………………………(……..tahun)
Nama baduta (usia) ) : …………………………………………………..………(……..bulan)
Alamat :……………………………………………………………………....
No. Hp/ WA : ………………………………………………………………............
Alamat e-mail : ………………………………………………………………………

Secara sukarela dan tanpa paksaan setuju untuk menjadi responden dan diwawancarai dalam
studi ini.
Depok, Februari 2021 Tandatangan Responden

(Nama :……………………………..)
Kelompok Desa No. Responden

Informasi Lapangan
Tanggal Interview : Tanda Tangan
(tanggal-bulan-tahun) Pewawancara
Nama Ketua Tim : Ezra Luga Tanda Tangan
Tanggal Pemeriksaan Ketua Tim
:
(tanggal-bulan-tahun)

Kode Pewawancara Kode


1. Nadiya Rahmah Qurnani 06. Mia Aunillah Najdain
2. Astagina Sekar Sakti 07. Diajeng Nurulita N [ ]
3. Ezra Luga 08. Saskia Ajeng Andiani
4. Dita Afriyanti Puspita 09. Erina Febriani
5. Panji Octo Prasetio 10. Annisa Tantriana

A. Penyakit Infeksi A
1. Diare A1
1 Apakah Ibu tahu apa itu Diare?
1. Ya [ ] A1-1
2. Tidak
2 Bila Ya, apa yang dimaksud dengan diare?
1. Buang air besar sekali sehari
2. Buang air besar lembek kurang dari 3 kali sehari
[ ] A1-2
3. Buang air besar encer 3-4 kali atau lebih dalam
sehari
4. Buang air besar 2 kali sehari
3 Bagaimana cara penularan diare?
1. Melalui makanan dan minuman yang kurang bersih
2. Penggunaan air yang tercemar [ ] A1-3
3. Air yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik
4. Semua benar
4 Bagaimana cara pencegahan diare?
1. Memberikan ASI
2. Mencuci tangan [ ] A1-4
3. Perhatikan kebersihan lingkungan
4. Semua benar
5 Bagaimana pengobatan diare pertama kali yang dapat ibu [ ] A1-5
Kelompok Desa No. Responden

lakukan pada anak?


1. Diberi larutan garam atau oralit buatan
2. Membeli obat di warung
3. Diberikan makanan yang banyak
4. Diberikan jamu tradisional
2. ISPA A2
1 Apakah anak ibu pernah mengalami sakit batuk
pilek/demam pada kurun waktu 1 tahun terakhir?
[ ] A2-1
1. Ya
2. Tidak
2 Apakah kejadian sakit batuk/pilek biasa tersebut lebih dari
14 hari ?
[ ] A2-2
1. Ya
2. Tidak
3 Apakah anak anda mengalami kejadian sakit batuk/pilek
lebih dari 2 kali
dalam kurun waktu 1 tahun terakhir? [ ] A2-3
1. Ya
2. Tidak

B. Ketersediaan Pangan B
1. Tahap 1 B1
1 Apakah Ibu khawatir jika makanan Ibu akan habis sebelum
mendapatkan uang untuk membeli makanan kembali?

Apakah hal tersebut sering terjadi, kadang terjadi, atau tidak


pernah terjadi pada rumah tangga Ibu dalam 12 bulan [ ] B1-1
terakhir?
1. Sering terjadi
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
2 Makanan yang Ibu beli tidak bertahan lama, dan Ibu tidak
punya uang untuk mendapatkan lebih banyak

Apakah hal tersebut sering terjadi, kadang terjadi, atau tidak


pernah terjadi pada rumah tangga Ibu dalam 12 bulan [ ] B1-2
terakhir?
1. Sering terjadi
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
3 Ibu tidak mampu untuk makan makanan seimbang? [ ] B1-3
Kelompok Desa No. Responden

Apakah hal tersebut sering terjadi, kadang terjadi, atau tidak


pernah terjadi pada rumah tangga Ibu dalam 12 bulan
terakhir?

