Oleh:
Gilang Airlangga 105070100111034
Theresia Rasta K. 105070100111031
Mirzia Dwi Rahma 105070100111103
Zanella Yolanda Lie 105070100111106
Anak Agung Derisna C.S. 105070107111022
Pembimbing :
Dr. dr. Tita Hariyanti, M.Kes
Kepala Puskesmas :
dr. Didik Sulistyanto
1
Anemia pada ibu hamil sendiri didefinisikan sebagai kadar hemoglobin
dibawah angka 11.0 gr/dL. Anemia pada ibu hamil juga merupakan masalah
yang paling sering menyebabkan mortalitas dan mordibitas perinatal. Penyebab
dari anemia pada ibu hamil yang paling sering dialami adalah defisiensi besi
(WHO,2007). Hal ini sudah dicegah dengan program pemerintah yaitu pemberian
tablet tambah darah pada wanita usia subur dan ibu hamil (Permenkes, 2014).
Program pemerintah berupa standar tablet tambah darah pada wanita usia
subur dan ibu hamil mewajibkan konsumsi tablet tambah darah untuk
mengurangi mordibitas dan mortalitas perinatal. Pada wanita usia subur, tablet
tambah darah memiliki manfaat pengganti zat besi yang hilang saat menstruasi.
(Permenkes 2014).
Puskesmas Turen sendiri sudah menjalankan program pemerintah tersebut
yakni pemberian tablet tambah darah untuk ibu hamil guna mencegah anemia
dan menurunkan angka kematian ibu yang ditimbulkan dari anemia. Tetapi dalam
pelaksanaannya masih ditemukan beberapa kendala khususnya dari ibu hamil itu
sendiri, kader maupun petugas kesehatan. Oleh karena itu, kelompok kami
mengambil permasalahan tingginya prevalensi anemia pada ibu hamil di
Kecamatan Turen sebagai diagnosa komunitas dan intervensi berupa “Anemia
Bumil” (Aksi Menekan Anemia pada Ibu Hamil).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil di Desa Talok, Desa
Kemulan dan Desa Sanankerto sebesar 20% dalam kurun waktu 1 tahun setelah
program pendampingan dilakukan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan pengetahuan kader Desa Talok, Desa Kemulan dan
Desa Sanankerto mengenai tablet tambah darah dan anemia defisiensi
besi setelah program dilaksanakan.
2. Meningkatkan pemerataan kualitas kader dari Kecamatan Turen.
2
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi Dokter Muda
1. Menjadi sarana penerapan dan pengamalan ilmu kesehatan
masyarakat serta kedokteran pencegahan pada lingkup masyarakat.
2. Berperan aktif dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.
3
BAB 2
GAMBARAN WILAYAH
2.1.2 Demografis
Secara administratif kecamatan ini dibagi menjadi 2 kelurahan dan 15
desa yaitu Kelurahan Turen dan Sedayu serta Desa Pagedangan, Sananrejo,
Sanankerto, Undaan, Gedog Wetan, Gedog Kulon, Tawangrejeni, Jeru, Talok,
Kedok, Tanggung, Kemulan, Sawahan, Talangsuko, dan Tumpak Renteng.
Jumlah penduduk Kecamatan Turen sebanyak 116.377 jiwa yang terdiri
dari laki-laki 58.574 jiwa dan perempuan 57.803 jiwa.
4
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk per desa Tahun 2015
Nama Desa Jumlah Penduduk
Laki-Laki Perempuan Total
Sanankerto 2107 2234 4341
Sananrejo 3761 3663 7424
Kedok 2968 3237 6205
Tumpak Renteng 2664 2617 5281
Talang Suko 3766 3719 7485
Jeru 3274 3220 6494
Tanggung 3439 3318 6757
Turen 6346 6316 12662
Pagedangan 4517 3984 8501
Talok 4578 4510 9088
Sedayu 2816 2808 5624
Undaan 2017 2039 4056
Gedog Kulon 1477 1517 2994
Gedog Wetan 4265 4241 8506
Tawang Rejeni 3377 3348 6725
Sawahan 4396 4381 8777
Kemulan 2806 2651 5457
JUMLAH 56574 57803 116377
(Sumber: Profil Kecamatan Turen Tahun 2015)
5
Posyandu Purnama :0
Posyandu Mandiri :8
Gambar 2.1 Peta Penyebaran Tenaga dan Sarana Kesehatan di Kecamatan Turen
(Sumber: Laporan Kesehatan Puskesmas Turen, 2015)
6
2.2 Profil Desa Terpilih
2.2.1 Profil Desa Sanankerto, Kecamatan Turen
Desa Sanankerto merupakan salah satu dari tiga desa yang kami
intervensi. Secara geografis, wilayah Desa Sanankerto dibatasi oleh:
Sebelah Utara : Desa Bringin
Sebelah Timur : Desa SumberPutih
Sebelah Selatan : Desa Jambangan
Sebelah Barat : Desa Sananrejo
Menurut Daftar Isian Potensi Kelurahan Turen tahun 2015, tercatat rincian
data penduduk di Desa Sanankerto adalah:
Penduduk Laki-laki : 2.094 jiwa
Penduduk Perempuan : 2.189 jiwa
Total Penduduk : 4.283 jiwa
Jumlah Ibu Hamil : 76 jiwa
Jumlah WUS
7
daerah yang terkenal akan industri rumahan. Oleh karena itu, sebagaian besar
warga bekerja sebagai pegawai di industri rumah atau pedagang toko-toko di
sepanjang jalan utama.
Desa Talok mempunyai beberapa sarana kesehatan antara lain adalah
Polindes, beberapa Bidan Praktik Swasta, praktik perseorangan oleh dokter
umum dan perawat. Akses sarana kesehatan di daerah Desa Talok mudah
dicapai karena terdapat jalan raya yang besar karena menghubungkan antara
Kecamatan Turen dan Kecamatan Dampit. Kegiatan di Posyandu balita dan ibu
hamil adalah penimbangan balita, pendampingan ibu hamil dan pertemuan kader
setiap satu bulan sekali.
8
pertemuan kader untuk membahas adanya masalah dari Program
“Pendampingan Ibu Hamil” di Desa Kemulan.
9
BAB 3
METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
10
BAB 4
ANALISIS DATA DAN RUMUSAN DIAGNOSIS KOMUNITAS
11
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Per Desa Tahun 2015
Jumlah Penduduk
Nama Desa
Laki-Laki Perempuan Total
Sanankerto 2107 2234 4341
Sananrejo 3761 3663 7424
Kedok 2968 3237 6205
Tumpak Renteng 2664 2617 5281
Talang Suko 3766 3719 7485
Jeru 3274 3220 6494
Tanggung 3439 3318 6757
Turen 6346 6316 12662
Pagedangan 4517 3984 8501
Talok 4578 4510 9088
Sedayu 2816 2808 5624
Undaan 2017 2039 4056
Gedog Kulon 1477 1517 2994
Gedog Wetan 4265 4241 8506
Tawang Rejeni 3377 3348 6725
Sawahan 4396 4381 8777
Kemulan 2806 2651 5457
JUMLAH 56574 57803 114377
(Sumber : Profil Kecamatan Turen, 2015)
12
Tabel 4.2 Data Sebaran Usia Penduduk Kecamatan Turen Tahun 2015
Jumlah Penduduk
Kelompok Umur (Tahun)
Laki-laki Perempuan Total
0–1 929 872 1801
1–4 3750 3711 7461
5–6 1951 1925 3875
7 – 12 5354 5285 10639
15 – 44 31214 30803 62017
45 – 59 8985 8867 17852
60 – 70 36104 35825 71929
> 70 2525 2491 5016
JUMLAH 90812 90479 181291
(Sumber: Profil Kecamatan Turen, 2015)
13
Tabel 4.3 Data Ibu hamil di Kecamatan Turen Bulan Januari-Oktober 2015
Jumlah Penduduk
Nama Desa
Perempuan Ibu Hamil Persentase Ibu Hamil
Sanankerto 2234 56 2.5
Sananrejo 3663 60 1.6
Kedok 3237 108 3.3
Tumpak Renteng 2617 54 2.1
Talang Suko 3719 110 2.9
Jeru 3220 92 2.8
Tanggung 3318 82 2.4
Turen 6316 185 2.9
Pagedangan 3984 123 3.1
Talok 4510 145 3.2
Sedayu 2808 71 2.5
Undaan 2039 17 0.8
Gedog Kulon 1517 46 3.0
Gedog Wetan 4241 122 2.9
Tawang Rejeni 3348 86 2.6
Sawahan 4381 136 3.1
Kemulan 2651 76 2.9
JUMLAH 57803 1568
(Sumber: Laporan Kesehatan Puskesmas Turen 2015)
Berdasarkan data data diatas, Desa Kedok memiliki jumlah Ibu Hamil
paling banyak yaitu sebesar 108 orang dengan persentase 3,3%, sedangkan
yang paling sedikit terdapat di Desa Undaan yaitu sebanyak 17 orang dengan
persentase 0,8%.
14
Tabel 4.4 Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan Pelayanan Fe1, Fe3
No Desa Jumlah Ibu Fe1 Fe3
Hamil Jumlah % Jumlah %
1 Sanankerto 76 74 93,37 76 100
2 Sananrejo 132 92 69,70 97 73,48
3 Kedok 110 117 106,36 106 96,36
4 TP Renteng 93 71 76,34 65 69,89
5 Talangsuko 132 127 96,21 122 92,42
15
Tabel 4.5 Data ibu hamil dan Risiko Tinggi(Risti) di Kecamatan Turen tahun 2014
Jumlah Penduduk
Perempuan Ibu Hamil Ibu Risti Persentase Persenta
Nama Desa
Ibu Hamil se Ibu
Risti
Sanankerto 2234 77 3 3,4 3,9
Sananrejo 3663 132 3 3,6 2,3
Kedok 3237 110 4 3,4 3,6
Tumpak Renteng 2617 94 3 3,6 3,2
Talang Suko 3719 133 4 3,6 3
Jeru 3220 116 3 3,6 2,6
Tanggung 3318 120 4 3,6 3,3
Turen 6316 225 2 3,6 0,9
Pagedangan 3984 151 1 3,8 0,7
Talok 4510 162 4 3,6 2,5
Sedayu 2808 100 4 3,6 4
Undaan 2039 72 0 3,5 0
Gedog Kulon 1517 53 1 3,5 1,9
Gedog Wetan 4241 151 4 3,6 2,6
Tawang Rejeni 3348 120 1 3,6 0,8
Sawahan 4381 156 6 3,6 3,8
Kemulan 2651 97 1 3,7 1
JUMLAH 57803 2069 48
(Sumber: Laporan Kesehatan Puskesmas Turen 2015)
16
Tabel 4.6 Data Ibu Hamil yang Memeriksakan Diri dan Ibu Hamil dengan Anemia di
Puskesmas Turen pada bulan Maret sampai Oktober 2015
Ibu Hamil yang
Ibu Hamil Persentase Ibu
datang periksa
Nama Desa Ibu Hamil dengan Hamil dengan
di Puskesmas
Anemia Anemia (%)
Turen
Sanankerto 77 5 2 40
Sananrejo 132 15 5 33
Kedok 110 13 2 15
Tumpak
94 15 7 46
Renteng
Talang Suko 133 5 2 40
Jeru 116 14 2 14
Tanggung 120 10 3 30
Turen 225 28 10 36
Pagedangan 151 23 6 26
Talok 162 20 12 60
Sedayu 100 8 3 38
Undaan 72 6 2 33
Gedog Kulon 53 1 1 100
Gedog Wetan 151 10 4 40
Tawang Rejeni 120 9 4 44
Sawahan 156 6 1 16
Kemulan 97 2 1 50
Jumlah 2069 201 72 36
(Sumber: Laporan Kesehatan Puskesmas Turen 2015)
Berdasarkan data dari tabel di atas didapatkan bahwa ibu hamil yang
menderita anemia di Desa Sanankerto adalah 40%, sedangkan yang menderita
anemia di Desa Talok mencapai 60%, dan di Desa Kemulan mencapai 50% ibu
hamil yang menderita anemia dari keseluruhan ibu hamil yang memeriksakan diri
ke Puskesmas Turen yang berasal dari desa tersebut. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa dari 2069 keseluruhan ibu hamil yang berada di Kecamatan
Turen terdapat 201 ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas Turen dan
72 dari 201 ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas Turen atau sebesar
36% ibu hamil yang memeriksaan diri di Puskesmas Turen menderita anemia.
Sebagian ibu hamil yang berada di Kecamatan Turen memang tidak
memeriksakan diri di Puskesmas Turen, sehingga tidak dapat diketahui kadar
haemoglobinnya.
17
Tabel 4.7 Hasil Pencapaian Masalah Kesehatan di Kecamatan Turen Tahun 2014
No Indikator Target (%) Pencapaian (%)
1 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 94 92,8
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang 90 87,9
ditangani
3 Cakupan pertolongan persalinan oleh 95 103,2
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
4 Cakupan pelayanan nifas 95 103,2
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi 89 96
yang ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi 90 103,7
7 Cakupan desa/ kelurahan Universal Child 88 82,4
Immunization
8 Cakupan pelayanan anak balita 90 52,8
9 Cakupan pemberian makanan 80 164,7
pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat 100 100
perawatan
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa 100 90,7
SD dan setingkat
12 Cakupan peserta KB aktif 78 63,1
13 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit:
a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 >2 100
tahun
b. Penemuan penderita pneumonia 80 6
balita
c. Penemuan pasien baru BTA positif 90 41,5
d. Penemuan DBD yang ditangani 100 100
e. Penemuan penyakit diare 90 53
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi 90 47,3
masyarakat miskin
15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan 80 42,4
pasien masyarakat miskin
18 Cakupan desa siaga aktif 70 41,2
19 Jumlah kematian ibu 2 kasus
20 Jumlah kematian bayi 12 kasus
(Sumber: Laporan Kesehatan Puskesmas Turen 2015)
18
4.2 Data Primer
4.2.1 Wawancara dengan Kepala Puskesmas Turen
Wawancara dilakukan dengan Dokter Didik sebagai Kepala Puskesmas
Turen. Beliau mengatakan, “Program utama Puskesmas Turen ada 3, antara lain
menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi dan balita, dan
menurunkan angka gizi buruk pada bayi dan balita. Memang pada saat ini kematian
ibu di Kecamatan Turen masih ada, tetapi pada saat ini saya ingin berfokus untuk
menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil, karena yang saya lihat ibu hamil
masih sulit untuk meminum tablet tambah darah karena efek samping seperti mual.”
Menurut beliau, angka kejadian anemia pada ibu hamil di Kecamatan
Turen pada tahun 2015 mencapai 72 kasus, walaupun pada bulan November
2014 telah diresmikan program pemberian tablet tambah darah untuk wanita
hamil. Menurut beliau, hal tersebut disebabkan oleh ibu hamil yang tidak rutin
mengonsumsi tablet tambah darah karena efek samping dari tablet tambah darah
yaitu mual-mual.
Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa angka kematian ibu di
Kecamatan Turen masih ada, walaupun Puskesmas Turen menargetkan tidak
ada kasus kematian ibu. Beliau mengatakan kematian pada ibu hamil dapat
berhubungan juga dengan anemia. Selain itu anemia juga dapat menyebabkan
berat bayi lahir rendah dan juga bayi prematur.
Saat ini telah diadakan juga program Pendampingan Kader sejak sekitar
tiga bulan yang lalu dengan harapan setiap kader bertanggung jawab atas ibu
hamil di RTnya, mulai dari menemukan, menentukan kehamilan berisiko, sampai
mendampingi ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal ke bidan desa. Hal
ini dilakukan agar kader dapat mengetahui kondisi ibu hamil tersebut dan ikut
mendapatkan informasi dan ilmu dari bidan desa ke kader sehingga apabila ada
kejadian yang tidak diharapkan dari ibu hamil yang didampinginya, kader dapat
mengetahui apa yang harus dilakukan dan dapat memberikan edukasi pada ibu
hamil.
19
Salah satu masalah yang ditemukan belakangan ini adalah anemia pada ibu
hamil. Masalah anemia pada ibu hamil ini merupakan masalah di hampir semua
desa di Kecamatan Turen. Hal ini dikarenakan banyak faktor, misalnya seperti
Ibu hamil yang sering lupa untuk rutin minum obat tablet penambah darah, selain
itu dikarenakan efek sampingnya adalah mual, mereka menjadi malas untuk
meminumnya. Obat penambah darah ini diberikani kepada semua ibu hamil yang
datang periksa baik di Puskesmas Turen maupun di bidan dan pada trimester
ketiga disarankan agar tiap ibu hamil untuk mengecek kadar hemoglobin di
Puskesmas Turen. Meskipun obat tablet penambah darah ini sudah diberikan,
hampir sebagian besar Ibu Hamil yang periksa darah di Puskesmas Turen
mengalami anemia. Beliau berkata, “Ya itu mbak, obat tambah darah nya selalu
diberikan, tapi ya tetap aja tiap di cek darahnya, Hb nya banyak yang dibawah 11. Gak
tau diminum apa gak obat nya. Kadang ada yang 10, bahkan ada yang dibawah 8,
akhirnya harus dirujuk. Susah untuk memantau apakah ibu hamil nya minum obat nya
rutin atau tidak, sebenarnya untuk mengurangi masalah lupa minum obat seperti ini
mbak, butuh bantuan dari suami-suaminya untuk mengingatkan ibu hamil untuk minum
obat. Kalau gak ada yang mengingatkan ya akan terus lupa. Pendampingan kader juga
diperlukan agar Ibu hamil rutin minum obat tambah darah.”
Selain itu karena jarak yang cukup jauh dari beberapa desa ke Puskesmas
Turen membuat beberapa ibu hamil tidak melakukan cek darah di Puskesmas
Turen, seperti di Desa Kemulan dan Desa Sanankerto sehingga data ibu hamil
yang mengalami anemia lebih rendah dibandingkan di Desa Talok dan Turen
yang jaraknya cukup dekat dari Puskesmas Turen.
20
dibuat oleh Puskesmas Turen yang berguna untuk mendampingi ibu-ibu hamil di
desa untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang baik dan tindakan
pencegahan yang cepat jika terjadi sesuatu pada kehamilan si ibu, bidan di desa
juga secara rutin setiap satu bulan sekali mengumpulkan para kader di desa
masing-masing untuk membicarakan masalah-masalah apa yang ada di
masyarakat ibu hamil sekitar.
Selain masalah di atas, para bidan di 3 desa ini juga mengeluhkan
adanya ketidakpatuhan ibu-ibu hamil di desa untuk mengonsumsi tablet tambah
darah selama masa kehamilannya. Berbagai alasan yang diungkapkan bidan
adalah efek sampingnya yang mual sehingga membuat ibu hamil sering
meninggalkan, selain itu kurangnya perhatian dari suami terhadap pentingnya
mengonsumsi tablet tambah darah untuk si ibu. Karena menurut para bidan,
peran suami seharusnya juga turut serta dalam mengingatkan istrinya untuk
mengonsumsi tablet tambah darah.
21
Kendala lain yaitu beberapa ibu hamil yang jarak desa nya jauh dari
puskesmas enggan melakukan pemeriksaan darah di Puskesmas Turen,
sehingga tidak terdeteksi sejak dini mengalami anemia atau tidak.
4.2.6 Kuisioner
PENGETAHUAN NILAI
1. Berapa lama seharusnya ibu hamil meminum tablet tambah darah / zat besi? 15
3. Sebutkan akibat yang timbul karena kekurangan zat besi pada ibu hamil 15
4. Sebutkan efek samping tablet tambah darah / zat besi yang diminum oleh 15
ibu hamil
5. Bagaimana cara meminum tablet tambah darah / zat besi yang tepat pada 15
ibu hamil?
TOTAL 100
22
BAB 5
RUMUSAN DIAGNOSA KOMUNITAS
Identifikasi Masalah
Pemecahan Masalah
Rencana Kegiatan
23
2. Kasus anemia pada ibu hamil di Puskesmas Turen sejumlah 72 kasus
dari total 201 ibu hamil yang periksa ke Puskesmas Turen pada bulan
Maret – Oktober 2015.
3. Angka kesakitan TB paru di Puskesmas Turen pada tahun 2014
sejumlah 546 kasus
24
Tabel 5.1 Skoring Permasalahan Kesehatan di Kecamatan Turen
Magnitude-Seriousness-Feasibility
No. Permasalahan DM1 DM2 DM3 SP1 SP2 TM1 TM2 ∑
M S F M S F M S F M S F M S F M S F M S F
Angka kesakitan
diare di Puskesmas
1 Turen tahun 2014 5 2 3 5 3 3 4 3 2 3 4 4 4 2 5 4 2 4 4 1 3 70
sejumlah 2.589
kasus
Kasus anemia
pada ibu hamil di
Puskesmas Turen
sejumlah 72 kasus
dari total 201 ibu
2 4 4 3 3 5 4 5 4 3 5 4 4 4 2 5 4 4 2 4 3 2 78
hamil yang periksa
ke Puskesmas
Turen pada Bulan
Maret – Oktober
2015
Angka kesakitan
TB paru di
Puskesmas Turen
3 3 4 2 4 4 3 3 4 1 3 5 4 3 4 5 3 5 2 3 3 2 70
pada tahun 2014
sejumlah 546
kasus
25
Keterangan:
DM 1 : Perwakilan Dokter Muda 1 (Zanella)
DM 2 : Perwakilan Dokter Muda 2 (Theresia)
DM 3 : Perwakilan Dokter Muda 3 (Derisna)
SP 1 : Staf Puskesmas 1 (drg. Yani)
SP 2 : Staf Puskesmas 2 (Bidan Umbar)
KK 1 : Kader Kesehatan 1 (Bu Anis)
KK 2 : Kader Kesehatan 2 (Bu Tutik)
26
Gambar 5.2 Diagram Ishikawa (Fishbone)
27
5.2 Analisis Faktor Risiko
28
2. Kurangnya 4 4 4 4 4 20 2
pemberdayaan kader
yang efekif tentang
tablet tambah darah
Keterangan:
DM 1 : Zanella
DM 2 : Derisna
29
DM 3 : Theresia
DM 4 : Mirzia
DM 5 : Gilang
30
Tabel 5.3 Skoring Solusi Permasalahan Komunitas
31
BAB 6
TINJAUAN PUSTAKA
32
nilai besi serum menurun dan saturasi transferin menurun sedangkan total iron
binding capacity (TIBC) meningkat dan free eritrosit porphyrin ( FEP) meningkat.
Kemudian selanjutnya yang disebut dengan iron deficiency anemia
keadaan ini terjadi bila besi yang menuju eritroid sumsum tulang tidak cukup
sehingga menyebabkan penurunan kadar Haemoglobin (Hb). Pada gambaran
darah tepi didapatkan mikrositosis dan hipokromik yang progresif. Pada tahap ini
telah terjadi perubahan epitel terutama pada anemia defisiensi besi yang lebih
lanjut.
33
kerusakan plasenta, serta peningkatan perdarahan saat melahirkan (Pavord.,et
al, 2011). Selain itu anemia memberikan efek yang serius pada ibu hamil antara
lain ibu hamil akan merasakan takikardia, palpitasi, sulit bernafas, peningkatan
curah jantung yang bersifat dekompensata dan gagal jantung yang sangat fatal.
Anemia juga terbukti memberikan kontribusi terhadap bayi premature,
preeclampsia dan sepsis pada kehamilan.(Sharma, 2010)
34
penyerapan zat besi, seperti vitamin C dengan dosis 25, 50, 100 dan 250 mg
(Wiknjosastro, 2005;Masrizal, 2007).
Bila diagnosis defisiensi besi sudah ditegakkan, pengobatan harus segera
dimulai untuk mencegah kelanjutan keadaan ini. Penanganan anemia defisiensi
besi adalah dengan preparat besi yang diminum (oral) atau dapat secara
suntikan (parenteral). Terapi oral dapat dilakukan dengan pemberian preparat
besi fero sulfat, fero gluconat, atau Na-fero bisitrat. Pemberian preparat 60
mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% per bulan. Untuk mengatasi
efek samping pengobatan besi secara oral berupa mual, rasa tidak nyaman di ulu
hati, dan konstipasi, maka preparat besi dapat diberikan segera setelah makan.
Untuk pemberian preparat parenteral dapat dengan ferum dextran sebanyak
1000 mg (20 ml) intravena atau 2 ml secara intramuskular yang dapat
meningkatkan hemoglobin sebanyak 2 gr% (Sasparyana, 2010; Wiknjosastro
2005).
Kebijakan nasional yang diterapkan di seluruh Pusat Kesehatan
Masyarakat adalah pemberian satu tablet besi sehari segera setelah rasa mual
hilang pada awal kehamilan. Tiap tablet mengandung FeSO4 sebanyak 200 mg
setara dengan zat besi 60 mg dan asam folat 0,25 mg, minimal masing-masing
90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena
akan mengganggu penyerapannya (Depkes RI, 2009).
Teori Health Belief Model (HBM) adalah teori yang paling umum
digunakan untuk edukasi kesehatan dan promosi kesehatan. Konsep yang
mendasar dari HBM adalah perilaku sehat yang ditentukan oleh kepercayaan
individu tentang suatu penyakit dan strategi yang dapat dilakukan untuk
menurunkan kejadian penyakitnya (Hayden, 2014).
35
untuk bertindak (cues to action), faktor motivasi (motivating factors), dan efikasi
diri (self-efficacy) (Hayden, 2014).
36
6.7.1.5 Petunjuk untuk Bertindak (Cues to Action)
Sebagai tambahan dari 4 persepsi dan variabel yang memodifikasi, HBM
menunjukkan bahwa perilaku juga dipengaruhi oleh petunjuk untuk bertindak.
Petunjuk untuk bertindak adalah kejadian, manusia, atau sesuatu yang membuat
orang mengubah perilakunya, seperti misalnya laporan media, nasihat, kartu
pengingat dari dokter (Hayden, 2014).
37
menggunakan sumber data. Sumber data tersebut tugas reflektif, hasil survei,
dan catatan lapangan (Good, A.J., dkk., 2005). Sumber data tersebut kemudian
diolah, didiskusikan dan diimplementasikan ke dunia luar dengan menggunakan
hasil teknologi terbaru. Tujuan dari pendidikan kolaboratif sendiri untuk
memperkaya pengalaman pendidikan menggunakan teknologi kolaborasi,
dengan penekanan pada kerjasama dalam studi sosial area konten. Selain itu,
juga bisa untuk menemukan teknologi yang tepat melalui telekolaboratif.
38
BAB 7
PLAN OF ACTION
39
Manusia Predisposing:
Kurangnya Rendahnya pengetahuan kader tentang pentingnya
pemberdayaan kader tablet tambah darah.
yang efekif tentang Enabling:
tablet tambah darah. Program pendampingan kader baru berjalan 2 bulan
Sosialisasi kepada kader mengenai tablet tambah
darah yang tidak pernah dilakukan.
Reinforcing:
Tidak adanya sosialisasi kepada ibu hamil sebelum
dilaksanakannya program pendampingan kader
Tidak bisa menuntut kader terlalu keras dalam program
pendampingan kader karena pekerjaan kader adalah
pekerjaan sosial yang tidak dibayar
7.5 Metode
Untuk mencapai tujuan yang kami harapkan, kami menyusun rangkaian
acara yang berjudul ANEMIA BUMIL (Aksi meNEkan aneMIA pada IBU haMIL)
yang terdiri dari:
1. “TAMBAH DARAH Turen”(Turunkan AneMia pada IBu Hamil paDA
daeRAH Turen )
Program pembinaan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan diskusi dengan
metode kolaboratif-kooperatif kepada kader di Desa Sanankerto, Desa Talok,
dan Desa Kemulan selama masing-masing 1 hari. Kader yang datang akan
dibagi dalam kelompok-kelompok kecil kemudian diberi skenario tentang
pengetahuan mengenai tablet tambah darah dan anemia pada ibu hamil. Setiap
kelompok diminta untuk mendiskusikan mengenai fungsi tablet tambah darah,
cara meminumnya, dan dampak yang dapat terjadi pada ibu hamil yang anemia.
Hasil diskusi setiap kelompok dipresentasikan di depan seluruh peserta
kemudian akan diadakan pemberian materi oleh dokter muda FKUB untuk
40
mengklarifikasi hasil diskusi. Selain itu juga akan diberi penyuluhan mengenai
pentingnya tablet tambah darah pada ibu hamil. Di akhir acara, kader akan
diberikan buku pintar sebagai media belajar kader dan poster sebagai media
edukasi pada ibu hamil.
Tujuan : - Meningkatkan pengetahuan kader mengenai pentingnya
mengonsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil.
- Kader dapat memberikan edukasi secara mandiri kepada
ibu hamil saat pendampingan
Pelaksanaan: Balai Desa Desa Sanankerto, Desa Talok, dan Desa
Kemulan
Sasaran : Kader kesehatan Desa Sanankerto, Desa Talok, dan Desa
Kemulan
Metode : Diskusi
Indikator : a. Process
- Kehadiran kader 15-20 orang
- Peserta merasa puas terhadap metode, materi pelatihan,
dan pelaksaan program diukur menggunakan kuesioner
kepuasan (terlampir) dan antusias selama acara
b. Impact
- Peningkatan hasil post-test minimal sebesar 20% dari
pre-test
- 80% peserta dengan hasil post-test minimal 70
c. Outcome
Kader dapat meneruskan informasi kepada ibu hamil
melalui program KURANG DARAH.
Pada program ini kader diminta untuk memberikan edukasi pada ibu
hamil saat mendampingi mereka kunjungan ke posyandu. Materi yang diberikan
sama seperti pada program TAMBAH DARAH, antara lain mengenai apa
manfaat dari tablet tambah darah, tentang anemia, dan dampak anemia pada ibu
hamil baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Kader dapat menggunakan
41
media yang telah diberikan sebelumnya untuk melakukan penyuluhan atau
konseling pada ibu hamil yang mereka dampingi.
b. Impact
80 % kader memiliki skor minimal 50 dalam memberikan
penyuluhan/ edukasi melalui form penilaian kemampuan
menyuluh (terlampir)
c. Outcome
- Peningkatan pengetahuan dan kewaspadaan ibu hamil
terhadap tanda bahaya kehamilan dan nifas
- Angka kunjungan antenatal di posyandu meningkat.
42
BAB 8
EVALUASI HEALTH PROMOTION ACTION
43
kelompok lain menanggapi. Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi
klarifikasi oleh dokter muda. Pada saat acara berlangsung, seluruh kader di Desa
Kemulan dan Sanankerto antusias mengikuti diskusi skenario yang telah
dipersiapkan. Tidak ada kelompok kader di kedua desa yang malas mengikuti
diskusi. Namun, dari hasil observasi, antusiasme kader di Desa Talok masih
kurang. Hal ini dilihat dari kurang aktifnya kader saat diskusi kelompok maupun
saat membacakan hasil diskusi. Namun saat penyampaian materi klarifikasi,
kader di setiap desa aktif merespon pertanyaan dan juga dapat memberikan
timbal balik jawaban terhadap materi yang diberikan. Selain itu, semua sarana
prasarana kegiatan yang dibutuhkan juga tersedia, termasuk kursi, meja, layar
proyektor, dan sound system.
44
“Mungkin dengan berdiskusi dan tanya jawab seperti ini lebih baik daripada
kita serius dengan materi yang disampaikan dan akan lebih mengena
informasinya”
2. Kader ingin agar jumlah peserta yang ikut acara ini diperbanyak
“Peserta ditambah sehingga argumen akan lebih banyak”
“Saya ingin diadakannya lagi kalau bisa bumilnya juga ikut”
3. Materi pelatihan ditambah untuk memperluas pengetahuan kader
“Materi diperbanyak dengan kasus / materi yang lain untuk menambah
pengetahuan”
“Materi kalau bisa ditambah lagi biar lebih mengerti tentang anemia”
“Lebih spesifik dengan dampak dan pencegahan serta penyuluhan yang
dapat diberikan kader pada bumil”
4. Materi yang disampaikan mudah diterima dan dimengerti oleh kader
“Materinya pun mudah diterima dan disampaikan ke masyarakat”
“Santai, mudah dipahami, dan penjelasannya juga”
“Materinya sudah cukup jelas, mungkin dengan sering melaksanakan
diskusi sepertiiniakan menambah banyak ilmu bagi ibu kader posyandu”
5. Kader menginginkan acara seperti ini bisa dilaksanakan lagi ditempat-
tempat lain
“Diadakan di tiap posyandu agar lebih dekat dengan para ibu hamil dan
para kader posyandu”
“Mudah-mudahan ibu kader bisa mendampingi ibu hamil lebih tepat melalui
acara seperti ini”
“Kami ingin agar pelatihan ini suatu saat diulangi lagi karna aku sangat suka
dengan sarananya”
6. Sarana dan prasarananya lebih ditingkatkan lagi
“Alat tulis tidak disertai note book”
“Pelaksanaannya dilakukan lebih nyaman dan lebih humoris”
45
Terdapat 2 kader di Desa Kemulan yang kesulitan baca tulis, karena faktor
usia.
PROSES
2. Lembar balik yang telah diberikan Semua kader di Desa Kemulan, Desa
digunakan sebagai media edukasi Sanankerto, dan Desa Talok
oleh 100% kader menggunakan media lembar balik saat
menjelaskan anemia kepada ibu hamil,
dan di akhir penyuluhan masing-
masing ibu hamil diberikan brosur
yang berisikan tentang materi anemia
IMPACT
2. Setiap kader perwakilan desa Satu buah media lembar balik dan
yang memiliki buku anemia dan brosur diberikan ke masing-masing
lembar balik dapat memberikan kader di Desa Kemulan, Desa
penyuluhan tentang anemia Sanankerto, dan Desa Talok sebagai
kepada ibu hamil di masing- sarana kader agar dapat menjelaskan
masing desa. Materi penyuluhan anemia kepada ibu hamil.
dapat tersampaikan secara efektif.
46
anemia dinilai dari kenaikan nilai pada ibu hamil di Desa Kemulan,
post-test minimal 20% dari pre-test 100% di Desa Sanankerto, dan 80% di
atau nilai minimal 70 Desa Talok.
OUTCOME
1. Angka kunjungan ibu hamil untuk Belum dapat dievaluasi
pemeriksaan darah di Puskesmas
Turen meningkat
47
berkomunikasi dengan ibu hamil bervariasi, sehingga beberapa poin tidak
dapat tersampaikan secara sempurna.
Dari evaluasi kepada ibu hamil, di Desa Kemulan terdapat 6 ibu
hamil yang mengikuti penyuluhan. 83,3% ibu hamil mengalami
peningkatan nilai post-test sebesar 20% atau nilai post-test lebih dari 70.
Desa Sanankerto terdapat 4 ibu hamil yang mengikuti penyuluhan.
100% ibu hamil mengalami peningkatan nilai post-test sebesar 20% atau
nilai post-test lebih dari 70.
Desa Talok terdapat 5 ibu hamil yang mengikuti penyuluhan. 80%
ibu hamil mengalami peningkatan nilai post-test sebesar 20% atau nilai
post-test lebih dari 70.
48
BAB 9
PEMBAHASAN
49
1. TAMBAH DARAH Turen (Turunkan AneMia pada IBu Hamil paDA
daeRAH Turen)
Acara ini adalah acara pelatihan kader pendampingan ibu hamil dengan
metode kolaboratif dan kooperatif bertujuan untuk mengedukasi kader
dan meningkatkan kemampuan penyuluhan sehingga kader siap
mendampingi ibu hamil guna menurunkan angka anemia pada ibu hamil
2. KURANG DARAH Turen (Kader tURunkan Anemia paDA daeRAH
Turen)
Acara pendampingan ibu hamil oleh kader untuk mengedukasi ibu hamil
tentang anemia saat kehamilan dan sosialisasi tablet tambah darah
untuk pencegahan anemia ibu hamil.
TAMBAH DARAH Turen dilaksanakan pada hari Senin-Rabu tanggal 16-18
November 2015. Jam pelaksanaan dipilih jam 08.00 pagi. Tidak ada kendala
dalam pelaksanaan koordinasi peminjaman balai desa antara dokter muda
dengan kepala desa, pengurus puskesmas, bidan desa, dan perangkat desa.
Acara ini mendapat sambutan dan antusiasme yang baik dari perangkat desa
Kemulan, Sanankerto dan Talok.
Pada hari Senin, dilaksanakan acara TAMBAH DARAH Turen di Balai desa
Kemulan. Acara dimulai pukul 08.45 pagi dihadiri oleh 19 orang kader. Kegiatan
ini sedikit terlambat dari target waktu yakni pukul 08.00. Hal ini dikarenakan pada
jam 08.00 jumlah kader yang datang belum setengah dari jumlah kader yang
diundang. Jumlah kader yang hadir mencapai target yaitu 19 orang. Acara
diawali dengan pendaftaran, pembagian konsumsi serta pin, pembukaan, doa,
dan pretest. Setelah pretest, selanjutnya kader dibagi dalam 4 kelompok,
masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 kader. Setelah itu masing-masing
kelompok didampingi oleh 1 dokter muda, memulai diskusi kolaboratif kooperatif
dengan 2 soal cerita. Soal cerita pertama menceritakan tentang seorang suami
yang melarang istrinya untuk periksa kehamilan di tenaga kesehatan. Cerita
kedua menceritakan banyaknya mitos orang tua yang menyatakan bahwa tablet
tambah darah tidak memiliki manfaat untuk kehamilan. Pada saat diskusi seluruh
kader mengikuti acara diskusi dengan serius. Setelah diskusi selesai dan ditutup
oleh masing-masing dokter muda, kader mengikuti klarifikasi oleh narasumber
dokter muda yang menjelaskan anemia ibu hamil secara keseluruhan. Ada 2
peserta yang bertanya, kemudian pertanyaan tersebut didiskusikan bersama
50
oleh seluruh kader. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan posttest oleh kader
untuk menilai pemahaman kader. Dokter muda juga membagikan buku anemia
yang mengandung penjelasan dan materi anemia ibu hamil. Acara ditutup
dengan foto bersama dan pembagian sertifikat oleh dokter muda.
Hari berikutnya dilaksanakan acara TAMBAH DARAH Turen di Balai desa
Sanankerto. Acara dimulai pukul 08.30 pagi dihadiri oleh 19 orang kader.
Kegiatan ini sedikit terlambat dari target waktu yakni pukul 08.00. Hal ini
dikarenakan balai desa baru selesai dipersiapkan jam 08.15. Jumlah kader yang
hadir mencapai target yaitu 20 orang. Acara diawali dengan pendaftaran,
pembagian konsumsi serta pin, pembukaan, doa, dan pretest. Setelah pretest,
selanjutnya kader dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 5 kader. Setelah itu masing-masing kelompok didampingi oleh 1
dokter muda, memulai diskusi kolaboratif kooperatif dengan 2 soal cerita. Soal
cerita ini sama dengan soal cerita di desa Kemulan. Pada saat diskusi seluruh
kader mengikuti acara diskusi dengan serius. Setelah diskusi selesai dan ditutup
oleh masing-masing dokter muda, kader mengikuti klarifikasi oleh narasumber
dokter muda yang menjelaskan anemia ibu hamil secara keseluruhan. Ada 1
peserta yang bertanya dan pertanyaan tersebut dijelaskan dengan baik oleh
dokter muda. Dokter muda juga membagikan buku anemia yang mengandung
penjelasan dan materi anemia ibu hamil. Acara selanjutnya dilanjutkan dengan
posttest oleh kader untuk menilai pemahaman kader. Acara ditutup dengan foto
bersama dan pembagian sertifikat oleh dokter muda.
Rabu, 18 November 2015 dilaksanakan acara TAMBAH DARAH Turen di
Balai desa Talok. Acara dimulai pukul 08.45 pagi dihadiri oleh 20 orang kader.
Kegiatan ini sedikit terlambat dari target waktu yakni pukul 08.00. Hal ini
dikarenakan pada jam 08.00 jumlah kader yang datang belum setengah dari
kader yang diundang. Selain itu ada 1 kader yang tidak dapat mengikuti acara
sampai selesai dikarenakan ada urusan lain. Acara diawali dengan pendaftaran,
pembagian konsumsi serta pin, pembukaan, doa, dan pretest. Setelah pretest,
selanjutnya kader dibagi dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok
beranggotakan 5 kader. Setelah itu masing-masing kelompok didampingi oleh 1
dokter muda, memulai diskusi kolaboratif kooperatif dengan 2 soal cerita. Soal
cerita ini sama dengan soal cerita di kedua desa sebelumnya. Pada saat diskusi
seluruh kader mengikuti acara diskusi dengan serius. Setelah diskusi selesai dan
51
ditutup oleh masing-masing dokter muda, kader mengikuti klarifikasi oleh
narasumber dokter muda yang menjelaskan anemia ibu hamil secara
keseluruhan. Pada saat klarifikasi, kader aktif menjawab dan memperhatikan
penjelasan narasumber. Ada 1 kader yang bertanya dan pertanyaan dijawab
langsung oleh narasumber. Dokter muda juga membagikan buku anemia yang
mengandung penjelasan dan materi anemia ibu hamil. Acara selanjutnya
dilanjutkan dengan posttest oleh kader untuk menilai pemahaman kader. Acara
ditutup dengan foto bersama dan pembagian sertifikat oleh dokter muda.
Dibandingkan dengan kedua desa lainnya, antusiasme di desa Talok masih
kurang dalam mengikuti acara ini. Kurangnya antusiasme dapat dipengaruhi
banyak faktor. Faktor tersebut antara lain tingkat pendidikan yang tinggi yang
menyebabkan kurangnya kepercayaan kepada perangkat puskesmas,
pandangan di desa yang lebih mempercayai dokter spesialis kandungan di desa
tersebut, dan banyaknya penduduk pendatang di desa Talok. Kader di desa
Kemulan memiliki antusiasme yang paling baik. Hal ini dapat dilihat dari respons
para kader yang menghadiri acara. Setiap kader yang melakukan diskusi juga
berperan aktif dalam menjawab. Padahal di desa Kemulan memiliki 2 kader yang
memiliki kendala yaitu tidak dapat membaca dan menulis. Meskipun memiliki
keterbatasan tersebut, kedua ibu kader ini masih antusias menjawab dan
mengikuti diskusi dengan serius. Kader desa Sanankerto juga tampak antusias.
Hal ini dikarenakan hubungan bidan desa dan kader yang sangat baik sehingga
kader sangat mempercayai perkataan dari bidan desa setempat.
Pada akhir acara TAMBAH DARAH Turen juga telah diberitahukan pada
kader setiap desa jika akan ada acara lanjutan yaitu KURANG DARAH Turen.
Acara ini akan mengajak kader untuk menerangkan pada ibu hamil yang
didampingi tentang materi anemia seperti yang sudah dijelaskan ke kader saat
acara TAMBAH DARAH Turen. Kader setiap desa memiliki antusiasme yang
besar menyambut acara KURANG DARAH Turen.
KURANG DARAH Turen dilaksanakan tepat 1 minggu setelah acara
TAMBAH DARAH Turen selesai. Kader yang terpilih setiap desa berjumlah 2
orang yang akan mendatangi rumah ibu hamil untuk melakukan edukasi tentang
anemia ibu hamil dan tablet tambah darah. Kader yang dipilih langsung bersedia
untuk mengikuti acara ini.
52
Pada hari Senin, 23 November 2015, acara KURANG DARAH Turen di
desa Kemulan dilaksanakan dengan 2 kader yaitu Ibu Andini dan Ibu Lianah.
Kedua ibu kader ini bersedia mendatangi rumah ibu hamil yang didampinginya
dan melakukan edukasi ke ibu hamil tersebut dengan baik. Total ibu hamil yang
diedukasi sejumlah 6 orang. Ibu Andini memiliki kemampuan komunikasi yang
lebih baik dibandingkan dengan ibu Lianah. Hal ini tampak dari cara
penyampaian ibu Andini yang lebih luwes dan komunikatif terhadap ibu hamil
yang didampinginya. Ibu Andini juga lebih baik dalam menggunakan media
lembar balik dibandingkan ibu Lianah yang hanya membacakan lembar balik
tersebut. Acara KURANG DARAH Turen di desa Kemulan berjalan dengan
sangat efektif dikarenakan mendapat bantuan dari asisten bidan yaitu ibu Agis.
Ibu Agis membantu dokter muda mengumpulkan data kader serta juga
membantu mobilisasi dokter muda selama acara sehingga acara ini dapat
berjalan dengan sukses.
Hari Selasa, 24 November 2015, acara KURANG DARAH Turen di desa
Sanankerto dilaksanakan dengan 2 kader yaitu Ibu Suhartatik dan Ibu Nur
Kholis. Kedua ibu kader ini bersedia mendatangi rumah ibu hamil yang
didampinginya dan melakukan edukasi ke ibu hamil tersebut dengan baik. Total
ibu hamil yang diedukasi sejumlah 4 orang. Ibu Suhartatik lebih baik dalam
penyampaian materi dan tampak lebih memahami materi yang diberikan. Ibu
Suhartatik juga terlihat lebih percaya diri dibandingkan dengan ibu Nur Kholis.
Hubungan yang dekat antara kader ibu Suhartatik dengan ibu hamil yang
didampingi menjadi faktor yang penting sehingga ibu hamil terlihat
memperhatikan saat ibu Suhartatik menjelaskan materi.
Pada hari Rabu, 25 November 2015, acara KURANG DARAH Turen di
desa Talok dilaksanakan dengan 2 kader yaitu Ibu Nurul dan Ibu Srie Rahayu.
Kedua ibu kader ini bersedia mendatangi rumah ibu hamil yang didampinginya
dan melakukan edukasi ke ibu hamil tersebut dengan baik. Total ibu hamil yang
diedukasi sejumlah 5 orang. Pada desa ini, Ibu Srie Rahayu tampak lebih
menguasai materi dibandingkan dengan ibu Nurul. Ibu Srie Rahayu juga sudah
membuat rangkuman di kertas kecil sehingga ibu Srie Rahayu sudah benar-
benar memahami materi yang akan dibawakan. Ibu Srie Rahayu juga lebih
percaya diri dan komunikatif dalam membawakan materi sehingga ibu hamil yang
didampingi juga tampak sangat memahami materi yang telah disampaikan.
53
Pada acara KURANG DARAH Turen ini setiap kader desa yang dipilih
sangat antusias dalam melakukan penyuluhan. Namun ada perbedaan
kemampuan penyuluhan dari setiap kader yang membedakan hasil setiap
pemahaman ibu hamil yang didampingi. Banyak faktor yang mempengaruhi
kemampuan kader dalam melakukan penyuluhan ke ibu hamil. Hal ini antara lain
kesiapan kader dalam memahami materi yang akan diberikan, kemampuan
komunikasi kader dalam melakukan penyuluhan, hubungan kader dengan ibu
hamil yang didampingi serta niat kader untuk mendampingi ibu hamil selama
program pendampingan berlangsung.
54
BAB 10
PENUTUP
10.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan skala prioritas yang kami lakukan, masalah kesehatan
yang menjadi prioritas dalam diagnosa komunitas di Puskesmas Turen
adalah adanya kasus anemia pada ibu hamil sejumlah 72 kasus dari
total 201 ibu hamil yang periksa di Puskesmas Turen pada bulan Maret
– Oktober 2015.
2. Dari data primer kami dapatkan kurangnya pengetahuan ibu hamil
mengenai anemia dan pentingnya tablet tambah darah saat kehamilan.
Kesadaran ibu hamil dalam melakukan permeriksaan darah di
Puskesmas Turen rendah sehingga seringkali anemia tidak dapat
terdeteksi sejak dini. Selain itu kebanyakan ibu hamil juga tidak rutin
meminum tablet tambah darah dikarenakan males, lupa, ataupun
karena efek sampingnya yang tidak enak, sehingga ibu hamil beresiko
lebih besar menderita anemia.
3. Dari data primer kami dapatkan juga fakta yakni kurangnya
pengetahuan kader mengenai anemia dan pentingnya tablet tambah
darah, dikarenakan sosialisasi dari puskesmas yang dirasa masih
kurang.
4. Telah dilakukan intervensi berupa Program “ANEMIA BUMIL” yang
terdiri dari acara “TAMBAH DARAH TUREN” dan “KURANG DARAH
TUREN”. Acara “TAMBAH DARAH TUREN” mencakup pelatihan kader
dengan metode pelatihan kolaboratif dan kooperatif, dan pemberian
buku anemia, pin, sertifikat, konsumsi dan bolpoin untuk setiap kader di
Desa Kemulan, Sanankerto dan Talok. Pada acara “KURANG DARAH
TUREN”, masing-masing kader yang bersedia dari ketiga desa
memberikan edukasi kepada ibu hamil yang mereka dampingi. Kader
menggunakan media lembar balik saat penyuluhan dan diakhir
penyuluhan kader membagikan brosur tentang anemia kepada ibu
hamil.
5. Secara umum program “ANEMIA BUMIL” ini telah berhasil mencapai
indikator keberhasilan.
55
10.2 Saran
1. Perlu diadakan program penyegaran kader tentang materi yang
berkaitan dengan ibu hamil
2. Mempertahankan program pendampingan kader kepada ibu hamil dan
kader dapat bekerja sama dengan keluarga agar ibu hamil rutin minum
tablet tambah darah dan melakukan pemeriksaan darah di Puskesmas
Turen
3. Penyegaran tentang anemia dilanjutkan ke desa-desa lain di
Kecamatan Turen agar angka capaian penurunan anemia pada ibu
hamil di Kecamatan Turen dapat berhasil.
56