Anda di halaman 1dari 5

1. Defenisi Hipoglikemia.

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah


dibawah normal (<70 mg/DL). (ADA. 2016). Hipoglikemia merupakan penyakit
kegawatdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera, karena hipoglikemia
yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen,
hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma sampai dengan kematian (Kedia,
2011)
Hipoglikemia adalah suatu keadaan abnormal, dimana kadar glukosa dalam
darah <50/60 mg/dl (Standards of Medical Care in Diabetes, 2009; Cryer, 2005;
Smeltzer& Bare,2003). Menurut McNaughton (2011), Hipoglikemia merupakan
suatu kegagalan dalam mencapai batas normal kadar glukosa darah dibawah
normal yaitu <60 mg/dl. Pasien diabetes yang tidak terkontrol dapat mengalami
gejala hipoglikemia pada kadar gula darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
orang normal, sedangkan pada pasien diabetes dengan pengendalian gula darah
yang ketat (sering mengalami hipoglikemia) dapat mentoleransi kadar gula darah
yang rendah tanpa mengalami gejala hipoglikemia.

2. Prevalensi Hipoglikemia

Hipoglikemia lebih sering terjadi pada DM tipe 1 dengan angka kejadian


10-30% psien per tahun dengan angka kematian 3-4% (Goldman and Shcafer
2012). Sedangkan DM tipe 2 angka kejadiannya 1,2% pasien per tahun. (Berber et
al 2013). Rata-rata kejadian hipoglikemia meningkat dari 3,2 per 100 orang
pertahun menjadi 7,7 per 100 orang pertahun pada penggunaan insulin (Cutll et al
2001). Sebagai penyakit akut pada DM tipe 2, Hipoglikemia paling sering
disebabkan oleh penggunaan insulin Dan sulfonilurea (PERKENI 2011).

3. Etiologi

 Dosis pemberian insulin yang kurang tepat,


 Kurangnya asupan karbohidrat karena menunda atau
melewatkan makan,
 konsumsi alkohol,
 peningkatan pemanfaatan karbohidrat karena latihan atau
penurunan berat badan (Kedia, 2011).
Menurut Sabatine (2006),Hipoglikemia dapat terjadi pada penderita
Diabetes dan Non Diabetes dengan etiologi sebagai berikut :
1. Pada Diabetes
 Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan
kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
(Overdose insulin)
 Asupan makan yang lebih dari kurang (tertunda atau lupa, terlalu
sedikit, output yang berlebihan seperti adanya gejala muntah dan
diare, serta diet yang berlebih).
 Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal (mis. Hipotiroid)
 Aktivitas berlebih
 Gagal ginjal

2. Pada Non Diabetes


 Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di
hati
 Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pankreas
 Paska aktivitas
 Konsumsi makanan yang sedikit kalori

 Konsumsi alcohol
 Paska melahirkan
 Post gastrectomy
 Penggunaan obat dalam jumlah yang berlebih (mis. Salisilat,
sulfonamide)
4. Faktor Resiko Hipoglikemia

Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien yang mendapat


pengobatan insulin atau sulfonylure (Mansjoer A, 1999), yaitu :
a. Pengurangan/keterlambatan makan
b. Kesalalahan dosis obat
c. Latihan jasmani yang berlebihan
d. Penurunan kebutuhan insulin
e. Penyembuhan dari penyakit
f. Nefropati diabetic
g. Hipotiroidisme
h. Penyakit Addison
i. Hipopituitarisme
j. Hari-hari pertama persalinan
k. Penyakit hati berat

5. Klasifikasi Hipoglikemia
Hipoglikemia menurut Setyohadi (2012) dan Thompson (2011) diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Ringan (glukosa darah 50-60 mg/dl)
Terjadi jika kadar glukosa darah menurun dan sistem saraf simpatik akan
terangsang, pelimpahan adrenalin ke darah menyebabkan gejala : tremor,
kegelisahan, rasa lapar, dll
2. Sedang (glukosa darah <50 mg/dl)
Penurunan kadar glukosa dapat menyebakan sel-sel otak tidak memperoleh
bahan bakar untuk bekerja dengan baik. Tanda-tanda gangguan fungsi sistem
saraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi, penurunan daya ingat,
penglihatan ganda, perasaan mau pingsan.
3. Berat (glukosa darah < 35 mg/dl)
Terjadi gangguan pada sistem saraf pusat, sehingga pasien memerlukan
pertolongan orang lain untuk mengatasi hipoglikemia. Gejalanya : serangan
kejang, sulit dibangunkan bahkan kehilangan kesadaran.

Hipoglikemia spontan pada orang dewasa dibedakan atas dua tipe, yaitu :
1. Hipoglikemia puasa
Hipoglikemia puasa biasanya timbul menyertai penyakit endokrin tertentu,
seperti hipopituitarisme, penyakit Addison, atau mixedema; terkait dengan
malfungsi hepar, seperti alkoholisme akut dan gagal hati; pada orang
dengan penyakit ginjal, terutama pada pasien yang memerlukan dialisis.
Pada keadaan ini hipoglikemia nyata tampilan sekunder. Jika hipoglikemia
puasa ini merupakan manifestasi primer, maka penyebabnya mungkin a)
hiperinsulinemia akibat tumor sel b pankreas atau karena pemberian
insulin atau pobat sulfonilurea dosis berlebihan; b) akibat sekresi insulin
tumor ekstra-pankreatik.

2. Hipoglikemia pasca-sarapan (postprandial)


Hipoglikemia reaktif dapat dibagi menjadi awal (2-3 jam sesudah makan)
dan lambat (35 jam pasca-sarapan). Hipoglikemia awal (alimentary) timbul
jika ada pengeluaran KH yang cepat dari lambung kedalam usus halus,
diikuti dengan peninggian absorpsi glukosa dan hiperinsulinemia. Hal ini
terlihat pada pasien pasca-gastrektomi (sindroma dumping). Ada pula yang
bersifat fungsional sebagai tanda adanya overaktivitas saraf parasimpatik
yang dimediasi saraf vagus. Pada beberapa keadaan yang jarang dijumpai
adanya defek pada hormon kontra-regulasi, seperti pada defisiensi growth
hormone, glukagon, kortisol, atau respon autonomik.

6. Manifestasi Klinis

Gejala dan tanda dari hipoglikemia merupakan akibat dari aktivasi sistem saraf
otonom dan neuroglikopenia. Pada pasien dengan usia lajut dan pasien yang
mengalami hipoglikemia berulang, respon sistem saraf otonom dapat berkurang
sehingga pasien yang mengalami hipoglikemia tidak menyadari kalau kadar gula
darahnya rendah (hypoglycemia unawareness). Kejadian ini dapat memperberat
akibat dari hipoglikemia karena penderita terlambat untuk mengkonsumsi glukosa
untuk meningkatkan kadar gula darahnya.
Gejala umum penderita Hipoglikemia :
 Keringat dingin
 Letih
 Sakit kepala
 Lapar
 Iritabilitas
 Tidak enak badan
 Denyut nadi cepat
 Menggigil
 Mual-muntah
 Hipotensi
 Pucat dan kulit dingin
 Pandangan kabur
 Keluar banyak keringat
 Tremor
 Penurunan kesadaran

Anda mungkin juga menyukai