1. Sering terjadi
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
Jika tanggapan afirmatif (yaitu “sering terjadi” atau “terkadang terjadi”) terhadap satu
atau lebih pertanyaan 1-3, lanjutkan ke tahap 2, jika tidak lanjutkan ke tahap
terakhir
2. Tahap 2 B2
1 Dalam 12 bulan terakhir apakah (Ibu atau orang dewasa
lainnya di rumah Ibu) pernah mengurangi jumlah makanan
atau melewatkan makan karena tidak cukup uang untuk
B2-
makan? [ ]
1
1. Iya
2. Tidak (lewati No 5)
2 Jika Iya, seberapa sering hal tersebut terjadi?
1. Hampir setiap bulan B2-
[ ]
2. Beberapa bulan tapi tidak setiap bulan 2
3. Hanya 1 atau 2 bulan
3 Dalam 12 bulan terakhir, apakah Ibu pernah makan lebih
sedikit dari yang seharunya Ibu makan untuk tidak cukup
B2-
untuk uang makan? [ ]
3
1. Iya
2. Tidak
4 Dalam 12 bulan terakhir, apakah setiap Ibu lapar tapi Ibu
tidak makan karena tidak cukup uang untuk makan? B2-
[ ]
1. Iya 4
2. Tidak
5 Dalam 12 bulan terakhir, apakah berat badan Ibu menurun
karena tidak cukup uang untuk makan? B2-
[ ]
1. Iya 5
2. Tidak
Jika terdapat tanggap afirmatif (“Iya”) terhadap satu atau lebih pertanyaan 4-8
lanjutkan ke tahap 3, jika tidak lanjutkan ke tahap terakhir
3. Tahap 3 B3
1 Dalam 12 bulan terakhir apakah (Ibu / orang dewasa [ ] B3-1
lainnya yang berada di rumah) tidak pernah makan
sepanjang hari karena tidak cukup uang untuk makan?
Kelompok Desa No. Responden

1. Iya
Tidak (Lewati No 10)
2 Jika iya, seberapa sering hal tersebut terjadi?
1. Hampir setiap bulan
[ ] B3-2
2. Beberapa bulan tapi tidak setiap hari
3. Hanya 1 atau 2 bulan
4. Tahap 4 B4
1 Ibu hanya mengandalkan beberapa jenis makanan dengan
biaya yang rendah untuk memberi makan anak Ibu karena
Ibu kekurangan uang untuk membeli makanan
[ ] B4-1
1. Sering terjadi
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
2 Ibu tidak bisa memberi makan anak Ibu makanan yang
seimbang karena tidak mampu
[ ] B4-2
1. Sering terjadi
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
3 Ibu atau anak Ibu tidak cukup makan karena ibu tidak
mampu menyediakan cukup makan
1. Sering terjadi [ ] B4-3
2. Terkadang terjadi
3. Tidak pernah terjadi
Jika terdapat tanggapan afirmatif (yaitu “sering terjadi” atau “terkadang terjadi”)
terhadap satu atau lebih pertanyaan pada tahap 4 makan lanjutkan pada tahap 5 jika
tidak lanjutkan ke tahap terakhir
5. Tahap 5 B5
1 Dalam 12 bulan terakhir, sejak (bulan ini) tahun lalu,
apakah Ibu pernah mengurangi makanan anak Ibu karena
tidak cukup uang untuk makan? [ ] B5-1
1. Iya
2. Tidak
2 Dalam 12 bulan terakhir, apakah anak Ibu pernah
melewatkan makan karena tidak cukup uang untuk makan?
[ ] B5-2
1. Iya
2. Tidak (lewati no 3)
3 Jika iya, seberapa sering hal ini terjadi?
1. Hampir setiap bulan
[ ] B5-3
2. Beberapa bulan tapi tidak setiap bulan
3. Hanya 1 atau 2 bulan
Kelompok Desa No. Responden

4 Dalam 12 bulan terakhir, apakah anak Ibu pernah lapar tapi


Ibu tidak mampu membeli makan?
[ ] B5-4
1. Iya
2. Tidak
5 Dalam 12 bulan terakhir apakan anak Ibu tidak pernah
makan sepanjang hari karena tidak cukup uang untuk
membeli makan? [ ] B5-5
1. Iya
2. Tidak

C. Pola Asuh C
1. Pola Asuh Demokratis C1
1 Apakah Ibu menemani anak saat makan?
1. Iya [ ] C1-1
2. Tidak
2 Apakah Ibu membujuk anak jika tidak mau makan?
3. Iya [ ] C1-2
4. Tidak
3 Apakah Ibu menyiapkan makanan setiap hari?
1. Iya [ ] C1-3
2. Tidak
4 Apakah Ibu membiasakan anak untuk makan pagi?
1. Iya [ ] C1-5
2. Tidak
5 Apakah Ibu menyajikan menu makanan bervariasi?
1. Iya [ ] C1-5
2. Tidak
2. Pola Asuh Otoriter C2
1 Apakah Ibu memarahi anak jika makan sambil bermain?
1. Iya [ ] C2-2
2. Tidak
2 Apakah Ibu memaksa anak jika tidak mau makan?
1. Iya [ ] C2-3
2. Tidak
3 Apakah Ibu menghukum anak jika makanannya tidak
dihabiskan?
[ ] C2-4
1. Iya
2. Tidak
4 Apakah Ibu memarahi anak jika makan tidak tepat waktu? [ ] C2-5
1. Iya
Kelompok Desa No. Responden

2. Tidak
3. Pola Asuh Permisif C3
1 Apakah Ibu tidak menemani anak saat makan?
1. Iya [ ] C3-1
2. Tidak
2 Apakah Ibu membiarkan anak makan sambil bermain?
1. Iya [ ] C3-2
2. Tidak
3 Apakah Ibu membiarkan anak jika tidak mau makan?
1. Iya [ ] C3-3
2. Tidak
4 Apakah Ibu membiarkan anak makan tidak tepat waktu?
1. Iya [ ] C3-4
2. Tidak
5 Apakah Ibu membiarkan anak makan sendiri?
1. Iya [ ] C3-5
2. Tidak
6 Apakah Ibu membiarkan anak tidak suka makan sayur?
1. Iya [ ] C3-6
2. Tidak

D. Higiene dan Sanitasi Lingkungan D


1. Higiene D1
1 Apakah Ibu mencuci piring dan gelas dengan air dan sabun?
1. Iya [ ] D1-1
2. Tidak
2 Berapa kali Ibu memandikan anak dalam 1 hari?
1. ≥ 2 kali [ ] D1-2
2. < 2 kali
3 Apakah Ibu mencuci tangan ketika hendak memberikan makan
pada anak?
[ ] D1-3
1. Iya
2. Tidak
4 Apakah anak Ibu sebelum dan sesudah makan selalu mencuci
tangan dengan sabun?
[ ] D1-4
1. Iya
2. Tidak
5 Bila anak sedang bermain di luar rumah apakah anak memakai [ ] D1-5
alas kaki?
1. Iya
Kelompok Desa No. Responden

2. Tidak
6 Apakah Ibu membersihkan kuku anak?
1. Iya [ ] D1-6
2. Tidak
7 Apakah Ibu menggosok gigi anak?
1. Iya [ ] D1-7
2. Tidak
2. Sanitasi Lingkungan D2
1 Apakah Ibu mempunyai jamban keluarga di dalam rumah?
1. Iya [ ] D2-1
2. Tidak
2 Apakah Ibu mempunyai saluran pembuangan air limbah di
rumah?
[ ] D2-2
1. Iya
2. Tidak
3 Apakah Ibu di rumah ada tempat pembuangan sampah?
1. Iya [ ] D2-3
2. Tidak
4 Apakah Ibu mempunyai ventilasi yang cukup baik?
1. Iya [ ] D2-4
2. Tidak
5 Apakah Ibu menampung air bersih untuk memasak?
1. Iya [ ] D2-5
2. Tidak
6 Apakah Ibu membersihkan tempat-tempat penampungan air
minimal satu kali satu minggu?
[ ] D2-6
1. Iya
2. Tidak
7 Apakah sumber air minum bersih yang digunakan?
1. PDAM
2. Sungai/danau/air hujan
[ ] D2-7
3. Sumur bor/pompa
4. Kran/hidran minum
5. Air kemasan

