Anda di halaman 1dari 5

ANASTESI PADA HIPERTIROID

No Dokumen No Halaman
002/SPO/OK/V/2022 Revisi 1/4
RSU SATITI
PRIMA
HUSADA
PANDUAN Tanggal Terbit
PRAKTEK 2 Mei 2022
KLINIK SMF
BEDAH
(ANASTESI)

Pengertian Indikasi pembedahan Morbus Basedowi, toxis multinoduler golter,


(Definisi) adenoma, THS- secreaningtumotiroiditis, atau kelebihan hormon
tiroid. Gejala umum hipertiroid: berkeringat, intoleransi panas,
nafsu makan meningkat, nadi meningkat, berat badan menurun,
struma, eksoftalmos, kelemahan otot skelet. Mungkin didapatkan
fibrilasi atrium, palpitasi, gagal jantung kongestif. Pada umumnya
pasien sudah mendapat terapi untuk mencapai keadaan eutiroid.
Obat-obat yang digunakan biasanya satu atau dua macam dari obat
berikut: PTU, metimazol, glukokortikoid atau B-bloker
Indikasi Anastesi untuk pasien dengan hipertiroid
Kontraindikasi Tergantung efek farmakologi pada organ yang mengalami kelainan
(harus hindarkan pemakaian obat atau dosis dikurangi/diturunkan).

• Hepar : obat hepatotoksik/obat yang toksis terhadap


hepar.

• Jantung : obat - obat yang mendepresi miokard/


menurunkan aliran darah koroner.

• Ginjal : obat yang diekskresi di ginjal.

• Paru : obat yang merangsang sekresi paru/bronkus

Endokrin : hindari obat yang meningkatkan kadar gula darah/


hindarkan pemakaian obat yang merangsang susunan saraf simpatis
pada diabetes penyakit basedow, karena bisa menyebabkan
peninggian gula darah.
ANASTESI PADA HIPERTIROID

RSU SATITI
PRIMA
HUSADA
No Dokumen No Revisi Halaman
002/SPO/OK/V/2022 2/4
Persiapan Fokus utama evaluasi prabedah: mencari tanda-tanda bahwa
dalam keadaan eutiroid. Indikator: berat badan naik, tremor
halus hilang, gangguan irama jantung hilang.
1. Waspada terhadap adanya penekanan trakea. Pastikan
foto leher (AP/Lat), terutama bila struma besar, atau
bila ada gangguan nafas.
2. Lugolisasi : 8-14 hari – tumor lebih padat, lebih mudah
pembedahan, pendarahan berkurang.
3. Pembedahan darurat pada hipertiroid: diberikan B-
blocker untuk menghambat efek simpatomimetik dari
hiperteroid. Harus diingat bahwa pemberian B-blocker
dapat menimbulkan masalah pada CHF.
Lab : EKG
Endokrin T4 T3 TSH
Hipertiroid Normal/meningkat
Lab: fungsi tiroid, Ca,Mg, fosfat, alkalin
fosfatase, glucose
BUN, serum kreatinin, elektrolit.
Faal hemastatis, darah lengkap, hitung
Trombosit
Badai tiroid adalah Suatu keadaan yang mengancam jiwa
akibat eksaserbasi hipertiroid yang terjadi pada periode stres,
yang manifesatasinya berupa: hipertermia kardiopaskuler
tidak stabil, cemas, perubahan status mental, dan takikardia.
Terapi: meningkatkan FlO², sodium jodida (1-2,5,mg iv)
+hidrokortisom (100mg iv) + B bloker, mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
ANASTESI PADA HIPERTIROID

RSU SATITI
PRIMA
HUSADA
No Dokumen No Revisi Halaman
002/SPO/OK/V/2022 3/4
Prosedur Tindakan • Anestesi Umum: perhatikan kedalaman anestesi
sedemikian untuk mencegah meningkatnya respon
simpatetik terhadap stimulus pembedahan. Hindari
penggunaan obat anestesi yang menstimulasi saraf simpatis
( ketamin, petidhin, pavulonl)
• Induksi:
Preoksigenasi cukup, pentotal suksinilkolin, disediakan
pipa trakeal ( tiga ukuran) sesuai standar, dengan
stiletnya. Bila dari semula diperkirakan akan terjadi
kesulitan intubasi, siap dengan Fiber optic
• Rumatan anestesi: Isoflurane, enflurane, sefoflurane
• Kebutuhan darah dan cairan
Perdarahan seharusnya minimal
Pasangan infuse dengan jarum nomor 16 atau 18
Cairan NS/RL 5-8 ml/kg/jam
Posisi head-up: menguranagi perdarahan bila tangan
pembedahan. Ginjal dipundak. Perhatikan pada mata
dan tempat lain.
• Monitoring:
Tensi
Nadi
EKG
Suhu,
SpO2
Penyulit: Jalan nafas, perdarahan (bila persiapan kurang baik),
krisis tiroid (bila belum eutiroid besar).
ANASTESI PADA HIPERTIROID

RSU SATITI
PRIMA
HUSADA
No Dokumen No Revisi Halaman
002/SPO/OK/V/2022 4/4
Prosedur Pasca 1. Ekstubasi dilakukan setelah penderita sadar.
Tindakan 2. Setelah operasi penderita dirawat dan dilakukan
pengawasan tanda vital secara ketat di ruang pemulihan.
3. Penderita dipindahkan dari ruang pemulihan ke bangsal
setelah memenuhi kriteria (Aldrete score > 8 untuk
penderita dewasa atau Stewart Score > 5 untuk penderita
bayi / anak).
Apabila post-operasi diperlukan pengawasan hemodinamik
secara ketat maka dilakukan di ruang intensif (ICU).
Tingkat Evidens IV
Tingkat C
Rekomendasi
Penelaah Kritis Spesialis Anastesi
Indikator Tanda-tanda klinis untuk kedalaman anestesi yang tidak
Prosedur Tindakan memadai :
• Peningkatan tekanan darah.
• Peningkatan frekuensi denyut jantung.
• Pasien mengunyah/menelan dan menyeringai.
• Terdapat pergerakan.
Berkeringat.
Kepustakaan 1. Dobson, M.B.,ed. Dharma A., Penuntun Praktis Anestesi.
EGC, Jakarta , 1994
2. Ganiswara, Silistia G. Farmakologi dan Terapi (Basic
Therapy Pharmacology). Alih Bahasa: Bagian Farmakologi
FKUI. Jakarta, 1995
3. Latief SA, dkk. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua.
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. Jakarta,
2010
4. Werth, M. Pokok-Pokok Anestesi. EGC, Jakarta, 2010

Anda mungkin juga menyukai