DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 4
NAMA NIM
PATRESIA MOKOAGOW 01909010039
RIRIANCY S. BILONDATU 01909010046
NOVIANTI BIYA 01909010078
RAFIKA PAPUTUNGAN 01909020083
NIMADE NOPIASARI 01909010038
SIAHDAN A. MANOPPO 01909010050
SEMESTER 4
PRODI S1 KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGIGRAHA MEDIKA
KOTA KOTAMOBAGU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat kekebalan yang berbeda-
beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tubuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel
tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Kelainan ini
dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava
inferior.
Tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit kardiovaskular yang
menyebabkan kematian utama di amerika serikat. Lebih dari 496.000 orang
amerika meninggal akibat proses maligna, setiap tahunnya. Melihatkan
frekuensinya, penyebab kematian akibat tumor di amerika serikat meliputi
kanker paru, prostate, dan area kolorektal pada wanita.
B. Tujuan
Tujuan umum penulisan referat ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan memahami mengenai tumor intra abdomen.
C. Manfaat
referat ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai tumor
intra abdomen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. Tumor intra abdomen merupakan
massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel
tubuh yang mengalami transformasi dan tubuh secara autonom lepas dari kendali
pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam
bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat
meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior.
Massa jaringan fibrosis mengililingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya
tetapi tidak menginvasinya. Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain,
Tumor hepar, Tumor limpa/lien, Tumor lambung/usus halus, Tumor colon, Tumor
ginjal (hipernefroma), Tumor pancreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor
wilms (ginjal).
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Perbedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsi autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi
dan menyebabkan metastasis. Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan
terjadinya tumor antara lain:
1. Karsinogen
Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengaruh langsung (karsinogen) atau memerlukan
aktivasi terlebuh dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasi. Bahan
kimia ini dapat memerlukan bahan alami atau bahan sintetik/semisintetik.
Benzopire suatu pencemar lingkungan yang terdapat dimana saja, berasal dari
pembakaran tak sempurna pada mesin mobil atau mesin lain (jelaga dan ter) dan
terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia. Berbagai
karsinogen lain, antara lain: nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis
benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon aromatic polisiklik (PAH), yang banyak
ditemukan di dalam makanan yang dibakar menggunakan arang menimbulkan
kerusakan DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.
Fisik
Radiasi gelombang radioaktif sering menyebabkan keganasan. Sumber radiasi
lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan
hilangnya lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada
mukosa yang disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa
menyebabkan terjadinya neoplasia.
Viral
Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya; virus DNA
serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan kanker antara human
papiloma virus (HPV), Epsentein-Barr virus (EPV), hepatitis B virus (HBV) dan
hepatitis C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell
leukemia virus I (HTLV-I).
2. Hormon
Hormone dapat merupakan promoter keganasan.
3. Factor gaya hidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan-makanan yang
kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari lemak
binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan risiko
berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan karsinoma kolon.
4. Parasit
Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.
5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.
C. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
limgkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai
enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih
mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energy untuk anabolisme
daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energy dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk
protioplasma dan energy, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat
mengalahkan sel-sel normal dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut.
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan cirri-ciri invasi, dan terjdi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan
sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui
pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk
membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.
Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah
digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal :
terapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab,
metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.
D. MANIFESTASI KLINIS
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau menunjukan
tanda selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan
tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau
pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak menunjukkan kelainan. Oleh karena
itu, American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan tentang tanda dan
gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut “7-danfer warning
signals CAUTION”. Yayasan kanker Indonesia menggunakan akronim
WASPADA sebagai tanda bahaya keganasan yang perlu dicurigai.
C = Change in bowel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficult
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai
mendesak jaringan disekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor
abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi
harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan
disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat
dilakukan sedini mungkin.
Tanda dan Gejala :
a) Hyperplasia
b) Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
c) Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan
apabila tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung
jaringan ikat elastic kenyal atau lunak
d) Kadang tampak hipervaskulari disekitas tumor
e) Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi
f) Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa
g) Konstipasi
h) Nyeri
i) Anoreksia, mual, lesu
j) Penurunan berat badan
k) pendarahan
E. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan klinik disini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan
dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang
dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan
diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara
holistik, meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah:
1) Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto
tengkorak, leher, toraks,abdomen, tulang, mammografi.
2) Radiografi dengan kontras, contoh: foto Upper Gr, bronkografi,
colon in loop, kistografi.
3) USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan
gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi,
mammosografi.
4) CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan
kepala, thoraks, abdomen, whole body scan, dll.
5) MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scaning yang
masih tergolong baru dan pada umunya hanya berada di rumah
sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT.
6) RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor
(tumor marker).
G. PENANGANAN
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penangan utama, biasanya
gasterektomo subtotal atau total, dan digunakan unutk baik pengoatan
maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada
bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi
untu menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau
paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi,
perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.