E. Praktik Pemberian ASI dan MPASI E


1. Pemberian ASI E1
1 Apakah anak masih diberikan air susu ibu (ASI) hingga saat
ini?
[ ] E1-1
1. Iya
2. Tidak
Kelompok Desa No. Responden

2 Apakah saat ini anak diberikan susu formula?


1. Iya [ ] E1-2
2. Tidak
3 Apakah setelah anak Ibu lahir, dilakukan IMD (inisiasi
menyusui dini) anak ditelungkupkan diantara payudara Ibu?
[ ] E1-3
1. Iya
2. Tidak
4 Apakah Ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada
anak Ibu?
[ ] E1-4
1. Iya
2. Tidak
5 Apakah Ibu bersedia memberikan ASI hingga anak berumur 2
tahun?
[ ] E1-5
1. Iya
2. Tidak
2. Pemberian MPASI E2
1 Berapakah usia anak diberikan makanan pendamping ASI
pertama kali?
1. < 6 bulan [ ] E2-1
2. 6 bulan
3. > 6 bulan
2 Berapakah jenis bahan dasar dalam MPASI yang diberikan
kepada anak saat ini?
1. 1 jenis bahan dasar
[ ] E2-2
2. 2 jenis bahan dasar
3. 3 jenis bahan dasar
4. 4 jenis bahan dasar
3 Berapakah frekuensi pemberian MPASI kepada anak dalam
sehari?
1. 1-2 kali makanan utama, 1-2 kali makanan cemilan [ ] E2-3
2. 2-3 kali makanan utama, 1-2 kali makanan cemilan
3. 3-4 kali makanan utama, 1-2 kali makanan cemilan
4 Berapakah porsi pemberian MPASI kepada anak dalam setiap
kali makan?
6. 2-3 sendok makan dan ditingkatkan bertahap sampan
½ mangkok kecil atau setara 125 ml [ ] E2-4
7. ½ mangkok kecil atau setara 125 ml
8. ¾ sampai 1 mangkok kecil atau setara dengan 175-250
ml
Kelompok Desa No. Responden

A. Asupan Energi (Recall 24 Jam) F


Waktu Nama
Bahan URT Gram
Makan Makanan

B. Berat dan Panjang Lahir Badan G


1. Berat Badan G1
1 Apakah Ibu ingat berat badan anak Ibu saat lahir?
1. Ya (jika iya lanjut no 2) [ ] G1-1
2. Tidak
2 Berapakah berat badan anak Ibu saat lahir?
1. > 2500 gram
[ ] G1-2
2. 1500-2500 gram
3. 1000-1500 gram
2. Panjang Lahir Badan G2
Kelompok Desa No. Responden

1 Apakah Ibu ingat panjang badan anak Ibu saat lahir?


1. Iya [ ] G2-1
2. Tidak
2 Berapakah panjang anak Ibu saat lahir?
1. < 48 cm [ ] G2-2
2. > 48 cm

C. Akses Pelayanan Kesehatan H

1 Dimanakah Ibu dan anak memeriksakan kesehatan?


1. (UKBM) Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (Posyandu, Poskesdes, Polindes)
[ ] H1
2. Non UKBM (Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu, Praktik
Doter, Praktik Bidan)
3. Lainnya (Sebutkan)
2 Berapakah waktu perkiraan waktu tempuh dari rumah Ibu
ke pelayanan kesehatan (UKBM) Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (Posyandu, Poskesdes,
Polindes) [ ] H2
1. < 8 menit
2. > 8 menit
3. Tidak tahu
3 Berapakah waktu perkiraan waktu tempuh dari rumah Ibu
ke pelayanan kesehatan Non UKBM (Rumah Sakit,
Puskesmas, Pustu, Praktik Doter, Praktik Bidan)
, Polindes) [ ] H3
1. < 20 menit
2. > 20 menit
3. Tidak tahu
4 Bagaimana dengan transportasi untuk menuju pelayanan
kesehatan?
[ ] H4
1. Mudah
2. Sulit
5 Transportasi apa yang Ibu gunakan untuk mengunjungi
tempat pelayanan kesehatan?
1. Jalan kaki [ ] H5
2. Angkutan umum
3. Motor/mobil pribadi
Kelompok Desa No. Responden

F. Tingkat Pendapatan dan Pendidikan Orang Tua I


Petunjuk: Tulis jawaban pada kotak sebelah kanan sesuai dengan pilihan jawaban
yang telah disediakan
1. Pendapatan Orang Tua I1
1 Pendapatan keluarga
UMK Depok = Rp 4.339.514
[ ] I1-1
1. <UMK Depok
2. = UMK Depok
3. > UMK Depok
2 Pekerjaan Ibu
1. Tidak bekerja
2. Buruh
3. Karyawan swasta [ ] I1-2
4. Wirausaha/pedagang
5. Pegawai Negeri Sipil
6. Lainnya, Sebutkan…………………
Pekerjaan Ibu
1. Tidak bekerja
2. Buruh
3. Karyawan swasta [ ] I1-3
4. Wirausaha/pedagang
5. Pegawai Negeri Sipil
Lainnya, Sebutkan…………………
4 Jumlah anggota keluarga Jawaban:
…………...
I1-4
orang

2. Pendidikan Orang Tua I2


1 Tingkat Pendidikan Ibu
1. Tidak pernah sekolah
2. Tamat SD
[ ] I2-1
3. Tamat SMP
4. Tamat SMA
5. Tamat Perguruan Tinggi
2 Tingkat Pendidikan Ayah
1. Tidak pernah sekolah
2. Tamat SD
[ ] I2-2
3. Tamat SMP
4. Tamat SMA
5. Tamat Perguruan Tinggi
Kelompok Desa No. Responden
Kelompok Desa No. Responden

BAB VII
PERENCANAAN PROGRAM GIZI

a. Problem Tree

Keterlambatan
Pubertas Penurunan
Perkembangan Malnutrisi
Melambat Kapasitas Belajar
Fisik dan Kognitif

Tingginya Prevalensi Stunting Pada Anak Baduta di Wilayah Puskesmas Duren


Seribu Depok

Rendahnya Asupan Zat Gizi


Tingginya Prevalensi BBLR
Makro Pada Baduta

Keterbatasan Rendahnya
Rendahnya Pemberian
keterampilan Ibu Pengetahuan Ibu
ASI Eksklusif dan
dalam memilih Terkait Asupan Zat
MPASI Gizi Seimbang
makanan Gizi

Kurangnya Sumber Informasi Rendahnya Pendapatan


Mengenai Stunting Keluarga
Kelompok Desa No. Responden

b. Objective Tree

Keterlambatan
Pubertas Penurunan
Perkembangan Malnutrisi
Melambat Kapasitas Belajar
Fisik dan Kognitif

Menurunnya Prevalensi Stunting Pada Anak Baduta di Wilayah Puskesmas Duren


Seribu Depok

Meningkatnya Asupan Zat Gizi


Menurunnya Prevalensi BBLR
Makro Pada Baduta

Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya


Pemberian ASI keterampilan Ibu Pengetahuan Ibu
Eksklusif dan MPASI dalam memilih Terkait Asupan Zat
Gizi Seimbang makanan Gizi

