Latar Belakang
Hipoglikemia adalah keadaan kadar gula darah di bawah nilai normal
(<4550 mg/dL). Hipoglikemia perlu dicegah pada pasien diabetes yang
mendapatkan
terapi
pengendalian
kadar
glukosa
darah
karena
dapat menyebabkan kematian apabila kadar gula darah tidak segera ditingkatkan.
Hipoglikemia
oleh penderita
diabetes
ataupun retinopati
melitus.
diabetik
Tidak
yang
hipoglikemia
dapat terjadi
mengancam
seperti
yang
dihadapi
nefropati
diabetik
secara
kronis,
berlangsung
secara akut
dan
disebabkan
tibatiba
karena
dan dapat
glukosa
adalah
satusatunya sumber energi otak dan hanya dapat diperoleh dari sirkulasi
darah karena jaringan
gula
darah
yang
otak tidak
rendah
memiliki
glukosa. Kadar
cadangan
yang
menyebabkan
hipoglikemia
yang
dikategorikan sebagai
(otonom).
gejala
neuroglikopenik
pusing,
neuron
sistem
lemas,kejang,
tremor,
dan
Gejala
dan
saraf
dapat
neurogenik
meliputi
kesadaran,
dapat
mengakibatkan
neurogenik (otonom)
anxietas
pusat,
kehilangan
muncul
meliputi
perubahan
dan
apabila
terjadinya
berdebar
debar,
yang
dialami pada
kejadian hipoglikemia
pada
Hipoglikemia
dapat
dialami
oleh
semua
penderita
diabetes
melitus(DM) dalam terapi pengendalian kadar gula darah, di mana pasien DM tipe
1 dapat lebih sering mengalami hipoglikemia dibandingkan dengan pasien DM
tipe 2. Pasien DM Tipe 1 dapat mengalami 2 episode hipoglikemia
asimptomatis dalam 1 minggu dan mengalami 1 kali serangan hipoglikemia berat
setiap tahun. Pada DM tipe 2 didapatkan kejadian hipoglikemia berat terjadi 372
episode per 100 pasien per tahun.
Hipoglikemia merupakan faktor penyulit dalam pengendalian kadargula
darah penderita diabetes melitus.
Jumlah
senada dengan
penderita
prevalensi
hipoglikemia
diabetes
pada
diabetes
di Indonesia
penduduk perkotaan di
tersebut berbedabeda
di berbagai
yaitu
1,1%
secara
Indonesia. Prevalensi
provinsi
di Indonesia
dan prevalensi
ILUSTRASI KASUS
Identitas Penderita
Nama
: Ny. TSC
Usia
: 74 tahun
Pekerjaan
: Wiraswasta
Agama
: Budha
Alamat
: Jln. Terubuk
No. MR
: 06.47.48
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran
Vital Sign
TD
HR
:Somnolen
: 70/50 mmHg
:60 kali/menit
RR
T
:18 kali/menit
: 36,50C
Kepala
Mata
Thoraks :
I = pergerakan simetris, retraksi (-)
P = vocal fremitus +/+
P = Sonor
A = vesikuler
Abdomen :
I = tidak ada kelainan
P = nyeri tekan (-)
P = sifting dulnes (-), pembesaran hati dan spleen (-)
A = BU (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM
Hb = 9,9
Eritrosit = 3.27
Leukosit = 6.940
Hematokrit = 29.2
Trombosit = 242.000
MCV = 89
MCH = 30
MCHC = 34
Diff Count
o Basofil = 0.3
o Eosinofil = 0.5
o Netrofil Segmen = 70.7
o Limfosit = 20.8
o Monosit = 1.7
GDS = 52
Ureum = 76
Creatinin = 3.23
SGOT = 16
SGPT = 9
Natrium = 140.91
Kalium = 4.34
Clorida = 103.09
Urin : warna kuning jernih, protein +1, epitel 1-2, Leukosit 1-3/lpb N,
eritrosit 0-2/lpbN
Pantau GDS
o tiap 15 mnt (3x) jika stabil > 100
o tiap jam (3x) jika stabil > 100
o tiap 4 jam (3x) jika stabil >100
o per hari
Kadar GDS
Hari/Tanggal
Selasa, 18/10/2016
Rabu, 19/10/2016
Jam
21.30
21.35
22.45
23.00
24.00
00.45
01.00
01.15
02.30
03.30
04.30
08.30
12.30
16.30
Gula Darah
52
244
130
123
87
113
100
110
129
120
159
178
157
152
Follow up
Tanggal
19/10/201
Observasi
S : Penurunan kesadaran
20/10/201
S: Kesadaran membaik
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Hipoglikemia
Hipoglikemia didefinisikan sebagai keadaan di mana kadar glukosa
plasma lebih rendah dari 45 mg/dl 50 mg/dl.
Bauduceau, dkk mendefinisikan hipoglikemia sebagai keadaan di mana
kadar gula darah di bawah 60 mg/dl disertai adanya gelaja klinis pada penderita.
Pasien diabetes yang tidak terkontrol dapat mengalami gejala hipoglikemia
pada kadar gula darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal,
sedangkan pada pasien diabetes dengan pengendalian gula darah yang ketat
Sedang
menimbulkan
dapat
diatasi
gangguan
sendiri,
aktivitas
Berat
Membutuhkan
(glukagon
terapi
parenteral
intramuskuler
atau
intravena)
3. Disertai kejang atau koma
American
Diabetes
AssociationWorkgroup
on
Hypoglycemia
Kejadian
8
hipoglikemia
yang
Documented symptomatic
hypoglycemia
mg/dl
disertai
gejala
klinis
Asymptomatic hypoglycemia
hipoglikemia.
Kadar gula darah plasma 70 mg/dl
Relative hypoglycemia
hipoglikemia
dengan
untuk mengkonsumsi
Gejala Neurogenik
gemetar, goyah, gelisah
gugup, berdebar debar
berkeringat
mulut
kering,
kelaparan
9
Gejala Neuroglikopenik
irritabilita, kebingungan
sulit
berpikir,
sulit
berbicara
ataxia, paresthesia
rasa sakit kepala, stupor,
39,6 mg/dL
pucat, midriasis
Etiologi
Hipoglikemi umumnya terjadi pada pasien DM yang sedang mengkonsumsi obat
anti diabetes (OAD) atau insulin. Selain itu hipoglikemia juga disebabkan oleh
beberapa faktor penyakit seperti insulinoma, penyakit kritis disertai gagal organ,
sepsis, defisiensi hormon, penyakit metabolik turunan dan operasi prior gastric.
Darah (mg/dL)
80-85
Efek fisiologis
Mempercepat
peningkatan
glukosa
(Menghambatpenurunan
65-70
glukosa)
Mempercepat
peningkatan
sekresi 65-70
glukosa
Mempercepat
peningkatan
Peningkatansekresi
glukagon
Peningkatan
epinephrine
glukosa,
Menghambat
Peningkatan
sekresi 65 70
penurunan glukosa
Mempercepat
peningkatan
cortisol
growth
glukosa,Menghambat
dan
hormone
penurunan glukosa
10
Simptom hipoglikemi
50 55
mengkonsumsi glukosa
Keterangan tabel: Peningkatan glukosa adalah produksi glukosa yangdilakukan
oleh hati dan ginjal (glukoneogenesis). Penurunan glukosa adalahpenggunaan
glukosa oleh jaringan yang sensitif terhadap insulin.
Pertahanan fisiologis yang pertama terhadap hipoglikemia adalah
penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas. Pasien diabetes melitus tipe 1
yang menerima terapi substitusi insulin tidak memiliki penurunan sekresi insulin
fisiologis (sekresi insulin berkurang saat kadar gula darah rendah) karena insulin
yag beredar dalam tubuh merupakan insulin penggantui yang berasal dari luar
(eksogen).
Pertahanan
fisiologis
yang
kedua
terhadap
hipoglikemia
adalah
fisiologis
yang
ketiga
terhadap
hipoglikemia
adalah
dalam
pulau
epinefrin (aktivitas
Langerhans
simpatoadrenal)
di
pankreas.
dikendalikan
Sedangkan pelepasan
secara
langsung
oleh
hebat
yang
menyebabkan
gejala neurogenik
sehingga
11
penderita segera
pertahanan
mengkonsumsi
ini berkurang
pada
karbohidrat.
pasien
dengan
Seluruh
diabetes
mekanisme
tipe
dan
Diabetes dan
Hip
Respons Simpatoadrenal t
Tidur
Ketidaksadaran terhadapHipogli
M
Hipoglikem
hipoglikemia
muncul
lebihberat dan terjadi pada kadar gula darah yang lebih tinggi pada orang
tua dibanding dengan usia yang lebih muda.
Sedangkan menurut Studenski dalam buku ajar Harrisons Princle
of Internal Medicine 18th Ed dikemukankan bahwa hipoglikemia pada
penderita diabetes usia lanjut lebih sulit diidentifikasi karena simptom
autonomik
dan neurogenik
obat penurun
gula
darah
yang
terlalutinggi.
Konsumsi glukosa yang berkurang.
Produksi
glukosa
endogen
setelahkonsumsi alkohol.
Peningkatan penggunaan glukosa oleh tubuh, misal setelah
berolahraga.
Peningkatan sensitivitas terhadap insulin.
Penurunan ekskresi insulin, misal pada gagal ginjal.
13
berkurang,
misal
c. Ekses
insulin
disertai mekanisme
kontra
regulasi glukosa
yang terganggu
Hipoglikemi merupakan interaksi antara kelebihan (ekses)
insulin dan terganggunya mekanisme kontra regulasi glukosa.
Kejadian ekses insulin saja belum tentu menyebabkan terjadinya
hipoglikemia.
Faktor
risiko yang
relevan
dengan
terganggunya
bahwa
insulin
yang
ada
Riwayat
hipoglikemia
berat,
ketidaksadaran
yang
sering
mengalami
hipoglikemia
akan
14
inhibitor,
glucagon-like
peptide-1,
golongan
glinide,
golongan
Sulfonylurea
Sulfonylurea
bekerja
dengan
memacu
pelepasan
insulin dari sel beta pankreas dengan cara berikatan dengan reseptor
sulfonylurea
pada
sel
beta
pankreas
yang menyebabkan
ini
terjadi
karena
hepar menjadi
hari
diberikan
pada
pagi
hari. Pemberian
dan
tunggal
dapat
per hari
dosis
lebih
15
pankreas
dengan
Meglitinide memiliki
mengatur
tempat
efluks
perlekatan
kanal kalsium.
(binding sites)
yang
memiliki
tepat
sebelum
jam
diindikasikan
untuk mengatasi
dengan
dosis
0.254
mg
gangguan
dengan
khusus
pada
pasien
pada
pankreas.Penurunan
berhubungan
penelitian
jaringan,
termasuk
produksi
prostaglandin
di
jaringan
pankreas
16
pada
orang
normal,
infus
prostaglandin
E2 dan
analog
aspirin
dalam
dosis
1,8g4,5g
perhari
dapat
dapat
menyebabkan
hipoglikemia
karena
apabila kadar gula darah turun melampaui batas normal, tidak terjadi
fisiologi penurunan
glukagon,
dan
terapi
dapat
memperbaiki
status
metabolik
dengan
cepat,
terutama kadar glukosa darah, juga memiliki efek lain yang bermanfaat,
antara lain perbaikan inflamasi.
Pada awalnya, terapi insulin hanya ditujukan bagi pasien diabetes
melitus tipe 1 (DMT1). Namun demikian, pada kenyataannya, insulin
lebih
banyak
digunakan
oleh
pasien
DMT2
karena
prevalensi
baik
dengan
dipertimbangkan untuk
penggunaan
obat
penambahan
antidiabetik
insulin
oral
perlu
sebagai
terapi
kerja
yang
memungkinkan
17
onset
kerja
terapi
dan
insulin
cepat
dapat
digunakan sesaat
sebelum pasien
makan.
Durasi kerja insulin kerja sangat cepat tidak lebih dari 45 jam,
dengan
demikian memiliki
makan
aggregasi
membentuk
yang
molekul
menyebabkan
tinggi,
di
molekul
sekitar
heksamer.
insulin
ion zinc
Bentuk
sehingga
heksamer
molekul
ini
inilah
waktu
hexamer
insulin
terpecah
menjadi
molekul
dimer
danmonomer. Insulin
insulin
disuntikan
pada
saat
pasien
makan,
maka akan terjadi kenaikan kadar gula darah setelah makan (early
post-prandial
hyperglycemia )
kerja
insulin
hipoglikemia
hypoglycemia )
terlambat. Insulin
karena
karena
belum bekerja,
pasca makan
kerja insulin
(late
yang
pada
pasien
ketoasidosis
diabetes
18
dan
pada
penyuntikan
menguraikan
subkutan,
protamin
enzim
sehingga
proteolitik
insulin dapat
memiliki puncak
kerja
yang
lebih
misal
dosis
dan
lebih
rendah
memliki
glargine
puncak
didesain
yangnyaman
dan
dalamsuasana
subkutan karena
untuk
stabil.
yang
mengalami presipitasi
masa
kerja
kerja
sesaat
pH tubuh
memliki
panjang
yang
(peakless ). Insulin
mencapai
Molekul Insulin
asam
dan
terpi
glargine
insulin
larut
(pH
pelarut
4,0) dan
setelah
disuntikkan
secara
netral. Monomer
insulin
yang
jaringan
sekitar
lokasi
penyuntikan
sehingga
19
dapat
menurunkan
efikasinya
tidak
letak penyuntikan.
Insulin detemir
kerja
adalah
insulin
terikat dengan
panjang
yang
rendah
onset
kerja
selama
diberikan
daripada
yang
1 2
dua
bergantung
jam dan
kali
pada
detemir memiliki
dosis
(dose dependent)
sehari
untuk
tepat.
h. Aktivitas Fisik / Olahraga
Aktivitas fisik atau olahraga berperan dalam pencegahan
dan penanganan diabetes. Olahraga dapat memicu penurunan berat badan,
meningkatkan sensitivitas insulin pada jaringan
intensif,
olahraga
dapat
meningkatkan
risiko
suplementasi
karbohidrat.
Hipoglikemia
dapat
olah
raga
dipengaruhi
oleh
kegagalan
olah
raga
terjadi penurunan
insulin
secara
penurunan
insulin
fisiologis
ini
tidak
terjadi
20
Berbeda
dengan
penurunan
terjadi pada penderita diabetes, pada saat berolah raga sekresi glukagon
dari sel sel alfa pankreas tetap terjadi pada penderita diabetes
melitus tipe
insulin
dan
tipe
2. Hilangnya
penurunan
kadar
21
PENATALAKSANAAN
a. Tujuan Tatalaksana Hipoglikemi
Memenuhi kadar gula darah dalam otak agar tidak terjadi kerusakan
irreversible
Tidak menganggu regulasi DM
TERAPI HIPOGLIKEMI
(DENGAN RUMUS 3-2-1)
< 30 mg/dl
30-60 mg/dl
60-100 mg/dl
FOLLOW UP :
1. Periksa kadar gula darah lagi, 30 menit sesudah injeksi IV
2. Sesudah bolus 3 atau 2 atau 1 flakson setelah 30 menit dapat diberikan 1
flakson lagi sampai 2-3 kali untuk mencapai kadar 120 mg/dl
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Harrison`s. Principles of Internal Medicine. 17th Edition. United State of
America. 2008
2. Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11.
Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC
3. Sudoyo, A, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V. Jakarta:
InternalPublishing
23
24