vi
15. Wulandari H. Evaluasi Ketepatan Pemilihan Obat Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Mardi Lestari
Sragen Tahun 2009. Surakarta: 2010.
16. Wiardani NK, dan Kusumayanti GDA. Indeks Massa Tubuh, Lingkar
Pinggang Serta Tekanan Darah Penderita Dan Bukan Penderita Diabetes
Melitus. Denpasar
17. Hanum NN. Hubungan Kadar Glukosa Darah Puasa Dengan Porfil Lipid Pada
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Daerah Cilegon
Periode Januari-April 2013. Jakarta: Universitas Negeri; 2013.
18. Ferri FF. Ferri's Clinical Advisor 2017: Metabolic Syndrome. Elsevier; 2017.
19. Sherwood L. Fisiogi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC.p.754,758.
20. Wedro B. Cholesterol Management.201521. Wahab Z, Novitasari A, Fitria
NW. Profil Lipid sebagai Kontrol Glikemik pada Pasien Diabetes Mellitus
Tipe II. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
22. Wahab Z, Novitasari A, Fitria NW. Profil Lipid sebagai Kontrol Glikemik
pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Semarang: Universitas
Muhammadiyah Semarang. [Cited Mei 2017]. Available from:
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/2569.
23. Huang, L., & Khardori, R. (2017). Pathogenesis of diabetic nephropathy.
In Managing Diabetic Nephropathies in Clinical Practice (pp. 23-45).
Adis, Cham.
24. Phillip, M., Battelino, T., Rodriguez, H., Danne, T., & Kaufman, F. (2007).
Use of insulin pump therapy in the pediatric age-group: consensus
statement from the European Society for Paediatric Endocrinology, the
Lawson Wilkins Pediatric Endocrine Society, and the International Society
for Pediatric and Adolescent Diabetes, endorsed by the American Diabetes
Association and the European Association for the Study of
Diabetes. Diabetes care, 30(6), 1653-1662
DAFTAR PUSTAKA
1. The Eight Joint National Commitee. Evidence based guideline for the
management of high blood pressure in adults-Report from the panel
members appointed to the eight joint national commitee. 2014.
2. ESH and ESC. 2013. ESH/ESC Guidelines For the Management Of Arterial
Hypertension. Journal Of hypertension 2013, vol 31, 1281-1357.
3. Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th Edition page 1653. The
McGraw – Hill Companies. 2005
4. Mohammad Yogiantoro. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Hipertensi
Esensial. Perhipunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
5. Ridwan, E.S., & Nurwanti, E., (2013). Gaya Hidup dan Hipertensi Pada Lanjut
Usia di Kecamatan Kasihan Bantul Yogyakarta, vol 2 (2) : 67-70. Journal
Ners dan Kebidanan Indonesia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata
Yogyakarta.
6. Sastroasmoro, S. & Ismael, S., (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.
7. Setiana, I.A., (2016). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah TBC
Pada Keluarga Tn.S Di Desa Srowot RT 01/RW 03 Kecamatan Kalibagor
Kabupaten Banyumas. Journal of repository Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.
8. Sinubu, R.B., (2015). Hubungan Beban Kerja Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Tenaga Pengajar Di SMAN 1 Amurang Kabupaten Minahasa
Selatan. Journal of e-journal Keperawatan.
9. Suwandi, Y.D., (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dalam Diit Hipertensi
Dengan Frekuensi Kekambuhan Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja
Posyandu Desa Blimbing Sukoharjo.
10. Syafiah, I., (2015). Gambaran Sikap Penderita Hipertensi Dalam Menjalani
Diit Hipertensi Di Puskesmas Gamping II Sleman. Journal KTI dari
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
11. Wawan A. & Dewi M., (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nurha Medika.
12. Yulianto, E., (2016). Gambaran Gaya Hidup Lansia Penderita Hipertensi Di
Posyandu Lansia Condrowangsan Potorono Banguntapan Bantul
Yogyakarta. Journal of Repository Universitas Jendral Achmad Yani
Yogyakarta.
13. Zaini, dkk. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan
Keluarga tentang Diet Rendah Garam dengan Konsumsi Lansia
Hipertensi.
14. Zulnida, C., (2015). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Keluarga
Tentang Pencegahan Hipertensi Dengan Pola Makan Pada Lansia Di
Kelurahan Mukti Harjo Kidul Tlogosari Semarang.
15. Whelton PK, Carey RM, Aronow WS, Casery DE, Collins KJ, Himmelfarb
CD, et al. 2017 ACC/AHA/AAPA/ABC/ACPM/AGS/ APhA/ ASH/
ASPC/ NMA / PCNA Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation,
and Management of High Blood Pressure in Adults. Hypertension
2018;71:e13-e115
16. Williams B, Mancia G, Spiering W, Rosei EA, Azizi M, Burnier M, et al.
2018 ESC/ESH Guidelines for the management of arterial hypertension. J
Hypertens 2018; 36:1953-2041 and Eur Heart J 2018;39:3021-3104
17. Kaplan NM, Victor RG,Flynn JT. Hypertensive Emergencies. Kaplan’s
Clinical Hypertension 2015. 11th edition.Wolters Kluwer.p.263-274
18. Saguner AM, Dur S, Perrig M, Schiemann, Stuck AE, Burgi U, et al. Risk
Factors Promoting Hypertensive Crises: Evidence From a Longitudinal
Study. Am J Hypertens 2010; 23:775-780
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi, I., Setiati, S., Setiyohadi, B., Simadibrata, M. dan Sudoyo, A.W., 2014.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1, edisi 6. Jakarta: Interna
Publishing.
2. Widoyono, M.P.H., 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan,
Pencegahan, dan Pemberantasannya, edisi 2. Jakarta: Erlangga.
3. Hindra, I.S. dan Mila, M., 2004. Demam Berdarah Perawatan Di Rumah Dan
Rumah Sakit.
4 Candra, A., 2019. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan
Faktor Risiko Penularan. ASPIRATOR-Journal of Vector-borne Disease
Studies.
5. Marni. , 2016. Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta:
Erlangga.
6. Arora, M. dan Patil, R.S., 2016. Cardiac manifestation in dengue fever. J Assoc
Physicians India.
7. Widyanti, N.N.A., 2016. Hubungan Jumlah Hematokrit Dan Trombosit
Dengan Tingkat Keparahan Pasien Demam Berdarah Dengue Di Rumah
Sakit Sanglah Tahun 2013-2014. E-Jurnal Medika Udayana.
8. Diana, D., 2019. Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat dengan Perilaku
Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kota
Malang (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).
9. Tomia, A., Hadi, U.K., Soviani, S. dan Retnani, E., 2017. Kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Faktor Iklim di Kota
Ternate. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia.
10. Salawati, T., Astuti, R., dan Nurdiana, H. 2010. Kejadian Demam Berdarah
Dengue Berdasarkan Faktor Lingkungan dan Praktik Pemberantasan
Sarang Nyamuk (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Srondol
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat
Indonesia.
10. Azlina, A., Adrial, A., dan Anas, E. (2016). Hubungan tindakan
pemberantasan sarang nyamuk dengan keberadaan larva vektor DBD di
Kelurahan Lubuk Buaya. Jurnal Kesehatan Andalas.
11. Poltekkes Jogja 2021, dengue haemorrhagic fever / DHF. Diakses pada Juni
2021. Dari : http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2139/2/BAB%20II.pdf.
12. KUSTIANINGSIH, E., 2020. ASUHAN KEPERAWATA PADA AN. A
DENGAN DHF DI BANGSAL ANAK RSKIA PKU MUHAMMADIYAH
KOTAGEDE (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
13. Universitas Muhammadiyah Semarang 2021, dengue haemorrhagic fever.
Diakses pada Juni 2021. Dari :
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/110/jtptunimus-gdl-khoziinkas-
5462-2-babii.pdf.
14. Yusoff, N.S.B.M. and SpPD-KAI, K.S., 2018. Demam berdarah dengue.
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,(1102005225), pp.1-36.
15. Rokhmayanti, R., Andani, R., AP, T.S., Rizka, J., Nursyavidha, N.,
Nurmalasari, N. and Ishmah, Z., 2020. Komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) dalam upaya pencegahan penyakit leptospirosis dan
demam berdarah dengue (DBD) di Dusun Jaranan, Banguntapan, Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), pp.105-112.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pramitasari, O.P., 2013. Faktor risiko kejadian penyakit demam tifoid pada
penderita yang dirawat di rumah sakit umum daerah ungaran. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2(1), p.18787.
2. Nuruzzaman, H. and Syahrul, F., 2016. Analisis risiko kejadian demam tifoid
berdasarkan kebersihan diri dan kebiasaan jajan di rumah. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 4(1), pp.74-86.
3. Imara, F., 2020, August. Salmonella typhi bakteri penyebab demam tifoid.
In Prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 6, No. 1, pp. 1-5).
4. Zulkoni, A., 2010. Parasitologi, Nuha Medika, Yogyakarta. Keberadaan Sumur
Gali di salah satu Lokasi Penelitian.
5. Pratama, K.Y. and Lestari, W., 2015. EFEKTIFITAS TUBEX SEBAGAI
METODE DIAGNOSIS CEPAT DEMAM TIFOID. Intisari Sains
Medis, 2(1), pp.70-73.
6. Rahmawati, R.R., 2020. FAKTOR RISIKO YANG MEMENGARUHI
KEJADIAN DEMAM TIFOID DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO. Medical Technology and
Public Health Journal, 4(2).
7. Rakhman, A., Humardewayanti, R. and Pramono, D., 2009. Faktor–faktor
risiko yang berpengaruh terhadap kejadian demam tifoid pada orang
dewasa. Berita Kedokteran Masyarakat, 25(4), pp.167-175.
8. Rema, D., 2020. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN DEMAM TIFOID DI KELURAHAN SUKADANAHAM
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEDONG AIR KOTA BANDAR
LAMPUNG TAHUN 2020 (Doctoral dissertation, Poltekkes
Tanjungkarang).
9. Putri, T.P., 2016. Hubungan usia, status gizi, dan riwayat demam tifoid dengan
kejadian demam tifoid pada anak di RSUD tugurejo semarang (Doctoral
dissertation, UNIMUS).
10. Safitri, I.R., 2010. Analisis Penggunaan Antibiotik pada Pasien Demam tifoid
Di Instalasi Rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
tahun 2009 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
11. Nelwan, R.H.H., 2012. Tata laksana terkini demam tifoid. Continuing
Medical Education, 39(4), pp.247-250.
12. Sucipta, A., 2015. Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid pada
Anak. Jurnal Skala Husada, 12(1), pp.22-26.
13. Nelwan, R.H.H., 2012. Tata laksana terkini demam tifoid. Cermin Dunia
Kedokteran, 39(4), pp.247-250.
14. Sibuea, C., 2021. Penyuluhan Pencegahan Penyakit Demam Tifoid pada
Siswa-Siswi di SMAS Santa Lusia Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang. Jurnal Visi Pengabdian, 2(1), pp.42-48.
DAFTAR PUSTAKA