Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

TUMOR INTRA ABDOMEN

DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 4

NAMA NIM
PATRESIA MOKOAGOW 01909010039
RIRIANCY S. BILONDATU 01909010046
NOVIANTI BIYA 01909010078
RAFIKA PAPUTUNGAN 01909020083
NIMADE NOPIASARI 01909010038
SIAHDAN A. MANOPPO 01909010050

SEMESTER 4
PRODI S1 KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGIGRAHA MEDIKA
KOTA KOTAMOBAGU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat kekebalan yang berbeda-
beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tubuh
secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel
tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Kelainan ini
dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava
inferior.
Tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit kardiovaskular yang
menyebabkan kematian utama di amerika serikat. Lebih dari 496.000 orang
amerika meninggal akibat proses maligna, setiap tahunnya. Melihatkan
frekuensinya, penyebab kematian akibat tumor di amerika serikat meliputi
kanker paru, prostate, dan area kolorektal pada wanita.
B. Tujuan
Tujuan umum penulisan referat ini adalah untuk menambah pengetahuan
dan memahami mengenai tumor intra abdomen.
C. Manfaat
referat ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai tumor
intra abdomen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Tumor merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan
disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. Tumor intra abdomen merupakan
massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel
tubuh yang mengalami transformasi dan tubuh secara autonom lepas dari kendali
pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam
bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat
meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior.
Massa jaringan fibrosis mengililingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya
tetapi tidak menginvasinya. Yang termasuk tumor intra abdomen antara lain,
Tumor hepar, Tumor limpa/lien, Tumor lambung/usus halus, Tumor colon, Tumor
ginjal (hipernefroma), Tumor pancreas. Pada anak-anak dapat terjadi Tumor
wilms (ginjal).
B. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Perbedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsi autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan infiltrasi
dan menyebabkan metastasis. Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan
terjadinya tumor antara lain:
1. Karsinogen
 Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengaruh langsung (karsinogen) atau memerlukan
aktivasi terlebuh dahulu (ko-karsinogen) untuk menimbulkan neoplasi. Bahan
kimia ini dapat memerlukan bahan alami atau bahan sintetik/semisintetik.
Benzopire suatu pencemar lingkungan yang terdapat dimana saja, berasal dari
pembakaran tak sempurna pada mesin mobil atau mesin lain (jelaga dan ter) dan
terkenal sebagai suatu karsinogen bagi hewan maupun manusia. Berbagai
karsinogen lain, antara lain: nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis
benzo (a) piren, yakni, hidrokarbon aromatic polisiklik (PAH), yang banyak
ditemukan di dalam makanan yang dibakar menggunakan arang menimbulkan
kerusakan DNA sehingga menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.
 Fisik
Radiasi gelombang radioaktif sering menyebabkan keganasan. Sumber radiasi
lain adalah pajanan ultraviolet yang diperkirakan bertambah besar dengan
hilangnya lapisan ozon pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada
mukosa yang disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga bisa
menyebabkan terjadinya neoplasia.
 Viral
Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam ribonukleatnya; virus DNA
serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan kanker antara human
papiloma virus (HPV), Epsentein-Barr virus (EPV), hepatitis B virus (HBV) dan
hepatitis C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah human T-cell
leukemia virus I (HTLV-I).
2. Hormon
Hormone dapat merupakan promoter keganasan.
3. Factor gaya hidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan-makanan yang
kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang berasal dari lemak
binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang serat meningkatkan risiko
berbagai keganasan, seperti karsinoma payudara dan karsinoma kolon.
4. Parasit
Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler.
5. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.

C. PATOFISIOLOGI
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh
mutasi genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan
berpopliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
limgkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai
enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih
mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energy untuk anabolisme
daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energy dengan jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk
protioplasma dan energy, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat
mengalahkan sel-sel normal dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut.
Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan cirri-ciri invasi, dan terjdi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan
sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui
pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk
membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.
Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah
digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal :
terapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan penyebab,
metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.
D. MANIFESTASI KLINIS
Kanker dini sering kali tidak memberikan keluhan spesifik atau menunjukan
tanda selama beberapa tahun. Umumnya penderita merasa sehat, tidak nyeri dan
tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari. Pemeriksaan darah atau
pemeriksaan penunjang umumnya juga tidak menunjukkan kelainan. Oleh karena
itu, American Cancer Society telah mengeluarkan peringatan tentang tanda dan
gejala yang mungkin disebabkan kanker. Tanda ini disebut “7-danfer warning
signals CAUTION”. Yayasan kanker Indonesia menggunakan akronim
WASPADA sebagai tanda bahaya keganasan yang perlu dicurigai.
C = Change in bowel or bladder habit
A = a sore that does not heal
U = unusual bleding or discharge
T = thickening in breast or elsewhere
I = indigestion or difficult
O = obvious change in wart or mole
N = nagging cough or hoarseness
Tumor abdomen merupakan salah satu tumor yang sangat sulit untuk
dideteksi. Berbeda dengan jenis tumor lainnya yang mudah diraba ketika mulai
mendesak jaringan disekitarnya. Hal ini disebabkan karena sifat rongga tumor
abdomen yang longgar dan sangat fleksibel. Tumor abdomen bila telah terdeteksi
harus mendapat penanganan khusus. Bahkan, bila perlu dilakukan pemantauan
disertai dukungan pemeriksaan secara intensif. Bila demikian, pengangkatan dapat
dilakukan sedini mungkin.
Tanda dan Gejala :
a) Hyperplasia
b) Konsistensi tumor umumnya padat atau keras
c) Tumor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan
apabila tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung
jaringan ikat elastic kenyal atau lunak
d) Kadang tampak hipervaskulari disekitas tumor
e) Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi
f) Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa
g) Konstipasi
h) Nyeri
i) Anoreksia, mual, lesu
j) Penurunan berat badan
k) pendarahan

E. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan klinik disini adalah pemeriksaan rutin yang biasa dilakukan
dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik, yaitu:
 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
Pemeriksaan ini sangat penting, karena dari hasil pemeriksaan klinik yang
dilakukan secara teliti, menyeluruh, dan sebaik-baiknya dapat ditegakkan
diagnosis klinik yang baik pula. Pemeriksaan klinik yang dilakukan harus secara
holistik, meliputi bio-psiko-sosio-kulturo-spiritual.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan adalah:
1) Radiografi polos atau radiografi tanpa kontras, contoh: X-foto
tengkorak, leher, toraks,abdomen, tulang, mammografi.
2) Radiografi dengan kontras, contoh: foto Upper Gr, bronkografi,
colon in loop, kistografi.
3) USG (Ultrasonografi), yaitu pemeriksaan dengan menggunakan
gelombang suara. Contoh: USG abdomen, USG urologi,
mammosografi.
4) CT-scan (Computerized Tomography Scanning), contoh: Scan
kepala, thoraks, abdomen, whole body scan, dll.
5) MRI (Magnetic Resonance Imaging). Merupakan alat scaning yang
masih tergolong baru dan pada umunya hanya berada di rumah
sakit besar. Hasilnya dikatakan lebih baik dari CT.
6) RIA (Radio Immuno Assay), untuk mengetahui petanda tumor
(tumor marker).

G. PENANGANAN
1. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penangan utama, biasanya
gasterektomo subtotal atau total, dan digunakan unutk baik pengoatan
maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada
bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi
untu menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau
paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi,
perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.
2. Radioterapi
Penggunaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel
dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan
RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah
ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi spectrum elektromagnetik.
3. Kemoterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatn
keempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun (biologic
response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor
stimulus koloni, interferon, interleukin.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS III
A. Gambaran Kasus Pasien Kelolaan
Pasien bernama Tn. w, umur 18 tahun, pendidikan SMA, beragama kristen
dan berasal dari Toraja, pasien diantarkan oleh keluarganya (kakak dan kedua
orang tua) masuk ke rumah sakit pada tanggal 02 Maret 2019 setelah dengan
keluhan nyeri perut kiri bawah sejak 6 bulan yang lalu, nyeri yang dirasakan
hilang timbul dan memberat apabila ditekan sehingga pada tanggal 3 Maret
2019 pasien tidak mampu lagi menahan rasa sakit sehingga dirujuk ke rumah
sakit Wahidin Sudirihusodo. Keluhan saat dikaji mengeluh nyeri daerah post
operasi laparotomy eksplorasi dilakukan pada tanggal 5 maret 2019 pukul
20.20 wita selain itu, sesak nafas dan batuk berkurang serta nyeri juga
dirasakan di arae WSD dextra setelah dilakukan chest tube dextra pada tanggal
3 maret 2019. Adanya luka melepuh mulai tampak kering pada sisi leher kiri
dan kanan yang dirasakan awalnya melepuh seperti luka bakar, dialami
sebelum pasien masuk rumah sakit. Adanya juga luka post operasi benjolan
diatas 3 jari prosesus xivoideu. Luka operasi laparatomi saat dikaji tampak
kering, penurunan nafsu makan karena pasien mengalami nyeri perut,
penuruanan berat badan serta adanya cairan yang keluar WSD dextra sinistra.
Tidak ada keluhan muntah, tidak ada keluhan BAB cair, tidak ada keluhan
BAK darah, sulit BAK (-).
Kesadaran composmentis dengan GCS 15, Tn. W mengatakan nyeri
terkontrol saat minum obat (skala 4-5 NRS), tidak ada tanda- tanda infeksi,
tanda-tanda vital; TD 110/70 mmHg, nadi 94x/menit, pernafasan 26x/menit,
suhu 36,7 C. Semua aktivitas perawatan diri pasien dibantu oleh keluarga
pasien. Pasien tampak tenang dan tidak cemas, berbeda dengan keluarga
pasien yang tampak cemas.Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, TB paru, dan tidak ada alergi obat, makanan.
B. Pengkajian
Tanggal Masuk RS : 02 Maret 2019 pukul 07. 29 Wita
Tanggal Pengkajian : 11 Maret 2019 pukul 09. 00 Wita
Unit perawatan : Bedah Digestiv
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Umur : 18 thn
Tempat/ Tanggal Lahir : Tongga, 24/10/2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Kristen
Suku : Toraja
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Desa Kalora Toraja
No. Rekam Medik : 00875558
Diagnosa Medis : Tumor Intra Abdomen
2. Riwayat Kesehatan
a. Alasan utama saat masuk Rumah Sakit
Nyeri perut kiri bawah
b. Keluhan Saat Pengkajian
Keluhan saat ini mengeluh nyeri daerah post operasi laparotomy
eksplorasi dilakukan pada tanggal 5 maret 2019 pukul 20.20 wita
selain itu,sesak nafas dan batuk berkurang serta nyeri juga dirasakan
di arae WSD dextra setelah dilakukan chest tube dextra pada tanggal 3
maret 2019. Adanya luka melepuh mulai tampak kering pada sisi leher
kiri dan kanan yang dirasakan awalnya melepuh seperti luka bakar,
dialami sebelum pasien masuk rumah sakit. Adanya juga luka post
operasi benjolan diatas 3 jari prosesus xivoideu. Luka operasi
lapatomi saat dikaji tampak kering. Chest tube dextra dan sinistra
adanya cairan yang keluar
c. Riwayat Keluhan Utama
Pasien masuk dengan keluhan nyeri perut kiri bawah sejak 6 bulan
yang lalu, nyeri yang dirasakan hilang timbul dan memberat apabila
ditekan.Sehingga pada tanggal 3 Maret 2019 pasien tidak mampu lagi
menahan rasa sakit sehingga dirujuk ke rumah sakit Wahidin
Sudirihusodo. Tidak ada keluhan muntah, tidak ada keluhan BAB
cair, tidak ada keluhan BAK darah, sulit BAK (-), adanya juga
benjolan pada bahu kanan dan kiri seperti melepuh, dan adanya juga
benjolan 3 jari diatas procesus xivoideus dan ketika di sentuh
mengalami nyeri. Terpasang chest tube dextra.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami sakit berarti sejak 6 bulan sebelum
yang membuat pasien masuk RS.Pasien pernah sakit tetapi hanya
rawat jalan atau berobat didokter praktek atau puskesmas setempat.
e. Riwayat Pengobatan
Pasien tidak memiliki riwayat pengobatan sebelumnya yang berarti
f. Riwayat Pembedahan
Pasien tidak memiliki riwayat pembedahan sebelum masuk RS
g. Klien tidak pernah menjalani pembedahan
Sekarang pasien memiliki riwayat pembedahan laparatomi dan chest
tube dextra
h. Riwayat Alergi
Pasien memiliki riwayat alergi sejenis makanan tetapi namun
penyebab pastinya pasien tidak tau karena beberapa hari setelahnya
baru muncul gejala alergi yang timbul di daerah leher kiri dan kanan,
tidak ada riwayat alergi obat-obatan
i. Riwayat Sosial
Pasien saat ini bersekolah di salah satu SMA di Toraja.Dengan
pengaruh interkasi lingkungan sosial pasien riwayat merokok sejak
SMP, riwayat alcohol (-), riwayat narkoba (-).
3. Pengkajian Teori Self-Care Dorothea Orem
a. Universal Self – Care Requisites (Syarat Perawatan Diri Universal)

Kebutuhan Self – Data


Care universal
Neurologi  Status mental/kesadaran :
( √ ) Composmentis ( ) Apatis ( ) somnolen
( ) koma
 GCS : 15 E : 4 M: 6 V: 5
Oksigenasi& Pantau laju dan karakteristik pernapasan:
Cardiovaskuler  Batuk lendir dan sesak nafas berkurang
 Frekuensi napas : 24 x / Mnt
 Irama : (√ ) Reguler ( ) Ireguler
 Bentuk Dada : ( √ )Normal ( ) Pegeon chest
( ) Barrel Chest ( ) Funnel Chest (√ )Simetris
( ) Asimetris
 Jalan Napas : (√ ) Spontan ( ) Partial
 Pola Napas: ( ) Apnea ( ) Bradipnea
( ) Takipnea ( ) Orthopnea
( ) Kusmaul ( )Hiperapnea
( ) Chyne Stokes
 Bunyi Napas : ( ) Vesikuler ( ) Brokhial
( √) Bronkovesikuler ( - ) Ronkhi (- )Wheezes
( - )Krakels
 Warna Bibir/Mukosa : (√ ) Pink ( ) Pucat
( ) Sianosis
 Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
 Frekuensi nadi : 92 x / mnt
 Kapillary refill : > 2 Detik
 SPO2 99%
 CVP: terpasang CVP
 Bunyi jantung : (√ ) S1 – S2 normal (√ ) Paradoksial
( - ) Gallop ( - ) Murmur

Cairan  Kebiasaan minum : 1000 cc/hari Jenis : air putih dan


jus
 Terpasang IFVD D5% 20 tmp
 Turgor kulit : (√ ) Lembab ( √) Elastis lastis (√ )
kembali dengan cepat setelah dicubit dan dilepaskan
 CRT : > 2 Detik
 Mata cekung : (√) Tidak ( ) Ya
 Edema : ( √ ) Tidak () Ya
 Distensi vena jugularis : Tidak tampak distensi
 Asites : (√ ) Tidak ( ) Ya

Integumen  Pigmentasi kulit : Distribusi merata.


 Kelembaban : (-)
 Teksur : Lunak
 Suhu : Hangat SB : 37oC
Masalah keperawatan : -
Nutrisi  BB: 47 kg TB ; 160 cm
 Lingkar lengan atas : tidak diukur
 BBI = 54 kg
 BBA/BBIx100 = 47/54x100 = 87,03% (status gizi
Kurang)
 Konjungtiva : Tidak ikterus
 Sklera : Tidak anemis
 Pembesaran tyroid (-)
 Abdomen tampak luka bekas operasi dengan tumor
intra abdomen
 Kondisi gigi/gusi : Kesan normal
 Penampilan lidah : Kesan normal
 Bising usus 20x/menit
 Kemampuan mengunyah : Tidak ada gangguan
 Kebiasaan makan : ( tidak teratur)
 Keluhan Saat ini :
(√) Tidak nafsu makan ( ) Mual ( ) Muntah
( ) Sukar / sakit menelan ( ) Nyeri ulu hati (√) Nyeri perut
bekas operasi
(- ) Sakit gigi
 Porsi makan yang dihabiskan : ½ porsi dari 1 porsi
yang diberikan.
 Diet : Bubur biasa, lauk, buah plus susu

