Anda di halaman 1dari 22

ُُ‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاته‬

َّ ‫ال‬
PLENO KELOMPOK 1
“SYOK HIPOVOLEMIK”
Yulia
Anggreini
20171037
Fitri Zakia
Haikal 20171009
Kumaidi
20171050
Salsabilla
20171069
Nadya
Salsabilla. S
20171022 Rahmah. H
20171039
Muamar
Arafat
Sulviani
20171018
Fitri
20171066
Rifka
Nazilla
20171008 Widya
Zahrani
20171033
dentifikasi dan Klasifikasi Istilah
1. Akral dingin adalah daerah akral (ujung jari tangan dan kaki) terjadi vasokonstriksi,
aliran darah akan berkurang sehingga akan dingin.
2. Nasal kanul adalah alat bantu pernafasan yang diletakkan pada lubang hidung
untuk mendukung kebutuhan oksigen pada pasien yang dapat bernafas spontan
tapi membutuhkan dukungan oksigen tambahan misalnya pada kondisi hipoksia
ringan sampai sedang
3. Cairan kristaloid adalah larutan primer yang digunakan untuk terapi intravena
prehospital. Tonisitas kristaloid menggambarkan konsentrasi elektrolit yang
dilarutkan dalam air, dibandingkan dengan yang dari plasma tubuh.
4. Kateter urine adalah alat berupa selang kecil tipis yang terbuat dari karet atau
plastik berbahan lentur. Alat ini dimasukkan ke dalam saluran kencing agar
penggunanya bisa kencing dan membuang urin dengan normal
Identifikasi Masalah
1. Apa faktor yang
menyebabkan tekanan 4. Apasajakah yang termasuk
rendah dan BAB menjadi gejala hipovolemik?
cair? 5. Mengapa dokter
2. Apa penyakit yang dialami merendahkan kepala Ny. Ani
oleh Ny.Ani ? saat di IGD?
3. Apa tujuan pemberian 6. Bagaimana pencegahan yang
cairan kristaloid dan apa dapat dilakukan pada Ny. Ani?
saja yang termasuk cairan
tersebut?
Analisis Masalah
1. Faktor penyebab darah 2. Pada alonamnesis dan
rendah: pemeriksaan fisik pada kasus ini
• Masalah kesehatan jantung ditemukan turun darah,
• Dehidrasi peningkatan frekuensi jantung dan
• Kekurangan nutrisi takikardi, pengisian nadi yang
• Anemia lemah, ujung-ujung ekstremitas
Penyebab BAB cair dingin dan pengisian kapiler yang
• infeksi virus atau bakteri lambat yang sesuai dengan gejala
• pola makan yang salah dari syok hipovolemik. Syok
• Irritable bowel syndrome hipovolemik merupakan keadaan
(IBS) berkurangnya perfusi organ dan
• Ulcerative colitis oksigenasi jaringan.
4. Saat mengalami syok hipovolemik, jantung
tidak mampu memompa darah dalam jumlah
3. Tujuan pemberian cairan kristaloid:Cairan yang cukup ke seluruh tubuh. Akibatnya, akan
kristaloid umumnya digunakan untuk muncul sejumlah keluhan dan gejala berikut:
mengembalikan keseimbangan elektrolit, • Lemas
mengembalikan pH, menghidrasi tubuh, dan • Turunnya tekanan darah (hipotensi)
sebagai cairan resusitasi. Cairan saline NaCL • Akral dingin
0.9 % merupakan cairan kristaloid yang sering • Denyut nadi cepat namun terasa lemah
ditemui. Berikut beberapa cairan infus yang • Napas cepat
termasuk ke dalam jenis cairan kristaloid : • Takikardi
a. NaCl 0,9% • Jarang buang air kecil atau tidak buang air
b. Ringer laktat kecil sama sekali
c. Dextrose • Turunnya suhu tubuh
• Pucat, cemas, bingung, atau gelisah
• Turunnya kesadaran hingga pingsan
5. Memposisikan kepala lebih rendah 6. Beberapa pencegahan yang dapat
seperti yang dilakukan dokter pada dilakukan untuk mencegah terjadinya
Ny. Ani di IGD bertujuan untuk syok hipovolemik adalah:
mencegah tersedak ataupun • Menghentikan perdarahan yang
menghambat jalannya sirkulasi terjadi.
udaranya. Memosisikan kepala lebih • Mengonsumsi cairan yang cukup.
rendah dilakukan supaya sirkulasi • Dilakukan pemasangan infus untuk
darah dan laju oksigen di area otak menggantikan cairan yang keluar.
bisa lancar. Aliran oksigen yang lancar • Menghindari terjadinya luka bakar.
ke otak dapat membuat seseorang • Minum air putih minimal 2 hingga 3
segera sadar dari pingsannya. liter per hari.
Strukturisasi
Learning Objective
1. Menjelaskan definisi dari Syok Hipovolemik
2. Menjelaskan etiologi dari Syok Hipovolemik
3. Menjelaskan patofisiologi dari Syok Hipovolemik
4. Menjelaskan manifestasi klinis dari Syok Hipovolemik
5. Menjelaskan pemeriksaan fisik dari Syok Hipovolemik
6. Menjelaskan pemeriksaan penunjang dari Syok
Hipovolemik
7. Menjelaskan diagnosis dari Syok Hipovolemik
8. Menjelaskan diagnosis banding dari Syok Hipovolemik
9. Penatalaksanaan Farmakologi dan non farmakologi dari
Syok Hipovolemik
10.Komplikasi Syok Hipovolemik
1. menjelaskan definisi syok hipovolemik

• Syok hipovolemik didefinisikan berkurangnya volume sirkulasi darah dibandingkan


dengan kapasitas pembuluh darah total. Hypovolemic shock merupakan syok yang
disebabkan oleh kehilangan cairan intravascular yang umumnya berupa darah atau
plasma.

• Kehilangan darah oleh luka yang terbuka merupakan salah satu penyebab yang umum,
namun kehilangan darah yang tidak terlihat dapat ditemukan di abdominal, jaringan
retroperitoneal, atau jaringan di sekitar retakan tulang. Sedangkan kehilangan plasma
protein dapat diasosiasikan dengan penyakit seperti pankreasitis, peritonitis, luka
bakar dan anafilaksis

SUMBER : Lamm, Ruth L., and Coopersmith, Craig M. 2012. Comprehensive Critical Care:Adult. Chapter
10. Illinois: Society of Critical Care Medicine.:
2. Menjelaskan etiologi dari Syok Hipovolemik

• Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akaibat berkurangnya


volume plasma di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan
hebat (hemoragik), trauma yang menyebabkan perpindahan cairan
(ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat.

• Kasus-kasus syok hipovolemik yang paing sering ditemukan disebabkan


oleh perdarahan sehingga syok hipovolemik dikenal juga dengan syok
hemoragik.

• Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh berbagai trauma hebat pada


organ- organ tubuh atau fraktur yang yang disertai dengan luka ataupun
luka langsung pada pembuluh arteri utama.
SUMBER : Lamm, Ruth L., and Coopersmith, Craig M. 2012. Comprehensive Critical Care:Adult. Chapter
10. Illinois: Society of Critical Care Medicine.
3. Menjelaskan patofisiologi dari Syok Hipovolemik

• Syok hipovolemik terjadi akibat kegagalan perfusi jaringan sebagai imbas dari
kehilangan volume cairan dalam jumlah besar yang tidak mampu ditangani
melalui mekanisme kompensasi tubuh.

• Patofisiologi syok hipovolemik secara umum dapat dibagi menjadi tiga stadium
yaitu
1. Stadium Kompensasi
 Pada stadium ini efek dari kehilangan cairan pada fungsi organ vital
dipertahankan melalui mekanisme kompensasi fisiologis tubuh dengan cara
meningkatkan refleks simpatis, yang menyebabkan terjadinya peningkatan
resistensi vaskular sistemik, meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan
cardiac output.
 pada stadium ini juga dapat meningkatkan sekresi vasopresin, renin-
angiotensin aldosterone system (RAAS) di ginjal sebagai mekanisme
pertahanan pada organ yang pertama terdampak pada keadaan hipovolemia
dengan cara menahan air dan sodium di dalam sirkulasi.
2. Stadium Dekompensasi
 Pada fase ini perfusi jaringan memburuk dan menyebabkan penurunan O2 bermakna,
mengakibatkan metabolisme anaerob sehingga produksi laktat meningkat menyebabkan
asidosis laktat.
 Terdapat gangguan metabolisme energy dependent Na+/K+ pump di tingkat seluler,
menyebabkan integritas membran sel terganggu, fungsi lisosom dan mitokondria memburuk
yang dapat berdampak pada kerusakan sel.
 Pelepasan mediator vaskuler, seperti histamin, serotonin, dan sitokin, menyebabkan
terbentuknya oksigen radikal serta platelet aggregating factor (PAF). Pelepasan mediator oleh
makrofag menyebabkan vasodilatasi arteriol dan permeabilitas kapiler meningkat, sehingga
menurunkan venous return dan preload yang berdampak pada penurunan cardiac output
3. Stadium Irreversible

 Pada stadium ini terjadi kerusakan dan kematian sel yang dapat berdampak pada
terjadinya multiple organ failure (MOF). Stadium ini merupakan fase akhir syok yang
tidak tertangani. Pada stadium ini, tubuh akan kehabisan energi akibat habisnya
cadangan adenosine triphosphate (ATP) di dalam sel.
SUMBER : Standl, Thomas et al. The Nomenclature, Definition and Distinction of Types of Shock. Dtsch
Arztebl Int 2018; 115: 757–68
4. Menjelaskan manifestasi klinis dari Syok Hipovolemik
 Hipovolemia ringan (< 20% volume darah) menimbulkan takikardia ringan dengan sedikit
gejala yang tampak, terutama pada penderita muda yang sedang berbaring.

 Pada hipovolemia sedang (20-40% dari volume darah) pasien menjadi lebih cemas dan
takikardia lebih jelas, meski tekanan darah bisa ditemukan normal pada posisi berbaring,
namun dapat ditemukan dengan jelas hipotensi ortostatik dan takikardia.

 Pada hipovolemia berat maka gejala klasik syok akan muncul, tekanan darah menurun
drastis dan tak stabil walau posisi berbaring, pasien menderita takikardia hebat, oliguria,
agitasi atau bingung. Perfusi ke susunan saraf pusat dipertahankan dengan baik sampai
syok bertambah berat.

 Penurunan kesadaran adalah gejala penting. Transisi dari syok hipovolemik ringan ke
berat dapat terjadi bertahap atau malah sangat cepat, terutama pada pasien usia lanjut
dan yang memiliki penyakit berat di mana kematian mengancam. Dalam waktu yang
sangat pendek dari terjadinya kerusakan akibat syok maka dengan resusitasi agresif dan
cepat.
SUMBER : Ika, prasetya, W. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Syok Hipovolemik. Jilid III. Edisi VI. Interna
Publishing : Jakarta
5. Menjelaskan pemeriksaan fisik syok hipovolemik
 Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara keseluruhan tubuh, tidak hanya fokus
pada lokasi yang kita curigai. Dimulai dari kepala, leher, dada, perut,
integumentum dan anggota gerak atas dan bawah.

 Cakupan pemeriksaan fisik


1. Pemeriksaan fisik dilakukan secara lengkap
2. Pemeriksaan hemodinamik penting dalam pengenalan tanda-tanda syok dini
seperti:
- Denyut nadi : takikardia atau bradikardia
- Tekanan darah
- Warna kulit (pucat) dan suhu
- Keluaran urin berkurang
- Turgor kulit
3. Periksa tanda-tanda kelainan jantung
4. Periksa secara teliti sumber sepsis

SUMBER : Ali Ridho Al Haddar. 2011. Diagnosis Bandung Syok pada Anak. Fakuktas Kedokteran
Universitas Jember.
Menjelaskan pemeriksaan penunjang dari Syok Hipovolemik
• Pemeriksaan darah lengkap: penting untuk menilai kausa dari kejang hipovolemik, seperti pada
misalnya kasus DHF, trombositopenia dapat terdeteksi. Selain itu HB, HT juga bisa menjadi
indikator hipovolemia.

• Urine Lengkap: Penting untuk menilai fungsi ginjal, apakah sudah ada kerusakan organ atau
belum. Mencakup pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis.

• Analisis Gas Darah (Astrupp): Penting untuk menilai kondisi asidosis pada pasien, sekaligus
menilai PaO₂, PaCO₂, dan HCO.

• Pemeriksaan elektrolit penting untuk menilai kadar elektrolit dan segera melakukan koreksi
apabila diperlukan.

• Pemeriksaan Fungsi Ginjal: Penting untuk menilai apakah terjadi kerusakanfaal ginjal. Dapat
bermakna ketika ureum dan kreatinin meningkat masif.

• Pemeriksaan lain untuk menentukan kausa primer.

Sumber: Buku Kapita Selekta Edisi 4 Jilid 2 Hal 863.


Menjelaskan diagnosis dari Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik didiagnosis ketika ditemukan tanda berupa ketidakstabilan hemodinamik dan
ditemukan adanya sumber perdarahan. Diagnosis akan sulit bila perdarahan tak ditemukan dengan
jelas atau berada dalam traktus gastrointestinal atau hanya terjadi penurunan jumlah plasma dalam
darah. Setelah perdarahan maka biasanya hemoglobin dan hematokrit tidak langsung turun sampai
terjadi gangguan kompensasi atau terjadi penggantian cairan dari luar. Jadi kadar hematokrit di awal
tidak menjadi pegangan sebagai adanya perdarahan. Kehilangan plasma ditandai dengan
hemokonsentrasi, kehilangan cairan bebas ditandai dengan hipernatremia. Temuan terhadap hal ini
semakin meningkatkan kecurigaan adanya hipovolemia. Harus dibedakan syok akibat hipovolemik dan
akibat kardiogenik karena penatalaksanaan yang berbeda. Keduanya memang memiliki penurunan
curah jantung dan mekanisme kompensasi simpatis. Tetapi dengan menemukan adanya tanda syok
kardiogenik seperti distensi vena jugular, ronkhi, dan S3 gallop.

Sumber : Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Stiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid I. VI.
Jakarta: Interna Publishing; 2014.
Menjelaskan diagnosis banding dari Syok Hipovolemik

• Fraktur batang femur dalam pengobatan darurat


• Perdarahan gastrointestinal
• Syok hemoragik dalam pengobatan darurat
• Toksisitas besi
• Fraktur panggul dalam pengobatan darurat
• Trauma kehamilan
• Penyakit ulkus peptikum
• Pencitraan previa plasenta
• Aneurisma toraks

Sumber : Taghavi S, Askari R. Hypovolemic Shock. 2021 Jul 20. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 30020669.
Penatalaksanaan Farmakologi dan non farmakologi dari Syok Hipovolemik
Farmakologi Non Farmakologi
Pada pusat layanan kesehatan atau dapat dimulai Penatalaksanaan sebelum di tempat pelayanan kesehatan
sebelumnya harus dilakukan pemasangan infus intravena. harus memperhatikan prinsip-prinsip tahapan resusitasi.
Cairan resusitasi yang digunakan adalah cairan isotonik Selanjutnya bila kondisi jantung, jalan nafas dan respirasi
NaCl 0,9% atau ringer laktat. Pemberian awal adalah dapat dipertahankan, tindakan selanjutnya adalah adalah
menghentikan trauma penyebab perdarahan yang terjadi
dengan tetesan cepat sekitar 20 ml/KgBB pada anak atau
dan mencegah perdarahan berlanjut.
sekitar 1-2 liter pada orang dewasa. Pemberian cairan Menghentikan perdarahan sumber perdarahan dan
terus dilanjutkan bersamaan dengan pemantauan tanda jika memungkinkan melakukan resusitasi cairan secepat
vital dan hemodinamiknya. Jika terdapat perbaikan mungkin. Selanjutnya dibawa ke tempat pelayaan
hemodinamik, maka pemberian kristaloid terus kesehatan, dan yang perlu diperhatikan juga adalah teknik
dilanjutnya. Pemberian cairan kristaloid sekitar 5 kali mobilisai dan pemantauan selama perjalanan. Perlu juga
lipat perkiraan volume darah yang hilang dalam waktu diperhatikan posisi pasien yang dapat membantu mencegah
satu jam, karena istribusi cairan koloid lebih cepat kondisi syok menjadi lebih buruk, misalnya posisi pasien
berpindah dari intravaskuler ke ruang intersisial. Jika trauma agar tidak memperberat trauma dan perdarahan
yang terjadi, pada wanita hamil dimiringkan kea rah kiri agar
tidak terjadi perbaikan hemodinamik maka pilihannya
kehamilannya tidak menekan vena cava inferior yang dapat
adalah dengan pemberian koloid, dan dipersiapkan memperburuh fungsi sirkulasi. Sedangkan saat ini posisi
pemberian darah segera tredelenberg tidak dianjurkan lagi karena justru dapat
memperburuk fungsi ventilasi paru.
Referensi : Kolecki P, Menckhoff CR, Dire DJ, Talavera F, Kazzi AA, Halamka
JD, et al. Hypovolemic Shock Treatment & Management 2013
Komplikasi Syok Hipovolemik

Pada umumnya, Hypovolemic shock dapat menyebabkan kematian meskipun sudah


diberikan penanganan medis. Faktor usia juga merupakan faktor yang mempengaruhi
Hypovolemic shock, biasanya orang-orang yang sudah lanjut usia jika mengalami
Hypovolemic shock akan sulit ditangani dan disembuhkan. Hypovolemic shock dapat
disembuhkan jika segera diberikan penanganan atau tindakan meskipun tidak menutup
kemungkinan dapat menyebabkan kematian terhadap orang tersebut. Hypovolemic
shock biasanya tergantung dari hal-hal berikut:

1. Banyaknya darah yang hilang .


2. Kecepatan penggantian cairan tubuh.
3. Kondisi kesehatannya.
4. Penyakit atau luka yang menyebabkan perdarahan.

Sumber : I Ketut Bawantika Adi Putra, dr. I Gde Haryo Ganesha, S.Ked. 2016. Hypovolemic Shock. Faculty
of Medicine, UDAYANA University.
‫سالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتهُُ‬
‫ال َّ‬
‫‪Terima‬‬
‫‪Kasih‬‬

Anda mungkin juga menyukai