A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : Ny.R
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Tgl. Masuk RS :
Tgl. Pengkajian :
No CM :
Ruangan :
f) pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 120/70
Nadi : 80 kali/ menit
Respirasi : 21 kali / menit
Suhu : 36,5 c
b. Kepala
Bentuk kepala bulat, kulit kepala bersih, rambut panjang dan berwarna hitam kemerahan, tidak
ada benjolan dan tidak ada nyeri.
c. Mata
Bentuk mata simetris antara kiri dan kanan, bisa melihata dengan jelas, mengecil saat diberi
reflek cahaya, konjungtiva anemis, tidak ada tanda – tanda radang.
d. Hidung
Bentuk hidung simetris antara kiri dan kanan, dapat mencium bau kayu putih, tidak ada sinus,
tidak ada tanda-tanda peradangan
e. Mulut
Bentuk mulut simetrois, mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, tidak ada bau mulut.
f. Tenggorokan
Ada reflek menelak, tidak ada tanda – tanda peradangan, tidak ada nyeri.
g. Telinga
Bentuk telinga simetris antara kiri dan kanan, dapat mendengar dengan baik, tidak ada
peradangan dan nyeri.
h. Leher
Tidak ada pembesaran KGB, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada nyeri.
i. Dada / Thorax
Bentuk dada simetris, suara nafas vesikuler, pola napas teratur, irama jantung teratur, S1 dan S2,
mamae tidak ada benjolan. CRT kembali < 2 detik.
j. Abdomen
Perut bersih, ada nyeri saat di palpasi, bising usus 6x/menit
k. Genitalia
Ada perdarahan pada jalan lahir, terpasang pembalut, sudah 2 kali ganti perdarahan banyak,
warna darah merah pekat.
l. Ekstremitas
Bentuk ektremitas atas dan bawah simetris, ,keadaan jari tangan dan kaki lengkap, kekuatan otot
tangan 5/5, otot kaki 5/5, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm
g) Pemeriksaan Penunjang
Tabel 3.3
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Jenis Hasil Normal Interpretasi
Pemeriksaan
18 mei Hemoglobin 10,8 13-18 L/ 12-16 P Menurun
2015
Leukosit 13700 4000-10000 Meningkat
Hematokrit 34,7 40-48 L/ 37-47 P Menurun
Trombosit 291000 150000-450000 Normal
Eritrosit 3,83 4,2-5,4 p/ 4,6-6,2 L Menurun
Analisa Data
Tabel 3.5
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Pre kuret Faktor stres Gangguan rasa
1 Ds : klien ↓ nyaman nyeri
mengatakan nyeri Minum sprite
ketika di lakukan ↓
palpasi pada daerah Perdarahan nekrosis
perut. ↓
Hasil konsepsi terlepas
Do : klien tampak dari uterus
meringis, skala ↓
nyeri 3(0-5). TD uterus berkontraksi
100/80 nadi 80 ↓
kali/menit Hasil konsepsi tidak
keluar
↓
Tidak keluar secara
sempurna
↓
Nyeri
2. Diagnosa keperawatan
Pre kuret
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan intrauteri
2. Cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang prosedur kuret yang akan dilakukan
Post kuret
1. Resiko infeksi b.d perdarahan, keadaan vulva lembab
20 Resiko infeksi Tupan : setelah 1. Pantau TTV, setiap 4 jam 1. Peningkatan tekanan da
Mei b.d perdarahan, dilakukan tindakan sekali respirasi, suhu dapat me
2015 keadaan vulva keperawatan 3 x 24 2. Kali kondisi pengeluaran adanya infeksi
lembab jam infeksi teratasi. darah, warna dan bau. 2. Mengetahui adanya pen
Tupen : setelah 3. Anjurkan klien melakukan darah, warna, bau.
dilakukan tindakan personal hygiene : ganti 3. Untuk mencegah infeks
keperawatan 1 x 24 balutan 4. Untuk mencegah infeks
jam masalah teratasi 4. Berikan penyuluhan membantu proses penye
sebagian, dengan pendidikan kesehatan tentang 5. Membantu mencegah i
kriteria hasil : perawatan post kuret di rumah
TTV dalam batas 5. Anjurkan klien makan
normal. TD 120/80, makanan berprotein
nadi 80 x/menit, 6. Kolaborasi dengan dokter
respirasi 21x/menit pemberian obat sesuai
Tidak terdapat tanda – indikasi :
tanda infeksi (tubor,
lubor, dolor, kalor,
fungsiolesa)
Catatan Perkembangan
Tabel 3.8
Catatan perkembangan
Diagnosa Hari dan Tanggal Catatan Perkembangan Paraf
Gangguan rasa 19 mei 2015 S : klien mengatakan nyeri
nyaman nyeri b.d Jam 14.30 ketika di lakukan palpasi
kerusakan jaringan pada daerah perut.
intrauteri O : klien tampak meringis, skala
nyeri 3(0-5). TD 100/80 nadi 80
kali/menit
A : masalah belum teratasi
P : intervensi di lanjutkan 1,2,3,4
I:
1. Observasi tanda – tanda vital
R/ TD 100/80 nadi 80 kali/menit
2. Observasi skala nyeri, lokasi,
frekuensi
R/skala nyeri 3 ( 0 – 5 )
3. Ajarkan klien teknik relaksasi
dan distraksi
R/ klien mengatakan bersedia
untuk mlakukan teknik elksasi
afas dalam dan distraksi.
