Anda di halaman 1dari 41

KETOASIDOSIS

DIABETIK (KAD) DOSEN PENGAJAR:


Ns. Henrianto Karolus Siregar, M.Kep

KELOMPOK 4

Dian Lestari 191011


Eni Fatma Sari 191013
Fanisa Mei Liana 191014
Gladys Adhelia 191017
Natalia Kristina M. 191025
DEFINISI

Ketoasidosis diabetikum adalah merupakan trias


dari hiperglikemia, asidosis, dan ketosis yang terlihat
terutama pada pasien dengan diabetes tipe-1.
(Samijean, 2012)
Ketoasidosis Diabetikum (KAD) adalah suatu
keadaan dimana terdapat gangguan produksi insulin
dan peningkatan hormon kontra legulator (glukagon,
katekolamin, kortisol dan hormon pertumbuhan), yang
menyebabkan keadaan hiperglikemi (Brunner &
Suddart, 2013).
ETIOL
OGIKetoasidosis diabetikum didasarkan oleh adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah
insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh:

Keadaan sakit atau infeksi pada DM, misalnya : pneumonia, kolestisitis,


iskemia usus dan apendisitis. Keadaan sakit dan infeksi dakan menyertai
resistensi insulin. Sebagai respon terhadap stres fisik (atau emosional), terjadi
peningkatan hormon – hormon “stres” yaitu glukagon, epinefrin,
nonepinefrin, kotrisol dan hormon pertumbuhan. Hormon – hormon ini akan
meningkatkan produksi glukosa oleh hati dan mengganggu penggunaan
glukosa oleh hati dan menganggu.

Merupakan manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis


dan tidak diobati. (Brunner and Suddart, 2013).
MANIFESTASI
KLINIS
1. Hiperglikemia yang menyebabkan poliuri dan polidipsi.
2. Penglihatan kabur.
3. Kelemahan dan sakit kepala.
4. Hipotensi ortotastik (penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg atau lebih pada
saat berdiri).
5. Nadi lemah dan cepat
6. Gastrointestinal : anoreksia, mual, muntah dan nyeri abdomen.
7. Nafas bau aseton (manis seperti buah).
8. Pernafasan kusmaul (pernafasan yang terlalu dalam tetapi tidak berat/sulit).
9. GCS berfariasi antara pasien, mulai dari komposmetis sampai koma.
10. Dehidrasi ( turgor kulit berkurang, lidan dan bibir kering).
11. Kehilangan elektrolit.
PATOFISI
OLOGI
Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh
tidak adanya insulin atau tidak cukupnya
jumlah insulin yang nyata, keadaan ini
mengakibatkan gangguan pada metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Ada tiga
gambaran klinis yang penting pada diabetes
ketoasidosis yaitu dehidrasi, kehilangan
elektrolit dan asidosis.
KOMPLI
KASI
1. Edema otak
2. Gagal ginjal akut
3. Dehidrasi berat dengan syok dapat mengakibatkan
gagal ginjal akut.
4. Hipoglikemia dan hiperkalemia
5. Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )
6. Kebutaan ( Retinopati Diabetik )
7. Syaraf ( Neuropati Diabetik )
8. Kelainan Jantung.
9. Hipoglikemia.
10. Hipertensi.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
1. Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan
untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat dibawah kondisi stress.
2. Gula darah puasa normal atau diatas normal.
3. Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
4. Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol
glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya aterosklerosis.
5. As. Lemak bebas: kolesterol meningkat
6. Elektrolit: Na normal/menurun
7. Hemoglobin glikosilat: Meningkat 2-4 kali normal
8. Gas Darah Arteri: pH rendah, penurunan HCO3 (asidosismetabolik)
9. Trombosit darah: Ht meningkat, leukositosis, hemokonsentrasi
10. Ureum/creatinin: meningkat
11. Amilase darah: meningkat mengindikasikan pancreatitis akut.
NATALAKSANAAN

Fase I/Gawat :
a. Rehidrasi  
1)Berikan cairan isotonik NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam pertama, lalu 80 tpm selama 4 jam,
lalu 30-50 tpm selama 18 jam (4-6L/24jam)
2)Atasi syok (cairan 20 ml/kg BB/jam)
3)Bila syok teratasi berikan cairan sesuai tingkat dehidrasi
4)Bila Gula darah < 200 mg/dl, ganti infus dengan D5%
5)Monitor keseimbangan cairan

b. Insulin
6)Berikan insulin kerja cepat (RI) 0,1/kgBB dalam cairan isotonic
7)Monitor Gula darah tiap jam pada 4 jam pertama, selanjutnya tiap 4 jam sekali
DIAGNOSA 1. Defisit volume cairan berhubungan
dengan diuresis osmotik akibat
hiperglikema, pengeluaran cairan
berlebihan: diare, muntah, pembatasan
intake akibat mual, kacau mental
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan
dengan kompensasi asidosis metabolik
3. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis)
berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa
4. Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan ketidak
cukupan insulin, penurunan masukan oral,
status hipermetabolisme.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpajan informasi
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Seorang pria 33 tahun dibawa dengan ambulans ke IGD RS Husada pada tanggal 27 Maret
2022 karena penurunan kesadaran. Pada saat datang GCS 13, dalam waktu 10 menit turun menjadi
7. Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat Diabetes Melitus tipe 1 dan mendapatkan
insulin subkutan. Keluarga mengatakan GDS tertinggi klien sekitar 1400 mg/dl dan rata-rata 200
mg/dl. 36 jam sebelumnya pasien menghadiri sebuah pesta dan mengeluh sakit perut, mual dan
muntah 3 kali. Pasien mengeluh pusing, lemas. Bibir kering, wajah tampak pucat. Nafas berbau
keton. Saat ini GDS pasien 886 mg/d. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan nadi teraba cepat,
lemah dengan frekuensi nadi 160x/menit, tekanan darah 99/52 mmHg, suhu 35°C, frekuensi napas
10x/menit, terdengar ronkhi di kedua lapang paru, saturasi oksigen 80%, mata tampak cekung dan
03
buram, turgor kulit menurun, CRT 5 detik.
RESUME
Tn.S berumur 33 tahun dibawa dengan ambulans ke IGD RS Husada pada tanggal 27 Maret 2022
dengan diagnose medis Ketoasidosis diabetic (KAD).. Pada saat datang GCS 13, dalam waktu 10 menit
turun menjadi 7. Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat Diabetes Melitus tipe 1 dan
mendapatkan insulin subkutan. Keluarga mengatakan GDS tertinggi klien sekitar 1400 mg/dl dan rata-
rata 200 mg/dl. 36 jam sebelumnya pasien menghadiri sebuah pesta dan mengeluh sakit perut, mual dan
muntah 3 kali. Bibir kering, wajah tampak pucat. Nafas berbau keton. Saat ini GDS pasien 886
mg/d. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan nadi teraba cepat, lemah dengan frekuensi nadi
160x/menit, tekanan darah 99/52 mmHg, suhu 35°C, frekuensi napas 10x/menit, terdengar ronkhi di
kedua lapang paru, saturasi oksigen 80%, mata tampak cekung dan buram, turgor kulit menurun, CRT 5
detik. Masalah Keperawatannya yaitu: Pola nafas tidak efektif, Hipovolemia, dan ketidakstabilan
glukosa darah.
Tindakan keperawatan mandiri : mengkaji ttv pasien, mengkaji gcs pasien, memonitor gds pasien.
Tindakan keperawatan kolaborasi : memberikan  O2 nasal canul 3 lt/mnt, pemberian cairan IV
asering 1000ml, pemberian insulin subkutan, pemberian diit.
Data Subyektif Data Obyektif
 Keluarga mengatakan pasien  Pasien tampak lemah
mempunyai riwayat Diabetes Melitus  Pasien tampak lemas
tipe 1 dan mendapatkan insulin  Pasien muntah sehari 3x
subkutan.  Bibir kering,
DA  Keluarga mengatakan GDS tertinggi 
klien sekitar 1400 mg/dl dan rata-rata 
Wajah tampak pucat.
Terdapat Sputum
200 mg/dl.  Keadaan umum lemah, mengalami
TA  36 jam sebelumnya pasien menghadiri
sebuah pesta dan mengeluh sakit 
penurunan kesadaran.
GCS 7
FO 
perut, mual dan muntah 3 kali.
Pasien mengatakan pengelihatannya 
 Mata cekung dan buram
Turgor kulit buruk
KU 
tampak buram.
Pasien mengatakan sesak saat 
 CRT: 5 detik
Pernapasan cuping hidung
beraktivitas  Terdapat bunyi ronkhi di kedua lapang
S 

Pasien mengeluh Lelah
Pasien mengatakan tidak nyaman 
paru
Saturasi oksigen 80%
setelah beraktivitas  Terpasang  O2 nasal canul 3 lt/mnt
Data Subyektif Data Obyektif
 Pasien mengeluh lemas  Nafas berbau keton
 Pasien mengeluh pusing  Akral teraba dingin pada ekstremitas
atas & bawah
 TTV :
DA TD : 99/52 mmHg
Nadi : 140 X / menit
RR: 10 X / menit
TA S: 35  Cz
 Hasil lab :
FO Leukosit 25.600

KU Ureum 109 mg/dL


Kreatinin 1,95 mg/dL
S GDS 886 mg/dL
pH 7,112
PCO2 7,4
Data Subyektif Data Obyektif
 Balance cairan = Input-Output :
Input :
Infus = 1000 ml
Minum = 1000 ml
DA AM = 5x 80 = 400 ml
Total input = 2.400 ml
Output :
TA Urine = 3x 500 ml = 1500 ml
Muntah = 3x 300 ml = 900 ml
FO IWL = 15x80+200(35 C -36,2 C) = 840 ml
Total Output = 3.240 ml
KU Balance Cairan =2.400 ml-3.240 ml = -840
ml

S
No. Data Masalah Etiologi
1. DS : Bersihan jalan B.d Sekresi
 Pasien mengatakan sesak saat beraktivitas Nafas Tidak Yang tertahan.
 Pasien mengatakan tidak nyaman setelah beraktivitas Efektif
 Pasien tidak dapat berbicara
DO:
 Pernapasan cuping hidung
ANA 

Batuk tidak efektif
Keadaan umum lemah, mengalami penurunan kesadaran.

LISA  Terdapat bunyi ronkhi di kedua lapang paru


 Terdapat Sputum
 Saturasi oksigen 80%

DAT 

Akral teraba dingin pada ekstremitas atas & bawah
Terpasang  O2 nasal canul 3 lt/mnt
GCS 7

A  TTV : TD : 99/52 mmHg; Nadi : 140x/menit; RR: 10x/
menit; S: 35  C
 Hasil lab : pH 7,112; PCO2 7,4
No. Data Masalah Etiologi
2. DS : Hipovolemia B.d.
Kekurang
 Pasien mengeluh lemas
an cairan
 36 jam sebelumnya pasien menghadiri sebuah pesta
aktif
dan mengeluh sakit perut, mual dan muntah 3 kali.

ANA DO :
 Pasien muntah sehari 3x
LISA 

Bibir kering,
Wajah tampak pucat.
 Turgor kulit buruk
DAT 

CRT: 5 detik
Akral teraba dingin pada ekstremitas atas & bawah
A 

Balance Cairan = 2.400 ml-3.240 ml = -840 ml
TTV : TD : 99/52 mmHg; Nadi : 140x/menit; RR:
10x/ menit; S: 35  C
 Hasil lab : Leukosit 25.600; Ureum 109 mg/dL;
Kreatinin 1,95 mg/dL
No. Data Masalah Etiologi
3. DS : Ketidakstabilan B.d.
 Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat Diabetes kadar glukosa Retensi
Melitus tipe 1 dan mendapatkan insulin subkutan. darah Insulin.
 Keluarga mengatakan GDS tertinggi klien sekitar 1400
mg/dl dan rata-rata 200 mg/dl.
 Pasien mengeluh Lelah
ANA  Pasien mengeluh pusing
DO :
LISA  Pasien tampak lemah
Pasien tampak lemas

DAT 

Mata cekung dan buram
Keadaan umum lemah, mengalami penurunan kesadaran.

A
 Nafas berbau keton
 GCS 7
 TTV : TD : 99/52 mmHg; Nadi : 140x/menit; RR: 10x/
menit; S: 35  C
 Hasil lab : Ureum 109 mg/dL; Kreatinin 1,95 mg/dL; GDS
886 mg/dL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
(Sesuai Prioritas)
Tanggal Tanggal Nama
No Diagnosa Keperawatan (P&E)
Ditemukan Teratasi Jelas
1.  Bersihan jalan Nafas Tidak
Efektif B.d Sekresi Yang 27-03-2022   Kelompok 4
tertahan
2.  Hipovolemia berhubungan
dengan kehilangan cairan aktif. 27-03-2022   Kelompok 4
3.  Ketidaktabilan glukosa darah
berhubungan dengan Retensi 27-03-2022   Kelompok 4
Insulin.
RENCANA KEPERAWATAN
DX: Pola Nafas Tidak Efektif Bd. Sindrom Hipoventilasi
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan pola napas membaik dengan kriteria hasil :
• Batuk efektif meningkat
• Produksi sputum menurun
• Sulit bicara menurun
• Dispnea menurun
• Frekuensi membaik
• Pola napas membaik
• Kedalaman napas membaik
• Pernafasan cuping hidung menurun
Rencana Tindakan :
Observasi
Monitor ttv pasien
Monitor pola nafas
Monitor bunyi nafas tambahan
Monitor sputum (jumlah,warna, aroma)
Terapeutik
Berikan minum hangat
Berikan oksigen
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
RENCANA KEPERAWATAN
DX: Hipovolemia Bd. kehilangan cairan aktif.
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan keseimbangan cairan membaik dengan kriteria hasil :
• Kelembaban membran mukosa meningkat
• Asupan makanan meningkat
• Dehidrasi menurun
• Tekanan darah membaik
• Mata cekung membaik
• Turgor kulit membaik
Rencana Tindakan :
observasi:
Monitor ttv pasien
Periksa tanda dan gejala hipovolemia
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik:
Berikan asupan cairan oral
Berikan posisi Trendelenburg
Hitung kebutuhan cairan
Edukasi:
Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian cairan IV Isotonis (RL)
DX
RENCANA KEPERAWATAN
: Ketidaktabilan glukosa darah Bd. Retensi Insulin.
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam diharapkan kestabilan kadar glukosa darah meningkat dengan kriteria hasil :
• Kesadaran meningkat
• Lelah/lesu menurun
• Mulut kering menurun
• Kadar glukosa dalam darah membaik
Rencana Tindakan :
Observasi:
Monitor TTV
Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Monitor kadar glukosa darah
Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Terapeutik:
Berikan asupan cairan oral
Edukasi:
Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan , penggunaan karbohidrat, dan bantuan
profesionalkesehatan)
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian insulin
Kolaborasi pemberian IV
Kolaborasi dengan ahli gizi diit rendah karbohidrat
Tgl./
IMPLEMENTASI (Hari ke-1)
Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu
27-03-2022  Memonitor ttv pasien
Hasil :TTV : TD : 99/52 mmHg; Nadi : 140 X / menit; RR: 10 X / menit; S: 35  C
16.00-18.00
 Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
  Hasil :
S : pasien mengatakan sesak ketika bernapas, pernapasan cuping hidung
O:
- RR : 40x/menit
- klien terlihat menggunakan napas dalam
 Memonitor bunyi napas tambahan
Hasil :
O : Terdapat bunyi ronkhi di kedua lapang paru
 Memberikan oksigen
Hasil :
O : Terpasang  O2 nasal canul 3 lt/mnt
 Memonitor sputum (jumlah,warna, aroma)
O : jumlah sputum 1 tambung kecil, warna sputum pasien kuning kehijauan dan berbau keton
 Memberikan minum hangat
Hasil : Sudah diberikan minum hangat
 Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Hasil :
O : sudah dilakukan penghisapan lendir dan pasien tampak nyaman
18.00-19.00
IMPLEMENTASI (Hari ke-1)
Memonitor ttv pasien
Hasil :
O:
TTV :
TD : 110/62 mmHg
Nadi : 140 X / menit
RR: 10 X / menit
S: 35,6 C
Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
Hasil :
O : Mukosa bibir pasien kering, pasien tampak lemas, mual muntah dan denyut nadi cepat
Menghitung balance cairan :
Hasil :
Balance cairan = Input-Output :
Input :
Infus = 1000 ml
Minum = 1000 ml
AM = 5x 80 = 400 ml
Total input = 2.400 ml
Output :
Urine = 3x 500 ml = 1500 ml
Muntah = 3x 300 ml = 900 ml
IWL = 15x80+200(35 C -36,2 C) = 840 ml
Total Output = 3.240 ml
Balance Cairan =2.400 ml-3.240 ml = -840 ml
Berkolaborasi pemberian cairan IV Isotonis (RL)
Hasil : pasien diberikan cairan IV Asering 1000 ml
Memberikan asupan cairan oral
Hasil :
O : pasien diberikan minum sebanyak 2000ml/ hari dan pasien terlihat hanya dihabiskan 1000 ml
IMPLEMENTASI (Hari ke-1)
19.00-20.00  Memonitor ttv pasien
Hasil : TTV : TD : 114/67 mmHg; Nadi : 132 X / menit; RR: 10 X / menit; S: 36  C
 Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
Hasil :
O : perawat mengidentifikasi penyebab hiperglikemia pasien adalah faktor keturunan
 Memonitor kadar glukosa darah
Hasil :
O : kadar glukosa pasien 886 mg/dL
 Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia
Hasil :
O : pasien terlihat lemah dan lesu, kadar glukosa pasien 886 mg/d
 Berkolaborasi pemberian insulin
Hasil : pasien diberikan insulin subkutan
 Berkolaborasi pemberian IV
Hasil : pasien diberikan cairan IV Asering 1000 ml
 Berkolaborasi dengan ahli gizi
Hasil : pasien diberikan diit rendah karbohidrat
IMPLEMENTASI (Hari ke-2)
Tgl./
Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu
28-03-2022  Memonitor ttv pasien
16.00-18.00 Hasil : TTV : TD : 115/80 mmHg; Nadi : 110 X / menit; RR: 15 X / menit; S: 36,2  C
 Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
  Hasil :
S : pasien mengatakan sesak nafas berkurang
O:
- RR : 32x/menit
- klien terlihat menggunakan napas dalam
 Memberikan oksigen
Hasil :
O : Terpasang  O2 nasal canul 3 lt/mnt
IMPLEMENTASI (Hari ke-2)
18.00-19.00 Memonitor ttv pasien
  Hasil :
O:
TTV :
TD : 111/83 mmHg
Nadi : 110 X / menit
RR: 15 X / menit
S: 36,2 C
Memberikan asupan cairan oral
Hasil :
O : pasien diberikan minum sebanyak 1.500 ml/ hari dan pasien terlihat dihabiskan
Menghitung balance cairan
Hasil :
Balance cairan = Input-Output :
Input :
Infus = 1000 ml
Minum = 1500 ml
AM = 5x 80 = 400 ml
Total input = 2.900 ml
Output :
Muntah = 2x 300 ml = 600 ml
Urine = 3x 500 ml = 1500 ml
IWL = 15x80+200(36,2 C -36,8 C) = 1080 ml
Total Output = 3.180 ml
Balance Cairan =2.900 ml-3.180 ml = -280 ml
Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Hasil : Pasien mengikuti anjuran yang diberikan oleh perawat
Berkolaborasi pemberian cairan IV Isotonis (RL)
Hasil : pasien diberikan cairan IV Asering 1000 ml
IMPLEMENTASI (Hari ke-2)
19.00-20.00  Memonitor ttv pasien
Hasil : TTV : TD : 114/90 mmHg; Nadi : 111 X / menit; RR: 15 X / menit; S: 36,3  C
 Memonitor kadar glukosa darah
Hasil :
O : kadar glukosa pasien 600 mg/dL
 Memberikan asupan cairan oral
Hasil :
O : pasien diberikan minum 2000 ml/ hari
 Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan , penggunaan karbohidrat, dan bantuan profesional kesehatan)
Hasil :
O : pasien mengikuti anjuran perawat untuk membatasi makanan tinggi karbohidrat
 Berkolaborasi pemberian insulin
Hasil : pasien diberikan insulin subkutan
 Berkolaborasi pemberian IV
Hasil : pasien diberikan cairan IV Asering 1000 ml
 Berkolaborasi dengan ahli gizi
Hasil : pasien diberikan diit rendah karbohidrat
IMPLEMENTASI (Hari ke-3)
Tgl./
Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu
29-03-2022  Memonitor ttv pasien
07.00-09.00 Hasil : TTV : TD : 120/84mmHg; Nadi : 101 X / menit; RR: 20 X / menit; S: 36,3  C
 Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
  Hasil :
S : pasien mengatakan sudah tidak sesak lagi
O:
- RR : 20x/menit
 Memonitor bunyi napas tambahan
Hasil :
O : tidak ada suara napas tambahan, suara napas vesikuler
 Memberikan minum hangat
Hasil :
O : pasien diberikan minum hangat
09.00-11.00
IMPLEMENTASI (Hari ke-3)
Memonitor ttv pasien
Hasil :
O:
TTV :
TD : 120/80mmHg
Nadi : 100 X / menit
RR: 20 X / menit
S: 36,8 C
Memberikan asupan cairan oral
Hasil :
O : pasien diberikan minum 1.500 ml/ hari
Menghitung balance cairan
Hasil :
Balance cairan = Input-Output :
Input :
Infus = 1000 ml
Minum = 1500 ml
AM = 5x 80 = 400 ml
Total input = 2.900 ml
Output :
Urine = 3x 500 ml = 1500 ml
IWL = 15x80 = 1200 ml
Total Output = 2700 ml
Balance Cairan =2.900 ml-2700 ml = +200 ml
Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Hasil : Pasien mengikuti anjuran yang diberikan oleh perawat
Berkolaborasi pemberian cairan IV Isotonis (RL)
Hasil : pasien diberikan cairan IV Asering 1000 ml
IMPLEMENTASI (Hari ke-3)
11.00-12.00  Memonitor ttv pasien
Hasil : TTV : TD : 122/85mmHg; Nadi : 100 X / menit; RR: 20 X / menit; S: 36,6  C
 Memonitor kadar glukosa darah
Hasil : kadar glukosa darah pasien 350 mg/d
 Memberikan asupan cairan oral
Hasil :
O : pasien diberikan minum 2000 ml/ hari
 Menganjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
Hasil : Pasien paham cara memonitor kadar glukosa darah secara mandiri
 Berkolaborasi pemberian insulin
Hasil : pasien diberikan insulin subkutan
 Berkolaborasi pemberian IV
Hasil : pasien diberikan cairan IV Asering 1000 ml
 Berkolaborasi dengan ahli gizi
Hasil : pasien diberikan insulin subkutan
EVALUASI (Hari ke-1)
Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP)
Jam (Mengacu pada tujuan)
27-03-2022 S:
18.00  Pasien mengatakan sesak nafas sedikit berkurang saat beraktivitas
 Pasien mengatakan tidak nyaman setelah beraktivitas
  O:
 Pernapasan cuping hidung
 Keadaan umum lemah, mengalami penurunan kesadaran.
 Terdapat bunyi ronkhi di kedua lapang paru
 Terdapat Sputum
 Saturasi oksigen 80%
 Akral teraba dingin pada ekstremitas atas & bawah
 Terpasang  O2 nasal canul 3 lt/mnt
A : Bersihan jalan napas tidak efektif belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan:
1. Monitor pola nafas
2. Monitor bunyi nafas tambahan
3. Monitor sputum (jumlah,warna, aroma)
4. Berikan minum hangat
5. Berikan oksigen
6. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
EVALUASI (Hari ke-1)
Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP)
Jam (Mengacu pada tujuan)
19.00 S:
 Pasien mengeluh sakit perut, mual dan muntah 3x
 Pasien mengeluh lemah
O:
 Mukosa pasien kering
 Wajah pasien tampak pucat
 Pasien tampak lemah
 TTV : TD : 99/52 mmHg; Nadi : 140 X / menit; RR: 10 X / menit; S: 35  C
A : Hipovolemia belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan :
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
2. Berikan asupan cairan oral
3. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
4. Kolaborasi pemberian cairan IV Isotonis (RL)
 
EVALUASI (Hari ke-1)
Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP)
Jam (Mengacu pada tujuan)
20.00 S:
 Pasien mengeluh lemas
 Pasien mengatakan pusing
O:
 Pasien tampak lemah
 Pasien tampak lemas
 Mata cekung dan buram
A : Ketidakstabilan kadar glukosa darah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan :
1. Monitor kadar glukosa darah
2. Berikan asupan cairan oral
3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
4. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan ,
penggunaan karbohidrat, dan bantuan profesionalkesehatan)
5. Kolaborasi pemberian insulin
6. Kolaborasi pemberian IV
7. Kolaborasi dengan ahli gizi diit rendah karbohidrat
EVALUASI (Hari ke-2)
Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP)
Jam (Mengacu pada tujuan)
28-03-2022 S:
18.00  Pasien mengatakan sesak nafas berkurang saat beraktivitas
 Pasien mengatakan tidak nyaman berkurang setelah beraktivitas
  O:
 Terdapat bunyi ronkhi di kedua lapang paru
 Terdapat Sputum
 Saturasi oksigen 90%
 Terpasang  O2 nasal canul 3 lt/mnt
A : Bersihan jalan napas tidak efektif teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan :
1. Monitor pola nafas
2. Monitor bunyi nafas tambahan
3. Monitor sputum (jumlah,warna, aroma)
4. Berikan minum hangat
5. Berikan oksigen
EVALUASI (Hari ke-2)
Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP)
Jam (Mengacu pada tujuan)
19.00 S:
 Pasien mual dan muntah 2x
 Pasien mengatakan lemas sedikit berkurang
O:
 Mukosa pasien lembab
 TTV: TD : 115/80 mmHg; Nadi : 110 X / menit; RR: 15X / menit; S: 36,2  C
A : Hipovolemia teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan :
1. Berikan asupan cairan oral
2. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
3. Kolaborasi pemberian cairan IV Isotonis (RL)
EVALUASI (Hari ke-2)
Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP)
Jam (Mengacu pada tujuan)
20.00 S:
 Pasien mengatakan lemas sedikit berkurang
 Pasien mengatakan sedikit pusing
O:
 Pasien tampak lemah
 Pasien tampak lemas
 Glukosa darah pasien menurun dari 886 ml/ dL menjadi 600 ml/ dL
A : Ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan :
1. Monitor kadar glukosa darah
2. Berikan asupan cairan oral
3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
4. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan ,
penggunaan karbohidrat, dan bantuan profesionalkesehatan)
5. Kolaborasi pemberian insulin
6. Kolaborasi pemberian IV
7. Kolaborasi dengan ahli gizi diit rendah karbohidrat
EVALUASI (Hari ke-3)
Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP)
Jam (Mengacu pada tujuan)
29-03-2022 S:
09.00  Pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas saat beraktivitas
 Pasien mengatakan nyaman setelah beraktivitas
  O:
 Kedalaman napas pasien membaik
 Pernapasan cuping hidung menurun
A : Bersihan jalan napas tidak efektif teratasi
P : intervensi dipertahankan
11.00 S:
 Pasien mengatakan sudah tidak mual dan muntah lagi
O:
 Mukosa pasien lembab
 TD : 120/80mmHg; Nadi : 100 X / menit; RR: 15 X / menit; S: 36,5  C
A : Hipovolemia teratasi
P : intervensi dipertahankan
EVALUASI (Hari ke-3)
Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP)
Jam (Mengacu pada tujuan)
12.00 S:
 Pasien mengeluh lemas
 Pasien mengatakan pusing
O:
 Pasien tampak lemah
 Pasien tampak lemas
 Kadar glukosa darah 350 mg/dL
A : Ketidakstabilan kadar glukosa darah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan :
1. Monitor kadar glukosa darah
2. Berikan asupan cairan oral
3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
4. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan ,
penggunaan karbohidrat, dan bantuan profesionalkesehatan)
5. Kolaborasi pemberian insulin
6. Kolaborasi pemberian IV
7. Kolaborasi dengan ahli gizi diit rendah karbohidrat
DAFTAR
PUSTAKA Aru W, Sudoyo. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V.
Jakarta: Interna Publishing
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4, jilid III. (2016). Jakarta: FKUI
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 volume 2. Jakarta EGC
Carpenito, Lynda Juall (2010), Buku saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8,
EGC, Jakarta
Corwin, Elizaeth J. (2011). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta:EGC
Krisanty Paula, dkk. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Cetakan
Pertama, Jakarta, Trans Info Media, 2009.
Stillwell &Susana, B., (2011) Pedoman keperawatan kritis, alih Bahasa,
Egi komara editor edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC
Samijean Nordmark. Critical Care Nursing Handbook. 
http://books.google.co.id. Diakses pada tanggal 17 November
2012
Sikhan. 2009. Ketoasidosis Diabetikum. http://id.shvoong.com.
Muhammad Faizi, Netty EP. FK UNAIR RS Dr Soetomo
Surabaya. Kuliah tatalaksana ketoasidosis diabetic.
http://www.pediatric.com.
Tarwoto, Dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: Trans Info Medikal.
Urden, Linda D, et all. 2012. Priorities in Critical Care Nursing : Fift
Edition. Canada : Mosby Elsevier
TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai