Anda di halaman 1dari 31

Mengingat Kembali tentang Hipertensi

MUHAMMAD KHOLIFIN
B AG I A N P E N YA K I T DA L A M
R S P K U M AYO N G J E PA R A
Pendahuluan
➢ Hipertensi merupakan masalah global yang meningkatkan morbiditas dan
mortalitas
➢ Faktor risiko berbagai penyakit serius seperti gagal jantung, penyakit coroner,
stroke, penyakit ginjal dan vaskuler lain
➢ Data Riskesdas 2018 terjadi peningkatan prevalensi hipertensi 34,1 %
disbanding 2013 sebesar 27,8%
➢ Kebanyakan kasus hipertensi adalah asimptomatik sampai terjadi gangguan
akut yang berat
➢ 2/3 penderita hipertensi tidak “aware” terhadap penyakitnya
Definisi
1. Hipertensi : pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg
2. Hipertensi primer/esensial : Hipertensi yang belum diketahui penyebab
pastinya
3. Hipertensi sekunder : hipertensi yang diketahui penyebab pastinya
4. Hipertensi jas putih (white coat Ht) : pasien dengan TD tinggi di klinik namun
normal dengan HBPM /ABPM
5. Hipertensi yang terselubung (Masked Ht): TD di klinik normal namun
meningkat pada HBPM/ABPM
Standar
pengukuran
tekanan darah
Metode Pengukuran yang lain
HOME BLOOD PRESSURE AMBULATORY BLOOD PRESSURE
MONITORING (HBPM) MONITORING (ABPM)
➢ Metoda pengukuran TD yang ➢Metode pengukuran TD selama 24
dilakukan sendiri oleh pasien sendiri di jam
rumah atau diluar klinik
➢Dengan alat mobile yg bisa dipakai
➢ Untuk menyingkirkan kemungkinan
hipertensi jas putih / terselubung dan ➢Memberikan data TD & frekwensi
evaluasi pengobatan hipertensi nadi selama 24 jam
➢Memberikan grafik sirkadian TD serta
➢ Menggunakan alat osilometer yang
efek lingkungan & emosi terhadap TD
tervalidasi
Batasan Tekanan
Darah untuk Diagnosis
Hipertensi
Regulasi Tekanan
Darah Sistemik
Peran RAAS pada
Hipertensi
Komplikasi
Hipertensi
Tatalaksana Hipertensi
NON FARMAKOLOGIS FARMAKOLOGIS
Pembatasan konsumsi garam Diuretik
Perubahan pola makan Simpatolitik
Penurunan BB & menjaga BB ideal Vasodilator
Olah raga teratur RAAS antagonis
Berhenti merokok
NON
FARMAKOLOGIS
Golongan Obat Anti Hipertensi
Kontraindikasi Pemberian Obat
Anti Hipertensi
Efek Samping Obat Hipertensi
Indikasi Spesifik
Obat
Antihipertensi
Titik Kerja Obat
Antihipertensi
Algoritma Terapi Obat Hipertensi
1. Inisiasi pada sebagian besar dengan kombinasi dua obat, bila memungkinkan
dengan SPC (single pil combination)
2. Kombinasi yang sering digunakan ACE-i/ARB dengan CCB atau diuretic
3. Beta blocker + diuretic pada indikasi spesifik missal angina, pasca IMA, gagal
jantung & control denyut jantung
4. Pertimbangkan monoterapi pada Ht stage 1dengan risiko rendah, pasien
dengan TD normal tinggi & berisiko tinggi, pasien lansia (≥ 80 tahun)/ ringkih
5. Gunakan 3 kombinasi (ACE-i/ARB, CCB, diuretic) jika dengan 2 kombinasi tidak
terkontrol
6. Penambahan spironolactone utk hipertensi resisten jika tidak ada
kontraindikasi
7. Penambahan obat golongan lain jika masih belum terkontrol
STRATEGI TERAPI OBAT DARI
INTERNATIONAL SOCIETY OF
HYPERTENSION 2020
TARGET TERAPI
Indikasi merujuk ke FKTL
▪ Pasien dengan kecurigaan hipertensi sekunder
▪ Pasien muda (<40 tahun) dengan hipertensi derajat 2 keatas (sudah
disingkirkan kemungkinan hipertensi sekunder)
▪ Pasien dengan hipertensi mendadak dengan riwayat TD normal
▪ Pasien hipertensi resisten
▪ Pasien dengan HMOD lanjutan yang akan mempengaruhi pengobatan
Kapan menduga Hipertensi sekunder
1. USIA : jika hipertensi terjadi pada usia < 20 tahun atau > 50 tahun
2. SEVERITAS : jika TD naik tinggi secara cepat.
3. ONSET : jika kenaikan TD terjadi tiba2 pada pasien yang sebelumnya normal
4. GEJALA & TANDA yang mendukung
5. RIWAYAT KELUARGA : hipertensi sekunder biasa terjadi tanpa riwayat keluarga
TIPE DAN PENYEBAB
HIPERTENSI
KRISIS HIPERTENSI
➢ Peningkatan TD yang tinggi biasanya TDS ≥ 180 dan atau TDD ≥ 120 mmHg
➢ Dibagi menjadi Hipertensi Urgensi dan Hipertensi Emergensi
➢ Hipertensi Emergensi bila disertai adanya target organ damage misalnya gagal
jantung, stroke, perdarahan retina, ensefalopati. Pengobatan dengan obat
hipertensi intravena
➢ Hipertensi Urgensi bila tidak disertai dengan target organ damage.
Pengobatan bisa menggunakan obat peroral
Tatalaksana
Hipertensi Emergensi
Hipertensi pada Kehamilan
Definisi : pengukuran TDS ≥ 140 mmHg dan atau TDD ≥ 90 mmHg
Klasifikasi berdasarkan derajat tekanan darah
1. Ringan : TD 140 – 159/ 90 – 109 mmHg
2. Berat : TD ≥ 160/110 mmHg
Klasifikasi Hipertensi dalam kehamilan
1. Pre-existing hypertension (hipertensi kronik)
Onset dimulai sebelum kehamilan atau sebelum minggu ke-20 kehamilan, dan
biasanya menetap selama lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan dapat
disertai proteinuria
Klasifikasi... Lanjutan...
2. Hipertensi Gestasional
Terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan dan biasanya membaik dalam 6
minggu pasca persalinan
3. Hipertensi kronik plus superimposed hipertensi gestasional dengan proteinuria
4. Preeklampsia
Hipertensi gestasional dengan proteinuria bermakna (> 0,3 g/24 jam atau ≥ 30
mg/mmol ACR)
5. Hipertensi antenatal yang tidak terklasifikasi
Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi Preeklampsia: Hipertensi kronik
gestasional Hipertensi setelah usia 20
minggu kehamilan dengan 1 atau
lebih kriteria berikut
Hipertensi Hipertensi Hipertensi
1. Proteinuria (dipstik +2) essensial sekunder jas putih
2. Gangguan fungsi ginjal
Risiko 40% terjadi
preeklampsia (kreatinin > 1 mg/dl
3. Gangguan fungsi hati (SGPT
> 50 IU/l atau nyeri kuadran Risiko 25 % Risiko 8 %
terjadi terjadi
kanan atas hebat)
preeklampsia preeklampsia
4. Gejala neurologis : kejang
(eklampsia), hiperefleksia
dengan klonus, sakit kepala
hebat dengan hiperefleksia
5. Gangguan hematologi:
trombositopenia, hemolisis
6. IUGR
Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan laboratorium dasar; urinalisis, darah perifer, hematokrit, enzim
liver, kretinin & asam urat
2. Semua ibu hamil harus diperiksa proteinuria pada awal kehamilan untuk
mendeteksi adanya kelainan ginjal dasar & pada trimester kedua untuk
penapisan pre-eklampsia
3. Pemeriksaan lanjutan sesuai indikasi klinis ; USG ginjal & adrenal,
fractionated metanefrin plasma, USG arteri uterina
4. Ibu hamil dengan risiko sedang dan tinggi preeklampsia diberikan aspirin 100
– 160 mg setiap hari pada masa 12 – 36 minggu kehamilan
Ibu hamil risiko sedang preeklampsia ; Ibu hamil risiko tinggi preeklampsia ;
1. Kehamilan pertama 1. Hipertensi kehamilan sebelumnya
2. Berusia > 40 tahun 2. Gagal ginjal kronis
3. Interval kehamilan > 10 tahun 3. Penyakit autoimun
4. IMT > 35 kg/m2 4. Diabetes mellitus
5. Riwayat preeklampsia keluarga 5. Hipertensi kronis
6. Kehamilan multipel
5. Pilihan obat meliputi metildopa, labetalol (belum tersedia di indonesia) dan CCB
6. ACE-i , ARB tidak direkomendasikan
7. TDS ≥ 170 atau TDD ≥ 110 mmHG adalah keadaan gawat darurat dan memerlukan
rawat inap
8. Ibu dengan hipertensi gestasional atau preeklampsia memiliki risiko tinggi stroke
dan penyakit jantung iskemik → perlu modifikasi gaya hidup, evaluasi tekanan darah
setiap tahun dan evaluasi faktor metabolik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai