Anda di halaman 1dari 42

MINI

PROJECT
OPTIMALISASI PELAYANAN TERPADU PENYAKIT TIDAK
MENULAR DI PUSKESMAS TAMBUSAI

Disusun Oleh:
• dr. R. Yumi Gusriani
• dr. Asih Nelvita Rawi
• dr. Wiwit Asari
Pembimbing :
dr. Tuanima Smaria Lumban Raja

DOKTER INTERNSHIP BATCH IV 2022


PERIODE 12 NOVEMBER 2021 – 11 MEI 2022
PUSKESMAS TAMBUSAI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyebab Kematian Dunia Diabetes (6%)

Peny. Pernapasan Kronis (6%)


lainnya

PTM
27%
Penyakit Tidak Menular Kanker (12%)
73%

PTM lain (15%)

Penyakit jantung dan pembuluh darah (35%)

Perubahan lingkungan, perilaku masyarakat, teknologi, ekonomi dan


sosial budaya.
Rp. 14,6 Triliun
untuk biaya
Peningkatan Kasus PTM secara signifikan
kesehatan dan
pengobatan
pasien dengan
Beban masyarakat dan Pemerintah bertambah PTM
PTM
Garda terdepan penyedia
upaya pelayanan
kesehatan masyarakat Puskesmas

Upaya pengendalian PTM


Pandu PTM secara komprehensif dan
terintegrasi oleh
Puskesmas
Rumusan Masalah
• Bagaimana optimalisasi Pandu PTM di Puskesmas Tambusai

Tujuan Umum
• Melakukan optimalisasi Pandu PTM di Puskesmas Tambusai

Tujuan Khusus
• Melakukan deteksi dini faktor risiko PTM pada pasien Puskesmas Tambusai
• Menganalisa faktor risiko PTM pada pasien Puskesmas Tambusai
• Melakukan Edukasi tentang pencegahan terjadinya PTM dan penanganan lebih lanjut pada pasien
dengan PTM

Manfaat Kegiatan
• Puskesmas Tambusai
• Sebagai data evaluasi untuk puskesmas tentang pelayanan kesehatan di Puskesmas Tambusai.
• Menjalankan program kerja Puskesmas Tambusai
• Menurunkan risiko terjadinya PTM pada wilker PKM Tambusai
• Dokter Internsip
• Sebagai bagian dari tugas mini project
• Berperan serta dalam menjalankan program puskesmas
• Masyarakat
• Mengetahui status kesehatannya
• Menambah pengetahun tentang pencegahan dan penanganan PTM
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Profil Puskesmas Tambusai

Letak geografis Sumber daya


PUSKESMAS Puskesmas
TAMBUSAI

Jumlah Jumlah
Desa Penduduk

7
Letak geografis
• Wilayah kerja Puskesmas Tambusai terdapat sebelas desa dan satu
Kelurahan.
• Jumlah penduduk 76.927 jiwa ( 17 .028 KK ).
• Luas wilayah kerja Puskesmas Tambusai adalah 112.750 Km2 atau
112.750 Ha. terdiri dari daratan dipinggir jalan raya Lintas sumatera
dengan sebelah samping kiri dan kanan puskesmas bangunan / rumah
penduduk atau masyarakat
Secara adminitrasi wilayah kerja Puskesmas Tambusai Terdiri
dari sebelas desa :
• Desa Talikumain • Desa Batang Kumu
• Desa Batas • Desa Tambusai Barat
• Desa Sialang Rindang • Desa Tingkok
• Kelurahan Tambusai Tengah • Desa Suka Maju
• Desa Rantau Panjang • Desa Tambusai Timur
• Desa Sungai Kumango • Desa Lubuk Soting
Nama Desa Lengkap dengan jumlah penduduk
Jumlah
No Desa Rumah Tangga Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk
 
1 Tambusai Tengah 1823 4399 4249 8648
2 Talikumain 801 1798 1810 3608
3 Sei Kumango 1612 3545 3445 6990
4 Batas 977 2201 2167 4368
Sialang Rindang
5   1060 2240 2215 4455

6 Tambusai Barat 1447 3233 3143 6376


7 Batang Kumu 2723 6767 6486 13253
8 Rantau Panjang 955 1885 1894 3779
9 Tambusai Timur 1249 2728 2663 5391
10 Suka Maju 1455 3182 3099 6281
11 Tingkok 909 2046 2018 4064
12 Lubuk Soting 2017 4940 4774 9714
13 Pkm Tambusai 17.028 38.964 37.963 76.927
Sumber ketenagaan di Puskesmas Tambusai
NO Profesi Jumlah yang ada PNS PTT/HONOR

1 Kepala Puskesmas 1 1  
2 Kasubag TU 1 1  
3 Administrasi/ketatausahaan 2 2 1
4 Dokter Umum 4 2 2
5 Dokter Gigi 1 1  
6 Epidemiologi 0 0 0
7 Perawat 16 8  
8 Perawat Gigi 1 1 3
9 Bidan 48 24  

10 Apoteker 2 1 1
11 Farmasi 1 1 1
Sumber ketenagaan di Puskesmas Tambusai

12 Nutrisionis 2 1 1
13 Sanitarian 1 1 1
14 Analis kesehatan 1 1  
15 Cleaning Service 3   3
16 Pekarya 2 2  
17 Sopir 1 1  
18 Sarjana Kesehatan 5 5  
Masyarakat

19 Fisioterapi 1   1
20 Rekam Medik 1   1
21 Serjana Sosial 1 1  
22 Admin 1   1
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang
tidak ditularkan dari orang ke orang, memiliki durasi yang
panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat

• Riskesdas, 2013

13
Karakteristik Penyakit Menular

Perkembangan Penyakit tidak melalui


suatu rantai penularan tertentu Memerlukan biaya
yang tinggi

Masa Inkubasi Panjang dan Laten bermacam-macam


Faktor penyebab
Berlangsungnya penyakit berangsur-
angsur
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
• Pada Tahun 2016, 71% Kematian di dunia terjadi akibat Penyakit Tidak
Menular

• Penyebaran penyebab kematian tersebut antara lain :


1. 35% oleh penyakit jantung 4. 12% oleh Kanker

2. 6% oleh PPOK 5. 15% Oleh PTM Lainnya

3. 6% oleh diabetes

• Tingginya angka PTM dipengaruhi oleh pergeseran budaya dan kebiasaan


Faktor Resiko Penyakit Tidak Menular
• Faktor resiko penyakit tidak menular dapat dibagi menjadi :
1. Menurut Dapat-tidaknya risiko itu diubah :
a. Unchangable risk factor
b. Changeable risk factor
2. Menurut Kestabilan Peranan Faktor Resiko
a. Suspected Risk Factor
b. Esthablished Risk Factor
1. Merokok
Bahaya merokok ditimbulkan akibat
kandungan yang terdapat pada sebatang
rokok. Sekitar lebih dari 4000 bahan kimia
terdapat pada rokok. Setidaknya, 60 dari
bahan kimia tersebut mampu menyebabkan
kanker dan penyakit degenerative lainnya?

17 17
2. Kurang Aktivitas fisik

• 1 / 4 penduduk Indonesia
termasuk golongan kurang
aktif dalam melakukan
aktivitas fisik.

18
3. Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol dalam jangka
waktu yang Panjang berperan dalam
peningkatan kadar kortisol,
peningkatan volume sel darah
merah dan peningkatan
kekentalan darah yang berperan
dalam menaikkan tekanan darah

19
4. Konsumsi Diet Seimbang

• Perubahan kebiasaan makan

• Makanan tinggi kalori, tinggi


garam namun rendah serat

20
Konsep Dasar Pelayanan Terpadu PTM di
FKTP
• Pengertian

Pandu PTM di FKTP adalah Pelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM yang dilaksanakan secara

Komprehensif dan terintergritas melalui upaya kesehatan masyarakat (ukm) dan Upaya Kesehatan

Perorangan.

• Tujuan

Pencegahan dan pengendalian PTM yang mengutamakan aspek Promotif dan preventif tanpa mengabaikan

aspek kuratif dan rehabilitatif serta paliatif untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian,

• Sasaran

Sasaran Pelayanan terpadu PTM di FKTP meliputi individu dan/atau kelompok masyarakat yang berusia 15

tahun ke atas yang datang ke Puskesmas/FKTP untuk kunjungan sakit maupun kunjungan sehat.
Pelayanan
Terpadu PTM

Algoritma
Prediksi Risiko PTM
• Memprediksi risiko seseorang menderita penyakit kardiovaskuler 10 tahun
mendatang, berdasarkan jenis kelamin, umur, tekanan darah sitolik, status merokok.

• Menggunakan Tabel Prediksi risiko PTM.

2 jenis tabel prediksi risiko PTM, yaitu :

 berdasarkan hasil laboratorium (memerlukan nilai kolesterol total diagnosis


diabetes melitus)

 tanpa hasil laboratorium (memerlukan nilai Indeks Massa Tubuh)


berdasarkan hasil laboratorium (memerlukan nilai kolesterol total
diagnosis diabetes melitus)
KAPAN
DIGUNAKAN
 Usia > 40 Tahun
 Mempunyai riwayat merokok Berat badan
berlebih Riwayat Hipertensi
 Riwayat Diabetes Melitus
 Riwayat keluarga yang menderita kelaianan
Jantung dan pembuluh darah pada usia muda
 Riwayat keluarga yang
 menderita Diabetes Melitus atau gagal ginjal
CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO PTM
(Dengan hasil laboratorium) Lihat kolom konversi kadar kolesterol
Tentukan dahulu apakah orang yang total pada lajur bawah (pada tabel
diperiksa digunakan satuan mmol/l, sedangkan
penyandang DM atau tidak. Gunakan di Indonesia umumnya
kolom yang sesuai dengan statusnya. menggunakan satuan mg/dl, angka
Kemudian tentukan kolom jenis konversi tercantum).
kelaminnya (laki-laki di kolom kiri dan Tarik garis dari blok umur ke arah
perempuan di kolom kanan). dalam, kemudian tarik garis dari TD ke
Tentukan status merokok apakah arah dalam dan nilai kolesterol ke
merokok atau tidak, sesuaikan di atas, angka dan warna kotak yang
kolomnya masing- masing tercantum pada titik temu antara
Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat lajur kolom umur, TD, dan kolom kolesterol
angka paling kiri (misalnya untuk usia 46 menentukan besarnya risiko untuk
tahun pakai blok usia 45-49 tahun, 68 mengalami penyakit kardiovaskular
tahun pakai blok 65-69 tahun, dst dalam kurun waktu 10 tahun
Tekanan darah (TD) yang dipakai mendatang.
adalah tekanan darah sistolik – lihat Penilaian berdasarkan tingkat
nilai sistolik pada lajur paling kanan. risiko ini dilanjutkan dengan tata
laksana
TABEL I
D I K S
PRE NPA
TA S A A N
M E R I K
PE R IU M
O R AT O
LAB
CARA PENGGUNAAN TABEL PREDIKSI RISIKO PTM
(Tanpa hasil laboratorium )

.Lihat kolom IMT (Indeks Masa


Tentukan dahulu kolom jenis
Tubuh) pada lajur bawah.
kelaminnya (laki-laki kolom kiri dan
perempuan kolom kanan).
Tarik garis dari blok umur ke arah
dalam, kemudian tarik garis dari titik
Tentukan status merokok apakah
tekanan darah ke arah dalam dan
merokok atau tidak, sesuaikan di
nilai IMT ke atas, angka dan warna
kolomnya masing- masing
kotak yang tercantum pada titik temu
antara kolom umur, TD sistolik dan
Selanjutnya tetapkan blok usia. Lihat
kolom IMT menentukan besarnya
lajur angka paling kiri (misalnya untuk
risiko untuk mengalami penyakit
usia 46 tahun pakai blok usia 45-49
kardiovaskular dalam kurun waktu 10
tahun, 68 tahun pakai blok 65-69
tahun mendatang.
tahun, dst
Penilaian berdasarkan tingkat
Tekanan darah (TD) yang dipakai
risiko ini dilanjutkan dengan tata
adalah tekanan darah sistolik –
laksana
lihat nilai sistolik pada lajur paling
kanan.
TATA LAKSANA HASIL PREDIKSI RISIKO
yang menggunakan Laboratorium
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN

Desain Penelitian Tempat dan waktu kegiatan


• Kegiatan bertema “Pelayanan Terpadu • Di Puskesmas Tambusai
Penyakit Tidak Menular di Wilayah Kerja • Dilakukan pada tanggal 14 Maret sampai 24
Puskesmas Tambusai Kecamatan Maret 2022.
Tambusai.”
• Pukul 08.00-12.00 WIB.
• Yaitu melakukan skrining kesehatan usia 15
tahun keatas di Puskesmas Tambusai.
Sasaran Kegiatan Instrumen Kegiatan
• Ditujukan kepada Usia 15 tahun ke atas • Skrining kesehatan pengukuran tekanan darah,
• di wilayah kerja puskesmas Tambusai. tinggi badan, berat badan, pengukuran lingkar
perut dan cek gula darah.
Prosedur Kegiatan
• Pasien mengambil nomor antrian, pasien dipanggil sesuai nomor
atrian ke poli PTM, petugas menanyakan identitas pasien dan
petugas mengisi form skrining yang berisi identitas, riwayat penyakit
dahulu, riwayat penyakit keluarga, kebiasaan merokok, alkohol,
aktifitas fisik, makan buah dan sayur, kemudian petugas melakukan
pemeriksaan tekanan darah, tinggi badan, berat badan, pengukuran
lingkar perut dan cek gula darah.

• Hasil pemeriksaan ditulis di lembar pencatatan data.


BAB IV
HASIL &
PEMBAHASAN
NO. HASIL PEMERIKSAAN N %
JENIS KELAMIN
  1. LAKI-LAKI 13 39,4%
  2. PEREMPUAN 20 60,6%
  TOTAL 33 100%

Perempuan lebih berisiko terkena diabetes karena


memiliki peluang mengalami peningkatan IMT 
Wanita lebih rentan terhadap obesitas 2X lebih besar pada obesitas.
dari pria. faktor penyebab: (Permana H, 2008)
1. Perbedaan fase hidup wanita dari pria. Pasien obesitas mempunyai masukan kalori yang lebih
besar  sel beta pankreas mengalami kelelahan dan
2. Kekurangan zat gizi saat dalam kandungan tidak mampu memproduksi insulin yang adekuat u/
3. Haid dini mengimbangi pemasukan kalori  kadar glukosa dalam
darah meningkat dan menyebabkan DM (Kaban, 2017).
4. Berat badan berlebih ketika hamil
5. Aktifitas fisik yang berkurang akibat menopause
KADAR GULA DARAH Pasien yang telah memiliki penyakit diabetes mellitus 8
1. BUKAN DM 8 24,2%% orang (24,2 %), dari total pasien diabetes sebanyak 7
orang didapatkan 1 pasien merupakan kasus baru
2.BELUM PASTI DM 18 54,5%
diabetes di Puskesmas Tambusai dalam 10 hari PANDU
3. DIABETES MELITUS 7 21,2% PTM.
TOTAL 78 100%
Excuse:
Telah mengkonsumsi obat anti
diabetik sehingga saat dilakukan
pemeriksaan ditemukan kadar gula
dalam keadaan normal.

Penemuan kasus baru pasien diabetes mellitus akan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan
memulai intervensi lebih dini dan dapat memberikan edukasi kepada pasien yang berisiko sehingga
terhindar dari penyakit diabetes mellitus terutama pasien prediabetik.
Dari 33 orang pasien yang diperiksa tekanan darah
ditemukan tekanan darah normal 5 orang (15,2 %),
pasien yang pre hipertensi sebanyak 10 orang (30,3
%) dan pasien yang hipertensi sebanyak 18 orang
(54,6 %).

Hipertensi menjadi faktor risiko ketiga terbesar TEKANAN DARAH


penyebab kematian dini. The Third National
1. NORMAL 5 15.2%
Health and Nutrition Examination Survey
mengungkapkan bahwa hipertensi mampu 2. PREHIPERTENSI 10 30,3
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner 3. HIPERTENSI STAGE 1 2 6,05%
sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke 4. HIPERTENSI STAGE 2 14 42,40
sebesar 24%. 5. HIPERTENSI STAGE 3 2 6,05
TOTAL 33 100%
MEROKOK
Penyakit tidak menular muncul dari kombinasi faktor
1. YA 10 30,3%
2. TIDAK 23 69,7%
risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko
TOTAL 33 100,00%
yang dapat dimodifikasi
KURANG MAKAN SAYUR DAN BUAH
1. YA 27 81,8% Pola hidup modern mengubah sikap dan perilaku manusia,
2. TIDAK 6 18,2% termasuk :
TOTAL 33 100,00% pola makan, merokok, konsumsi alkohol serta obat-obatan
JARANG MELAKUKAN AKTIFITAS FISIK sebagai gaya hidup sehingga penderita penyakit
1. YA 21 63,6%
degeneratif (penyakit karena penurunan fungsi organ
2. TIDAK 12 36,4%
tubuh) semakin meningkat dan mengancam kehidupan.
TOTAL 33 100%
KONSUMSI ALKOHOL
(Kemenkes, 2017)
1. YA 3 9,1%
2. TIDAK 30 90,9%
TOTAL 33 100%
WHO menunjukkan bahwa PTM sejauh ini merupakan penyebab utama
kematian di dunia, yang mewakili 63% dari semua kematian tahunan.

PTM membunuh lebih dari 36 juta orang setiap tahun. Kematian akibat
penyakit kardiovaskular paling banyak disebabkan oleh PTM yaitu sebanyak
17,3 juta orang per tahun

diikuti oleh kanker (7,6 juta), penyakit pernafasan (4,2 juta), dan DM (1,3
juta). Keempat kelompok jenis penyakit ini menyebabkan sekitar 80% dari
semua kematian PTM.

Sehingga diharapkan dengan adanya PANDU PTM di Puskesmas Tambusai


akan dapat mendeteksi pasien yang berisiko mengalami PTM dan segera
diintervensi agar kualitas hidup lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
• Kesimpulan
1. Dari kegiatan PANDU PTM yang dilakukan didapatkan bahwa terdapat faktor resiko
pada pasien merokok di Puskesmas Tambusai 10 (30,3%) sedangkan yang tidak
merokok 23 (69,7 %) dari total 33 pasien yang ditanyakan. 6 pasien (18,2%) kurang
makan sayur dan buah dan 27 orang makan sayur dan buah (81,8%). Pasien yang
melakukan aktifitas rutin sebanyak 12 (36,4%) dan yang jarang melakukan aktifitas
fisik 21 pasien (63,6%). Terdapat 3 orang yang mengkonsumsi alkohol atau sekitar (9,1
%) sisanya 30 orang atau (90,9%) tidak mengkonsumsi alkohol.
2. Penyakit PTM merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang mewakili 63%
dari semua kematian tahunan Sehingga upaya rutin pemeriksaan tekanan darah,
kadar gula darah dan memahami faktor risik. Dapat membuat pasien terhindar dari
penyakit diabetes mellitus penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati diabetika, dan
penyakit ginjal.
3. Sehingga diharapkan dengan adanya PANDU PTM di Puskesmas
Tambusai akan dapat mendeteksi pasien yang berisiko mengalami PTM
dan segera diintervensi agar kualitas hidup lebih baik dan dapat
memberikan edukasi kepada pasien yang berisiko sehingga terhindar
dari Penyakit Tidak Menular.
• Saran
1. Puskesmas Tambusai, agar melanjutkan kegiatan PANDU PTM ini setiap
harinya agar semakin banyak pasien yang memiliki faktor resiko
terdeteksi.serta dilakukannya intervensi yang lebih lanjut agar kualitas hidup
lebih baik. Diharapkan dibuatnya SOP khusus untuk PANDU PTM pada
Puskesmas Tambusai.
2. Dokter intersip, agar dapat melaksanakan kegiatan ini seterusnya. Serta
melakukan edukasi dan tindakan pencegahan bagi pasien yang datang ke poli
PTM.diharapkan juga dapat melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap
3. Bagi masyarakat diharapkan datang secara rutin ke Puskesmas di Poli PTM
sehingga dapat monitor faktor risiko PTM, makan sayur dan buah (minimal 5
porsi dalam sehari), aktivitas fisik (minimal 30 menit per hari atau 150 menit
per minggu). Bagi warga yang mempunyai faktor risiko diharapkan untuk
segera menindaklanjuti dengan datang ke Poli yang dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai