Ikterus Obstructive
et Causa Suspect Tumour Pankreas
dr. Fitratunnisah
OUTLINE
PENDAHULUAN
LAPORAN KASUS
TINJAUAN PUSTAKA
DAN PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
Ikterus adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan
lainnya (membran mukosa) yang menjadi kuning karena
pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat konsentrasinya dalam
sirkulasi darah.
Ikterus obstruktif merupakan icterus yang disebabkan oleh
obstruksi bilier (obstruksi empedu).
Keluhan utama :
Status Generalis Thorax Mukosa kulit tampak ikterik seluruh lapang dada ;
Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Ves +/+, rh -/-, wh -/-
● Keadaan umum : lemah
Abdomen Mukosa ikterik seluruh lapang abdomen.
● GCS : E4V5M6 (Compos Mentis) Nyeri tekan regio Epigastrium (+), Hepar teraba 3 jari
● Tanda Vital dibawah arkus costa (+), teraba keras, distensi
abdomen, undulasi (+), shifting dullness (+), Bunyi
TD : 90/60 mmHg usus (+) 4 x/m
N 92x/m
Urogenital Tidak dievaluasi
T 37 C
RR 20x/m Ekstremitas Ikterus +/+/+/+, oedem -/-/+/+, CRT <2 detik,
teraba hangat
Status Dbn
Neurologis
Pemeriksaan Laboratorium (7-09-2022)
Satuan Nilai Rujukan
● Pasien laki-laki umur 67 tahun, ● Lab : Hb 7,0. bilirubin total dan direct
keluhan kuning seluruh tubuh sejak 1 meningkat, SGOT,SGPT meningkat.
bulan yll, disertai nyeri ulu hati seperti ● USG : susp massa caput pancreas dd
terbakar tembus ke belakang (+), CBD, gambaran obstruksi biliaris,
bengkak kedua kaki (+), tidak BAB hepatomegaly (+), asites (+)
sudah 1 minggu (+).
● Ikterik (sklera dan seluruh tubuh),
hepatomegali (+), undulasi (+), shifting
dullnes (+), NTE (+), oedem
ekstremitas inferior (+).
Diagnosis
● Ikterus adalah warna kuning pada jaringan Prehepatik :patologi yang terjadi
tubuh karena deposit bilirubin. sebelum hati
● Terlihatnya icterus jika level bilirubin >3
mg/dL
● Hepatik : patologi terletak didalam
Ikterus diklasifikasikan menjadi 3 kategori,
hati
tergantung pada bagian mana dari
mekanisme fisiologis mempengaruhi
patologi. Post hepatic : aptologi terletak
setelah konjugasi bilirubin dalam
hati
• Ikterus obstruktif merupakan icterus yang disebabkan oleh
obstruksi bilier (obstruksi empedu).
• Yaitu tersumbatnya saluran empedu yang membawa cairan
empedu dari hati dan kandung empedu menuju usus halus.
• Berbagai penyebab seperti koledocholithiasis, striktur saluran
empedu, kolangiokarsinoma, karsinoma pankreas,
pankreatitis, parasite dan kolangitis sklerosis primer.
Epidemiologi
Kasus ikterus obstruksi post-hepatik terbanyak
mengenai usia 50 – 59 tahun 29,3%. Kasus ikterus
obstruksi post-hepatik dapat mengenai jenis kelamin
laki-laki dan perempuan dimana jenis kelamin laki-
laki sebanyak 65,9%.2 Hatfield et al, melaporkan
bahwa kasus ikterus obstruktif terbanyak adalah 70%
karena karsinoma kaput pankreas, 8% pada batu
common bile duct, dan 2% adalah karsinoma kandung
empedu.
Epidemiologi
Gejala awal tumor kaput pankreas tidak spesifik dan samar, sering terabaikan oleh pasien dan
dokter sehingga sering terlambat didiagnosis. Gejala awal dapat berupa rasa penuh, kembung
di ulu hati, anoreksia, mual, muntah, dan badan lesu. Keluhan tersebut tidak khas karena juga
dijumpai pada penyakit dengan gangguan fungsi saluran cerna.
Pemeriksaan Penunjang
Prognosis
1. Prognosis tergantung penyakit penyebabnya :
a. Malaria
b. Hepatitis virus akut
c. Sirsis hepatis
d. Batu system bilier
e. Dan lain lain
TERIMA
KASIH
Referensi
1. Sulaiman, Ali. Pendekatan klinis pada pasien ikterus. In: Aru W Sudoyo, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam Jilid 1. 5 th Ed.
Jakarta: Penerbitan FKUI; 2007.p.420-3.
2. Brama Ragil. KARAKTERISTIK DAN EVALUASI KADAR BILIRUBIN DIRECT PRE-OPERATIF DAN POST-OPERATIF
PADA PASIEN IKTERIK OBSTRUKSI POST-HEPATIK. Jurnal Kedokteran Universitas Jambi. 2013.
3. Snell, Richard S. Anatomi klinik. 6th Ed. Jakarta: Penerbitan buku kedokteran EGC; 2006.p.240-7, 288-91.
4. Eroschenko, Victor P. Dygestive system: liver, gallbladder, and pancreas. In: Difiore’s atlas of histology with functional
correlations. 11th Ed. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
5. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, et al. The liver bilirubinemias. In: Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17 th ed. United
States of America: Mc Graw Hill; 2007.p.297-8.
6. Murray RK, Granner DK. Biokimia Harper. 27 th ed. Jakarta: EGC; 2005.p.285-300.
7. Aditya PM, Suryadarma IGA. Laporan kasus: sirosis hepatis. Bali: Fakultas Kedokteran Universitas Udayana; 2012.
8. Sjamsuhidajat, R. Buku ajar ilmu bedah. 3 th Ed. Jakarta: Penerbitan buku kedokteran EGC; 2010.p254-7,663-7,672-82,717-82.
9. Silbernagl S, Lang F. Teks & atlas berwarna patofisiologi. Jakarta: Penerbitan buku kedokteran EGC; 2006.p.140,166.
10. Widiastuty AS. Patogenesis batu empedu. Palembang: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah; 2010.
11. Schwartz Si. Manifestations of gastrointestinal disease. In: Principles of surgery. 5 th Ed. Singapore: McGraw-Hill; 1989.p.1091-
1099.
12. Purnomo B, Hegar B. Biliary atresia in infants with cholestasis. Jakarta: Fakultas kedokteran universitas Indonesia; 2008.
13. Pedoman interpretasi data klinik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011.p15-26, 56-62.