Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN HIPOGLIKEMIA DI RUANG IGD


RS KANJURUHAN MALANG

DI SUSUN OLEH :

FADRIYANTI SHOLIHAH

201820461011123

PROGRAM PENDINDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2019
HIPOGLIKEMIA
A. DEFINISI
Hipoglikemia (shock insulin) suatu syndrome yang komplek berawal dari suatu

gangguan metabolism glukosa dimana konsentrasi serum glukosa menurun sampai tidak

dapat memenuhi kebutuhan metabolism system saraf. Hipoglikemia merupakan keadaan

dimana kadar gula darah rendah setara abnormal terjadi jika gula darah turun dibawah 50-60

mg/dl (2,7 sampai 3,3 mmol/L) (Smellter & Bare, 2009).

Hipoglikemia dapat terjadi pada orang yang tidak makan, makan dalam jumlah yang

sedikit, olah raga berlebihan, atau bisa juga terjadi pada orang dengan diabetes yang

mengonsumsi obat-obatan yang memiliki efek meningkatkan kadar insulin dalam tubuh

bahkan ini yang paling sering. Ketika tubuh mengalami hipoglikemia atau tidak terdapat

cukup glukosa, maka tubuh tidak dapat melakukan fungsi dengan normal. Pengobatan

langsung untuk meningkakan gula darah adalah sangat penting dalam rangka mengembalikan

fungsi normal tubuh dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

B. ETIOLOGI

1. Usia

Penderita diabetes usia lanjut memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami

hipoglikemia dari pada penderita diabetes usia lanjut yang sehat memiliki fungsi yang

baik.

2. Kelebihan (ekses) insulin

Dosis insulin atau obat penurun gula darah yang terlalu tinggi, konsumsi glukosa yang

berkurang, produksi glukosa endogen berkurang misalnya setelah konsumsi alcohol,

peningkatan penggunaan glukosa oleh tubuh misalnya setelah olahraga, peningkatan

sensitivitas terhadap insulin, penurunan eksresi insulin misalnya pada gagal ginjal.
3. Ekses Insulin Disertai Mekanisme Kontra Regulasi Glukosa yang Terganggu

Hipoglikemia merupakan interaksi antara kelebihan insulin dan terganggunya mekanisme

kontra regulasi glukosa. Kejadian ekses insulin belum tentu menyebabkan terjadinya

hipoglikemia.

4. Frekuensi hipoglikemia

Pasien yang sering mengalami hipoglikemia akan mentoleransi kadar gula darah yang

rendah dan mengalami gejala hipoglikemia kadar gula darah yang lebih normal dari pada

orang normal.

5. Terapi insulin

Terapi insulin dapat menyebabkan hipoglikemia karena apabila kadar gula darah turun

melampaui batas normal, tidak terjadi fisiologi penurunan kadar insulin dan pelepasan

glucagon dan juga reflek simpato adrenal.

6. Aktivitas fisik/ Olahraga

Aktivitas fisik dan olahraga berperan dalam pencegahan dan penahanan diabetes.

Olahraga dapat memicu penurunan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin pada

jaringan hepar dan perifer, meningkatkan pemakaian glukosa, dan kesehatan system

kardiovaskuler.

C. PATOFISIOLOGI

Normal tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 60-120 mg/dl. agar dapat

memberi sumber energi bagi metabolisme sel. Pemasukan glukosa dari berbagai sumber

seperti : pemasukan makanan, pemecahan glikogen, glukoneogenesis memacu terjadinya

respon insulin. sehingga Glukosa tidak bisa dimanfaatkan oleh sel dan hanya beredar di

pembuluh darah sehingga menimbulkan Hiperglikemia. Untuk menurunkan kadar gula darah

biasanya diberikan Insulin, namun karena dosis yang kurang tepat bisa menimbulkan
penurunan glukosa darah yang cepat. Efek dari penurunan glukosa darah , bisa timbul

Hipoglikemia, dengan gejala yang ringan sampai berat. Gejala Hipoglikemia Ringan, ketika

kadar glukosa darah menurun, sistem syaraf simpatis akan terangsang, terjadi pelimpahan

adrenalin ke dalam darah menyebabkan gejala : perspirasi, tremor, takhikardia, palpitasi,

gelisah dan rasa lapar. Pada Hipoglikemia Sedang, penurunan kadar glukosa darah

menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar dengan baik. Tanda-tanda

gangguan fungsi pada sistem syaraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit

kepala, vertigo, konfusio, penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir serta lidah, bicara

pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, penglihatan ganda dan perasaan

ingin pingsan. Pada Hipoglikemia Berat, fungsi sistem syaraf pusat mengalami gangguan yang

sangat berat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi

Hipoglikemia yang diderita, gejalnya : Disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan dari

tidur, kehilangan kesadaran. Terjadi hipoglikemia bila serum glukosa tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan jaringan. Sistem saraf sangat sensitif terhadap penurunan kadar

glukosa serum, karena glukosa merupakan sumber energi utama. Otak tidak dapat

menggunakan sumber energi lain (ketone, lemak ) kecuali glukosa. Sebagai konsekwensi

penurunan kadar glukosa, maka akan mempengaruhi aktivitas sistem saraf.

D. MANIFESTASI KLINIS

Gejala gula darah rendah atau hipoglikemia dapat muncul secara tiba-tiba dan bervariasi pada

tiap penderita. Gejala tersebut meliputi:

 Mudah lapar

 Mudah marah

 Sulit berkonsentrasi

 Kesemutan
 Lelah

 Pusing

 Gemetar atau tremor

 Pucat

 Keringat dingin

 Jantung berdebar

Hipoglikemia akan memburuk jika dibiarkan, terutama bila penderita tidak

menyadari kadar gula darahnya turun. Akibatnya, penderita hipoglikemia bisa:

 Mengalami gangguan penglihatan

 Tampak bingung dan berperilaku tidak normal

 Mengalami penurunan kesadaran

 Kejang

E. KLASIFIKASI
Adapun klasifikasi hipoglikemia antara lain :
1. Ringan

Simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata.

2. Sedang

Simtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata.

3. Berat sering tidak simtomatik, pasien tidak dapat mengatasi sendiri karena adanya

gangguan kognitif. (Setyohadi, 2012).


F. PATHWAY

G. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi hipoglikemia, antara lain:
 Cedera

 Kecelakaan saat berkendara

 Kehilangan kesadaran

 Kejang

 Terjatuh

 Kematian
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Gula Darah Puasa

Diperiksa untuk mengetahui kadar gula puasa sebelum diberi glukosa 75 gram ,

nilai normalnya antara 70 – 110 mg/dl.

2. Urine untuk mengetahui albumin dan mikroalbumin, serta leukositosis

3. Skrining lipid, target kadar kolestrol total <5,2 mmol/Ldan trigliserida puasa <2,0

mmol/L

4. Tes darah untuk mengetahui kadar gula darah, kadar keton, dan tingkat keasaman

darah (analisis gas darah), dan elektrolit darah

5. Tes elektrokardiografi (EKG) untuk merekam aktivitas listrik jantung.

I. PENATALAKSANAAN
Penanganan hipoglikemia dibagi menjadi 2 antara lain :
1. Hipoglikemia ringan :
 Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirup/permen
atau gula murni bukan pemanis, dan makanan yang mengandung
karbohidrat
 Hentikan obat hipoglikemi sementara
 Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam
 Pertahankan GD (gula darah) sekitar 200 mg/dL (bila sebelumnya
tidak sadar)
 Tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori : coklat, kue,
ice cream, cake, dll.
2. Hipoglikemia berat :
 Diberikan larutan Dextrosa 40% sebanyak 2 flakton (50 ml)bolus
intravena
 Diberikan cairan Dextrosa 10% perinfus, 6 jam perkolf
 Periksa GD (gula darah) sewaktu,
1. Bila GDs <50 mg/dL→ + bolus Dektrosa 40% 50 mL
IV
2. Bila GDs <100 mg/dL → + bolus Dektrosa 40% 25 mL
IV
J. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway : Paten tidak ada sumbatan jalan nafas, kecuali adanya edema
trakea dan faringeal
b. Breathing : Normal, kecuali adanya penggunaan otot bantu pernafasan,
retraksi dinding dada apabila adanya sesak
c. Circulation : Pengkajian meliputi hemodinamik, warna kulit, dan nadi
(takikardi).
d. Disability : Menilai tingkat kesadaran ,GCS, ukuran pupil, serta fungsi
neuromuskuler.
e. Exposure : Mengkaji control terhadap lingkungan, liat adanya luka atau
jejas.
2. Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder dilakukan setelah melakukan pengkajian primer.
Pengkajian sekunder dilakukan ketika klien tidak mengalami syok atau
kondisinya mulai membaik, pengkajian ini meliputi :
1. Keluhan utama : Pusing, diaphoresis
2. Penampilan umum : Lemah & lemas
3. Pengkajian nyeri PQRST
4. Riwayat penyakit / pengkajian SAMPLE
a. S (Sigh and Symptoms)
Tanda gejala terjadinya hipoglikemi.
b. A (Allergies)
Memastikan ada tidaknya alergi pada klien, seperti obat-
obatan dan makanan tertentu.
c. M (Medication)
Obat-obatan yang dikonsumsi seperti menjalani pengobatan
penyakit tertentu, dosis atau penyalahgunaan obat.
d. P (Past illenes)
Riwayat kesehatan klien misalnya penyakit yang pernah
diderita , obat yang pernah dikonsumsi, dan pengalaman
penggunaan obat-obatan herbal.
e. L (Last Meal)
Obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, rentang waktu
konsumsi dengan kejadian.
f. E (Event leading to injury or illness)
Hal-hal yang berasal dari luar dan bersangkutan dengan sebab
cedera (kejadian yang menyebabkan adanya keluhan utama).
3. Pengkajian lain :
1. Persepsi Management Kesehatan
- Riwayat DM
- Riwayat pemakaian insulin, oral hipoglikemi
- Riwayat diet dan olahraga
- Riwayat periksa
2. Nutrisi – Metabolik
- Merasa lapar
- Mual
3. Eliminasi
- Megeluh banyak mengeluarkan keringat
4. Aktivitas / Exercise
- Lelah, lemah
- Pingsan
5. Kognitif
- Tidak ada konsentrasi
- Penglihatan kabur
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kardiovaskuler : Takikardi, palpitasi, sinkope
b. Integument : Pucat, diaphoresis
c. Neurologi : Iritable, perilaku tidak terkontrol, kejang, coma
d. Muskulokeletal : kelemahan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Resiko ketidakstabilan kadar NOC NIC :
Setelah dilakukan tindakan  Mengenali pasien dengan
glukosa darah
asuhan keperawatn 1x 24 hipoglikemia
jam diharapkan gula darah  Memberi karbohidrat yang sesuai
stabil dengan kriteria hasil:  Memberi glukosa yang sesuai
 Memberikan glukosa melalui IV
1. Perubahan bicara
2. Sakit kepala  Memperhatikan jalan nafas
3. Pusing  Mempertahankan akses IV
4. Sesak nafas  Memantau terjadinya hipoglikemia
5. Mual dan faktor penyebab
6. Peningkatan  Mengajari pasien dan keluarga
tekanan darah mengenai gejala, faktor resiko,
systole pencegahan hipoglikemia, dan
7. Peningkatan menejemen diabetes
tekanan darah
diastol
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Ketidakefektifan pola nafas NOC NIC :
Setelah dilakukan tindakan Airway Management
asuhan keperawatan 1x 24  Buka jalan nafas
jam diharapkan pola nafas  Posisikan klien untuk
yang efektif dengan memaksimalkan ventilasi
kriteria hasil:  Identifikasi perlu pemasanagn alat
1. Frekuensi nafas jalan nafas bantu
dalam rentang
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
normal
2. Klien tidak  Keluarkan secret dengan batuk
kesulitan bernafas efektif
3. Tidak ada otot  Auskultasi suara nafas tambahan
bantu pernafasan
4. Saturasi oksigen Oksigen Terapi
dalam batas normal  Pertahankan jalan nafas yang paten
5. Tidak ada  Atur peralatan oksigenasi
pernafasan cuping  Pertahankan posisi klien
hidung  Observasi adanya tanda-tanda
hiperventilasi

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Penurunan curah jantung NOC NIC :
Setelah dilakukan tindakan Cardiac Care
asuhan keperawatan 1x 24  Evaluasi adanya nyeri dada
jam diharapkan masalah  Catat adanya distrimia jantung
penurunan curah jantung  Catat adanya tanda gejala
terarasi dengan kriteria penurunan cardiac output
hasil:
 Monitor status cardiac
vaskuler
1. Tanda-tanda vital
dalam rentang  Monitor adanya perubahan
normal tekanan darah
2. Dapat  Monitor status pernafasn
mentoleransi yang menandakan gagal
aktivitas , tidak ada jantung
kelelahan  Monitor toleransi aktivitas
3. Tidak ada edema pasien
paru, perifer  Monitor adanya dyspnea,
4. Tidak ada fatigue, takipnea, dan
penurunan otrtopnea.
kesadaran  Anjurkan untuk menurunkan
stress

Anda mungkin juga menyukai