Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN.

AL DENGAN
OBSTRUKSI FEBRIS DI RUANGAN POLI KLINIK ANAK DALAM
RUMAH SAKIT DR. J.H. AWALOEI

Clinical Teacher : Johana Tuegeh S.Pd, S.SiT, M.Kes

Clinical Instructure : Ns. Ketty Komaling, S.Kep

DISUSUN OLEH :

Kelompok 13

Ines Sintia Biki

Meifiyanti Tongkasi

Riska R. Bukahati

Krisna A.K Mashanafi

Rivan R. Kapoyos

POLTEKKES KEMENKES MANADO

PRODI DIII KEPERAWATAN/TINGKAT 2A


LAPORAN PENDAHULUAN

1. DEFINISI

Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa
kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit,
sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).

Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta tumbuh kembang janin, pada
kehamilan 16 minggu pertama 70-80% wanita mengalami mual dan muntah, 60% wanita mengalami
muntah, sementara 33% wanita hanya mengalami mual. Apabila semua makanan yang dimakan
dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan menurun, turgor kulit berkurang dan timbul
asetonuria (Morgan et al, 2010).

2. ETIOLOGI

Etiologi Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-
perubahan anatomik pada otak, jantung, hati, dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat-zat lain akibat inanisi. Menurut (Khayati, 2013) terdapat beberapa faktor predisposisi dan
faktor lain, yaitu :

a. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan ganda, estrogen


dan HCG tinggi, mola hidatidosa)

b. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan metabolik akibat
hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi.

c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.

Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat mempengaruhi penyebab hiperemesis,
dimana ibu hamil yang mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-60%
pada (multigravida).

3. MANIFESTASI KLINIS

Tanda gejala Hiperemesis Gravidarum Menurut (Khayati, 2013) :

Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil, yang bisa terjadi hingga
lebih dari 3-4 kali sehari. Kondisi ini bisa sampai mengakibatkan hilangnya nafsu makan dan
penurunan berat badan. Muntah yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil merasa pusing,
lemas, dan mengalami dehidrasi.

Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis gravidarum juga dapat mengalami
gejala tambahan berupa :

a. Sakit kepala b. Konstipasi

c. Sangat sensitif terhadap bau d. Produksi air liur berlebihan

e. Inkontinensia urine f. Jantung berdebar

Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6 minggu dan mulai mereda
pada usia kehamilan 14-20 minggu.

Mual dan muntah yang dirasakan ibu hamil cenderung akan membuat mereka menjadi lebih
lemah dan akan meningkatkan kecemasaan terhadap kejadian yang lebih parah. Masalah psikologis
juga berperan pada parahnya mual dan muntah serta perkembangan hiperemesis gravidarum. Masalah
psikologis yang terjadi pada ibu hamil akan cenderung mengalami mual dan muntah dalam
kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada serta mengurangi kemampuan untuk mengatasi
gejala normal. Selain itu ketidakseimbangan psikologis ibu hamil seperti cemas, rasa bersalah,
mengasihani diri sendiri, ingin mengatasi konflik secara serius, ketergantungan atau hilang kendali
akan memperberat keadaan mual dan muntah yang dialaminya sehingga akan lebih ditakutkan
keadaan mual muntah tersebut menjadi lebih buruk dan menyebabkan terjadinya hiperemesis
gravidarum (Tiran, 2008).

4. PATOFISIOLOGI

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda terjadi
terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan
volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat
dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus dan 12 lambung
(Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Khayati, 2013).

KEHAMILAN

Perubahan fisiologis Perubahan psikologis

Hormon HCG estrogen Krisis kurang informasi

Mobilitas lambung dan usus Ancaman kehilangan janin Kurang pengetahuan

Kembung dan produksi gas Cemas

Mual dan muntah

Cairan elektrolit keluar Napsu makan menurun

BB Turun`
Kurang volume Kurang pemenuhan
cairan dan elektrolit lemah kebutuhan nutrisi

Intoleransi

5. FAKTOR PENYEBAB

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini sering kali
dikaitkan dengan tingginya kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dalam darah.
Hormon ini dihasilkan oleh ari-ari (plasenta) sejak trimester pertama kehamilan dan kadarnya
terus meningkat sepanjang masa kehamilan.
Ada beberapa kondisi yang membuat ibu hamil lebih berisiko mengalami hiperemesis
gravidarum, yaitu:

 Baru pertama kali mengandung


 Mengandung anak kembar
 Menderita obesitas
 Memiliki keluarga yang pernah mengalami hiperemesis gravidarum
 Mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya
 Mengalami hamil anggur
TINJAUAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. M.M


Tanggal Lahir/Umur : 29 Desember 1999 / 22 tahun
Agama : Agama Kristen
Alamat : Malalayang II
Diagnosa Medis : Hiperemesi Gradivarum

B. Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 17 mei 2022 klien datang bersama keluarha ke RS J.H Awaloei. Klien mengeluh
mual sebelum dan saat makan, dan terkadang muntah. Klien mengatakan muntah 2x di pagi hari
 Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan tidak pernah sakit sebelumnya
 Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dari keluarga tidak ada penyakit menurun

C. Pemeriksaan Fisik
1. KU : Sedang
1. Kesadaran: CM
Glascow Coma Scale : Respon Motorik :4
Respon Verbal :5
Respon Membuka Mata :6
2. Tanda-tanda Vital
TD : 137/90 mmHg RR : 18 x/m
N : 59 x/m Suhu : 36.3°C
3. Pengukuran
BB : 41,1 kg TB : 140 cm
4. Head To Toe
Kepala : Simetris, tidak ada pembengkakan dan edema
Rambut. : Tebal, warna hitam, bersih dan halus
Mata : Pupil bulat, Simetris, kongjungtiva baik, selera baik, kornea baik
Hidung : Simetris, bersih, tidak da sekret, tidak ada pembersaran polip, fungsi
penciuman normal
Mulut : Lidah bersih, mukosa lembab, gusi baik, tidak ada pendarahan
Leher : Tidak ada pembengkakan
Dada :
I: Simetris, perkembangan dada kiri dan kanan sama
P: Vocal fremitus kanan dan kiri sama
P: Suara sono
A: Bunyi vesikuler tidak ada hambatan
Perut : Nyeri tekan, keram dibagian abdomen bawah
Kelamin :-
Lengan Atas : Tidak ada pembengkakan dan edema
Lengan Bawah : Tidak ada pembengkakan dan edema
Anus : Tidak terdapat iritasi disekitar anus
Kulit : Turgor kulit baik

D. Pemeriksaan Penunjang

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah

1. DS: Kehamilan Resiko


- Klien mengeluh mual sebelum ↓ ketidakseimbangan
dan saat makan Perubahan fisiologis elektrolit
- Klien mengatakan muntah 2x di ↓ [D.0037]
pagi hari Hormon HCG
DO: estrogen
- Klien tampak lemah ↓
- Observasi TTV Mobilitas lambung dan
TD : 137/90 mmHg usus
RR : 18 x/m

N : 59 x/m
SB : 36.3°C Kembung dan
produksi gas

Mual dan muntah

Resiko
ketidakseimbangan
elektrolit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D:0037: Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d klien mengeluh mual sebelum dan saat
makan, klien mengatakan muntah 2x dipagi hari, klien tampak lemah, TTV: TD :137/90
mmHg, RR : 18 x/m, N : 59 x/m, SB : 36.3°C

INTERVENSI

N DX TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI


O
1. [D:0037] [L.03020] Keseimbangan cairan [I.03098] Manajemen cairan
Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi:
ketidakseimbangan maka diharapkan volume cairan 1. Monitor status hidrasi
elektrolit b.d klien meningkat dengan kriteria hasil 2. Monitor berat badan
mengeluh mual 1. Asupan cairan meningkat harian
sebelum dan saat 2. Asupan makanan meningkat Terapetik:
makan, klien 3. Denyut nadi membaik 3. Berikan asupan
mengatakan cairan,sesuai
muntah 2x dipagi kebutuhan
hari, klien tampak 4. Berikan cairan
lemah, intravena, jika perlu
- TTV:
TD:137/90 mmHg
RR: 18 x/m
N: 59 x/m
SB: 36.3°C
2.

Anda mungkin juga menyukai