E : klien masih merasa nyeri
R : pengkajian dilanjutkan
Cemas b.d 19 Mei 2015 S :klien mengatakan tidak tahu
kurangnya Jam 08.30 tentang penyakitnya, dan takut
pengetahuan tentang dengan tindakan yang akan
prosedur kuretase dilakukan
yang akan di O : klien tampak bingung,
lakukan cemas, dan bertanya-tanya
tentang tindakan yang akan
dilakukan
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan 1,2,3,4
I:
1. Mengobservasi tanda – tanda
vital
R/ TD 100/80 nadi 80 kali/menit
2. Mengkaji tingkat ansietas bklien
3. Mendengarkan masalah klien
4. Menjelaskan prosedur kuretase
B. Pembahasan
Pada bagian ini penulis akan menguraikan beberapa kesenjangan antara tinjauan kasus
pada Ny. R P1A1 dengan Abortus Inkomplit Diruang XXX PPK Rs. XXX ,terhitung mulai dari
tanggal 18 Mei 2015 sampai dengan 21 Mei 2015.
Dalam meksanakan asuhan keperawatan ini, penulis berusaha seoptimal mungkin
melakukan yang terbaik kepada klien. Meskipun demikian , penulis tetap menemukan
kesenjangan-kesenjangan. Sehingga menimbulkan permasalahan yang di temukan selama
melakukan asuhan kperawatan akan penulis bahas satu persatu sesuai dengan tahapan-tahapnan
berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Pada tahap
ini penulis melakukan pengumpulan data subjektif maupun data objektif yaitu dengan cara
pendekatan pada klien beserta keluarga dalam bentuk wawancara, observasi, pemeriksaan fisik
dengan menggunakn teknik insfeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, melalui pendekatan
sistematis pada tanggal 18 maret 2014 klien datang ke RS dengan keluah mengalami perdarah,
nyeri pada daerah perut bagian bawah, lalu dokter menyarankan untuk di rawat, klien dirawat di
ruang paus. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik, teknik pemeriksaan fisik perkusi tidak
dilakukan karena kesediaan klien dan waktu.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis respon individu, keluarga, atau komunitas
terhadap masalah kesehatan / proses hidup yang aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan
meberikan dasar pemilihan itervensi keperawatan untuk mencapai hasil akhir yang perawat
bertanggung gugat (Nanda, 2009 – 2011). Diagnosa yang mungkin muncul pada klien deng
abortus inkomplit adalah :
1. Defisit volume cairan b.d perdarahan
2. Gangguan aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
3. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d kerusakan jaringan intrauteri
4. Resiko tinggi infeksi b.d perdarahan, kondisi vulva lembab
5. Cemas b.d kurangnya pengetahuan
Setelah dilakukan analisa data dan penarikan diagnosa keperawatan . penulis menemukan
ada beberapa diagnosa yang tidak ada pada klien yaitu:
1. defisit volume cairan : karena intake klien mencukupi sehingga tidak menimbulan diagnosa
tersebut.
2. Gangguan akifitas : meskipun klien mengatakn lemas, pusing, tetapi klien masih bisa melakukan
aktifitas seperti makan, minum, dan pergi ke kamar mandi.
3. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan dalam
menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana, rencana keperawatan merupakan
metode komunikasi tentang asuhan keperawatan kepada pasien (Nursalam, 2008).
Dalam tahap perencanan penulis membuat rencana tindakan keperawatan di sesuaikan
dengan data yang di kumpulkan pada saat pengkajian dan di sesuaikan dengan permasalahan
yang penulis dapatkan dari hasil pengkajian, selain itu penulis mencoba dan berusaha untuk
melengkapi sarana dan prasarana sesuai kebutuhan klien. Untuk mengurangi nyeri pada klien
penulis mengajarkan teknik distraksi, relaksasi napas dalam, untuk mengurangi cemas karena
akan dilakukannya tindakan kuret penulis memberikan beberapa penjelasan tentang prosedur
kuretase. Dan untuk mengurangi resiko infeksi penulis menganjurkan agar mengganti balutan.
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dalam rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping (Nursalam, 2008)
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny. R penulis tidak dapat merawat selama
24 jam penuh, untuk mendpatkan informasi, penulis bekerjasama dengan perawat ruangan dan
melihat data pada catatan perkembangn dan buku laporan keadan klien.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual yang melengkapi proses keperawatan yang menandakan
keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi,dan implementasinya (Nursalam,
2008).
Setelah melakukn asuhan keperawatan selama 3 hari pada Ny. R P1A1 dengan Abortus
Inkomplit Diruang XXX Blud Rs. XXX. Penulis melakukan evaluasi sebagai tahap akhir dari
proses keperawatan untuk menilai keefektpian dan keberhasilan suatu keperwatan dari tujuan
yang di harapkan. Dari tiga permasalahan yang mucul pada NY. R ada masalah teratasi sebagian
Resiko infeksi b.d perdarahan, keadaan vulva lembab. Karena keterbatasan waktu, namun
penulis telah memberikan pndidikan kesehatan secara mandiri upaya klien dan keluarga mampu
merawat secara mandiri