Anda di halaman 1dari 22

PLENO

HIPOGLIKEMIA
KELOMPOK 2
KELOMPOK 2

Fitri Alfani Selian 20171003


Ayunda Isfahani 20171054
Muhammad Zawil Kiram 20171001
Dellia Mediyana 20171053
Irhamna Amira 20171026
Maimun 20171062
Silvia Munawarrah 20171044
Rahil Harira 20171059
Rahmah. H 20171039
Maidya Putri Anskar 20171011
TIBA-TIBA TAK SADAR
Pak Toni berusia 60 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD rumah sakit umum Meuraxa dengan keluhan
badannya terasa sangat lemas sampai berkeringan dingin. Hal ini dialami Pak Toni sejak 2 jam sebelum masuk
rumah sakit. Saat ini kesadaran Pak Toni sudah mulai menurun, kesadarannya sudah apatis. Diketahui dari
alloanamnesis bahwa selama ini menggunakan obat suntik insulin novorapid sebanyak 15 unit. Obat ini
digunakan oleh Pak Toni setelah divonis diabetes mellitus sejak 2 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan vital sign ditemukan tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 120x per menit, penafasan 24x
per menit, suhu, 36.1°C. Dokter jaga IGD memeriksakan kadar gula darah sewaktu dengan hasil 50mg/dl.
Dokter IGD langsung menginstruksikan perawat untuk memberikan cairan infus dextrose 10% dan bolus
dextrose 40%.
Setelah diobservasi selama 1 jam, Pak Toni sudah mulai sadar bahkan pak Toni sudah dapat diajak
berkomunikasi. Ternyata semalam Pak Toni lupa makan malam setelah penyuntikan insulin karena tertidur.
Dokter menjelaskan kepada keluarga tentang trias whipel yang didapatkan pada Pak Toni. Sebagai mahasiswa
kedokteran, bagaimana Anda menjelaskan tentang kasus di atas?
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISTILAH

1. Insulin novorapid: insulin kerja cepat (rapid-aging) yang digunakan untuk


mengurangi/menurunkan kadar gula darah pada penderita DM.
2. Apatis: penurunan tingkat kesadaran yang disertai kekakuan motorik dimana pasien
acuh tak acuh dengan orang dan lingkungan sekitarnya.
3. Trias whipple: tiga faktor untuk mendiagnosis hipoglikemia, yang terdiri atas; a.)
adanya kadar glukosa darah rendah, b.) gejala dan tanda yang terkait kadar glukosa
darah rendah, c.) perbaikan gejala dan tanda pasca pemberian asupan karbohidrat.
4. Dextrose: senyawa monosakarida yang digunakan untuk terapi hipoglikemia/kondisi
gula darah yang terlalu rendah.
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Dari skenario di atas, apakah ditemukan keabnormalan pada hasil pemeriksaan tanda
vital Tn. Toni?
2. Apa yang menjadi penyebab munculnya gejala lemas dan keringat dingin seperti yang
dikeluhkan Tn. Toni?
3. Apa yang menyebabkan kadar gula darah menurun pada Tn. Toni?
4. Apa tujuan pemberian cairan infus dextrose 10% dan bolus dextrose 40% pada Tn. Toni?
5. Berdasarkan skenario di atas, diagnosis apa yang dialami Tn. Toni?
ANALISIS MASALAH

1. Hasil tanda vital:


Tekanan darah = 110/80 mmHg
Tekanan nadi = 120x/menit (normal 60-100x/menit)
Pernafasan = 24x/menit
Suhu = 36.1°C

2. Penyebab munculnya gejala lemas dan keringat dingin:


• Kurangnya kadar gula darah > meningkatnya respon pada neurotransmiter asetilkolin dan
norepinefrin > ketidakseimbangan hormonal > memicu terjadinya gejala keringat dingin.
• Kurangnya kadar glukosa > tidak terjadi proses glikolisis > tidak terbentuknya ATP yang
dibutuhkan sebagai bentuk energi > energi tidak dihasilkan > muncul gejala lemas.
ANALISIS MASALAH

3. Penyebabkan kadar gula darah menurun:


- penggunaan insulin/obat diabetes yang tidak sesuai dosis
- pola makan yang tidak teratur/makan terlalu sedikit

4. Fungsi pemberian dextrose:


Untuk mengatasi hipoglikemia atau kondisi kadar gula darah yang terlalu rendah, juga
sebagai sumber energi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsinya dengan baik.
STRUKTURISASI

KGD

KGD Tinggi: KGD Normal: KGD Rendah: Penyebabnya:


hiperglikemia (>150-200 hipoglikemia - Penyuntikan
(>200 mg/dL) mg/dL) (<60 mg/dL) insulin
- Obat
antiglikemik
Terapi insulin Gejala: - Pola makan
- Lemas tidak baik
- Keringat dingin
- Kesadaran: apatis
Efek samping:
- Memar
- Luka
Tatalaksana/Terapi:
- Hipoglikemia - Bolus dextrose 40%
- Infus dextrose 10%
LEARNING OBJECTIVE

1. Menjelaskan definsi hipoglekimia

2. Menjelaskan etiologi hipoglekimia

3. Menjelaskan patofisiologi dari hipoglekimia

4. Menjelaskan gejala klinis dari hipoglekimia

5. Menjelaskan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dari hipoglekimia

6. Menjelaskan diagnosa dan diagnosa banding dari hipoglekimia

7. Menjelaskan penatalaksanaan dari hipoglekimia

8. Menjelaskan edukasi untuk pasien hipoglekimia

9. Menjelaskan prognosis dari hipoglekimia


DEFINISI HIPOGLIKEMIA

Hipoglikemi merupakan suatu terminologi klinis yang digunakan untuk keadaan yang
disebabkan oleh menurunnya kadar glukosa dalam darah sampai pada tingkat tertentu
sehingga memberikan keluhan (symptom) dan gejala (sign).
ETIOLOGI HIPOGLIKEMIA

Multifaktor:
1. Obat-obat diabetes (insulin/sulfonilurea) yang berlebihan
2. Obat-obatan lain yang dapat menyebabkan hipoglikemia; beta AT blockers, pentamidine,
kombinasi sulfometoksazole IAT dan trimethoprim
3. Minum alkohol setelah berpuasa dalam keadaan lama
4. Intake kalori yang sangat kurang
5. Infeksi berat, kanker yang lanjut, gagal ginjal, gagal hepar
6. Insufisiensi adrenal
7. Kelainan kongenital yang menyebabkan sekresi insulin berlebihan (pada bayi)
8. Hepatoma, mesothelioma, fibrosarkoma
9. Insulinoma
PATOFISIOLOGI HIPOGLIKEMIA

Mekanisme pertahanan tubuh yang berfungsi akan mengaktivasi beberapa sistem


neuroendokrin tidak berlangsung secara adekuat/mengalami gangguan > menyebabkan
keadaan hipoglikemi, karena tubuh gagal mempertahankan kadar normal GD, baik oleh
penyebab dari luar maupun dalam tubuh sendiri.

Pada keadaan normal, terjadi keseimbangan antara proses absorbsi glukosa di saluran
cerna, uptake glukosa oleh jaringan, glikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenesis, yang
dipengaruhi oleh seperangkat hormon. Hipoglikemi terjadi ketika tubuh gagal
mempertahankan kadar normal glukosa darah (GD) tersebut.
GEJALA KLINIS HIPOGLIKEMIA

Gejala neurogenik seperti: Gejala neuroglikopenik seperti:

1. gemetaran 1. gangguan kognitif: sulit


2. kuli lembab dan pallor/pucat berpikir, bingung
3. rasa cemas 2. perubahan perilaku
4. diaphoresis/keringat 3. gangguan psikomotor
berlebihan 4. sakit kepala
5. rasa lapar 5. kejang-kejang
6. mudah rangsang 6. koma
7. penglihatan kabur/kembar
PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG HIPOGLIKEMIA

Pemeriksaan fisik: inspeksi pasien; apakah terlihat pucat, diaforesis, apakah terjadi
penurunan kesadaran, juga periksa tekanan darah, nilai frekuensi denyut jantungnya
apakah meningkat, juga apakah terdapat defisit neuroogik fokal transien.

Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan kadar glukosa darah, tes fungsi ginjal, tes fungsi hati,
C-peptide.
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING HIPOGLIKEMIA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan trias dari Whipple:


1. Adanya gejala klinis hipoglikemi
2. Kadar glukosa dalam plasma yang rendah pada saat yang bersaman
3. Keadaan klinis segera membaik setelah kadar glukosa plasma kembali normal
 
Diagnosis banding:
- hipoglikemia insidental
- hiperinsulinemia eksogen
- pediatrik; defisiensi hormon kontraregulasi, cacat dalam glukoneo-genesis, sintesis
glikogen, dan pemecahannya, serta gangguan pada metabolisme asam lemak
TATALAKSANA HIPOGLIKEMIA

A. Pada penderita hipoglikemia dengan gambaran klinis ringan: penanggulangan


biasanya akan cukup efektif dengan memberikan makanan/minuman yang manis dan
mengandung gula seperti:
• 2-3 tablet glukosa, atau 2-3 sendok teh gula atau madu
• 120-175 ml jus jeruk
• segelas (+200 cc) susu 'non fat’
• setengah kaleng ‘soft drink’ misalnya coca cola, dll.
B. Pada hipoglikemi tahap lanjut, terutama yang telah memperlihatkan gejala neuroglikopeni,
memerlukan pengobatan lebih intensif:
- Jika ada gejala neuroglikopeni, maka diperlukan terapi parenteral
- Dekstrose 40% 25 ml, diikuti infus D5% atau D10%
Infus larutan dextrosa, dianggap sebagai first line treatment karena paling efektif dalam waktu
cepat. Pemantauan gula darah setiap 1-2 jam, jika terjadi hipoglikemia berulang, pemberian
dekstrose 40% dapat diulang, lalu lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia.
EDUKASI HIPOGLIKEMIA

Diberikan pengertian terhadap penyebab kejadian hipoglikemia, gejala yang ditimbulkannya,


serta pengetahuan tentang cara mengatasi keadaan tersebut kepada mereka yang beresiko.
● Edukasi pada penderita diabetes juga sangat penting, mengenai; apa itu diabetes dan apa
efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obatannya.
● Edukasi pasien rawat jalan yang menggunakan terapi insulin untuk mengendalikan
glukosa darahnya. Edukasi ini meliputi; konsep tentang glukosa darah puasa dan prandial,
fungsi insulin basal dan insulin prandial, serta pemantauan glukosa darah mandiri.
PROGNOSIS HIPOGLIKEMIA

Dubia. Hipoglikemia meningkatkan angka mortalitas pada pasien dalam kondisi kritis. Angka
mortalitas sesuai dengan parahnya derajat hipoglikemia. Kematian jarang terjadi, namun dapat
terjadi karena keterlambatan mendapatkan terapi atau karena koma yang terlalu lama sehingga
terjadi kerusakan jaringan otak. Kemungkinan lain bisa terjadi koma hipoglikemia pada pasien
peminum alkohol sehingga sulit untuk mengevaluasi pengobatan.
REFERENSI

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 2. Surabaya: Airlangga University Press. 2015.
David GG, Dolores S. Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology. McGraw Hill: New York. 2018.
Ilmu Penyakit Dalam Edisi II Jilid VI. Jakarta: Interna Publishing. 2017.
Meddy S. Sistem Endokrin dan Diabetes Melitus. Malang: UMM Press. 2021.
Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. PERKENI. 2021.
Thank YOU!

Anda mungkin juga menyukai