Tersedianya Sumber Informasi Pendapatan Keluarga


Mengenai Stunting Tercukupi
Kelompok Desa No. Responden

c. Analisis Partisipasi

Pihak Kategori Karakteristik Motiv Potensi Implikasi


Ibu Pengasuh Perhatian dan Menentukan Memiliki Menjadi
dan Pengasuhan dan pengetahuan sasaran
Pendidik pada anak menyiapkan mengenai utama
Anak makanan yang kesehatan anak
bergizi bagi dan juga dapat
anak dan memilih serta
keluarga serta menyiapkan
menjaga makanan yang
kesehatan bergizi bagi
anak anak dan
keluarga
Ayah Pendukung Menafkahi Bekerja untuk Pekerjaan yang Menjadi
Utama keluarga untuk menafkahi memiliki sasaran
menjamin keluarga guna pendapatan sekunder
ketersediaan mencukupi kurang yang atau
pangan dan kebutuhan berakibat pendukung
mendukung pangan ketersediaan terlaksanany
Istri untuk keluarga terhadap a program
selalu memilih pangan yang
makanan bergizi tidak
bergizi untuk tercukupi
keluarga
Ahli Pendukung Sumber dalam Memberikan - Membantu - Membantu
Gizi Dalam pemberian edukasi yang program yang menentukan
Pemberian edukasi, tepat terkait sudah status gizi
Asuhan Gizi intervensi, dan gizi pada direncanakan baduta
motivasi baduta dan - Membantu
juga - Menginginkan Ibu dalam
pengetahuan adanya melakukan
mengenai peningkatan pemilihan
stunting kesehatan pada bahan
anak baduta makanan

- Menginginkn
adanya
penuruunan
prevalensi
stunting
Kelompok Desa No. Responden

d. Analisis Alternatif

Goal Menurunkan Prevalensi Stunting Pada Baduta


di Wilayah Puskesmas Duren Seribu Depok
Kriteria Alternatif 1 : Alternatif 2:
Peningkatan Asupan Zat Menurunnya
Gizi Makro pada Baduta prevalensi BBLR
di wilayah Puskesmas Projek:
Duren Seribu Memberikan edukasi
Projek: mengenai pentingnya
Memberikan edukasi pemenuhan gizi pada
mengenai asupan gizi Ibu dari masa
seimbang untuk baduta sebelum hamil
1. Sumber Daya 4 4
Manusia 4 3
Dana 3 3
Sarana – Prasarana 3 3
Waktu 5 4
2. Dukungan Kebijakan 4 4
3. Dukungan Masyarakat 5 4
4. Keberlanjutan 5 5
Total Skor 33 30
Keterangan:
1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Netral
4 = Setuju 5 = Sangat setuju

Simpulan:
Berdasarkan hasil skoring analisis alternatif tersebut, maka alternatif yang dipilih
adalah alternatif 1 yaitu Peningkatan Asupan Zat Gizi Makro Pada Baduta di
Wilayah Puskesmas Duren Seribu sebagai alternatif strategi untuk menurunkan
prevalensi stunting
Kelompok Desa No. Responden

e. Project Planning Matrix

PROJECT PLANNING MATRIX


Nama Program: API CINTA (Ayo Perangi dan Cegah Jangka Waktu: 1 Minggu
Stunitng Baduta)
Tujuan dan Kegiatan Indikator Program Sumber Asumsi
a) Goal Setelah dilakukannya Data -Mendapatkan dukungan
Menurunkan prevalensi intervensi selama 1 Sekunder partisipasi dari partisipan
stunting pada baduta di minggu dan stakeholder terkait
wilayah Puskesmas pencegahan stunting
Duren Seribu -Keterampilan dari tim
pelaksana untuk
mendukung berjalannya
program
b) Project Purpose Setelah dilakukannya Data Tersedianya anggara dari
Untuk menciptakan intervensi selama 1 Primer sector pendukung lainnya
peningkatan asupan zat minggu setidaknya 10% 2021 serta kerja sama dari
gizi makro pada baduta di dari target populasi partisipan
wilayah Puskesmas Duren mengonsumsi asupan
Seribu zat gizi makro yang
adekuat sesuai dengan
AKG

c) Output/results - Pre dan post test Survei 1. Penduduk yang anaknya


1. Meningkatkan mengenai stunting mengalami stunting di
pengetahuan mengenai pada anak wilayah Puskesmas
pentingnya pemenuhan - Ibu menerina Duren Seribu
zat gizi seimbang bagi informasi sehingga 2. Penduduk yang
baduta termotivasi untuk memiliki anak usia di
2. Meningkatkan melakukan bawah dua tahun di
pengetahuan mengenai pencegahan stunting wilayah Puskesmas
upaya pencegahan pada anak Duren Seribu
stunting
3.

d) Kegiatan A. Pengumpulan Data


Kelompok Desa No. Responden

1. Pengumpulan data - Melakukan pengumpulan data di Puskesmas Duren


baduta di wilayah Seribu
puskesmas Duren Seribu
- Print out kertas kuesioner: Rp 65.000
2. Penyuluhan kepada Ibu
B. Penyuluhan “API CINTA” (Ayo Perangi dan Cegah
mengenai program “API
Stunting Baduta)
CINTA (Ayo Perangi
- Sumber daya manusia: 20 responden Ibu yang memili
dan Cegah Stunting
baduta di wilayah Puskesmas Duren Seribu
Baduta)
3. Rangkaian kegiatan - Cetak leaflet: Rp 100.000

“API CINTA”: - Souvenir: Rp 350.000


a. Melakukan penyuluhan
kepada Ibu yang memiliki Jumlah: Rp 510.000
baduta mengenai stunting
pada anak
Kelompok Desa No. Responden

BAB VIII
PELAKSANAAN PROGRAM INTERVENSI GIZI

a. Waktu dan Tempat Intervensi


1. Waktu Pelaksanaan

Hari : Senin, 8 Maret 2021


Waktu : 16.00 – selesai
Tempat Pelaksanaan : Whatsapp Group

b. Gambaran Umum Kegiatan Intervensi


1. Judul Kegiatan : API CINTA (Ayo Perangi dan Cegah Stunting
Baduta)
2. Tema Kegiatan : Penyuluhan Edukasi Mengenai Faktor, Dampak, dan
Upaya Pencegahan Stunting Pada Baduta
3. Sasaran : Ibu yang memiliki baduta di wilayah Puskesmas
Duren Seribu
4. Rangkaian Kegiatan :

Waktu Kegiatan Keterangan

Pembukaan kegiatan di
16.00-16.10 -
whatspapp

c. Materi Intervensi
1. Pengertian Stunting
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai dengan
penurunan kecepatan pertumbuhan dan merupakan dampak dari
ketidakseimbangan gizi. Stunting didasarkan pada indeks panjang badan
dibandingkan dengan umur atau tinggi badan disbanding dengan umur dengan
batas Z score kurang dari -2 SD (Apriluana, 2018). Stunting pada balita perlu
Kelompok Desa No. Responden

menjadi perhatian khusus karena nantinya akan menghambat perkembangan


fisik dan kognitif anak (Maywita, 2018).
2. Penyebab Stunting
Terdapat beberapa faktor dari penyebab stunting:
a. Faktor Rumah dan Keluarga
- Faktor Ibu
 Ibu kurang gizi dari masa sebelum hamil, kehamilan hingga
menyusui
 Ibu hamil di usia remaja
 Ibu melahirkan premature
 Ibu memiliki postur tubuh secara bawaan pendek
- Lingkungan Fisik Rumah Kurang Bersih
 Kebersihan rumah yang kurang
 Sanitasi dan suplai air bersih kurang baik
- Stimulasi dan Perawatan Kurang Memadai
 Pemberian stimulasi dan kegiatan anak kurang baik
 Anak tidak mendapat perawatan kesehatan yang baik misalya
imunisasi
b. Faktor Pemberian Makan
- Kualitas Makanan Kurang Baik
 Makanan rendah gizi
 Jenis makanan yang kurang bervariasi dan kurang sumber
protein hewani
 Makanan pelengkap memiliki kandungan energi yang rendah
- Praktik Pemberian Makan yang Tidak Tepat
 Pemberian makan tidak cukup sering atau porsi makan
kurang
 Pemberian makan yang kurang saat anak sakit dan di masa
pemulihan
 Pemberian makan yang tidak responsive
- Kebersihan Makanan dan Air Kurang Terjaga
 Makanan dan minum terkontaminasi
 Praktik hidup bersih yang kurang misalnya tidak
membiasakan mencuci tangan
c. Faktor Menyusui
Kelompok Desa No. Responden