Eliminasi BAK
 Frekuensi berkemih : 4-5 kali/hari
 Jumlah : ....….....cc (tidak ditakar)
 Warna urin : kuning
 Bau : Khas urine / Pesing
 Keluhan : ( - ) Anuria:.......ml/hr ( - ) Dysuria
( - ) Nocturia (- ) Polyuria ( - ) Inkontenensia
( - ) Rasa Panas (- ) Distensi bladder
BAB
 Keluhan : ( ) Konstipasi ( ) Diare ( ) Hemoroid
 Frekuensi : 1 x/hari
 Konsistensi : lunak
 Warna : Kuning
BAB pasien saat ini tidak teratur karna asupan pasien juga
sangat sedikit.
Masalah keperawatan :-
Aktivitas dan  Kaji tingkat nyeri ( skala nyeri numerik) :
istirahat
P : Insisi pembedahan
Q : skala sedang 4-5 (NRS)
R : Daerah abdomen
S : Hilang timbul
T : Tidak menentu
 Aktivitas waktu luang : Bercerita dengan keluarga
 Aktivitas / Hoby : Main futsal
 Kesulitan bergerak : ( ) Tidak (√ )Ya
 Kekuatan otot :
Lengan kanan : 5
Lengan kiri :5
Tungkai kanan : 4
Tungkai kiri :4
 Tonus otot :
Lengan : Kesan menurun
Tungkai : Kesan menurun
 Postur : Tidak ada kelainan postur tubuh
 Tremor : (-)
 Rentang gerak (ROM) :
Lengan : Aktif (pada fleksi, ektensi, abduksi, rotasi)
Tungkai : Pasif (pada fleksi, ektesnsi, abduksi, rotasi)
 Keluhan saat ini :
(- ) Nyeri otot (- ) Kaku otot (√ ) Lemah otot
(- ) Nyeri sendi (- ) bengkak sendi ( -) Inkoordinasi
( -) Parese/Paralisis : di bagian : .
(√ ) Kelelahan (- ) Amputasi (-) Deformitas
 Kaji waktu tidur :
Siang : 2 jam , Malam : 7 – 8 jam
 Tentukan tingkat kebutuhan pasien untuk melakukan
aktivitas (Barthel Index):
( ) mandiri ( ) Ketergantungan ringan
(√) Ketergantungan sedang ( ) Ketergantungan berat
( ) ketergantungan total
 Jenis aktivitas yang perlu dibantu :
 Personal Hygiene
 Makan/minum
 Mobilisasi

Psikologis Kognitif
( - )Tidak ada penurunan signifikan
( -) Kerusakan intelektual sedang
( - ) Kerusakan intelektual berat
( - )Kerusakan intelektual total

Sosial  Kurang berinteraksi dengan lingkungan :


( ) Ya ( √ )Tidak
 Menarik diri dari orang lain :
( )Ya ( √ )Tidak
 Hubungan dengan keluarga : Baik
 Hubungan dengan pasien yang lain : interaksi pasien
dengan pasien lain sekamrnya terbina baik, ditandai
dengan pasien mengenal sesama pasien sekamar.

Pencegahan bahaya Pengaman tempat tidur : ( ) Ada (√)Tidak


bagi kehidupan
manusia
Promosi fungsi dan  Tidak puas dengan lingkungan rumah:
kehidupan manusia ( ) Ya (√ )Tidak
normal  Tergantung pada keluarga :
(√ ) Ya ( ) Tidak
Saat ini keluarga klien yang banyak membantu klien dalam
perawatan di RS termasuk pemenuhan kebutuhan sehari-
hari yaitu kakak perempuan dan ibu pasienyang sering
menjaga.

Sensori Kaji fungsi penglihatan:


 Oedema palpebra : ( )Ya (√ )Tidak
 Peradangan : ( ) Ya (√ )Tidak
 Konjungtiva : (√)merah muda ( ) pucat
 Sklera : (√ ) Putih ()Ikterik
 Pupil : (√)isokor ( )anisokor
 Reflex pupil terhadap cahaya :(√) miosis ( ) midriasis
 Reflex kornea : (√ ) Ada ( ) Tidak Ada
 Penglihatan : (√) Jelas ( ) Kabur ( ) Diplopia
 Visus: Tidak dilakukan
 Alat bantu : (- ) SoftLens ( -) Kacamata
 Pergerakan bola mata: ( ) tidak ada gangguan
 Nyeri tekan : ( )Ya (√ )Tidak
 Peningkatan TIO : tidak di kaji

Kaji fungsi pengecapan:


 Keadaan gigi : (√)lengkap ( ) Tidak Lengkap
 Gigi palsu : ( )Ya (√ )Tidak
 Pembengkakan/peradangan gusi : ( )Ya (√ )Tidak
 Lidah kotor : ( )Ya (√ )Tidak
 Bibir : (√ ) Merah muda ( ) Sianosis , (√ ) Basah
( ) Kering (√ ) Lembab
 Mukosa : (√) Kemerahan ()Pucat
 Peradangan tonsil : ( ) Ya (√ ) Tidak
 Nyeri menelan : ( )Ya (√)Tidak
 Fungsi pengecapan : (√)Baik ( )Tidak

Kaji fungsi penciuman:


 Simetris ki-ka : (√ )Ya ( )Tidak
 Pembengkakan : ( )Ya (√ )Tidak
 Epistaksis : ( ) Ya (√)Tidak
 Septum deviasi : ( )Ya (√ )Tidak
 Nyeri tekan :( ) Ya (√ )Tidak
 Benjolan/tumor : ( )Ya (√ )Tidak
 Mampu membedakan Bau : Ya

Kaji fungsi pendengaran:


 Telinga bagian luar simetris ki-Ka : (√) Ya( )
Tidak
 Kebersihan : (√) Bersih ( ) Serumen ( ) Nanah
 Membran Timfani : (√)Utuh ( ) Tidak
 Nyeri Tekan Mastoid : ( )Ya (√ ) Tidak

Masalah keperawatan :-

b. Developmental Self-Care Requisites (Syarat Perawatan Diri


Perkembangan)
Pemeliharaan Ruangan klien : (√ ) Bersih ( ) Kotor
lingkungan Tempat tidur : ( √) Bersih ( ) Kotor

Pertimbangan Kebisingan: ( ) Ya (√ )Tidak


lingkungan Cahaya: ( √) Baik ( ) Tidak
Lantai : ( ) Licin (√ )Tidak

Pencegahan atau Pengaman tempat tidur : (√ )Ada ( )Tidak ada


penanggulangan Tanda risiko jatuh ( Morse Fall Scale):
kondisi yang ( ) tidak beresiko
mengancam (√) risiko sedang
perkembangan ( ) risiko tinggi
normal

c. Health Deviation Self-Care Requisites (Syarat perawatan diri


Penyimpangan kesehatan )
Kepatuhan terhadap (√) Patuh terhadap instruksi pengobatan
rejimen medis (√) Meminum obat yang diresepkan
(√) Mengikuti terapi yang direncanakan

Kesadaran akan ( √ ) Menerima penyakit


masalah potensial ( ) Tidak menerima penyakit
yang terkait dengan
regimen
Modifikasi Citra ( ) Ada gangguan citra tubuh
diri terhadap ( √) Menerima
perubahan status
kesehatan
Adopsi cara baru (√ ) Mampu beradaptasi
untuk penyesuaian
gaya hidup
Format Orem’s dikutip dari: (AiPPG, 2011; Aligood, 2017)
4. Pengkajian berdasarkan teori Marion Good
Riwayat Pembedahan: tindakan operasi laparatomi dilakukan pada
tanggal 05 Maret 2019 dan pada tanggal 3 Maret 2019 chest tube dextra
sinistra karena adanya efusi pleura.
Kenyamanan: saat dikaji pasien mengatakan nyeri dirasakan pada area
laparatomi dan area chest tube dextra sinistra dan bekas benjolan di area
diatas 2 jari processus xivoideus, wajah pasien nampak meringis bila
ditekan sehingga mempengaruhi aktivitas fisik

Tingak nyeri berada pada skala 4-5

Obat penghilang nyeri yang Efek samping


digunakan
Golongan Analgesik Sesak napas, irama jantung
- Fentanyl 35 µg/jam/syringe melambat, otot kaku, pusing,
pump gangguan penglihatan, mual dan
muntah, gatal, berkeringan, tekanan
darah tinggi
Golongan NSAID
Ketorolac 1 amp/8 jam/intravena Nyeri perut, mual dan muntah,
konstipasi, diare, pusing,
mengantuk
Metamizol 1 gl/8 jam/intravena
Pada gastrointestinal (mual, muntah,
diare, tidak nyaman diperut), pada
saraf (kantuk, sakit kepala, mabuk),
pada ginjal perubahan warna urin,
selain itu dapat menyebababkan
ruam kulit, bengkak, nafas pendek,
Paracetamol 1 g/12 jam/intravena
gatal, keringat dingin.
Mual, sakit perut, reaksi alergi
Asam mefenamat 500 mg/8
seperti gatal-gatal,ruam dan
jam/oral
bengkak; kehilangan nafsu makan;
warna urin pucat
Pusing, sakit kepala, mulut kering,
dengung telinga, sakit perut, kulit
terasa gatal

5. Terapi

Nama Obat Cara Kerja Indikasi


Ranitidin 50 anthistamin penghambat reseptor menurunkan
mg/12 Histamin H2 yang berperan produksi asam
jam/intravena dalam efek histamine terhadap lambung tersebut
sekresi cairan lambung. dengan cara
memblok langsung
sel penghasil asam
lambung.
Ketorolac 30 NSAID yang dapat menghambat Nyeri akut,
mg/8 sintesa prostaglandin dengan cara penanganan nyeri
jam/intravena menghambat kerja enzym post operatif
cyclooxygenase (COX), COX-1
& COX-2 pada jalur arachidonat
tidak melalui jalur opiat.
Paracetamol NSAID yang dapat menghambat Nyeri akut,
100 g/12 jam/ sintesa prostaglandin dengan cara penanganan nyeri
intravena menghambat kerja enzym post operatif
cyclooxygenase (COX), COX-1
& COX-2 pada jalur arachidonat
tidak melalui jalur opiate
Fentanyl 35 Agonisme reseptor opioid Menghilangkan nyeri
µg/jam/syringe sehingga menekan respon nyeri
pump
Ceftriaxone 1 Golongan sefalosporin generasi Antibiotik
gram/12 ketiga yang dapat menghentikan
jam/intravena pertumbuhan bakteri yang
sensitive

6. Hasil Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


03/03/2019
WBC 9.27 4.00-10.00 103/µL
HGB 11.9 12.0 – 16.0 g/dl
PLT 534 150-400 103/µL

02/03/2019
11.6 10-14
PT 1.12 -- Detik
INR 29.9 22.0-30.0 --
APTT 69 140 Detik
GDS 17 10-50 mg/dl
Ureum 0.59 L < 1.3, P < 1.1 mg/dl
Kreatinin 22 <38 U/L
SGOT 27 <41 U/L
SGPT 3.6 3.5-5.0 gr/dl
Albumin 139 136-145 mmol/I
Natrium 4.7 3.5-5.1 mmol/I
Kalium 106 97-111 mmol/I
Klorida

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS:  nyeri akut Tumor intra abdomen
berhubungan
 Klien
dengan
mengatakan
terputusnya
nyeri di daerah
kontinuitas
post operasi
jaringan
laporotomy
 kerusakan
 Klien
integritas kulit
mengatakan
berhubungan
sesak nafas dan
dengan adanya
batuk berkurang
luka post operasi
 Klien
 cemas
mengatakan
berhubungan
nyeri dirasakan
dengan kurang
diarea WSD
pengetahuan
dextra
tentang penyakit
DO:
 resti infeksi
 Klien tampak
berhubungan
tidak mampu dengan luka post
lagi menahan operasi
rasa sakit
 Nafsu makan
klien menurun
karena pasien
mengalami nyeri
perut dan
menurunya berat
badan

Diagnosa Keperawatan
1. nyeri akut berhubungan dengan terputusnya kontiunitas jaringan
2. kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya luka post operasi
3. cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
4. resti infeksi berhubungan dengan luka post operasi
Intervensi Keperawatan

No DIAGNOSA NOC NIC


. KEPERAWATAN
1. Cemas berhubungan a. Control cemas a. Penurunan kecemasan
dengan kurang b. Koping - Gunakan pendekatan yang
pengetahuan tentang Criteria hasil: menenangkan
penyakit ditandai 1. Klien mampu R/ meningkatkan bina
dengan: mengidentifikasi dan hubungan saling percaya
a. Gelisah mengungkapkan gejala - Jelaskan semua prosedur
b. Insomnia cemas dan apa yang dirasakan
c. Resah 2. Mengidentifikasi, selama prosedur
d. Ketakutan mengungkapkan dan R/ agar pasien mengetahui
e. Sedih menunjukan teknik untuk tujuan dan prosedur tindakan
f. Fokus pada diri mengontrol cemas - Temani pasien untuk
g. Kekuatiran 3. Vital sign dalam batas memberikan keamanan dan
normal mengurangi takut
4. Pstur tubuh, ekspresi R/ mengurangi kesemasan
wajah, bahasa tubuh dan pasien
tingkat aktivitas - Berikan informasi factual
menunjukan mengenai diagnosis,
berkurangnya kecemasan tindakan prognosis
R/ membantu mengurangi
tingkat kecemasan
- Identifikasi tingkat
kecemasan
R/ mengetahui tingkat
kecemasan pasien
- Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
R/ membantu pasien agar lebih
tenang
- Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
R/ membantu pasien
- Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
R/ cemas berkurang, pasien
merasa tenang
- Berikan obat
R/ untuk mengurangi
kecemasan
2. nyeri berhubungan a. skala nyeri a. managemen nyeri:
dengan terputusnya b. control nyeri: - lakukan pengkajian nyeri
kontinuitas jaringan kriteria hasil: secara komperhensif
batasan karakteristik: a. mampu mengontrol nyeri termasuk lokasi,
a. Laporan secara (tahu penyebab nyeri, karakteristik, durasi,
verbal atau mampu menggunakan teknik frekuensi, kualitas dan
nonverbal farmakologi untuk factor presipitasi
b. Fakta dari mengurangi nyeri, mencari R/ mengetahui tindakan dan
observasi bantuan) obat yang akan diberikan
c. posisi antalgik b. melapor bahwa nyeri - observasi reaksi nonverbal
(menghindari berkurang dengan dari ketidak nyamanan
nyeri) menggunakan manajemen R/ membantu pasien
d. gerakan nyeri mengungkapkan perasaan
melindungi c. mampu mengenali nyeri nyerinya
e. tingkah laku (skala, intensitas, frekuensi - evaluasi bersama pasien
berhati-hati dan tanda nyeri) dan tim kesehatan lain
f. muka topeng d. menyatakan rasa nyaman tentsang ketidakefektifan
(nyeri) setelah nyeri berkurang control nyeri masa lampau
g. gangguan tidur e. tanda vital dalam rentang R/ untuk memberikan
(mata sayu, normal intervensi yang tepat
tampak capek, - control lingkungan yang
sulit atau dapat mempengaruhi nyeri
gerakan seperti suhu ruangan,
kacau,menyering pencahayaan dan
ai kebisingan
h. terfokus pada R/ membantu mengurangi
diri sendiri nyeri pasien
i. fokus - kurangi factor presipitasi
menyempit nyeri
(penurunan R/ mengurangi nyeri
persepsi waktu, - pilih dan lakukan
kerusakan proses penanganan nyeri
berpikir, (farmakologi, non
penurunan farmakologi dan
interaksi dengan interpersonal)
orang lain dan R/ membantu mengurangi rasa
lingkungan) nyeri pasien
j. tingkah laku - kaji tipe dan sumber nyeri
distraksi, contoh untuk menentukan
jalan-jalan, intervensi
menemui orang R/ memberikan intervensi
lain dan atau yang tepat
aktivitas - ajarkan tentang teknik
berulang- ulang nonfarmakologi
k. respon autonom R/ mengurangi nyeri dengan
seperti cara pengobatan non
berkeringat, farmakologi
perubahan - berikan analgetik untuk
tekanan darah, mengurangi nyeri
perubahan nafas, R/ nyeri dapat berkurang
nadi dan dilatasi - evaluasi keefektifan
pupil control nyeri
l. perubahan R/ nyeri terkontrol
otonom dalam - tingkatkan istirahat
tonus otot R/ mengurangi nyeri
(mungkin dalam
rentang dari b. analgesic
lemah ke kaku) administration
m. tingkah laku - tentukan lokasi,
ekspresif karakteristik, kualitas dan
(contoh: gelisah, derajat nyeri sebelum
merintih, pemberian obat
menangis, R/ untuk memberikan
waspada, intervensi yang tepat
iritabel, nafas - cek riwayat alergi pilhan
panjang/berkelu analgesic yang diperlukan
h kesah atau kombinasi dari
n. perubahan dalam analgesic ketika pemberian
nafsu makan dan lebih dari Satu
minum R/ menentukan obat yang tidak
Faktor yang alergi untuk pasien
berhubungan: - tentukan pilihan alangesik
Agen injury (biologi, tergantung tipe dan
kimia, fisik, psikologis) beratnya nyeri
R/ memberikan obat yang
sesuai dengan keluhan
- berikan analgesic tepat
waktu terutama saat nyeri
hebat
R/ membantu mengurangi
nyeri
3. Kerusakan integritas Integritas kulit dan luka mengalami Mencegah infeksi:
kulit berhubungan penyembuhan a. perawatan luka
dengan adanya post : kriteria hasil: - anjurkan pasien untuk
operasi a. integritas kulit yang baik bisa menggunakan pakaian
Batasan karakteristik: dipertahankan (sensasi, yang longgar
a. gangguan pada elastisitas, temperatur, R/ menjaga integritas kulit
bagian tubuh hidrasi, pigmentasi) pasien
b. kerusakan b. tidak ada luka/lesi pada kulit - jaga kulit agar tetap bersih
lapisan kulit c. perfusi jaringan baik R/ menjaga integritas kulit
(dermis) d. menunjukkan pemahaman tetap baik
c. gangguan dalam proses perbaikan kulit - mobilisasi pasien (ubah
permukaan kulit dan mencegah terjadinya posisi pasien) setiap dua
(epidermis) sedera berulang jam sekali
factor yang e. mampu melindungi kulit dan R/ membantu agar pasien
berhubungan: mempertahankan nyaman
eksternal: kelembaban kulit dan - monitr kulit akan adanya
a. hipertermia atau perawatan alami kemerahan
hipotermia f. tidak ada tanda-tanda infeksi R/ mengetahui integritas kulit
b. substansi kimia g. menunjukan terjadinya - oleskan lation atau
c. kelembaban proses penyembuhan luka minyk/baby oil pada
udara daerah yang tertekan
d. factor mekanik R/ agar kulit tetap terjaga tidak
( misalnya: alat terjadi luka baru
yang dapat - monitor aktivitas dan
menimbulkan mobilisasi pasien
luka, tekanan, R/ membantu pasien agar bisa
restraint) mobilisasi
e. immobilitas fisik - monitor status nutrisi
f. radiasi pasien
g. usia yang R/ mengawasi pasien agar
ekstrim tidak kekurangan nutrisi
h. kelembaban - memandikan pasien
kulit dengan sabun dan air
i. obat – obatan hangat
internal: R/ mempertahankan personal
a. perubahan status hygiene pasien
metabolic - observasi luka : lokasi,
b. tulang menonjol dimensi, kedalaman luka,
c. deficit karakteristik, warna cairan,
imunologi granulasi, jaringan
factor yang nekrotik, tanda-tanda
berhubungan dengan: infeksi local
a. gangguan R/ mengurangi tanda-tanda
sirkulasi infeksi
b. iritasi kimia - lakukan teknik perawatan
(ekskresi dan luka dengan steril
sekresi tubuh, R/ mencegah adanya infeksi
medikasi)
c. deficit cairan,
kerusakan
mobilitas
fisik,keterbatasa
n pengetahuan,
factor mekanik
(tekanan,
gesekan)
kurangnya
nutrisi, radiasi,
factor suhu
(suhu yang
ekstrim)
4. Resiko infeksi a. status imun a) infection control
Berhubungan dengan b. control infeksi (control infeksi)
luka post operasi c. risiko control - bersihkan lingkunan
Factor-faktor resiko: kriteria hasil: setelah dipakai pasien lain
a. prosedur infasif a. klien bebas dari tanda dan R/ mengurangi resiko infeksi
b. tidak cukupan gejala infeksi - pertahankan teknik isolasi
pengethuan b. mendeskripsikan proses R/ menurunkan resiko
untuk penularan penyakit, factor kontaminsi silang
menghindari yang mempengaruhi - batasi pengunjung bila
paparan penularan serta perlu
pathogen penatalaksanaannya R/ menurunkan resiko infeksi
c. trauma c. menunjukan kemampuan - instruksikan pada
d. kerusakan untuk mencegah timbulnya pengunjung unuk mencuci
jaringan dan infeksi tangan saat bekunjung dan
peningkatan d. jumlah leukosit dalam batas setelah berkunjung
paparan normal meninggalkan pasien
limgkungan e. menunjukan perilaku hidup R/ mencegah terjadinyan
e. rupture sehat kontaminasi silang
membrane - gunakan sabun
amnion antimikrobia untuk cuci
f. agen farmasi tangan
(imunosupresen) R/ mencega terpajan pada
g. malnutrisi organism infeksius
h. peningkatan - cuci tangan setiap sebelum
paparan dan sesudah tindakan
lingkungan keperawatan
pathogen R/ menurunkan resiko infeksi
i. imonusupresi - pertahankan lingkungan
j. ketidak ada aseptic selama pemasangan
kekuatan imun alat
buatan R/ mempertahankan teknik
k. tidak ada kuat steril
pertahanan - tingkatkan intake nutrisi
sekunder R/ membantu meningkatkan
(penurunan Hb, respon imun
leucopenia, - berikan teraoi antibiotic
penekanan bila perlu
respon inflamasi R/ mencegah terjadinya infeksi
l. tidak ada kuat
pertahanan b) infection protection
tubuh prime (proteksi terhadap
(kulit tidak utuh, infeksi)
trauma jaringan, - monitor tanda dan gejala
penurunan kerja infeksi sistemik dan local
silis, cairan R/ mengidentifikasi keadaan
tubuh statis, umum pasien dan luka
perubahan - monitor hitung granulosit,
sekresi pH, WBC
perubahan R/ mengidentifikasi adanya
peristaltic) infeksi
m. penyakit kronik - monitor kerentanan
terhadap infeksi
R/ menghindari resiko infeksi
- berikan perawatan kulit
pada area epidema
R/ meningkatkan kesembuhan
- infeksi kondisi luka/ insisi
bedah
R/ mengetahui tingkat
kesembuhan pasien
- instruksi pasien untuk
minum antibiotic sesuai
resep
R/ membantu meningkatkan
status pertahanan tubuh
terhadap infeksi
- ajarkan cara menghindari
infeksi
R/ mempertahankan teknik
aseptic
- laporkan kultur positif
R/ mengetahui terjadinya
infeksi pada luka
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No Diagnosa Implementasi evaluasi


. keperawatan
1. Nyeri akut  melakukan pengkajian S: Pasien mengatakan tidak
berhubungan dengan nyeri dengan metode nyeri lagi
terputusnya kontinuitas PQRST O: pasien tampak rileks,
jaringan  mengajarkan teknik ekspresi wajah tenang,
relaksasinafas dalam untuk skala nyeri 0 (0-10) pasien
mengurangi nyeri dapat menggunakan
 melakukan kompres hangat/ analgesic yang tepat sesuai
dingin pada area yang nyeri anjuran
 melakukan masase pada A: masalah teratasi
daerah yang nyeri P:intervensi dihentikan
 melayani injeksi analgetik
sesuai permintaan
 mengobservasi tanda-tanda
vital
2. Kerusakan integritas  membersihkan memantau S: pasien mengatakan
kulit berhubungan dan meningkatkan proses lukanya tampak bersih
dengan post op tumor penyembuhan pada luka O: luka tampak bersih,
abdomen yang ditutup dengan baluran tampak bersih
jahitan, klip atau straples A: masalah teratasi
 memonitor tanda dan gejala P: intervensi dihentikan
infeksi pada area insisi
 membersihkan area sekitar
jahitan atau staples,
menggunakan lidi kapas
steril
 mengganti balutan pada
internal waktu yang sesuai
atau biarkan luka tetap
terbuka (tidak terbalut)
sesuai program
3. Cemas berhubungan  gunakan pendekatan yang S: pasien mengatakan
dengan kurang menyenangkan sudah tidak cemas lagi
pengetahuan tentang  nyatakan dengan jelas O: pasien tampak rileks
penyakit harapan terhadap perilaku A: masalah teratasi
pasien P: intervensi dihentikan
 jelaskan semua prosedur
tindakan dan apa yang
dirasakan selama prosedur
 libatkan keluarga untuk
mendampingi klien
 dengarkan keluhan pasien
penuh perhatian
 dorong pasien untuk
mengungkapkanperasaan
ketakutan
4. Resti infeksi  observasi tanda-tanda vital S : pasien mengatakan
berhubungan dengan  bersihkan lingkungan sudah tidak cemas lagi
luka post operasi dengan baik setelah O: pasien tampak rileks
digunakan setiap pasien dan tenang
 ganti peralatan perawatan A: masalah teratasi
per pasien sesuai protocol P: intervensi dihentikan
institusi
 batasi jumlah pengunjung
 cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan
kegiatan perawatan
 lakukan tindakan-tindakan
pencegahan yang bersifat
universal
 pakai sarung tangan
sebagaimana dianjurkan
kebijakan pencegahan
universal/universal
precautions
 pastikan teknik perawatan
luka yang tepat
 berikan terapi antibiotic
sesuai dengan yang
dianjurkan
DAFTAR PUSTAKA

T. Heater Herdman, dkk. NANDA nursing diagnoses: definition and classification 2015-2017.
Philadelphia: NANDA international.
Nurarif, A.H, & Kusuma, H. 2013 aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis,
NANDA, dan NOC-NIC jilid 1. Yogyakarta: MediAtion.

Anda mungkin juga menyukai