Anda di halaman 1dari 65

Situs web : http://whitelove999.blogspot.

com/2012/08/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-
nyh.html

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny.H UMUR 22 TAHUN


G1POAO UK 7 MINGGU 6 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI BPS Ny. ARI GEMOLONG SRAGEN.

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60 0% multi gravida. Satu
diantara seribu kehamilan,gejala –gejala ini lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon esterogendan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung
yang berkurang. Pada umunya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut
hiperemesis gravidarum. Keluhan dan gejala serta perubahan fisiologi menentukan berat
ringannya penyakit.
Kondisi wanita seringkali sedikit membaik hanya dengan perawatan di rumah sakit,
beristirahat dan tidak dibebani tanggung jawab rutin mereka. Satu rangkaian tes dilakukan untuk
pemeriksaan hemoglobin, jumlah darah lengkap, urea, gula, fungsi hati, keseimbangan elektrolit
dan tes urin untuk pemeriksaan keton. Pengobatan dilakukan dengan memberikan infus larutan
garam, yang mungkin berisi glukosa, obat-obatan untuk menghentikan muntah & mungkin
vitamin. Memperbaiki definisi gizi dengan jalan menambahkan multivitamin diketahui dapat
meredakan simptom hiperemesis gravidarum dalam 24 jam.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun makalah yang berjudul
”ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny.H UMUR 22 TAHUN G1POAO UK 7
MINGGU 6 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI BPS Ny. ARI GEMOLONG
SRAGEN.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
dengan menggunakan tujuh langkah varney secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada Ny. H G1P0A0
dengan Hiperemesis Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen.
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada Ny. H G1P0A0 dengan Hiperemesis
Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada Ny. H G1P0A0 dengan
Hiperemesis Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada Ny. H G1P0A0 dengan Hiperemesis
Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada Ny. H G1P0A0 dengan Hiperemesis
Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada Ny. H G1P0A0 dengan
Hiperemesis Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada Ny. H
G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi (Rusman Mochtar, 1998:195)

B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 dari 1000 kehamilan. Faktor-faktor
presidisposisi yang dikemukakan :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik : karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik.
3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya.
4. Faktor endokrin : hipertiroid, diabetes, dan lain – lain

C. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipoglikemia, penurunan klorida urine, selanjutnya terjadi
hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat
toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak
sempurna hingga terjadi ketosis. Hipoglikemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan
lambung dapat robek ( sindrom Malloy – Wers ) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.

D. Manifestasi klinis
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila keadaan
umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
1. Tingkat I=Ringan
Mual muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan
turun dan rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit, takanan darah turun, turgor
kulit kurang, mata cekung dan lidah kering.
2. Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah , apatis,
turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik ( dehidrasi
), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri,
konstipasi. Dapat terjadi pula asetonia, dan dari nafas keluar bau aseton.
3. Tingkat III = Berat
Keadaan umum jelek, kesadaran asngat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus, dan
cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi yang
berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefaliti wernikle) dengan adanya nistaqmus,
diplopia, serta perubahan mental.

E. Diagnosis
Dari anamnesea didapatkan amenore, tanda kehamilan muda, dan muntah terus menerus.
Pada pemeriksaan fisikdidapatkan keadaan pasien lemah, apatis, somnolen sampai koma, nadi
meningkat samapi 100 kali per menit, suhu meningkat, tekanan darah menurun, atau ada tanda
dehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemkan kadar natrium dan klorida turun. Pada
pemeriksaan elektrolit ditemukan klorida turun dan dapat ditemukan keton.

F. Komplikasi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa
terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentribuler tanpa nekrosis.
2. Jantung: jantung atropi, lebih kecil dari normal, kadang kala ditemukan perdarahan sub-
endokardial.
3. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak.
4. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli konturti.

G. Penanganan
1. Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik.
2. Berikan cairan parental yang cukup seperti elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa
5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
3. Diuresis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbanga cairan
4. Sedatif yang diberikan biasanya berupa fenobarbital
5. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan kasadaran umum bertambah baik, coba berikan
minuman dan makanan yang sedikit demi sedikit ditambah
6. Dianjurkan pemberian vitamin B1 & B6 tambahan
7. Pada keadaan lebih berat berikan antiemetik
8. Berikan terapi psikologik untuk meyakinkan pasien, penyakitnya bisa disembuhkan serta
menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis.

H. Pencegahan
1. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.
2. Makan sedikit sedikit tetapi sering, berikan makanan biskuit, roti kering dengan teh hangat saat
bangun pagi dan sebelum tidur.
3. Hindari makanan berminyak dan berbau serta minuman yang banyak mengandung kafein seperti
coca cola, teh, kopi, dll.
4. Perbanyaklah istirahat serta olahraga secara teratur.
5. Hindari gerakan – gerakan yang tiba – tiba terutama saat bangun tidur.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL


PADA Ny. H UMUR 22 TAHUN G1POAO UK 7 MINGGU 6 HARI DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DI BPS Ny. ARI GEMOLONG SRAGEN

