Anda di halaman 1dari 9

MANAJEMEN KRISIS

A. DEFINISI

Managemen krisis adalah sebuah situasi kegawat daruratan pada klien penderita

gangguan jiwa, rata - rata pasien yang masuk dalam kategori managemen krisis adalah pasien

yang mengalami kondisi labil, terjadi pada pasien baru, pasien yang mengalami kekambuhan,

pasien dengan regimen terapeutik tidak efektif, pasien amuk, pasien gaduh gelisah, pasien

putus obat dan beberapa penyebab lain.

Gangguan internal yang diakibatkan oleh peristiwa yang menegangkan atau ancaman

yang dirasakan pada diri individu. Mekanisme koping yang biasa digunakan individu sudah

tidak efektif lagi untuk mengatasi ancaman dan individu tersebut mengalami suatu keadaan

tidak seimbang disertai peningkatan ansietas. Ancaman atau peristiwa pemicu, biasanya dapat

diidentifikasikan. Krisis mempunyai keterbatasan waktu dan konflik berat yang ditunjukan

menyebabkan peningkatan ansietas. Konflik berat yang ditunjukan dapat merupakan periode

peningkatan kerentanan yang dapat menstimulasi pertumbuhan personal.

Intervensi krisis merupakan pendekatan yang relative baru dalam mencegah

gangguan jiwa dengan fokus pada penemuan kasus secara dini dan mencegah dampak lebih

jauh dari stress, hal ini dilaksanakan dengan kerjasama lintas sektoral dan interdisiplin dalam

mencegah dan meningkatkan kesehatan mental.

Ada 3 kriteria agar seseorang mampu kembali pada keadaan adaptif dari krisis :

 Kemampuan untuk mengelola emosi seperti marah, kecemasan, frustasi.

 Kemampuan menggunakan koping yang adaptif.

 Kemampuan untuk memelihara reality testing dan tidak regresi saat

berhadapan dengan krisis.


B. TANDA GEJALA

 Pasien Mondar - mandir

 Tatapan mata tajam

 Pasien susah tidur

 Pasien menggangu pasien lain

 Pasien berteriak - teriak

 Pasien memukul benda atau tempat tidur

 Pasien menimbulkan suasana gaduh

 Pasien menolak instruksi

 Pasien menyerang pasien lain, menyerang perawat atau tenaga kesehatan yang lain.

C. FAKTOR RESIKO

 Wanita

 Etnik minoritas

 Kondisi social ekonomi rendah

D. FAKTOR PENCETUS

1. Kehilangan :

- Kehilangan orang yang penting

- Perceraian

- Pekerjaan

2. Transisi

- Pindah rumah

- Lulus sekolah

- Perkawinan
- Melahirkan

3. Tantangan

- Perubahan karir

- Promosi

E. PERAN PERAWAT DALAM SITUASI KRITIS

Adapun peran perawat dalam situasi tersebut antara lain :

1. Kolaborasi medis pemberian psikofarmaka

2. Melakukan pemberian psikofarmaka sesuai order

3. Melakukan restrain

4. Managemen krisis

5. Pertimbangan melakukan ECT

6. Managemen lingkungan

7. Beri instruksi pada pasien lain terkait kondisi pasien kritis

8. Monitoring kondisi klien.

F. KONSEP KRISIS

Adapun macam-macam konsep krisis antara lain :

 Krisis terjadi pada semua individu, tidak selalu patologis

 Krisis dipicu oleh peristiwa yang spesifik

 Krisis bersifat personal

 Krisis bersifat akut, tidak kronis, waktu singkat ( 4-6 minggu )

 Krisis berpotensi terhadap perkembangan psikologis atau bahkan akan membaik.

G. TIPE-TIPE KRISIS

1. Krisis Maturasi
Perkembangan kepribadian merupakan suatu rentang yang setiap saat tahap

mempunyai tugas dan masalah yang harus diselesaikan untuk menuju kematangan

pribadi individu. Keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan masalahnya tiap

tahap dipengaruhi kemampuan individu mengatasi stress yang terjadi dalam

kehidupannya.