- Pratik Menyusui Tidak Tepat


 Tidak melakukan inisiasi menyusui dini ketika lahir
 Tidak melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan
pertama
 Pemberhentian menyusui sebelum usia 2 tahun
d. Faktor Infeksi
- Infeksi Klinis
 Infeksi pencernaan atau pernapasan
 Penurunan nafsu makan karena infkesi
Sumber: Modul Pendidikan Keluarga Pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan

3. Upaya Pencegahan Stunting


a. Pemenuhan Gizi Selama Masa Hamil dan Menyusui
- Untuk Ibu Hamil
 Mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk ibu
hamil
 Mengnonsumsi buah-buahan yang mengnadung vitamin C
untuk membantu penyerapan zat besi
 Mengonsumsi tablet penambah darah agar tidak mengalami
anemia
- Melakukan inisiasi menyusui dini
- Memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan
- Pemberian MPASI yang bergizi pada usia 6-24 bulan
MPASI yang baik adalah yang kaya energi, protein,
mikronuterien, mudah dimakan anak, dan disukai anak yang
berasal dari bahan makanan local dan terjangkau. Menu Mpasi
berdasarkan acuan WHO-UNICEF adalah menu keluarga dan
komposisi pedoman gizi seimbang yang membedakan hanya
tekstur sesuai dengan usia anak. Menu gizi seimbang pada
anak dikenal dengan 4 bintang, yaitu:
1. Satu bintang terdiri dari makanan pokok yaitu nasi,
jagung, uni, sorgum, singkong, dll
2. Dua bintang yaitu sumber vitamin, buah dan sayur
Kelompok Desa No. Responden

3. Tiga bintang yaitu kacang-kcangan atau lauk nabati


seperti tempe, tahu, kacang merah, kacang tanah, dll
4. Empat bintang yaitu sumber hewani seperti daging sapi,
ayam, ikan, ati, susu, dll
Terdapat hubungan antara tingkat asupan energi dengan
kejadian stunting pada anak. Asupan energi yang tidak
seimbang dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
energy yang nantinya terjadi masalah gizi. Anak yang tingkat
asupan energy yang rendah dapat mempengaruhi fungsi dan
structural dari perkembangan otak serta mengakibatkan
pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang terhambat
(Ayungingyas, 2018).
b. Memberikan imunisasi dasar yang lengkap yaitu imunisasi HB, BCG,
polio, DPT, Hib, dan campak
c. Praktik pemberian makan yang responsif, hal ini karena orang tua
perlu memperhatikan bukan saja apa yang dimakan anak melainkan
juga bagaimana proses makan itu berlangsung. Kekurangan gizi pada
anak juga dapat disebabkan karena anak menolak makan sebagai
dampak dari suasana makan yang tidak menyenangkan. Oleh karena
itu, perlu adanya praktik makan yang responsif atau dua arah dari anak
dan orang tua
d. Pembentukan kebiasaan yang baik untuk menjaga kebersihan dengan
mulai mencuci tangan pakai sabun,melakukan proses menyiapkan dan
menyimpan makanan yang higienis, membuang sampah pada
tempatnya, dan menjaga kebersihan rumah

4. Dampak Stunting
Stunting yang terjadi pada anak yang berusia sebelum 2 tahun dapat membuat
hasil kognitif dan pendidikan yang kurang pada masa anak-anak dan remaja,
perkembangan kognitif tersebut meliputi keterampilan berfikir, keteramilan
belajar, dan pemecahan masalah (Sumartini, 2020). Dampak lainnya adalah
anak nantinya akan mudah terkena penyakit degeneratif seperti obesitas dan
diabetes mellitus (Dasma, 2019). Selain itu, dampak lainnya adalah anak lebih
rentan terkena penyakit infeksi, dan nantinya juga dapat mengalami
keterlambatan pubertas (Buku Modul 1000 HPK)

Anda mungkin juga menyukai