Subjektif:
Keluhan Utama:
Penurunan kesadaran 1 jam SMRS.
1. Objektif :
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit berat
Kesadaran : tupor
Keadaan gizi : Gizi baik
Tekanan darah : 184/105 mmHg.
Nadi : 100 kali / menit.
Suhu : 37,1oC
Pernapasan : 24 kali / menit.
SaO2 :100% dengan O2 binasal 3 l/menit
Status Generalisata
Kulit : Turgor kulit baik, tidak ikterik, tidak sianosis
KGB : Tidak terdapat pembesaran KGB di leher.
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-).
Telinga : Tidak diperiksa
Hidung : Tidak diperiksa
Tenggorokan : sulit dinilai
Gigi dan Mulut : sulit dinilai
Leher : jvp 5-2 cm H20
Thoraks
a. Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, dalam keadaan statis dinamis
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler di kedua lapangan paru, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-).
b. Jantung
Inspeksi : Iktus jantung tidak terlihat.
Palpasi : iktus tidak teraba
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : reguler bising tidak ada, bunyi jantung tambahan tidak
ada.
Abdomen
Inspeksi : distensi tidak ada.
Palpasi : hepar, lien tidak teraba membesar.
Perkusi : timpani.
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time < 2 detik, edema (-/-),
tampak luka balutan bekas operasi pada pedis dextra
Laboratorium
6/5/19
Hb : 9,2 gr/dl Hematokrit : 27 %
Leukosit : 17.900 /mm3 Trombosit : 711.000 /mm3
Gds : 18 mg/dl
2. Assesment
Diagnosis Kerja : NIDDM Hipoglikemia, hipertensi, anemia, ulkus
pedis
4. Plan
1) Umum
Istirahat
2) Khusus
O2 3li/menit
Pasang monitor
IVFD RL 8 jam/kolf
Cek GD->18mg/dl -> ganti IVFD D10% +bolus D40% 2flc ->GD
108mg/dl ->kesadaran apatis
Protokol hipoglikemia
Jika GD <60mg/dl bolus d40% 2 flc cek GD/15menit
Jika GD 60-80 mg/dl bolus d40% 1 flc. Cek GD/jam
Jika 3x berturut turut GD> 100mg/dl cek gd/4jam
Jika >250mg/dl inf nacl 0,9% 8 jam /kolf
Amlodipin 5mg SL ->1/2 jam kemudian 150/80mmhg
IVFD D10% 8jam/kolf
Amlodipin 1x5mg pagi
Ceftriaxone 2x1gr skintest
Crossmatch PRC 1 unit pre dexamethason, pre lasix
Obat poli ( folic acid 2x, metformin 3x500mg, ibuprofen 2x200,
vip albumin 3x, levofloxacin1x500mg) lanjutkan
Redressing 2x/hari
3) Rencana
Cek ur. Cr elektrolit, albumin, profil lipid, rontgen toraks
Follow up
20 Mei 2019
Rawatan Hari I
S : - Penurunan kesadaran tiba tiba 1 hari SMRS
- pucat (+)
- Post op gangren
- Riwayat DM (+) HT(+)
O :
Keadaan Umum : Sedang Nadi : 101kali/menit
Kesadaran : Compos Mentis Nafas : 20 kali/menit
Tekanan Darah : 144/96 mmHg Suhu : 37º C
GD 60 (09.00)
GD 59 (10.00)
A: NIDDM hipoglikemia
Anemia
Hipertensi
Gangren pedis
P: crossmatch PRC 1 unit prelasix pre dexamethason 1 ampul
Redressing 2xhari
Protokol hipoglikemia lanjut
Cek ur cr elektrolit albumin
21 Mei 2019
Rawatan Hari II
S : - keringat dingin (-)
- dada terasa panas
- mual (+)
- Batuk (+), berdahak
O :
Keadaan Umum : Sedang Nadi : 90 kali/menit
Kesadaran : Compos Mentis Nafas : 22 kali/menit
Tekanan Darah : 118/69 mmHg Suhu : 37º C
Paru: ronki +/+ wheezing -/-
GD : 109/46/42/162/199/207/400
A : Hipoglikemia teratasi
Anemia
P:
• Sleeding scale aff
• Cek gdp gd2pp
• Farmavont inj 3x1 amp
• Lansoprazol inj 1x1 amp
• Mecobalamin 2x1
• Ivfd nacl 0,9% 8 jam /kolf
24 Mei 2019
Rawatan Hari IV
S : - Makan mau
- Batuk menurun,
- Mual (-)
O :
Keadaan Umum : Sedang Nadi : 72 kali/menit
Kesadaran : Compos Mentis Nafas : 20 kali/menit
Tekanan Darah : 114/61 mmHg Suhu : afº C
I. DEFINISI
Hipoglikemia Hipoglikemia ditandai dengan menurunya kadar glukosa darah
< 70 mg/dl. Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi glukosa serum dengan
atau tanpa adanya gejala-gejala sistem otonom, seperti adanya whipple’s triad:1
i. Terdapat gejala-gejala hipoglikemia
ii. Kadar glukosa darah yang rendah
iii. Gejala berkurang dengan pengobatan.
II. EPIDEMIOLOGI
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes
pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi
diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua
kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi
orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti
kelebihan berat badan atau obesitas. 2
Jika dibandingkan dengan tahun 2013, prevalensi DM berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi
2%. Provinsi dengan prevalensi DM tertinggi semua umur berdasarkan diagnosis
dokter juga masih di DKI Jakarta dan terendah di NTT. 2
III. ETIOPATOGENESIS
Sebagian pasien dengan diabetes dapat menunjukkan gejala glukosa darah
rendah tetapi menunjukkan kadar glukosa darah normal. Di lain pihak, tidak
semua pasien diabetes mengalami gejala hipoglikemia meskipun pada
pemeriksaan kadar glukosa darahnya rendah. Penurunan kesadaran yang terjadi
pada penyandang diabetes harus selalu dipikirkan kemungkinan disebabkan oleh
hipoglikemia. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan
sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia akibat sulfonilurea dapat berlangsung
lama, sehingga harus diawasi sampai seluruh obat diekskresi dan waktu kerja obat
telah habis. Hipoglikemia pada usia lanjut merupakan suatu hal yang harus
dihindari, mengingat dampaknya yang fatal atau terjadinya kemunduran mental
bermakna pada pasien.1
V. PENATALAKSANAAN
Pengawasan glukosa darah pasien harus dilakukan selama 24-72 jam,
terutama pada pasien dengan gagal ginjal kronik atau yang mendapatkan terapi
dengan OHO kerja panjang. Perbaikan kesadaran pada DM usia lanjut sering lebih
lambat dan memerlukan pengawasan yang lebih lama. Rekomendasi pengobatan
hipoglikemia:1
1. Hipoglikemia Ringan:1
1.1. Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa (karbohidrat sederhana)
1.2. Glukosa murni merupakan pilihan utama, namun bentuk karbohidrat lain
yang berisi glukosa juga efektif untuk menaikkan glukosa darah.
1.3. Makanan yang mengandung lemak dapat memperlambat respon kenaikkan
glukosa darah.
1.4. Glukosa 15–20 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan dalam air adalah
terapi pilihan pada pasien dengan hipoglikemia yang masih sadar
1.5. Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus dilakukan setelah 15
menit pemberian upaya terapi. Jika pada monitoring glukosa darah 15
menit setelah pengobatan hipoglikemia masih tetap ada, pengobatan dapat
diulang kembali.
1.6. Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah mencapai normal,
pasien diminta untuk makan atau mengkonsumsi snack untuk mencegah
berulangnya hipoglikemia.