Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan /dokter sedini mungkin
semenjak hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan
nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau adanya kehamilan,
2018)
PENDAHULUAN
KONSEP PREEKLAMSIA
PENGERTIAN
Faktor risiko preeklamsi antara lain paritas, kehamilan ganda, usia < 20 tahun
atau > 35 tahun, riwayat keluarga, obesitas serta adanya penyakit sistemik yang
pernah diderita. Akan tetapi di antara faktor- faktor tersebut masih sulit
menentukan mana yang menjadi faktor dominan. Peningkatan risiko hipertensi
terjadi pada wanita mengalami preeklampsia berat/ eklampsia pada kehamilan
pertama (Handayani & Suhartati, 2020).
PATOFISIOLOGI
Penglihatan kabur.
Pencegahan
Penanganan
Diet
Konsep Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
EVALUASI DIAGNOSA
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
PERENCANAAN
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
BAB III
TINJAUAN KASUS
Data Umum Pasien
Bio Data
Inisial Klien : Ny. A Usia : 19 tahun
Status perkawinan : Menikah Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu
Riwayat Kehamilan saat ini
HPHT : 24-6-2019 Taksiran partus : 31-3-2020
Status obstetrik : G 1 P 0 A 0
TFU : 30 cm Usia kehamilan : 37 minggu 5 hari
HIS : Tidak ada BB sebelum hamil : 58 kg
TBJ : ( TFU - 12) X 155 BB setelah hamil : 76 kg
: ( 30 - 12) X 155
: 2,790 gr
Alasan Masuk Rumah Sakit
DS: Faktor resiko Resiko perfusi perifer tidak efektif d/d hipertensi
Ny.A mengatakan bengkak pada kaki PREEKLAMSIA
Ny.A mengatakan kadang-kadang sesak napas
Ny.A mengeluh lemas Perfusi kejaringan menurun
DO:
Aliran darah berkurang
Tampak edema kedua kaki
Takipnue
Penurunan aliran arteri dan/atau vena
Kesadaran : Compos Mentis
Cuningham dkk, (2014) mengatakan bahwa faktor yang diidentifikasi menjadi faktor risiko
preeklamsi antara lain usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinjuan teori pada
pengkajian identitas pasien di dapatakan umur ny.A 19 tahun, sehingga kesenjangan anatara
tinajauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan. Usia kurang dari 20 tahun menyebabkan belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah
dengan tekanan (stress) psikologis, sosial, ekonomi sehingga memudahkan terjadi keracuanan
kehamilan.
Pengkajian Keperawatan
Faktor resiko terjadinya preeklamsia yang disebabkan karena umur didasarkan pada penelitian
Umairoh tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswa Tentang Pendewasaan Usia Perkawinan Di MTS An-
Nur Desa Sunagai Asam Tahun 2019 dengan kesimpulan bahwa : Pertanyaan sikap yang
mengalami peningkatan dengan paling banyak dijawab benar oleh responden adalah nomor 4
tentang “Menikah usia muda dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terutama bagi ibu dan
bayinya” dimana nilai pretest (43,3%) dan nilai posttest (100%) dan no 6 tentang “ Laki-laki
sebaiknya menikah pada umur 25 tahun” nilai pretest (33,3%) dan nilai posttest (100%).
Perencanaan Keperawatan
Hamiltom (2012) mengemukakan pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan
hematokrit, dimana perubahan pokok pada preeklampsi yaitu mengalami spasme pembuluh darah perlu adanya
kompensasi hipertensi (suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan tercukupi).
Dengan adanya spasme pembuluh darah menyebabkan perubahan-perubahan ke organ diantaranya otak dan ginjal. Otak
akan mengalami resistensi, pembuluh darah ke otak meningkat akan terjadi oedema yang menyebabkan kelainan cerebal
bisa menimbulkan pusing dan CVA . Ginjal terjadi spasme arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran darah ke ginjal
berkurang maka terjadi filtrasi glomerolus negatif , dimana filtrasi natirum lewat glomelurus mengalami penurunan
sampai dengan 50 % dari normal yang mengakibatkan retensi garam dan air , sehingga terjadi oliguri dan oedema.
Perencanaan Keperawatan
Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian Ifdaliah Chalid,dkk (2018) bahwa perubahan pre dan post
pengetahuan pada kelompok intervensi dan kontrol mengalami peningkatan sebanyak 10 responden dengan
nilai sig. 0,005 pada kelompok intervensi dan 0,004 pada kelompok kontrol yang berarti bahwa ada
pengaruh penyuluhan dan konsumsi minuman lokal terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil di wilayah
linggardini (2016) Berdasarkan perbedaan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan tentang
preeklamsia, hasil analisis menunjukkan bahwa pada pengetahuan ibu sebelum dan sesudah
pendidikan kesehatan tentang preeklamsia diperoleh nilai p = 0,0001 (p<0,05) yang artinya terdapat
perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan
Asumsi penulis didasarkan pada penelitian Irma Kurnianigsih (2016) bahwa berdasarkan
analisis uji statistik dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan bahwa motivasi
melakukan kunjungan ANC setelah dilakukan penyuluhan ada 16 responden meningkat, 5
responden menurun, serta terdapat 13 responden yang mempunyai motivasi tetap, dengan nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.014, dengan melihat nilai p < 0.05 (0.014 < 0.05). sehingga dapat
dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan penyuluhan preeklamsia terhadap motivasi
melakukan kunjungan ANC di Desa Baturetno Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul.
Evaluasi Keperawatan
Dari kedua diagnosa keperawatan diatas telah dilakukan implementasi dan hasil didapatkan pada diagnosa
pertama masalah resiko tidak teratasi dan rencana tindakan keperawatan dipertahankan agar tidak menjadi aktual
selama proses kehamilan, sedangkan pada diagnosa keperawatan kedua setelah dilakukan pemberian penyuluhan
pendidikan kesehatan preeklamsia ansietas teratasi
Evaluasi Keperawatan
Pada kasus preeklamsia antenatal care pemberian penyuluhan pendidikan kesehatan preeklamsia tidak signifikan.
adalah Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini adalah pemberian penyuluhan pendidikan kesehatan
preeklamsia melalui metode ceramah,diskusi, dan tanya jawab.
Penelitian Indrawati & Ningrum (2016) tentang Efektifitas Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Hamil Tentang Preeklampsia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu disimpulkan bahwa : responden
dengan pengetahuan cukup tentang kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan sebanyak 50 responden (59,5%),
Responden dengan pengetahuan baik tentang kehamilan resiko tinggi sesudah penyuluhan sebanyak 68 responden
(81%).
PENUTUP
BAB V
PENUTUP
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny.A dengan preeklamsia di poli KIA RSUD Prof. DR. H. M. Anwar
Makkatutut Bantaeng, maka dapat disimpulkan :
Telah mengaplikasikan ilmu keperawatan
Telah melakukan pengkajian
Telah menetapkan diagnosa
Telah merencanakan asuhan
Telah melaksanakan tindakan
Telah melakukan evaluasi
Telah mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta mencari solusi/ alternatif pemecahan masalah
Telah mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan preeklamsia
PENUTUP
Saran
Bagi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Bagi Pendidikan
Bagi Penulis
SEKIAN DAN TERIMA KASIH