Krisis maturasi terjadi dalam satu periode transisi masa perkembangan yang

dapat mengganggu keseimbangan psikologis, seperti pada masa pubertas, masa

perkawinan, menjadi orang tua, menopause, dan usia lanjut. Krisis maturasi

memerlukan perubahan peran yang dipengaruhi oleh peran yang memadai, sumber –

sumber interpersonal, dan tingkat penerimaan orang lain terhadap peran baru.

2. Krisis situasional

Merupakan respon terhadap peristiwa traumatic yang tiba-tiba dan tidak

dapat dihindari yang mempunyai pengaruh besar terhadap peran dan identitas

seseorang. Krisis situasi terjadi apabila keseimbangan psikologis terganggu akibat dari

suatu kejadian yang spesifik, seperti : kehilangan pekerjaan, kehamilan yang tidak

diinginkan atau kehamilan diluar nikah, penyakit akut, kehilangan orang yang

dicintai,kegagalan disekolah.

3. Krisis social

Krisis ini disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan serta menyebabkan

kehilangan ganda dan sejumlah perubahan di lingkungan seperti : gunung meletus,

kebakaran dan banjir. Krisis ini tidak dialami oleh setiap orang seperti halnya pada

krisis maturasi.

H. TAHAP PERKEMBANGAN KRISIS

 Fase 1
- Individu dihadapkan pada stressor pemicu

- Kecemasan meningkat, individu menggunakan teknik problem solving yang biasa

digunakan.

 Fase 2

- Kecemasan makin meningkat karena kegagalan penggunan teknik problem

solving sebelumnya

- Individu merasa tidak nyaman, tak ada harapan, bingung.

 Fase 3

- Untuk mengatasai krisis individu menggunakan semua sumber untuk

memecahkan masalah, baik internal maupun eksternal

- Mencoba menggunakan teknik problem solving baru, jika efektif terjadi resolusi.

 Fase 4

- Kegagalan resolusi

- Kecemasan berubah menjadi kondisi panic, menurunnya fungsi kognitif, emosi

labil, perilaku yang merefleksikan pola pikir psikotik

I. INTERVENSI KRISIS

Tujuan intervensi krisis adalah resolusi, berfokus pada pemberian dukungan terhadap

individu sehingga individu mencapai tingakat fungsi seperti sebelum krisis, atau bahkan pada

tingkat fungsi yang lebih tinggi. Selain itu juga untuk membantu individu memecahkan

masalah dan mendapatkan kembali keseimbangan emosionalnya. Peran intervener adalah

membantu individu dalam :

 Menganalisa situasi yang penuh stress

 Mengungkapkan perasaan tanpa penilaian

 Mencari cara untuk beradaptasi dengan stress dan kecemasan


 Memecahkan masalah dan mengidentifikasi strategi dan tindakan

 Mencari dukungan ( keluarga, teman, komunitas )

 Menghindari stress yang akan datang.

Intervensi dilakukan dengan pendekatan proses perawatan yaitu melalui pengkajian,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

J. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

1. Peristiwa pencetus, termasuk kebutuhan yang tercantum oleh kejadian dan gejala

yang timbul.

- Kehilangan orang yang dicintai, baik karena kematian maupun karena perpisahan.

- Kehilangan biopsikososial seperti : kehilangan salah satu bagian tubuh karena

operasi, sakit, kehilangan pekerjaan, kehilangan peran social, kehilangan

kemampuan melihat dan sebagainya.

- Kehilangan milik pribadi misalnya : kehilangan harta benda, kehilangan

kewarganegaran, rumah kena gusur. Ancaman kehilangan misalnya anggota

keluarga yang sakit, perselisihan yang hebat dengan pasangan hidup.

- Ancaman – ancaman lain yang dapat diidentifikasi termasuk semua ancaman

terhadap pemenuhan kebutuhan.

2. Mengidentifikasi persepsi pasien terhadap kejadian persepsi terhadap kejadian yang

menimbulkan krisis, termasuk pokok-pokok pikiran dan ingatan yang berkaitan

dengan kejadian tersebut.

- Apa arti makna kejadian terhadap individu

- Pengaruh kejadian terhadap masa depan

- Apakah individu memandang kejadian tersebut secara realistis


- Dengan siapa tinggal, apakah tinggal sendiri, dengan keluarga, dengan

Teman

- Apakah punya teman tempat mengeluh

- Apakah bisa menceritakan masalah yang dihadapi bersama keluarga

- Apakah ada orang atau lembaga yang dapat memberikan bantuan

- Apakah mempunyai keterampilan menggantikan fungsi orang yang

Hilang

- Perasaan diasingkan oleh lingkungan

- Kadang – kadang menunjukkan gejala somatic.

b. Tindakan keperawatan

1. Manipulasi lingkungan

Intervensi yang secara langsung untuk merubah situasi yang bertujuan memberikan

dukungan situasional untuk menghilangkan stress.

2. Dukungan umum

Memberikan rasa aman dan nyaman bahwa perawat dengan sikap menerima, empati

penuh perhatian berada dipihak klien untuk memberikan dukungan.

3. Pendekatan umum

Intervensi diberikan untuk individu atau masyarakat dengan risiko tinggi sesegera

mungkin, seperti krisis pada korban bencana. Membantu mereka menghadapi proses

Berduka.

4. Pendekatan individual

Pendekatan ini termasuk menegakkan diagnose dan terapi terhadap masalah spesifik

pada klien tertentu. Pendekatan individual ini efektif untuk semua jenis krisis ketika

terdapat peristiwa menciderai diri sendiri an orang lain. Teknis intervensi krisis
bersifataktif, local, ekspolarif, yang bertujuan untuk mnyelesaikan masalah sesegera

mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

 Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

 Kaplan and Saddock (2008). Comprehensive textbook of Psychiatry. Mosby, St

Louis.

 Stuart, G. W. 2010. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

 Keliat.A.Budi, Akemat.2007. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Buku

kedokteran ECG. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Sap Chronic Kidney Desease
    Sap Chronic Kidney Desease
    Dokumen11 halaman
    Sap Chronic Kidney Desease
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP Hipoglikemia
    LP Hipoglikemia
    Dokumen12 halaman
    LP Hipoglikemia
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • Pentingnya Mencuci Tangan
    Pentingnya Mencuci Tangan
    Dokumen9 halaman
    Pentingnya Mencuci Tangan
    Rizky Vhaganza
    Belum ada peringkat
  • Pentingnya Mencuci Tangan
    Pentingnya Mencuci Tangan
    Dokumen9 halaman
    Pentingnya Mencuci Tangan
    Rizky Vhaganza
    Belum ada peringkat
  • LP Epilepsi
    LP Epilepsi
    Dokumen12 halaman
    LP Epilepsi
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP Diabetes Mellitus
    LP Diabetes Mellitus
    Dokumen15 halaman
    LP Diabetes Mellitus
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP Cva Ich
    LP Cva Ich
    Dokumen13 halaman
    LP Cva Ich
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP PLASENTA PREVIA
    LP PLASENTA PREVIA
    Dokumen15 halaman
    LP PLASENTA PREVIA
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP Fraktur
    LP Fraktur
    Dokumen14 halaman
    LP Fraktur
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP PLASENTA PREVIA
    LP PLASENTA PREVIA
    Dokumen15 halaman
    LP PLASENTA PREVIA
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP HEPATOMA
    LP HEPATOMA
    Dokumen19 halaman
    LP HEPATOMA
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP Fraktur
    LP Fraktur
    Dokumen14 halaman
    LP Fraktur
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP HEPATOMA
    LP HEPATOMA
    Dokumen19 halaman
    LP HEPATOMA
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP HEPATOMA
    LP HEPATOMA
    Dokumen19 halaman
    LP HEPATOMA
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat
  • LP Ruptur Uteri
    LP Ruptur Uteri
    Dokumen13 halaman
    LP Ruptur Uteri
    Yully Driantysholiva
    Belum ada peringkat