Anda di halaman 1dari 29

Case Report

Sindroma Nefrotik
Yesi Yulia Wardani
1708435970

Pembimbing
Dr. Hendra Asputra, Sp.PD
Pendahuluan
Penyakit glomerular yang ditandai dengan edema anasarka,
proteinuria masif, hipoalbuminemia, hiperkolestrolemia,
dan lipiduria

Angka kejadian SN pada anak 15 kali lebih banyak dari


dewasa. Angka kejadian SN primer 3/1.000.000. per
tahun

Etiologi SN terbagi 2 yaitu primer/idiopatik dan sekunder.


Pengobatan SN terdiri dari pengobatan spesifik dan non-
spesifik
Tinjauan Pustaka
O Definisi

Proteinuria masif Hipoalbuminemia


Edema anasarka
>3,5g/hari <3,5 g/dl

Hiperkolestrolemia Lipiduria
Tinjauan Pustaka
Primer Sekunder

• GN lesi minimal • Infeksi


Etiologi
• Glomerulosklerosis fokal segemental • HIV, hepatitis virus B dan C
• GN membranosa • Sifilis, malaria, skistosoma
• GN membranoproliperatif • Tuberkulosis, lepra
• GN proliferatif lain • Keganasan
• Adenokarsinoma paru, payudara, kolon,
limfoma hodgkin, mieloma multipel, dan
karsinoma ginjal
• Penyakit jaringan penghubung
• Lupus erimatosus sistemik, artritis
reumatoid, mixed connective tissue disease
(MCTD)
• Efek obat dan toksin
• Obat anti inflamasi nonsteroid, preparat
penisilamin, probenesid, air raksa,
kaptopril, heroin
• Lain-lain
• Diabetes melitus, amiloidosis, pre-
eklampsia, refluks vesikoureter, atau
sengatan lebah
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Anamnesis
Sembab biasanya berawal pada area dengan tekanan hidrostatik intravaskular yang
tinggi seperti kedua kaki dan ankle, tetapi dapat juga terjadi pada area dengan tekanan
hidrostatik intravaskular yang rendah seperti periorbita dan skrotum. Bila bengkak
hebat dan generalisata dapat bermanifestasi sebagai anasarka

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan edema pretibial, edema periorbita, edema skortum,
edema anasarka,asites, dan xanthelasmas bisa ditemukan akibat hiperlipidemia

Pemeriksaan Penunjang
-Urinalisis dan bila perlu biakan urin.
-Protein urin kuantitatif, dapat berupa urin 24 jam atau rasio protein / keriatinin pada urin
pertama pagi hari.
-Pemeriksaan darah antara lain :Darah tepi lengkap, Kadar albumin dan kolesterol plasma,
Kadar ureum, kreatinin,Kadar komplemen C3 bila dicurigai Lupus Eritematosus sistemik,
pemeriksaan ditambah dengan komplemen C4, ANA (Anti nuclear antibody) dan anti ds-DNA
-Biopsi ginjal
Tinjauan Pustaka
Non-Farmakologi Farmakologi

O Istirahat O Pengobatan spesifik dapat diberikan


O Restriksi protein dengan diet protein steroid sebagai imunosupresif
0,8 gram/kgbbideal/hari + eksresi O Pengobatan edema dapat diberikan
protein dalam urin/24 jam, bila fungsi diuretik loop. Furosemid oral dapat
ginjal sudah menurun diet protein diberikan dan bila resisten dapat
disesuaikan hingga 0,6 gram/kgBB dikombinasi dengan tiazid,
ideal/hari + eksresi protein dalam
metalazon, dan/atau asetozolamid.
urin/24 jam.
O Pengobatan proteinuria dapat
O Diet rendah kolestrol <600 mg/hari
diberikan penghambat ACE dan
O Diet rendah garam (sekitar 2 gram
antagonis reseptor angiotensin II.
natrium/hari)
O Pengobatan dislipidemia dapat
O Restriksi cairan pada edema
diberikan golongan statin.
O Pengobatan hipertensi dapat
diberikan penghambat ACE dan
antagonis reseptor angiotensin II.
Tinjauan Pustaka
Komplikasi

O Keseimbangan nitrogen negatif


O Hiperkoagulasi
O Hiperlipidemia dan lipiduria
O Metabolisme kalsium dan tulang
O Efek metabolik lain dari sindroma nefrotik
O Infeksi
O Gangguan fungsi ginjal pada sindroma nefrotik
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn.A
JK : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Alamat : Jl.Gunung Sari, Pekanbaru
MR : 00692729
Tgl MRS : 22 November 2017
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang

1 hari SMRS pasien merasa sembab pada wajah, tangan, dan kaki
semakin bertambah. Kemudian juga diikuti perut yang tampak buncit.
Bagian yang sembab apabila ditekan kembali lambat.

1 bulan SMRS pasien mengeluhkan sembab, sembab dikatakan


awalnya muncul pada daerah wajah lalu ke kaki. Sembab di bagian
wajah dirasakan semakin terlihat ketika bangun tidur. Keluhan
disertai dengan buang air kecil berbusa namun tidak nyeri dan tidak
disertai darah. Lalu pasien dibawa berobat ke puskesmas dan
dikatakan kemungkinan penyebab keluhan tersebut dari ginjal dan
pasien disarankan untuk berobat ke poli spesialis penyakit dalam.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
O Riwayat hipertensi (-)
O Riwayat diabetes melitus (-)
O Riwayat penyakit jantung (-)
O Riwayat menggunakan obat-obatan (-)
O Riwayat sakit kuning (-)
Anamnesis
Riwayat Penyakit keluarga
O Tidak ada keluarga yang mengeluhkan
keluhan yang sama.
O Riwayat hipertensi (-)
O Riwayat diabetes melitus (-)
Anamnesis
Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi dan
Kebiasaan :
O Pasien merupakan seorang karyawan
wiraswasta
O Pasien merupakan perokok aktif sejak usia 12
tahun hingga SMRS, 1 bungkus/hari.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Umum
O Keadaan Umum: Tampak sakit sedang
O Kesadaran : Komposmentis
O TD : 130/80 mmHg
O Nadi : 76 x/menit
O Suhu : 36,5°C
O Pernafasan : 24 x/menit
O Keadaan gizi
O BB : 60 kg
O TB : 163 cm
O IMT : Karena pasien edema anasarka koreksi berat badan(BB) 25-
30%. BB aktual pasien=BB saat ini – (koreksi BB). Maka didapatkan
BB aktual= 60 – (60 x 30%) didapatkan BB aktual saat ini tanpa
edema 42 kg
Pemeriksaan Fisik
Kepala dan Leher Thoraks Paru Depan
O Inspeksi: bentuk dinding dada
O Mata: konjungtiva anemis (-/-) sklera pasien normochest, pergerakan
ikterik (-/-), edema palpebra (+/+) , dada simetris kiri dan kanan,
xanthelasma (-) penggunaan otot bantu pernapasan
O Hidung: keluar cairan (-) epistaksis (-).
(-) O Palpasi : vocal fremitus seimbang
O Telinga: keluar cairan (-), darah (-) dan normal kiri dan kanan.
O Mulut: pucat (-) sianosis (-) lidah O Perkusi: sonor pada kedua
kotor (-) gusi berdarah (-) karies (-) lapangan paru, batas paru hepar:
O Leher: pembesaran KGB (-) relatif di SIK 4 linea, absolut di
pembesaran tiroid (-) peningkatan SIK 5, peranjakan hepar di SIK 6.
JVP (-) 5-2 cmH2O, reflek O Auskultasi: vesikuler (+/+), ronkhi

hepatojugular (-) (-/-), wheezing (-/-).


Pemeriksaan Fisik
Thoraks Paru Belakang Jantung

O Inspeksi: penggunaan otot O Inspeksi: ictus cordis tidak


terlihat
bantu pernapasan (-) O Palpasi : ictus cordis teraba di SIK
O Palpasi : vocal fremitus V linea midclavicula sinistra.
seimbang dan normal kiri O Perkusi: batas kanan jantung linea
sternalis dextra, batas kiri jantung
dan kanan. 1 jari medial linea midclavicula
O Perkusi: sonor pada kedua sinistra, batas atas jantung SIK III
lapangan paru. linea parasternalis dextra.
O Auskultasi: A1<A2, P1<P2,
O Auskultasi: vesikuler M1>M2, A2>P2, murmur (-),
(+/+), ronkhi (-/-), gallop s3 (-)
wheezing (-/-).
Pemeriksaan Fisik
Abdomen Ekstremitas

O Inspeksi: perut tampak sedikit O Atas : Kulit pucat (-)


cembung, venektasi (-), CRT <2 detik, pitting
distensi (-), vena kolateral (-),
udem (+/+), sianosis (-),
caput medusae (-)
O Auskultasi : BU (+) 10x/menit
akral hangat.
O Perkusi: pekak (+). Shifting
O Bawah : Kulit pucat (-)
dullness (+) CRT <2 detik, pitting
O Palpasi: nyeri tekan (-), massa udem (+/+), sianosis (-),
(-) hepatomegali (-) akral hangat.
splenomegali (-), ballotment
(-).
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin Urinalisis

O Hb : 15,6 g/dl O Warna : Kuning (kuning muda)


O Kejernihan: agak keruh (jernih)
O Ht : 45,1% O Protein : +3 (negatif)
O Leukosit : 9.290/uL O Glukosa : - (negatif)
O Bilirubin : - (negatif)
O Trombosit : 346.000/uL O Urobilinogen : normal (3,2 u
Mol/L)
O pH : 6,5 (4,5-8)
O BJ : 1,025 (1,003-1,030)
O Darah : - (negatif)
O Keton : - (negatif)
Pemeriksaan Penunjang
Faal Ginjal Faal Hati
O Ureum 49 mg/dl (15-41) O AST 25 U/L (15-37)
O Kreatinin 0,93 mg/dl O ALT 22 U/L (12-78)
(0,55-1,30) O Albumin : 0,7 g/dL (3,4-
Elektrolit darah 5,0)
O Na+ 135 mmol/L (135-
145)
O K+ 5,2 mmol/L (3,5-5,5)
O Cl 108 mmol/L (97-107)
Pemeriksaan Penunjang
Profil lipid O Glukosa : 91 mg/dl (74-
O Cholesterol :532 mg/dl 106)
(0-200) O Asam urat : 6,1 mg/dl
O LDL-Cholesterol :427,2 (2,6-7,2)
mg/dl (0-150)
O HDL-Cholesterol :73
mg/dl (40-60)
O Triglycerida :174 mg/dl
(30-150)
Resume
O Anamnesis
O Sembab diseluruh tubuh
O Bagian yang sembab apabila ditekan kembali lambat
O BAK berbusa
O Riwayat merokok sejak umur 12 tahun hingga SMRS 1 bungkus/hari

O Pemeriksaan fisik
O Udema palbebra (+/+)
O Asites, shifting dullness (+)
O Edema pada keempat anggota gerak, pitting edema (+)

O Pemeriksaan penunjang
O Proteinuria
O Hipoalbumin
O Hiperkolestrolemia
O Hiperlipidemia
O USG Abdomen, kesan : sindroma nefrotik dan asites.
O Daftar Masalah
O Sindroma nefrotik

O Sindroma nefrotik
O Anamnesis: Sembab pada wajah, keempat ekstremitas dan perut membuncit
O PF : Edema palpebra, asites, edema ekstremitas dengan pitting edema.
O PP :
O Protein urin : +++
O Albumin : 0,7 g/dl

O Cholesterol :532 mg/dl


O LDL-Cholesterol :427,2 mg/dl
O Triglycerida :174 mg/dl
O USG Abdomen: Sindroma nefrotik dan asites.

O DD :
O -Nefritis Lupus

O Terapi :
O IVFD Nacl 0.9% 10 tpm, Inj. Ranitidin 2x1 amp, Infus plasbumin 20% 100cc,
Metylprednisolone 4mg 3x2, Captopril 6,25mg 2x1
Follow Up
Tanggal 24-11-2017 26-11-2017 28-11-2017

S udema palpebra (+), udem pada kaki udema palpebra (+), udem udema pada palpebra (+),
dan tangan (+) pada kaki (+) dan tangan (-) udem pada kaki dan tangan
(-)

O TD : 110/70 mmHg, RR : 18x/menit, TD : 120/80 mmHg, RR : TD : 130/80 mmHg, RR


Shifting dullness (+), pitting edema ke 20x/menit. 20x/menit, pitting edema
empat anggota gerak (+) Pitting edema tungkai (+), (-), Shifting dullness (-)
USG abdomen kesan ascites dengan shifting dullness (+) Albumin 0,8 g/dl.
large kidney bilateral disertai dengan
echostruktur inhomegen sesuai dengan
gambaran syndroma nefrotic

A
Sindroma nefrotik Sindroma nefrotik Sindroma nefrotik
P - IVFD Nacl 0.9% 10 tpm - IV plug Pasien diizinkan pulang
- Inj. Ranitidin 2x1 amp - Inj. Ranitidin 2x1 amp dengan membawa obat :
- Infus plasbumin 20% - Metylprednisolone 4mg 3x2 - Metylprednisolone 4 mg
- Metylprednisolone 4mg 3x2 - Captopril 6,25mg 2x1 3x2
-Captopril 6,25mg 2x1 - Ranitidin 2x1
- Calos 2x1
- Curcuma tab 2x1
- Simvastatin 1x1
Pembahasan

Tn. A usia 21 Sindroma Nefrotik


tahun dengan Berdasarkan
keluhan utama hasil anamnesis, -Edema anasarka
sembab seluruh pemeriksaan -Proteinuria
tubuh yang fisik dan -hipoalbuminemia
memberat sejak penunjang
1 hari smrs -hiperlipidemia
Pembahasan
Pembahasan
O Asites dapat disebabkan oleh berbagai penyakit.
O Asites yang berhubungan dengan SN terjadi melalui
mekanisme transudasi ->akibat volume cairan plasma
menurun akibat hipoalbuminemia.
O Asites pada pada pasien ini ditandai dengan shifting
dulness (+)
Pembahasan
Untuk melengkapi penunjang diagnosis SN, perlu
dilakukan pemeriksaan :
O Urinalisis
O Pemeriksaan darah (darah rutin, profil lipid, tes
koagulasi dan tes imunologi)
O Foto rontgen thorax
O USG abdomen
O Biopsi Ginjal
Dengan biopsi ginjal dapat mengetahui etiologi secara
pasti dari SN yang terjadi.
Pembahasan
Proteinuria merupakan kelainan dasar
pada SN. Kehilangan protein pada SN
termasuk dalam proteinuria glomerular
->terjadi peningkatan peningkatan
filtrasi makromolekul melewati dinding
kapiler glomerulus

Konsentrasi albumin plasma ditentukan


oleh asupan protein, sintesis albumin
hati dan kehilangan protein melalui
urin. Pada SN hipoalbuminemia
disebabkan oleh proteinuria yang masif
Pembahasan
Hiperlipidemia
O Merupakan komplikasi dari SN. Kolestrol umumnya
meningkat sedangkan trigliserid dapat normal hingga
sedikit meningkat. Peningkatan LDL, VLDL
sedangkan HDL cenderung normal rendah.
O Mekanisme hiperlipidemia pada SN dihubungkan
dengan peningkatan sintesis lipid dan lipoprotein
hati dan menurunnya katabolisme.
Pembahasan
Terapi spesifik: Terapi Non-spesifik
Diberikan -Captopril 6,25 mg 2
methylprednisolone kali sehari
tablet 4mg 3x 2 -Infus plasbumin
tablet 20% 3 flas
Paduan 0,6-0,8 -Simvastatin 1 kali
mg/kgbb/hari sehari
-Curcuma tab 30 mg
2x1
-Calos 600 mg 2x1

Anda mungkin juga menyukai