PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
a. Untuk Mengetahui Pengertian Hipoglikemia
b. Untuk Mengetahui Penyebab Hipoglikemia
c. Untuk Mengetahui Tanda dan gejala Hipoglikemia
d. Untuk Mengetahui Patofisiologi Hipoglikemia
e. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Hipoglikemia
f. Untuk Mengetahui Asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien Hipoglikemia
2.1 Definisi
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah plasma puasa kurang
dari 50 mg/%. (Marino : 1991)
Hipoglikemi bisa didefinisikan sebagai kadar gula yang rendah, biasanya kurang
dari 3 mmol/L pada pembuluh vena dengan gejala dan tanda utama dimana harus
secepatnya dikenali. (Wong and Whaley : 1996).
Hipoglikemia =Hipoglikemia murni=True hypoglicemy=gejala hipoglikemia
apabila gula darah < 60 mg/dl.(Dr Soetomo ,1998.
Definisi kimiawi dari hipoglokemia adalah glukosa darah kurang dari 2,2 m mol/l,
walaupun gejala dapat timbul pada tingkat gula darah yang lebih tinggi. (Petter Patresia
A,1997)
Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa(true glucose)
adalah 60 mg %,dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah di bawah 60
mg%. (Wiyono ,1999).
Hipoglikemia adalah glukosa darah rendah, terjadi pada atau tergantung pada
kadar gula atau glukosa di dalam tubuh lebih rendah dari kebutuhan tubuh.
2.2 Etiologi
Etiologi hipoglikemia pada diabetes mellitus (DM)
a. hipoglikemia pada stadium dini
b. hipoglikemia dalam rangka pengobatan DM
1. penggunaan insulin
2. penggunaan sulfonylurea
3. bayi yang lahir dari ibu pasien DM
c. Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM
1. hiperinsulinesme alimenter pasca gastrektomi
2. insulinoma
3. penyakit hati berat
4. tumor ekstra pankreatik,fibrosarkoma,karsinoma ginjal
5. hipopituitarism, (Mansjoer A, 1999: 602).
Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien yang mendapat pengobatan
insulin atau sulfonylurea:
a. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien
1. pengurangan/keterlambatan makan
2. kesalalahan dosis obat
3. latihan jasmani yang berlebihan
4. penurunan kebutuhan insulin
penyembuhan dari penyakit
nefropati diabetic
hipotiroidisme
penyakit Addison
hipopituitarisme
5. hari-hari pertama persalinan
6. penyakit hati berat
7. gastro paresis diabetic
2.3 patofisiologi
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama bergantung pada
glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak dapat
memperoleh glukosa dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai dalam
beberapa menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat tergantung
pada suplai glukosa secara terus menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam
system saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut. Oleh karena itu, jika
jumlah glukosa yang di suplai oleh darah menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja
otak. Pada kebanyakan kasus, penurunan mental seseorang telah dapat dilihat ketika gula
darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar glukosa darah
menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM), sebagian besar neuron menjadi tidak
berfungsi sehingga dapat menghasilkan koma.
Di kutip dari Karen Bruke 2005 :1478 ada beberapa tanda gejala ataupun
manifestasi klinis yang meliputi:
- Lapar
- Mual-muntah
- Pucat,kulit dingin
- Sakit kepala
- Nadi cepat
- Hipotensi
- Irritabilitas
2.6 Penatalaksaan
a. Pengobatan Hipoglikemia
1. Glukosa Oral
Sesudah diagnosis hipoglikemi ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa darah
kapiler, 10 - 20 gram glukosa oral harus segera diberikan. Idealnya dalam bentuk
tablet, jelly atau 150- 200 ml minuman yang mengandung glukosa seperti jus buah
segar dan non diet cola. Sebaiknya coklat manis tidak diberikan karena lemak dalam
coklat dapat mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada jadwal makan dalam 1- 2 jam
perlu diberikan tambahan 10-20 gram karbohidrat kompleks.Bila pasien mengalami
kesulitan menelan dan keadaan tidak terlalu gawat, pemberian gawat, pemberian
madu atau gel glukosa lewat mukosa rongga hidung dapat dicoba.
2. Glukosa Intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat diberikan dan hasilnya akan tampak dalam 10
menit. Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang
merangsang pembentukan sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di
dalam hati. Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan
gula darah dalam waktu 5-15 menit. Kecepatan kerja glucagon tersebut sama dengan
pemberian glukosa intravena. Bila pasien sudah sadar pemberian glukagon harus
diikuti dengan pemberian glukosa oral 20 gram (4 sendok makan) dan dilanjutkan
dengan pemberian 40 gram karbohidrat dalam bentuk tepung seperti crakers dan
biscuit untuk mempertahankan pemulihan, mengingat kerja 1 mg glucagon yang
singkat (awitannya 8 hingga 10 menit dengan kerja yang berlangsung selama 12
hingga 27 menit). Reaksi insulin dapt pulih dalam waktu5 sampai 15 menit. Pada
keadaan puasa yang panjang atau hipoglikemi yang diinduksi alcohol, pemberian
glucagon mungkin tidak efektif. Efektifitas glucagon tergantung dari stimulasi
glikogenolisis yang terjadi.
3. Glukosa Intravena
Glukosa intravena harus diberikan dengan berhati-hati. Pemberian glukosa dengan
konsentrasi 40 % IV sebanyak 10- 25 cc setiap 10-20 menit sampai pasien sadar
disertai infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam
Intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan /kriteria hasil Intervensi
Nyeri berhubugan Tujuan : - Lakukan pengkajian nyeri secara
degan agen cedera Setelah dilakukan tidakan komprehensif
biologis ditandai keperawatan diharapkan nyeri - Observasi reaksi non verbal dari
degan aliran darah dapat terkontrol ketidaknyamanan
keotak menurun dan KH : - Kaji kultur yang mempengaruhi
nyeri yang dirasakan - Mengenali faktor penyebab respon nyeri
seperti ditusuk-tusuk - Mengenali lamanya sakit - Evaluasi pengalaman nyeri masa
dikepela saat - Menggunakan metode lampau
beraktivitas pencegahan - Tingkatkan istirahat
- Penggunaan analgetik sesuai - Tingkatkan keefektifan kontrol
kebutuhan nyeri
Kekurangan volume Tujuan : - monitor tanda-tanda vital
cairan berhubungan Setelah dilakukan tindakan - Monitor status hidrasi
dengan kehilangan keperawatan diharapkan volume - Kolaborasi pemberian cairan infus
cairan aktif cairan yang kehilagan volume intravena
cairan dapat diatasi - Motivasi pasien minum air putih
KH : banyak
- Mampu mempertahankan urin
output sesuai dengan usia dan
berat badan
- Hematokrit dibatas normal
- Tekanan darah, nadi, suhu
dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
- Elastisitas turgor kulit
baikMembran
- mukosa lembab
- Tak ada rasa haus yang
berlebihan
BAB V
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Hipoglikemia merupakan salah satu
kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa
darah < 60 mg/dl. Tanda dan gejala hipoglikemia terdiri dari Fase I,gejala –gejala akibat
aktivasi pusat autonom di hipotalamus sehingga hormon epinefrin di lepaskan.Gejala
awal ini merupakan peringatan karna saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di ambil
tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.Fase II,gejala-gejala yang
terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak , karna itu dinamakan gejala neurologis.
Pengkajian khusus paha hipoglikemia adalah Airway: Tidak ada gangguan; Breathing:
Merasa kekurangan oksige dan napas tersengal-sengal dan Circulation: Kebas,kesemutan
di bagian ekstremitas,keringat dingin,hipotermi, dan penurunan kesadaran
2.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca sekalian dapat menjadikan makalah “asuhan keperawatan
hipoglikemia” sebagai salah satu acuan yang bermanfaat, walaupun masih penuh dengan
keterbatasaN dan kekurangan yang sangat perlu kritik dan saran dari pembaca.
Daftar pustaka