DI SUSUN OLEH :
FADRIYANTI SHOLIHAH
201820461011123
2019
HIPOGLIKEMIA
A. DEFINISI
Hipoglikemia (shock insulin) suatu syndrome yang komplek berawal dari suatu
gangguan metabolism glukosa dimana konsentrasi serum glukosa menurun sampai tidak
dimana kadar gula darah rendah setara abnormal terjadi jika gula darah turun dibawah 50-60
Hipoglikemia dapat terjadi pada orang yang tidak makan, makan dalam jumlah yang
sedikit, olah raga berlebihan, atau bisa juga terjadi pada orang dengan diabetes yang
mengonsumsi obat-obatan yang memiliki efek meningkatkan kadar insulin dalam tubuh
bahkan ini yang paling sering. Ketika tubuh mengalami hipoglikemia atau tidak terdapat
cukup glukosa, maka tubuh tidak dapat melakukan fungsi dengan normal. Pengobatan
langsung untuk meningkakan gula darah adalah sangat penting dalam rangka mengembalikan
B. ETIOLOGI
1. Usia
Penderita diabetes usia lanjut memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami
hipoglikemia dari pada penderita diabetes usia lanjut yang sehat memiliki fungsi yang
baik.
Dosis insulin atau obat penurun gula darah yang terlalu tinggi, konsumsi glukosa yang
sensitivitas terhadap insulin, penurunan eksresi insulin misalnya pada gagal ginjal.
3. Ekses Insulin Disertai Mekanisme Kontra Regulasi Glukosa yang Terganggu
kontra regulasi glukosa. Kejadian ekses insulin belum tentu menyebabkan terjadinya
hipoglikemia.
4. Frekuensi hipoglikemia
Pasien yang sering mengalami hipoglikemia akan mentoleransi kadar gula darah yang
rendah dan mengalami gejala hipoglikemia kadar gula darah yang lebih normal dari pada
orang normal.
5. Terapi insulin
Terapi insulin dapat menyebabkan hipoglikemia karena apabila kadar gula darah turun
melampaui batas normal, tidak terjadi fisiologi penurunan kadar insulin dan pelepasan
Aktivitas fisik dan olahraga berperan dalam pencegahan dan penahanan diabetes.
Olahraga dapat memicu penurunan berat badan, meningkatkan sensitivitas insulin pada
jaringan hepar dan perifer, meningkatkan pemakaian glukosa, dan kesehatan system
kardiovaskuler.
C. PATOFISIOLOGI
Normal tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 60-120 mg/dl. agar dapat
memberi sumber energi bagi metabolisme sel. Pemasukan glukosa dari berbagai sumber
respon insulin. sehingga Glukosa tidak bisa dimanfaatkan oleh sel dan hanya beredar di
pembuluh darah sehingga menimbulkan Hiperglikemia. Untuk menurunkan kadar gula darah
biasanya diberikan Insulin, namun karena dosis yang kurang tepat bisa menimbulkan
penurunan glukosa darah yang cepat. Efek dari penurunan glukosa darah , bisa timbul
Hipoglikemia, dengan gejala yang ringan sampai berat. Gejala Hipoglikemia Ringan, ketika
kadar glukosa darah menurun, sistem syaraf simpatis akan terangsang, terjadi pelimpahan
gelisah dan rasa lapar. Pada Hipoglikemia Sedang, penurunan kadar glukosa darah
menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar dengan baik. Tanda-tanda
gangguan fungsi pada sistem syaraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit
kepala, vertigo, konfusio, penurunan daya ingat, patirasa di daerah bibir serta lidah, bicara
pelo, gerakan tidak terkoordinasi, perubahan emosional, penglihatan ganda dan perasaan
ingin pingsan. Pada Hipoglikemia Berat, fungsi sistem syaraf pusat mengalami gangguan yang
sangat berat sehingga pasien memerlukan pertolongan orang lain untuk mengatasi
Hipoglikemia yang diderita, gejalnya : Disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan dari
tidur, kehilangan kesadaran. Terjadi hipoglikemia bila serum glukosa tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan jaringan. Sistem saraf sangat sensitif terhadap penurunan kadar
glukosa serum, karena glukosa merupakan sumber energi utama. Otak tidak dapat
menggunakan sumber energi lain (ketone, lemak ) kecuali glukosa. Sebagai konsekwensi
D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala gula darah rendah atau hipoglikemia dapat muncul secara tiba-tiba dan bervariasi pada
Mudah lapar
Mudah marah
Sulit berkonsentrasi
Kesemutan
Lelah
Pusing
Pucat
Keringat dingin
Jantung berdebar
Kejang
E. KLASIFIKASI
Adapun klasifikasi hipoglikemia antara lain :
1. Ringan
Simtomatik, dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata.
2. Sedang
Simtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari yang nyata.
3. Berat sering tidak simtomatik, pasien tidak dapat mengatasi sendiri karena adanya
G. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi hipoglikemia, antara lain:
Cedera
Kehilangan kesadaran
Kejang
Terjatuh
Kematian
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula puasa sebelum diberi glukosa 75 gram ,
3. Skrining lipid, target kadar kolestrol total <5,2 mmol/Ldan trigliserida puasa <2,0
mmol/L
4. Tes darah untuk mengetahui kadar gula darah, kadar keton, dan tingkat keasaman
I. PENATALAKSANAAN
Penanganan hipoglikemia dibagi menjadi 2 antara lain :
1. Hipoglikemia ringan :
Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirup/permen
atau gula murni bukan pemanis, dan makanan yang mengandung
karbohidrat
Hentikan obat hipoglikemi sementara
Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam
Pertahankan GD (gula darah) sekitar 200 mg/dL (bila sebelumnya
tidak sadar)
Tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori : coklat, kue,
ice cream, cake, dll.
2. Hipoglikemia berat :
Diberikan larutan Dextrosa 40% sebanyak 2 flakton (50 ml)bolus
intravena
Diberikan cairan Dextrosa 10% perinfus, 6 jam perkolf
Periksa GD (gula darah) sewaktu,
1. Bila GDs <50 mg/dL→ + bolus Dektrosa 40% 50 mL
IV
2. Bila GDs <100 mg/dL → + bolus Dektrosa 40% 25 mL
IV
J. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
a. Airway : Paten tidak ada sumbatan jalan nafas, kecuali adanya edema
trakea dan faringeal
b. Breathing : Normal, kecuali adanya penggunaan otot bantu pernafasan,
retraksi dinding dada apabila adanya sesak
c. Circulation : Pengkajian meliputi hemodinamik, warna kulit, dan nadi
(takikardi).
d. Disability : Menilai tingkat kesadaran ,GCS, ukuran pupil, serta fungsi
neuromuskuler.
e. Exposure : Mengkaji control terhadap lingkungan, liat adanya luka atau
jejas.
2. Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder dilakukan setelah melakukan pengkajian primer.
Pengkajian sekunder dilakukan ketika klien tidak mengalami syok atau
kondisinya mulai membaik, pengkajian ini meliputi :
1. Keluhan utama : Pusing, diaphoresis
2. Penampilan umum : Lemah & lemas
3. Pengkajian nyeri PQRST
4. Riwayat penyakit / pengkajian SAMPLE
a. S (Sigh and Symptoms)
Tanda gejala terjadinya hipoglikemi.
b. A (Allergies)
Memastikan ada tidaknya alergi pada klien, seperti obat-
obatan dan makanan tertentu.
c. M (Medication)
Obat-obatan yang dikonsumsi seperti menjalani pengobatan
penyakit tertentu, dosis atau penyalahgunaan obat.
d. P (Past illenes)
Riwayat kesehatan klien misalnya penyakit yang pernah
diderita , obat yang pernah dikonsumsi, dan pengalaman
penggunaan obat-obatan herbal.
e. L (Last Meal)
Obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, rentang waktu
konsumsi dengan kejadian.
f. E (Event leading to injury or illness)
Hal-hal yang berasal dari luar dan bersangkutan dengan sebab
cedera (kejadian yang menyebabkan adanya keluhan utama).
3. Pengkajian lain :
1. Persepsi Management Kesehatan
- Riwayat DM
- Riwayat pemakaian insulin, oral hipoglikemi
- Riwayat diet dan olahraga
- Riwayat periksa
2. Nutrisi – Metabolik
- Merasa lapar
- Mual
3. Eliminasi
- Megeluh banyak mengeluarkan keringat
4. Aktivitas / Exercise
- Lelah, lemah
- Pingsan
5. Kognitif
- Tidak ada konsentrasi
- Penglihatan kabur
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kardiovaskuler : Takikardi, palpitasi, sinkope
b. Integument : Pucat, diaphoresis
c. Neurologi : Iritable, perilaku tidak terkontrol, kejang, coma
d. Muskulokeletal : kelemahan
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak