Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS KEPERAWATAN ANTENATAL CARE

( ANC) PADA NY.A DENGAN PREEKLAMSIA


DI POLI KIA RSUD PROF. DR .H. M. ANWAR
MAKKATUTU BANTAENG

UMRIANA SALMAN, S.KEP,NS


PENDAHULUAN

 Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan /dokter sedini mungkin

semenjak hamil untuk menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan

nifas serta mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat, memantau adanya kehamilan,

dan merencanakan penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan (Tang et al.,

2018)
PENDAHULUAN

WHO memperkirakan 800/hari perempuan meninggal akibat komplikasi


kehamilan dan kelahiran. 99 % dari kematian ibu terjadi pada negara berkembang
(Astuti et al., 2020).Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 penyebab
langsung Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 30 % adalah Preeklampsia (Astuti et
al., 2020).Formulasi data oleh Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Makassar tahun 2014 dari sejumlah 24.590 kelahiran hidup di Kota Makassar terjadi
5 kasus kematian ibu, 2 kasus perdarahan dan 3 kasus kematian ibu lainnya
disebabkan eklampsia yaitu tahap akhir dari preeklampsia (Chalid et al., 2018).
BAB II
TINJAUAN TEORI

KONSEP PREEKLAMSIA
PENGERTIAN

Preeklampsi adalah keadaan di mana hipertensi disertai dengan proteinuria,

edema, atau kedua-duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu

ke-20 (Astuti et al., 2020).


ETIOLOGI

 Faktor risiko preeklamsi antara lain paritas, kehamilan ganda, usia < 20 tahun
atau > 35 tahun, riwayat keluarga, obesitas serta adanya penyakit sistemik yang
pernah diderita. Akan tetapi di antara faktor- faktor tersebut masih sulit
menentukan mana yang menjadi faktor dominan. Peningkatan risiko hipertensi
terjadi pada wanita mengalami preeklampsia berat/ eklampsia pada kehamilan
pertama (Handayani & Suhartati, 2020).
PATOFISIOLOGI

 Pada preeklampsi plasma dalam sirkulasi dan terjadi hematokrit,


dimana perubahan pokok pada preeklampsi yaitu mengalami spasme
pembuluh darah perlu adanya kompensasi hipertensi (usaha untuk
mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan
tercukupi). Dengan adanya spasme pembuluh darah menyebabkan
perubahan-perubahan.
MANIFESTASI KLINIS

Menurut Trijatmo (2005) mengemukakan gejala subjektif pada preeklamsia yaitu:

 Sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia.

 Penglihatan kabur.

 Nyeri di daerah epigastrium.

 Mual atau muntah-muntah.

 Tekanan darah akan meningkat lebih tinggi.

 Edema dan proteinuria bertambah meningkat.


KOMPLIKASI
a.   Pada Ibu
1)    Eklapmsia
2)    Solusio plasenta
3)    Pendarahan subkapsula hepar
4)    Kelainan pembekuan darah ( DIC )
5)    Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count )
6)    Ablasio retina
7)    Gagal jantung hingga syok dan kematian.
b.   Pada Janin
1)    Terhambatnya pertumbuhan
2)    Prematur
3)    Asfiksia neonatorum
4)    Kematian
5)    Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal
 Pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi keperawatan

yang mandiri dalam membantu klien baik individu, kelompok,

maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui

kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat sebagai perawat

pendidik (Linggardini & Aprilina, 2016).


Pengaruh Penyuluhan Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Hamil
Terhadap Pengetahuan Tentang Preeklamsia

 Pengetahuan penting sebagai dasar terbentuknya perilaku seseorang.


Pengetahuan yang baik akan terwujud dalam tindakan yang baik,
sedangkan dalam terbentuknya perilaku juga akan tidak baik jika
dilandasi oleh pengetahuan yang tidak baik juga. Selain itu perilaku yang
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. dan perilaku merupakan
faktor utama yang mempengaruhi status kesehatan (Senzaki, 2019)
Penatalaksanaan Medis

 Pencegahan
 Penanganan
 Diet
Konsep Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
KEPERAWATAN

EVALUASI DIAGNOSA
KEPERAWATAN KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI
PERENCANAAN
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
BAB III
TINJAUAN KASUS
Data Umum Pasien

 Bio Data
Inisial Klien : Ny. A Usia : 19 tahun
Status perkawinan : Menikah Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SD
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu
 Riwayat Kehamilan saat ini
HPHT : 24-6-2019 Taksiran partus : 31-3-2020
Status obstetrik : G 1 P 0 A 0
TFU : 30 cm Usia kehamilan : 37 minggu 5 hari
HIS : Tidak ada BB sebelum hamil : 58 kg
TBJ : ( TFU - 12) X 155 BB setelah hamil : 76 kg
: ( 30 - 12) X 155
: 2,790 gr
Alasan Masuk Rumah Sakit

 Keluhan utama : Kaki bengkak


 Riwayat Keluhan utama
Mulai timbulnya : Sejak 2 bulan yang lalu
Sifat keluhan : Terus menerus
Lokasi keluhan : Ekstremitas bawah
Faktor Pencetus : Tekanan darah meningkat
Keluhan lain : Kadang-kadang sesak napas
Pengaruh keluhan terhadap aktivitas/fungsi tubuh : Aktivitas terbatas
Usaha pasien untuk mengatasinya : Istirahat cukup
Riwayat Kesehatan

 Penyakit yang pernah dialami : Cacar


 Kecelakaan yang pernah dialami: Tidak pernah
 Riwayat perawatan : Tidak pernah opname
 Pernah opname dengan penyakit : - di RS : -
 Riwayat operasi : Tidak
 Riwayat pengobatan (obat yang dibawa ke RS / sementara di konsumsi) : Tidak
ada
 Riwayat alergi : Tidak ada
Riwayat Psiko-Sosial-Speritual

 Riwayat psikososial : Tempat tinggal, Lingkungan rumah, Hub.


Antar anggota
 Riwayat spiritual : Support system dan kegiatan keagamaan
 Riwayat hospitalisai : Pemahaman keluarga tentang & rawat inap
Pemahaman anak tentang sakit dan rawat
inap
Kebutuhan Dasar / Pola Kebiasaan Sehari-hari

No Aktivitas Sebelum sakit Selama sakit


1 Makan: 3 x sehari 3x sehari
Frekwensi Nasi,ikan,sayur,tahu Nasi,ikan,sayur,tahu,
Pola makan/ tempe,daging merah tempe dan buah
Komposisi Tidak ada Tidak ada
Makanan yang disukai    
Makanan pantangan Tidak ada Makanan tinggi garam
Nafsu makan    
Porsi makan dihabiskan Porsi makan dihabiskan
2 Frekwensi 6 – 8 gelas sehari 6 – 8 gelas sehari
Volume 1500-2000 cc sehari 1000 cc sehari
Minuman yang disukai Soft drink Tidak ada
Minuman pantangan    
Tidak ada Minuman berkarbonasi
Pemeriksaan Fisik

 Hari : Senin, tanggal : 9-3-2020, jam : 12 11 wita


 Keadaan umum
 Kesadaran :
 Compos Mentis
 GCS : E:4 V:5 M:6
 Penampilan dihubungan dengan usia : Penampilan sesuai usia
 Ekspresi wajah : Tampak tegang
 Kebersihan secara umum : Tampak bersih
 Berat Badan : Sebelum Hamil : 58 Kg
 Saat ini : 76 Kg
 Tanda-tanda vital : TD : 140 / 100 mmHg
 N : 108 x / menit
 S : 360 C
 P : 22 x / menit
FORMAT DATA FOKUS

 Ny.A mengatakan bengkak pada kaki  Takipnue


 Tampak edema kedua kaki  Takikardi
 Ny.A mengatakan sulit tidur  Kesadaran : Compos Mentis
 Ny.A Tampak tegang
 GCS : E:4 V:5 M:6
 Ny.A mengatakan kadang-kadang sesak napas
 Tanda-tanda vital : TD : 140 / 100 mmHg
 Ny.A mengeluh lemas
N : 108 x / menit
 Ny.A mengatakan tidur < 6jam sehari
S : 360 C
 Ny. A mengatakan cemas tetang persalinan
P : 22 x / menit
 Ny.A tampak tidak kooperatif saat menerima
informasi tentang resiko persalinannya  BB sebelum hamil : 58 kg
 Laboratorium (9-3-2020): Protein urine +1  BB setelah hamil : 76 kg
FORMAT KLASIFIKASI DATA

 ppt\FORMAT KLASIFIKASI DATA.docx


FORMAT ANALISA DATA
Data Subjektif dan Objektif Analisa Data Masalah Keperawatan

DS: Faktor resiko Resiko perfusi perifer tidak efektif d/d hipertensi
 Ny.A mengatakan bengkak pada kaki PREEKLAMSIA
 Ny.A mengatakan kadang-kadang sesak napas
 Ny.A mengeluh lemas Perfusi kejaringan menurun
DO:
Aliran darah berkurang
 Tampak edema kedua kaki
 Takipnue
Penurunan aliran arteri dan/atau vena
 Kesadaran : Compos Mentis

Resiko perfusi perifer tidak efektif


GCS : E : 4 V : 5 M : 6
 Tanda-tanda vital :
TD : 140 / 100 mmHg
N : 108 x / menit
S : 360 C
P : 22 x / menit
 Laboratorium (9-3-2020): Protein urine +1
 BB sebelum hamil : 58 kg
BB setelah hamil : 76 kg
Data Subjektif dan Objektif Analisa Data Masalah Keperawatan

DS: Faktor resiko Ansietas


 Ny.A mengatakan sulit tidur PREEKLAMSIA
 Ny.A mengatakan tidur < 6 jam sehari
 Ny. A mengatakan cemas tetang persalinan Perfusi kejaringan menurun
DO:
Kerusakan glomelorus
 Takikardi
 Ny.A Tampak tegang
Peningkatan reabsorsi natrium
 Ny.A tampak tidak kooperatif saat menerima
informasi tentang resiko persalinannya
Kelebihan asupan natrium
Hipervolemia
Krisis situasional
Ansietas
FORMAT DIAGNOSIS KEPERAWATAN

 Resiko perfusi perifer tidak efektif d/d hipertensi


 Ansietas b/d krisis situasional
FORMAT RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN

 ppt\FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN.docx


FORMAT IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN

 ppt\FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.docx


FORMAT EVALUASI KEPERAWATAN

 ppt\FORMAT EVALUASI KEPERAWATAN.docx


BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian Keperawatan

 Cuningham dkk, (2014) mengatakan bahwa faktor yang diidentifikasi menjadi faktor risiko
preeklamsi antara lain usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, tinjuan teori pada
pengkajian identitas pasien di dapatakan umur ny.A 19 tahun, sehingga kesenjangan anatara
tinajauan teori dan tinjauan kasus tidak ditemukan. Usia kurang dari 20 tahun menyebabkan belum
matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun
perkembangan dan pertumbuhan janin. Keadaan tersebut akan makin menyulitkan bila ditambah
dengan tekanan (stress) psikologis, sosial, ekonomi sehingga memudahkan terjadi keracuanan
kehamilan.

Pengkajian Keperawatan

 Faktor resiko terjadinya preeklamsia yang disebabkan karena umur didasarkan pada penelitian
Umairoh tentang Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap
Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswa Tentang Pendewasaan Usia Perkawinan Di MTS An-
Nur Desa Sunagai Asam Tahun 2019 dengan kesimpulan bahwa : Pertanyaan sikap yang
mengalami peningkatan dengan paling banyak dijawab benar oleh responden adalah nomor 4
tentang “Menikah usia muda dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terutama bagi ibu dan
bayinya” dimana nilai pretest (43,3%) dan nilai posttest (100%) dan no 6 tentang “ Laki-laki
sebaiknya menikah pada umur 25 tahun” nilai pretest (33,3%) dan nilai posttest (100%).
Perencanaan Keperawatan

Diagnosa keperawatan pasien ny.A dengan preeklamsia yaitu


Resiko perfusi perifer tidak efektif d/d hipertensi.
Ansietas b/d krisis situasional,
Tidak ada perbedaan diagnosa keperawatan antara tinjauan teori
Perencanaan Keperawatan

Hamiltom (2012) mengemukakan pada preeklampsi terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan
hematokrit, dimana perubahan pokok pada preeklampsi yaitu mengalami spasme pembuluh darah perlu adanya
kompensasi hipertensi (suatu usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan tercukupi).
Dengan adanya spasme pembuluh darah menyebabkan perubahan-perubahan ke organ diantaranya otak dan ginjal. Otak
akan mengalami resistensi, pembuluh darah ke otak meningkat akan terjadi oedema yang menyebabkan kelainan cerebal
bisa menimbulkan pusing dan CVA . Ginjal terjadi spasme arteriole glomerulus yang menyebabkan aliran darah ke ginjal
berkurang maka terjadi filtrasi glomerolus negatif , dimana filtrasi natirum lewat glomelurus mengalami penurunan
sampai dengan 50 % dari normal yang mengakibatkan retensi garam dan air , sehingga terjadi oliguri dan oedema.
Perencanaan Keperawatan

Hasil analisis ini sejalan dengan penelitian Ifdaliah Chalid,dkk (2018) bahwa perubahan pre dan post

pengetahuan pada kelompok intervensi dan kontrol mengalami peningkatan sebanyak 10 responden dengan

nilai sig. 0,005 pada kelompok intervensi dan 0,004 pada kelompok kontrol yang berarti bahwa ada

pengaruh penyuluhan dan konsumsi minuman lokal terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil di wilayah

kerja Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar.


 Rencana tindakan keperawatan pada diagnosa resiko perfusi perifer tidak efektif dibuktikan dengan
hipertensi yaitu identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, sediakan materi dan
media pendidikan kesehatan, jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, berikan kesempatan
untuk bertanya, jelaskan penyebab dan faktor resiko penyakit, jelaskan proses patofisiologi munculnya
penyakit, jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh penyakit, dan jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi.
Rencana tindakan keperawatan pada diagnosa Ansietas berhubungan dengan krisis situasional adalah
dengan identifikasi kemampuan mengambil keputusan, monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non
verval), ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan, informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis, latih teknik relaksasi, kolaborasi pemberian anti
ansietas, jika perlu
Tindakan pemberian penyuluhan pendidikan kesehatan preeklamsia mengacu pada penelitian Kris

linggardini (2016) Berdasarkan perbedaan sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan tentang

preeklamsia, hasil analisis menunjukkan bahwa pada pengetahuan ibu sebelum dan sesudah

pendidikan kesehatan tentang preeklamsia diperoleh nilai p = 0,0001 (p<0,05) yang artinya terdapat

perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil.


Pelaksanaan Keperawatan

 Tindakan pemberian penyuluhan pendidikan kesehatan preeklamsia mengacu


pada penelitian Kris linggardini (2016) Berdasarkan perbedaan sebelum dan
sesudah pendidikan kesehatan tentang preeklamsia, hasil analisis menunjukkan
bahwa pada pengetahuan ibu sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan tentang
preeklamsia diperoleh nilai p = 0,0001 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan
pengetahuan yang bermakna antara sebelum diberikan pendidikan kesehatan
dengan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil.
Pelaksanaan Keperawatan

Asumsi penulis didasarkan pada penelitian Irma Kurnianigsih (2016) bahwa berdasarkan
analisis uji statistik dengan Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan bahwa motivasi
melakukan kunjungan ANC setelah dilakukan penyuluhan ada 16 responden meningkat, 5
responden menurun, serta terdapat 13 responden yang mempunyai motivasi tetap, dengan nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.014, dengan melihat nilai p < 0.05 (0.014 < 0.05). sehingga dapat
dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan penyuluhan preeklamsia terhadap motivasi
melakukan kunjungan ANC di Desa Baturetno Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul.
Evaluasi Keperawatan

Dari kedua diagnosa keperawatan diatas telah dilakukan implementasi dan hasil didapatkan pada diagnosa
pertama masalah resiko tidak teratasi dan rencana tindakan keperawatan dipertahankan agar tidak menjadi aktual
selama proses kehamilan, sedangkan pada diagnosa keperawatan kedua setelah dilakukan pemberian penyuluhan
pendidikan kesehatan preeklamsia ansietas teratasi
Evaluasi Keperawatan

Pada kasus preeklamsia antenatal care pemberian penyuluhan pendidikan kesehatan preeklamsia tidak signifikan.
adalah Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini adalah pemberian penyuluhan pendidikan kesehatan
preeklamsia melalui metode ceramah,diskusi, dan tanya jawab.
Penelitian Indrawati & Ningrum (2016) tentang Efektifitas Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap
Ibu Hamil Tentang Preeklampsia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu disimpulkan bahwa : responden
dengan pengetahuan cukup tentang kehamilan resiko tinggi sebelum penyuluhan sebanyak 50 responden (59,5%),
Responden dengan pengetahuan baik tentang kehamilan resiko tinggi sesudah penyuluhan sebanyak 68 responden
(81%).
PENUTUP
BAB V
PENUTUP
PENUTUP

Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny.A dengan preeklamsia di poli KIA RSUD Prof. DR. H. M. Anwar
Makkatutut Bantaeng, maka dapat disimpulkan :
Telah mengaplikasikan ilmu keperawatan
Telah melakukan pengkajian
Telah menetapkan diagnosa
Telah merencanakan asuhan
Telah melaksanakan tindakan
Telah melakukan evaluasi
Telah mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta mencari solusi/ alternatif pemecahan masalah
Telah mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan preeklamsia
PENUTUP

Saran
Bagi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Bagi Pendidikan
Bagi Penulis
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai