Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS

CKD STAGE V ec SINDROM NEFROTIK


HIPERTENSI STAGE 2, ANEMIA PADA CKD

PEMBIMBING :
dr. Heru Prasanto, SpPD KGH

OLEH :
dr. Hidayat
dr. Denny Takaendengan, SpPD
dr. Vivi Mangindaan
dr. Emy Andrini
Identitas

Nama : Tn. Noviyanto


Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Alamat : Rejondani, Ngaglik, Sleman, Yogya
Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien ke ruangan HD pro HD ke 486 rutin 2x seminggu, BB pre


HD 42 kg, BB kering 40 kg, mual (-), muntah (-), demam (-), nyeri
kepala (-), rasa nyeri tulang (-), BAB (+) normal, BAK (+) hanya
sedikit sekali.
Penyakit Paru (-), Penyakit Jantung (-), DM (-), tumor (-)
Riwayat Penyakit Dahulu

Gagal ginjal dialami sejak berumur 15 tahun, dan telah


dilakukan HD.
Hipertensi, dialami sejak berumur 15 tahun, diketahui setelah
HD, dan mendapat terapi captopril 25mg 3 kali sehari.

Riwayat badan bengkak (+) sejak umur 3 tahun, dan mendapat


terapi furosemide 40mg 1 tablet/hari (dari dokter umum) dan
melanjutkan sampai berusia 13 tahun, dan didiagnosis sebagai
nefrotik sindrom.
Nyeri lutut dan kaki kanan mengecil, dialami sejak
umur 12 tahun, sehingga untuk aktivitas terganggu,
pasien hobby bermain futsal. Saat ini aktivitas tidak ada
gangguan.

Riwayat Keluarga

Ayah penderita gagal ginjal, menderita penyakit yang


dianjurkan untuk HD, tapi tidak mau, dan meninggal
pada usia 40 tahun.
Pemeriksaan fisik

KU cukup, Kes CM
T 160/80, HR 72x/m, RR 20x/m
Kepala : JVP 5+0cm H2O, conjuntiva anemis +/+,
sclera icterik -/-,
Thorak : C/P tak ada kelainan
Abdomen : datar, H/L ttb, peristaltik (+) normal, asites
(-)
Extremitas : superior AV shunt (+) sclerotik pembuluh
darah (+), inferior oedema (-)
Laboratorium

Tgl 12 Januari 2009


Na 135, K 6,25, Cl 95, Protein total 7,5, Albumin 3,49,
BUN 81, creatinin 9,25, GDS 76, AGD pH 7,438, pCO2
28,7, pO2 100, tHb 10,5, SpO2 98, BE -4,3.

Tgl 23 Maret 2009


AL 9,9, AE 3,3, Hb 9,9, Hct 29,1, MCV 88,2, MCH 30,
MCHC 34, AT 118, Neutrofil 64,6%
Tgl 5 Nopember 2011
AGD pH 7,462, pCO2 31, pO2 100, tHb 9,5, SpO2
99,6, BE -1,6, AL 5,03, AE 3,67, Hb 11,3, Hct 31,7,
MCV 86,3, MCH 30,8, MCHC 35,7, AT 143, Neutrofil
61,4%,
Na 138, K 3,9, Cl 102, TP 6,89, Albumin 2,89, GDS
105, Ureum 33, creatinin 8,4, Asam urat 4,7, Ca 1,32,
Mg 2,2
Tgl 8 Nopember 2011
BUN 21, cretainin 4,17, asam urat 2,6, Na 143, K 2,7,
Cl 101

Tgl 10 Nopember 2011


PPT 13,5 (kontrol 14), INR 0,96, APTT 32,2 (kontrol
29,4), AL 5,34, AE 3,87, Hb 11,5, Hct 34,2, MCV 88,4,
MCH 29,7, MCHC 33,5, AT 123, Neutrofil 45%
Tgl 17 Juni 2012
AL 5,09, AE 2,84, Hb 8,4, Hct 25,7, MCV 90,5, MCH
29,6, MCHC 32,7, AT 94, Neutrofil 75%
Wdx

CKD stage V ec suspect Sindrom Nefrotik DD


Glomerulonefritis Chronic
Hipertensi nefresklerotik dan
Anemia pada CKD
Terapi

HD rutin 2x seminggu
Captopril 3x25mg
CaCO3 3x1
Asam folat 3x1
Diet makanan bebas selain buah buahan, air 500cc/hari
(anjuran protein 48gram/hari)
Prescription

Dializer : CAHP 130 reuse ke 2


Dialisat : bicarbonat
Lama : HD 5 jam
UF : 3,5 liter
Heparin : mini heparin
QB :170 ml/m
QD :500 ml/m
Jam TD Nadi Heparin UF QB QD
14.50 160/80 72 1500 3,5 170 500
15.50 1000
16.50 1000
17.50 wash
18.50 wash
19.50
DISKUSI

Penyakit ginjal kronik

- Kondisi dimana ginjal gagal memfiltrasi dengan baik


toksin dalam produk limbah dari darah
- Kriteria waktu selama 3 bulan atau lebih
- Laju filtrasi glomerulus < 90mL/m/1,73mm2
Laju Filtrasi Glomerulus

= (140-umur) x BB
72 x Se creatinin

= (140-19) x 40
72x 9,25
= 6,21 mL/m

Pada kasus ini, dgn LFG 6,21mL/m, merupakan CKD


stage V
Adekuasi HD:

→ Kecukupan jumlah proses dialisis untuk mencapai


kondisi optimal pada CKD, ditandai:
► tidak ada tanda uremia
► tidak ada anemia
► hipertensi terkontrol
► status gizi baik
► tercapai keseimbangan cairan
► tercapai pengendalian metabolisme protein, zat
besi, renal osteodistrophi
Kt/v merupakan penilaian laboratorium pada adekuasi
HD

Pada kasus ini, Kt/v =


= 0,2 L/m x 300 m
24 L
= 2,5

Target Kt/v untuk HD 2 x seminggu adalah 1,8, jadi


pada kasus ini belum tercapai adekuasi HD
Sindroma Nefrotik

Kumpulan gejala klinis yang timbul dari kehilangan


protein karena kerusakan glomerulus yang difus,
dengan gejala
- edema
- proteinuria
- hipoalbuminemia
- hiperkolesterolemia
kadang kadang terdapat hematuria, hipertensi dan
penurunan fungsi ginjal.
Etiologi:
→Sebagai suatu penyakit autoimun
→Reaksi antigen antibodi

Umumnya dibagi (Whaley and Wang 1999:1385):


- Sindroma nefrotik bawaan
- Sindroma nefrotik sekunder
- Sindroma nefrotik idiopatik

Pada kasus ini, merupakan SN sekunder, karena diDD


dengan GNC
Tanda dan Gejala:

1. Edema umum (anasarca), terutama muka dan jaringan


periorbital
2. Proteinuria dan albuminemia
3. Hipoproteinemia dan albuminemia
4. Hiperlipidemia khususnya hipercholesterolemia
5. Lipiduria (Oval fat bodies)
6. Mual, anoreksia, diare
7. Anemia
8. Edema Paru
Klasifikasi SN berdasarkan biopsi histopatologis
(Churg):
1. Kelainan minimal
2. Nefropati membranosa
3. Glomerulonefritis proliferatif
4. Glomerulsklerosis fokal segmental

Pada kasus ini, penyebab SN tidak diketahui secara


pasti, karena membutuhkan biopsi ginjal, tetapi di
DD oleh karena glomerulonefritis proliferatif,
karena dengan pemberian terapi konvensional,
penyakit bertambah buruk
Pemeriksaan Laboratorium
Urine:
Volume biasanya kurang dari 400ml/24jam (fase
oligouria), warna urin kotor, sedimen kecoklatan
menunjukkan adanya darah, hemoglobin, myoglobin
dan porfirin.

Darah:
Hemoglobin menurun karena adanya anemia,
hematokrit menurun, natrium biasanya meningkat tetapi
dapat bervariasi.
Klorida, fosfat dan magnesium meningkat
Albumin kurang dari 2,5g/dL, kolesterol dan trigliserida
meningkat

Biopsi Ginjal
Untuk memperkuat diagnosa.

Pada kasus ini, hasil pemeriksaan laboratoris tidak


lengkap dan perlu pemeriksaan lanjutan, yaitu meliputi
profil lipid, urinalisis, protein esbach dan biopsi ginjal
(biopsi ginjal merupakan salah satu kontraindikasi
karena akan memperberat sklerotik dari ginjal)
Komplikasi CKD :
1. Anemia
2. Hipertensi
3. Hiperkalemia
4. Hiperfosfatemia
5. Hipocalcemia  renal osteodystrofi
6. Sindroma uremikum
7. Gangguan gastrointestinal
8. Gangguan integumentum
9. Gangguan neurologi
10. Gangguan pulmonal
11. Gangguan muskuloskeletal
12. Perubahan hormon
13. Kelainan mata
14. Gangguan imunologis
Komplikasi jangka panjang HD rutin adalah:
1. Disequilibrium syndrome
2. Uremic syndrome
3. Hipertensi
4. Gangguan gastrointestinal
5. Anemia
6. Bleeding diatesis
7. Komplikasi pulmoner
8. Bone disorder
9. Gangguan neurologi
10. Komplikasi Iatrogenik
11. Gangguan metabolisme karbohidrat
12. Malnutrisi protein
13. Gangguan kulit
14. Gangguan fungsi gonad
15. Gangguan imunologis, imunocompromized
Pada kasus ini, komplikasi CKD adalah anemia,
hipertensi, gangguan gastrointestinal, sedangkan

Komplikasi jangka panjang HD adalah anemia,


hipertensi, gangguan gastrointestinal, sklerosis
pembuluh darah, bleeding diatesis
(trombositopenia).
Penatalaksanaan

1. Diperlukan tirah baring selama masa edema parah


yang menimbulkan keadaan tidak berdaya dan selama
infeksi
Tirah baring selama diuresis jika terdapat kehilangan
berat badan yang cepat
2. Diet, kurangi cairan, intake protein yang seimbang.
Diet mengandung protein 2-3g/kgBB/ hari.
3. Perawatan kulit, edema masif merupakan masalah
dalam perawatan kulit
4. Perawatan mata
5. Kemoterapi, prednisolon dosis 5mg dua kali sehari
6. Penanganan krisis hipovolemik, seseorang akan mengeluh
nyeri abdomen, muntah dan pingsan, terapi infus plasma
intravena dan monitor vital sign
7. Pencegahan infeksi
8. Perawatan spesifik, mempertahankan cairan dan observasi
penimbangan BB, tekanan darah dan pencegahan dekubitus
9. Dukungan bagi pasien dan keluarga,

Pada kasus ini tatalaksana SN tidak adekuat sehingga pasien


datang ke RS setelah CKD stage V.
Saran:

1. Pemeriksaan laboratoris dan penunjang yang


lengkap per 2-3 bulan.
2. Pemberian EPO sehingga anemia bisa teratasi.
3. Antihipertensi sehingga tercapai target tekanan
darah.
4. Diet sesuai dengan anjuran.
5. Terapi pengganti ginjal dengan transplantasi
ginjal jika kondisi ekonomi memungkinkan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai