1. TUJUAN : Sabagai acuan dalam pelaksanaan tindakan anestesi pada pasien dengan
hipertiroid yang akan menjalani tindakan pembedahan.
3. KEBIJAKAN : Pada operasi elektif pasien harus dalam keadaan eutiroid dan gejala klinis
yang sudah terkontrol.
4. PENGERTIAN:
Hipertiroid merupakan suatu keadaan disfungsi kelenjar tiroid dengan produksi hormone
trilodotironin (T3) dan atau tiroksin (T4) yang berlebihan. Hormon tiroid menyebabkan
peningkatan metabolisme karbohidrat dan lemak yang sangat berperanan dalam kecepatan
pertumbuhan dan metabolism. Peningkatan metabolism akan menyebabkan peningkatan
konsumsi oksigen dan produksi CO2 yang secara tidak langsung meningkatkan ventilasi
semenit, denyut jantung, kontraktilitas, dan produksi panas/ energi.
5. MANIFESTASI KLINIS:
- Goiter
- Takikardia
- Ansietas
- Tremor haius
- Penurunan berat badan
- Intoleransi terhadap panas.
- Kelemahan otot
LAB./SMF ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIF
RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
- Fatigue
- Eksoptalmus
- Cardiac signs dapat berupa: sinus takikardia, atrial fibrilasi, gagal jantung kongestif.
-
6. DIAGNOSIS
Diagnosis hipertiroid ditegakkan dengan pemeriksaan tes fungsi tiroid yang abnormal
dimana terjadi peningkatan kadar total (terikat dan tidak terikat) T4, T3 serum dan T4 bebas
(tidak terikat).
7. TERAPI HIPERTIROID
Terapi Medikamentosa
- Inhibitor sintesa hormon: propiltiourasil, metimazol
- Inhibitor pelepasan hormon: potassium, sodium iodide
- Aktivitas adrenergik yang berlebihan diatasi dengan antagonis (3- adrenergic, misal:
propanolol, nadolol, atenolol.
- Pemberian antagonis p-adernergik juga akan menurunkan konversi T4 menjadi T3 di
perifer.
- Iodine radioaktif dapat menghancurkan fungsi sel tiroid. Pemberian iodine radioaktif ini
dapat menyebabkan keadaan hipotiroid dan dikontraindikasikan pada wanita hamil.
- Reflek-reflek hiperaktif
Terapi Pembedahan
- Tiroidektomi subtotal merupakan alternative dari terapi medikamentosa
- Biasanya tindakan pembedahan ini dilakukan pada struma multinodular toksik yang
berukuran besar, adenoma soliter toksik, struma berukuran besar yang dapat
menimbulkan kompresi trakea, atau untuk alasan kosmetik.
LAB./SMF ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIF
RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
8. MANAJEMEN PREOPERATIF
- Semua prosedur operasi elektif harus ditunda sampai gejala-gejala klinis terjadi perbaikan
dan pasien harus dalam keadaan eutiroid dengan terapi medikamentosa.
- Pada pemeriksaan preoperatif harus dipastikan keadaan eutiroid dengan tes fungsi tiroid
yang normal dan direkomendasikan laju nadi dalam keadaan istirahat < 100 x/ menit.
- Terapi antitiroid dan antagonis tetap diteruskan sampai saat pagi menjelang operasi.
- Pada keadaan emergensi pasien dapat dioptimalisasi dalam waktu kurang dari 1 jam
dengan mengkontrol keadaan sirkulasi yang hiperdinamik menggunakan infus esmolol
secara titrasi dengan dosis 100-300 ug/ kg/ menit atau dengan propanolol dengan target
laju nadi < 100x/ menit.
- Lakukan evaluasi terhadap kemungkinan obstruksi jalan nafas bagian atas.
- Obat pilihan untuk sedasi preoperatif adalah dengan obat golongan benzodiazepine.
- Hindari obat antikolinergik sebagi premedikasi.
9. MANAJEMEN INTRAOPERATIF
- Teknik regional anestesi (bila memungkinkan) dapat memberikan keuntungan yang
sangat besar karena dapat memblokade system saraf simpatis/ stress response.
- Bila dilakukan anestesi umum harus dipilih obat-obatan induksi yang mempunyai efek
minimal terhadap kardiovaskular. Tiopental merupakan pilihan yang terbaik karena
mempunyai efek antitiroid pada dosis besar.
- Hindari pemakaian ketamin, pankuronium, dan obat-obatan yang dapat menstimulasi
system saraf simpatis karena dapat menyebabkan peningkatan laju nadi dan tekanan
darah.
- Pastikan kedalaman anestesi yang adekuat sudah tercapai sebelum melakukan
laringoskopi/ intubasi atau saat stimulasi pembedahan untuk menghindari terjadinyaq
takikardia, hipertensi, dan aritmia ventrikel.
LAB./SMF ANESTESIOLOGI & TERAPI INTENSIF
RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
13. UNIT TERKAIT : Dokter spesialis anestesi, dokter residen di bagian Anestesiologi dan
Terapi Intensif, dokter/ residen bedah, dokter/ residen IPD di lingkungan RSU Dr. Saiful
Anwar Malang
13. REFERENSI:
- Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Anesthesia for patient with endocrine disease.
Dalam: Clinical Anesthesiology, ed.4, 2006, h: 807-808.
- Stoelting RK, Dierdorf SF. Endocrine disease. Dalam: Handbook for Anesthesia and Co-
existing Disease.2002,h: 315-319.