2. Radioterapi
Penggunaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel
dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan
RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah
ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi spectrum elektromagnetik.
3. Kemoterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatn
keempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun (biologic
response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor
stimulus koloni, interferon, interleukin.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS III
A. Gambaran Kasus Pasien Kelolaan
Pasien bernama Tn. w, umur 18 tahun, pendidikan SMA, beragama kristen
dan berasal dari Toraja, pasien diantarkan oleh keluarganya (kakak dan kedua
orang tua) masuk ke rumah sakit pada tanggal 02 Maret 2019 setelah dengan
keluhan nyeri perut kiri bawah sejak 6 bulan yang lalu, nyeri yang dirasakan
hilang timbul dan memberat apabila ditekan sehingga pada tanggal 3 Maret
2019 pasien tidak mampu lagi menahan rasa sakit sehingga dirujuk ke rumah
sakit Wahidin Sudirihusodo. Keluhan saat dikaji mengeluh nyeri daerah post
operasi laparotomy eksplorasi dilakukan pada tanggal 5 maret 2019 pukul
20.20 wita selain itu, sesak nafas dan batuk berkurang serta nyeri juga
dirasakan di arae WSD dextra setelah dilakukan chest tube dextra pada tanggal
3 maret 2019. Adanya luka melepuh mulai tampak kering pada sisi leher kiri
dan kanan yang dirasakan awalnya melepuh seperti luka bakar, dialami
sebelum pasien masuk rumah sakit. Adanya juga luka post operasi benjolan
diatas 3 jari prosesus xivoideu. Luka operasi laparatomi saat dikaji tampak
kering, penurunan nafsu makan karena pasien mengalami nyeri perut,
penuruanan berat badan serta adanya cairan yang keluar WSD dextra sinistra.
Tidak ada keluhan muntah, tidak ada keluhan BAB cair, tidak ada keluhan
BAK darah, sulit BAK (-).
Kesadaran composmentis dengan GCS 15, Tn. W mengatakan nyeri
terkontrol saat minum obat (skala 4-5 NRS), tidak ada tanda- tanda infeksi,
tanda-tanda vital; TD 110/70 mmHg, nadi 94x/menit, pernafasan 26x/menit,
suhu 36,7 C. Semua aktivitas perawatan diri pasien dibantu oleh keluarga
pasien. Pasien tampak tenang dan tidak cemas, berbeda dengan keluarga
pasien yang tampak cemas.Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, TB paru, dan tidak ada alergi obat, makanan.
B. Pengkajian
Tanggal Masuk RS : 02 Maret 2019 pukul 07. 29 Wita
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2019 pukul 09. 00 Wita
Unit perawatan : Bedah Digestiv
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Umur : 18 thn
Tempat/ Tanggal Lahir : Tongga, 24/10/2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Kristen
Suku : Toraja
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Desa Kalora Toraja
No. Rekam Medik : 00875558
Diagnosa Medis : Tumor Intra Abdomen
2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan utama saat masuk Rumah Sakit
Nyeri perut kiri bawah
b. Keluhan Saat Pengkajian
Keluhan saat ini mengeluh nyeri daerah post operasi laparotomy
eksplorasi dilakukan pada tanggal 5 maret 2019 pukul 20.20 wita
selain itu,sesak nafas dan batuk berkurang serta nyeri juga dirasakan
di arae WSD dextra setelah dilakukan chest tube dextra pada tanggal 3
maret 2019. Adanya luka melepuh mulai tampak kering pada sisi leher
kiri dan kanan yang dirasakan awalnya melepuh seperti luka bakar,
dialami sebelum pasien masuk rumah sakit. Adanya juga luka post
operasi benjolan diatas 3 jari prosesus xivoideu. Luka operasi
lapatomi saat dikaji tampak kering. Chest tube dextra dan sinistra
adanya cairan yang keluar
c. Riwayat Keluhan Utama
Pasien masuk dengan keluhan nyeri perut kiri bawah sejak 6 bulan
yang lalu, nyeri yang dirasakan hilang timbul dan memberat apabila
ditekan.Sehingga pada tanggal 3 Maret 2019 pasien tidak mampu lagi
menahan rasa sakit sehingga dirujuk ke rumah sakit Wahidin
Sudirihusodo. Tidak ada keluhan muntah, tidak ada keluhan BAB
cair, tidak ada keluhan BAK darah, sulit BAK (-), adanya juga
benjolan pada bahu kanan dan kiri seperti melepuh, dan adanya juga
benjolan 3 jari diatas procesus xivoideus dan ketika di sentuh
mengalami nyeri. Terpasang chest tube dextra.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami sakit berarti sejak 6 bulan sebelum
yang membuat pasien masuk RS.Pasien pernah sakit tetapi hanya
rawat jalan atau berobat didokter praktek atau puskesmas setempat.
e. Riwayat Pengobatan
Pasien tidak memiliki riwayat pengobatan sebelumnya yang berarti
f. Riwayat Pembedahan
Pasien tidak memiliki riwayat pembedahan sebelum masuk RS
g. Klien tidak pernah menjalani pembedahan
Sekarang pasien memiliki riwayat pembedahan laparatomi dan chest
tube dextra
h. Riwayat Alergi
Pasien memiliki riwayat alergi sejenis makanan tetapi namun
penyebab pastinya pasien tidak tau karena beberapa hari setelahnya
baru muncul gejala alergi yang timbul di daerah leher kiri dan kanan,
tidak ada riwayat alergi obat-obatan
i. Riwayat Sosial
Pasien saat ini bersekolah di salah satu SMA di Toraja.Dengan
pengaruh interkasi lingkungan sosial pasien riwayat merokok sejak
SMP, riwayat alcohol (-), riwayat narkoba (-).
3. Pengkajian Teori Self-Care Dorothea Orem
a. Universal Self – Care Requisites (Syarat Perawatan Diri Universal)
Eliminasi BAK
Frekuensi berkemih : 4-5 kali/hari
Jumlah : ....….....cc (tidak ditakar)
Warna urin : kuning
Bau : Khas urine / Pesing
Keluhan : ( - ) Anuria:.......ml/hr ( - ) Dysuria
( - ) Nocturia (- ) Polyuria ( - ) Inkontenensia
( - ) Rasa Panas (- ) Distensi bladder
BAB
Keluhan : ( ) Konstipasi ( ) Diare ( ) Hemoroid
Frekuensi : 1 x/hari
Konsistensi : lunak
Warna : Kuning
BAB pasien saat ini tidak teratur karna asupan pasien juga
sangat sedikit.
Masalah keperawatan :-
Aktivitas dan Kaji tingkat nyeri ( skala nyeri numerik) :
istirahat
P : Insisi pembedahan
Q : skala sedang 4-5 (NRS)
R : Daerah abdomen
S : Hilang timbul
T : Tidak menentu
Aktivitas waktu luang : Bercerita dengan keluarga
Aktivitas / Hoby : Main futsal
Kesulitan bergerak : ( ) Tidak (√ )Ya
Kekuatan otot :
Lengan kanan : 5
Lengan kiri :5
Tungkai kanan : 4
Tungkai kiri :4
Tonus otot :
Lengan : Kesan menurun
Tungkai : Kesan menurun
Postur : Tidak ada kelainan postur tubuh
Tremor : (-)
Rentang gerak (ROM) :
Lengan : Aktif (pada fleksi, ektensi, abduksi, rotasi)
Tungkai : Pasif (pada fleksi, ektesnsi, abduksi, rotasi)
Keluhan saat ini :
(- ) Nyeri otot (- ) Kaku otot (√ ) Lemah otot
(- ) Nyeri sendi (- ) bengkak sendi ( -) Inkoordinasi
( -) Parese/Paralisis : di bagian : .
(√ ) Kelelahan (- ) Amputasi (-) Deformitas
Kaji waktu tidur :
Siang : 2 jam , Malam : 7 – 8 jam
Tentukan tingkat kebutuhan pasien untuk melakukan
aktivitas (Barthel Index):
( ) mandiri ( ) Ketergantungan ringan
(√) Ketergantungan sedang ( ) Ketergantungan berat
( ) ketergantungan total
Jenis aktivitas yang perlu dibantu :
Personal Hygiene
Makan/minum
Mobilisasi
Psikologis Kognitif
( - )Tidak ada penurunan signifikan
( -) Kerusakan intelektual sedang
( - ) Kerusakan intelektual berat
( - )Kerusakan intelektual total
Masalah keperawatan :-
5. Terapi
02/03/2019
11.6 10-14
PT 1.12 -- Detik
INR 29.9 22.0-30.0 --
APTT 69 140 Detik
GDS 17 10-50 mg/dl
Ureum 0.59 L < 1.3, P < 1.1 mg/dl
Kreatinin 22 <38 U/L
SGOT 27 <41 U/L
SGPT 3.6 3.5-5.0 gr/dl
Albumin 139 136-145 mmol/I
Natrium 4.7 3.5-5.1 mmol/I
Kalium 106 97-111 mmol/I
Klorida
ANALISA DATA
Diagnosa Keperawatan
1. nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontiunitas jaringan
2. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi
3. cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
4. resti infeksi berhubungan dengan luka post operasi
Intervensi Keperawatan
T. Heater Herdman, dkk. NANDA nursing diagnoses: definition and classification 2015-2017.
Philadelphia: NANDA international.
Nurarif, A.H, & Kusuma, H. 2013 aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis,
NANDA, dan NOC-NIC jilid 1. Yogyakarta: MediAtion.