Anda di halaman 1dari 18

ASISTEN

FARMAKOTERAPI 1
Definisi
• Tekanan darah (TD) diatas normal yang sifatnya permanen

• Tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolic > 90


mmHg

• Hipertensi disebut silent killer

• Diagnosis hipertensi tidak dapat dibuat berdasarkan


pengukuran satu tekanan darah tinggi.
Etiology
* Hipertensi Primer

• Faktor genetik
* Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder, hipertensi dengan penyerta atau


akibat paparan obat (atau produk lainnya) yang
mempengaruhi peningkatkan TD.

Dalam kebanyakan kasus, disfungsi ginjal


Yang disebabkan penyakit ginjal kronis parah
(Chronic Kidney Disease) penyebab sekunder
tersering.
Patofisiologi
Manifestasi Klinik
• Nyeri kepala.

• Kelelahan atau kebingungan.

• Pandangan kabur.

• Nyeri dada.

• Sulit bernapas.

• Detak jantung tidak teratur.

• Ada darah dalam urin.

• Rasa berdebar di dada, leher, atau telinga.


Test Lab Diagnosis
• Tes laboratorium: Nitrogen urea darah (BUN) / serum kreatinin,
lipid, elektrolit serum (natrium dan kalium)
• Elektrokardiogram (EKG).

Menurut JNC VIII


I. ALAT SPHYGMOMANOMETER

II. METODE 1. Pasien berbaring minimal 5 menit


2. Posisi mata sejajar dengan permukaan
air raksa
3. Manset harus sesuai, panjang 2 x
lebar manset
4. Tepi bawah manset 2,5 cm diatas
daerah antebrachil
5. Pompa manset 30 mmHg diatas
penentuan sistolik secara palpasi
6. Sistolik ditentukan dengan Korotkoff I
dan diastolik dengan Korotkoff V
7. Dapat diulangi dengan interval 1 – 2
menit 5
KESALAHAN UMUM YANG SERING TERJADI
DALAM PEMBACAAN TEKANAN DARAH

1. Pengukuran yang cepat dari posisi berbaring


( < 5 menit )
2. Posisi lengan tidak sejajar posisi jantung
3. Posisi mata tidak sejajar dengan permukaan
manometer
4. Penurunan tekanan darah (deflating) terlalu
cepat
5. Manset tidak adekuat, posisi tidak tepat
6. Kondisi lingkungan pasien tidak tenang
AlgoritmaTerapi
Kasus
SOAP
Problem Medik 1
Hipertensi

Subjektif : Pusing
Objektif : TD 140/80 mmHg
Assesment :
- Berdasarkan algoritma terapi JNC 8 bahwa pemberian terapi farmakologi untuk hipertensi
yaitu dapat dimulai dengan pemberian tunggal golongan ACEI
- Captopril dapat diberikan dengan dosis 12,5-25 mg PO
- Captopril merupakan terapi awal untuk pasien dengan fungsi ginjal normal.

DRPS : Terapi sudah tepat

Plan : Tetap melanjutkan captopril 3 x 12,5 mg PO


Problem Medik 2
Dispepsia

Subjektif : nyeri ulu hati, perut kembung dan nyeri dada


Objektif :
Assesment :
- Pemberian Dysflatyl untuk mengatasi perut kembung
- Dysflatyl berisi senyawa simethicone yang dapat mengurangi ketidaknyamanan yang
dihasilkan oleh adanya kelebihan gas di saluran pencernaan.
- Pemberian ranitidin IV untuk dispepsia
DRPS : Terapi tepat
Plan :
Dysflatyl 40 mg 3 x 2 tab (tablet kunyah, diminum setelah makan )
Ranitidin 50 mg IV 2 X 1
Terapi Nonfarmakologi
dan Edukasi
• Modifikasi gaya hidup:

1. penurunan berat badan jika kelebihan berat badan

2.penerapan Diet Pendekatan untuk Menghentikan Hipertensi/rencana makan


3.Pembatasan natrium makanan Idealnya 1,5 g/hari (3,8 g/hari natrium klorida)
4. aktivitas fisik aerobik teratur.

5. berhenti merokok bagi yang merokok


Thanks

ntad.ac.id

Anda mungkin juga menyukai