Anda di halaman 1dari 13

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

 Subjektif:

Keluhan Utama:
 Penurunan kesadaran 1 jam SMRS.

Riwayat penyakit Sekarang


Tidak sadarkan diri tiba tiba 1 jam sebelum masuk rumah sakit.
OS tidak sadarkan diri tiba tiba 1 jam sebelum masuk rumah sakit, OS
terakhir kali makan 3 jam SMRS, hanya masuk 1-2sdk makan bubur.
OS tetap minum obat antihiperglikemia seperti biasa.
OS lebih banyak beraktivitas ditempat tidur
Nafsu makan menurun
Mual ada muntah tidak ada
Batuk ada 3 hari smrs tidak berdahak
Demam tidak ada
BAB BAK tidak ada keluhan

Riwayat Penyakit Dahulu


OS dengan riwayat DM dan HT.
Post rawatan ulkus pedis tanggal 7/5/19
Obat poli amlodipin 1x5mg, metformin 3x500mg, levofloxacin 1x500mg
vip albumin 3x1

Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu pasen dengan HT.

Riwayat sosial ekonomi


 OS adalah pensiunan PNS

1. Objektif :
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Sakit berat
Kesadaran : tupor
Keadaan gizi : Gizi baik
Tekanan darah : 184/105 mmHg.
Nadi : 100 kali / menit.
Suhu : 37,1oC
Pernapasan : 24 kali / menit.
SaO2 :100% dengan O2 binasal 3 l/menit

Status Generalisata
Kulit : Turgor kulit baik, tidak ikterik, tidak sianosis
KGB : Tidak terdapat pembesaran KGB di leher.
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-).
Telinga : Tidak diperiksa
Hidung : Tidak diperiksa
Tenggorokan : sulit dinilai
Gigi dan Mulut : sulit dinilai
Leher : jvp 5-2 cm H20
Thoraks
a. Paru
Inspeksi : bentuk dada simetris, dalam keadaan statis dinamis
Palpasi : fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler di kedua lapangan paru, ronkhi (-/-), wheezing
(-/-).
b. Jantung
Inspeksi : Iktus jantung tidak terlihat.
Palpasi : iktus tidak teraba
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : reguler bising tidak ada, bunyi jantung tambahan tidak
ada.
Abdomen
Inspeksi : distensi tidak ada.
Palpasi : hepar, lien tidak teraba membesar.
Perkusi : timpani.
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time < 2 detik, edema (-/-),
tampak luka balutan bekas operasi pada pedis dextra

Laboratorium
6/5/19
Hb : 9,2 gr/dl Hematokrit : 27 %
Leukosit : 17.900 /mm3 Trombosit : 711.000 /mm3
Gds : 18 mg/dl

Ureum : 37 mg/dl Natrium : 135mmol/l


Kreatinin : 0,9 mg/dl Kalium : 3,8mmol/l
Albumin : 3,4 g/dl Klorida :101 mmol/l

2. Assesment
Diagnosis Kerja : NIDDM Hipoglikemia, hipertensi, anemia, ulkus
pedis
4. Plan
1) Umum
Istirahat
2) Khusus
 O2 3li/menit
 Pasang monitor
 IVFD RL 8 jam/kolf
 Cek GD->18mg/dl -> ganti IVFD D10% +bolus D40% 2flc ->GD
108mg/dl ->kesadaran apatis
 Protokol hipoglikemia
 Jika GD <60mg/dl bolus d40% 2 flc cek GD/15menit
 Jika GD 60-80 mg/dl bolus d40% 1 flc. Cek GD/jam
 Jika 3x berturut turut GD> 100mg/dl cek gd/4jam
 Jika >250mg/dl inf nacl 0,9% 8 jam /kolf
 Amlodipin 5mg SL ->1/2 jam kemudian 150/80mmhg
 IVFD D10% 8jam/kolf
 Amlodipin 1x5mg pagi
 Ceftriaxone 2x1gr skintest
 Crossmatch PRC 1 unit pre dexamethason, pre lasix
 Obat poli ( folic acid 2x, metformin 3x500mg, ibuprofen 2x200,
vip albumin 3x, levofloxacin1x500mg) lanjutkan
 Redressing 2x/hari
3) Rencana
 Cek ur. Cr elektrolit, albumin, profil lipid, rontgen toraks
Follow up

20 Mei 2019
Rawatan Hari I
S : - Penurunan kesadaran tiba tiba 1 hari SMRS
- pucat (+)
- Post op gangren
- Riwayat DM (+) HT(+)
O :
Keadaan Umum : Sedang Nadi : 101kali/menit
Kesadaran : Compos Mentis Nafas : 20 kali/menit
Tekanan Darah : 144/96 mmHg Suhu : 37º C
GD 60 (09.00)
GD 59 (10.00)
A: NIDDM hipoglikemia
Anemia
Hipertensi
Gangren pedis
P: crossmatch PRC 1 unit prelasix pre dexamethason 1 ampul
Redressing 2xhari
Protokol hipoglikemia lanjut
Cek ur cr elektrolit albumin

21 Mei 2019
Rawatan Hari II
S : - keringat dingin (-)
- dada terasa panas
- mual (+)
- Batuk (+), berdahak

O :
Keadaan Umum : Sedang Nadi : 90 kali/menit
Kesadaran : Compos Mentis Nafas : 22 kali/menit
Tekanan Darah : 118/69 mmHg Suhu : 37º C
Paru: ronki +/+ wheezing -/-
GD : 109/46/42/162/199/207/400

A : Hipoglikemia teratasi
Anemia
P:
• Sleeding scale aff
• Cek gdp gd2pp
• Farmavont inj 3x1 amp
• Lansoprazol inj 1x1 amp
• Mecobalamin 2x1
• Ivfd nacl 0,9% 8 jam /kolf

24 Mei 2019
Rawatan Hari IV
S : - Makan mau
- Batuk menurun,
- Mual (-)
O :
Keadaan Umum : Sedang Nadi : 72 kali/menit
Kesadaran : Compos Mentis Nafas : 20 kali/menit
Tekanan Darah : 114/61 mmHg Suhu : afº C

A : NIDDM hipoglikemia (perbaikan)


Anemia
HT
P : Rawat jalan
ondansetron 3x1
Asam folat 2x1
Vip albumin 3x1
Levofloxacin 1x500mg
Amlodipin 1x5mg
Mecobalamin 2x1
Lansoprazol 1x1
Ambroxol 3x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI
Hipoglikemia Hipoglikemia ditandai dengan menurunya kadar glukosa darah
< 70 mg/dl. Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi glukosa serum dengan
atau tanpa adanya gejala-gejala sistem otonom, seperti adanya whipple’s triad:1
i. Terdapat gejala-gejala hipoglikemia
ii. Kadar glukosa darah yang rendah
iii. Gejala berkurang dengan pengobatan.

II. EPIDEMIOLOGI
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes
pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi
diabetes di dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua
kali lipat sejak tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi
orang dewasa. Hal ini mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti
kelebihan berat badan atau obesitas. 2
Jika dibandingkan dengan tahun 2013, prevalensi DM berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk umur ≥ 15 tahun hasil Riskesdas 2018 meningkat menjadi
2%. Provinsi dengan prevalensi DM tertinggi semua umur berdasarkan diagnosis
dokter juga masih di DKI Jakarta dan terendah di NTT. 2

III. ETIOPATOGENESIS
Sebagian pasien dengan diabetes dapat menunjukkan gejala glukosa darah
rendah tetapi menunjukkan kadar glukosa darah normal. Di lain pihak, tidak
semua pasien diabetes mengalami gejala hipoglikemia meskipun pada
pemeriksaan kadar glukosa darahnya rendah. Penurunan kesadaran yang terjadi
pada penyandang diabetes harus selalu dipikirkan kemungkinan disebabkan oleh
hipoglikemia. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh penggunaan
sulfonilurea dan insulin. Hipoglikemia akibat sulfonilurea dapat berlangsung
lama, sehingga harus diawasi sampai seluruh obat diekskresi dan waktu kerja obat
telah habis. Hipoglikemia pada usia lanjut merupakan suatu hal yang harus
dihindari, mengingat dampaknya yang fatal atau terjadinya kemunduran mental
bermakna pada pasien.1

Gambar 1. Faktor predisposisi dan pesipitasi hipoglikemia

IV. MANIFESTASI KLINIS


Pasien dengan resiko hipoglikemi harus diperiksa mengenai kemungkinan
hipoglikemia simtomatik ataupun asimtomatik pada setiap kesempatan. 1
Tabel 1. Tanda dan Gejala Hipoglikemia pada Orang Dewasa 1
Tanda Gejala
Autonomik Rasa lapar, berkeringat, gelisah, Pucat, takikardia,
paresthesia, palpitasi, widened pulsepressure
Tremulousness
Neuroglikopenik Lemah, lesu, dizziness, pusing, Cortical-blindness,
confusion, perubahan sikap, hipotermia, kejang, koma
gangguan kognitif, pandangan
kabur,diplopia
Hipoglikemia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa bagian terakit
dengan derajat keparahannya, yaitu : 1
i. Hipoglikemia berat: Pasien membutuhkan bantuan orang lain untuk
pemberian karbohidrat, glukagon, atau resusitasi lainnya.
ii. Hipoglikemia simtomatik apabila GDS < 70mg/dL disertai gejala
hipoglikemia.
iii. Hipoglikemia asimtomatik apabila GDS 70mg/dL dengan gejala
hipoglikemia.
iv. Probable hipoglikemia apabila gejala hipogllikemia tanpa pemeriksaan GDS

Hipoglikemia berat dapat ditemui pada berbagai keadaan, antara lain: 1


a. Kendali glikemik terlalu ketat
b. Hipoglikemia berulang
c. Hilangnya respon glukagon terhadap hipoglikemia setelah 5 tahun
terdiagnosis DMT1
d. Attenuation of epinephrine, norepinephrine, growth hormone, cortisol
responses
e. Neuropati otonom
f. Tidak menyadari hipoglikemia
g. End Stage Renal Disease (ESRD)
h. Penyakit / gangguan fungsi hati
i. Malnutrisi
j. Konsumsi alkohol tanpa makanan yang tepat

V. PENATALAKSANAAN
Pengawasan glukosa darah pasien harus dilakukan selama 24-72 jam,
terutama pada pasien dengan gagal ginjal kronik atau yang mendapatkan terapi
dengan OHO kerja panjang. Perbaikan kesadaran pada DM usia lanjut sering lebih
lambat dan memerlukan pengawasan yang lebih lama. Rekomendasi pengobatan
hipoglikemia:1
1. Hipoglikemia Ringan:1
1.1. Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa (karbohidrat sederhana)
1.2. Glukosa murni merupakan pilihan utama, namun bentuk karbohidrat lain
yang berisi glukosa juga efektif untuk menaikkan glukosa darah.
1.3. Makanan yang mengandung lemak dapat memperlambat respon kenaikkan
glukosa darah.
1.4. Glukosa 15–20 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan dalam air adalah
terapi pilihan pada pasien dengan hipoglikemia yang masih sadar
1.5. Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus dilakukan setelah 15
menit pemberian upaya terapi. Jika pada monitoring glukosa darah 15
menit setelah pengobatan hipoglikemia masih tetap ada, pengobatan dapat
diulang kembali.
1.6. Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah mencapai normal,
pasien diminta untuk makan atau mengkonsumsi snack untuk mencegah
berulangnya hipoglikemia.

2. Pengobatan pada hipoglikemia berat:1


2.1. Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi parenteral diperlukan berupa
pemberian dekstrose 20% sebanyak 50 cc (bila terpaksa bisa diberikan
dextore 40% sebanyak 25 cc), diikuti dengan infus D5% atau D10%.
2.2. Periksa glukosa darah 15 menit setelah pemberian i.v tersebut. Bila kadar
glukosa darah belum mencapai target, dapat diberikan ulang pemberian
dextrose 20%.
2.3. Selanjutnya lakukan monitoring glukosa darah setiap 1- 2 jam kalau masih
terjadi hipoglikemia berulang pemberian Dekstrose 20% dapat diulang
2.4. Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia
3. Pencegahan hipoglikemia: 1
3.1. Lakukan edukasi tentang tanda dan gejala hipoglikemi, penanganan
sementara, dan hal lain harus dilakukan
3.2. Anjurkan melakukan Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM),
khususnya bagi pengguna insulin atau obat oral golongan insulin
sekretagog.
3.3. Lakukan edukasi tentang obat-obatan atau insulin yang dikonsumsi,
tentang: dosis, waktu megkonsumsi, efek samping
4. Bagi dokter yang menghadapi penyandang DM dengan kejadian hipoglikemi
perlu melalukan: 1
4.1. Evaluasi secara menyeluruh tentang status kesehatan pasien
4.2. Evaluasi program pengobatan yang diberikan dan bila diperlukan
melalukan program ulang dengan memperhatikan berbagai aspek seperti:
jadwal makan, kegiatan oleh raga, atau adanya penyakit penyerta yang
memerlukan obat lain yang mungkin berpengaruh terhadap glukosa darah
4.3. Bila diperlukan mengganti obat-obatan yang lebih kecil kemungkinan
menimbulkan hipoglikemi.

Anda mungkin juga menyukai