Tanggal/jam : 12 Desember 2011 / 15.00 WIB


Bidan : S. Aryanti
Tempat : BPS Ny. ARI

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal/jam : 12 Desember 2011 / 15.10 WIB
A. Data Subyektif
1) Identitas
Nama : Ny. H Nama suami : Tn. S
Umur : 22 tahun Umur : 24 tahun
Suku/bangsa : jawa/indonesia Suku bangsa : jawa/indo
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta Pekarjaan : swasta
Alamat : Dondong RT 7 RW 12 Gemolong
2) Alasan datang


Ibu mengatakan ini kehamilan anak pertamanya dan mengeluh mual muntah
sampai 7 kali sehari.
3) Kunjungan pertama Kunjuangan ulang
4) Data kebidanan
a. Haid
Menarche : 14 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : 28 hari
Sifat darah : Encer
Banyaknya : 3-4 x ganti pembalut/ hari
Dismenorhea : tidak dismenorhea
Keputihan : tidak keputihan
Amenorhea : ya, selama hamil
Keluhan : tidak ada
b. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 18 Oktober 2011
HPL : 25 Juli 2012
Umur kemilan: 7 minggu 6 hari
Riwayat ANC sejak umur kehamilan : 6 minggu
Tempat ANC : BPS Ny. ARI
Frekuensi ANC :
TRIMESTER FREKUENSI ANC
TM 1 2 kali
TM 2 Belum dikaji
TM 3 Belum dikaji

Keluhan-keluhan pada trimester :


TRIMESTER KELUHAN
TM 1 Mual, muntah, pusing , lemas ,
TM 2 Belum dikaji
TM 3 Belum dikaji

c. Riwayat kehamilan da persalinan yang lalu


Tidak ada
5) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
 Keluhan utama : Ibu mengatakan mual muntah 7 kali sehari sampai mengganggu aktivitas
dan badannya lemas.
 Riwayat penyakit yang menderita : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun ( ashma,
DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar
(jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90
mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan
keputihan Gatal – Gatal (PMS).
 Pengobatan yang telah didapat : Ibu mengatakan bahwa dia pernah mendapatkan
pengobatan sehubungan dengan kehamilannya yaitu Vitonal m , Likokalk Plus pada trimester
pertama.
 Alergi terhadap obat : Ibu mengatakan tidak Alergi terhadap obat
b. Riwayat kesehatan yang lalu
 Penyakit yang pernah diderita : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menurun ( ashma, DM
), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada berdebar – debar (jantung),sering
makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg
(Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan
Gatal – Gatal (PMS).
 Operasi yang pernah dialami : ibu mengatakan belum pernah mengalami operasi.

c. Riwayat kesehatan keluarga


 Riwayat Penyakit yang pernah diderita : Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita
penyakit menurun ( ashma, DM ), menular ( TBC ), menahun ( jantung ) seperti seperti dada
berdebar – debar (jantung),sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan
darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa
(Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).
 Operasi yang pernah dialami : ibu mengatakan dalam keluarganya belum pernah mengalami
operasi apapun.
 Keturunan Kembar : ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada keturunan kembar.

6) Riwayat KB
Ibu belum pernah ber –KB
Rencana KB : ibu mengatakan bahwa ada rencana ber – KB dengan jenis susuk setelah
melahirkan anak pertamanya.
Tanggapan suami : suami mendukung atas rencana ibu untuk ber – KB.
Jumlah anak yang diinginkan : 3 anak

7) Riwayat Psiko Sosial Ekonomi


a. Status Perkawinan
 Umur waktu menikah: 22 tahun, usia suami : 24 tahun
 Kawin berapa kali : Ibu mengatakan 1 kali menikah
 Lama perkawinan : Ibu mengatakan ± 3 bulan menikah
b. Respon ibu / keluarga terhadap kehamilannya
 Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : ibu mengatakan bahwa dia merasa cemas dan
khawatir dengan kehamilannya.

 Penerimaan ibu terhadap kehamilannya saat ini :


ibu mengatakan bahwa dia sangat menerima kehamilannya dan mengharapkan kehamilannya
baik – baik saja.
 Tanggapan suami / keluarga terhadap kehamilannya : ibu mengatakan keluarganya
khawatir dan cemas terhadap kehamilannya.
 Rencana menyusui : ibu mengatakan ada rencana menyusui setelah kelahiran bayinya selama
2 tahun.
 Pengambilan keputusan dalam keluarga : ibu mengatakan bahwa suaminya sebagai
pengambil keputusan dalam keluarganya.
c. Kebiasaan Hidup
 Merokok dan minuman keras : tidak
 Minum jamu : tidak
d. Beban kerja dan kegiatan sehari – hari : ibu bekerja sebagai karyawati di pabrik.
e. Rencana melahirkan
Tempat : ibu mengatakn ingin melahirkan di BPS Ny. ARI
Penolong : Bidan ARI
f. Kebiasaan sehari – hari
Kebutuhan Sebelum Hamil Saat Hamil
# Pola Makan
Frekuensi 3x sehari 3x sehari
Porsi 1 piring 1 piring
Jenis makanan Nasi, lauk,sayur Nasi, lauk,sayur
Makanan pantang Tidak ada Pedas, Asam dan Berbau
Keluhan Tidak ada Mual, Muntah
Merokok Tidak Tidak
Minuman keras Tidak Tidak
Minum jamu Tidak Tidak

# Istirahat
Lama Tidur 7-8 jam/hari 5-6 jam/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# Personal Hygiene
Mandi 2xsehari 2xsehari
Keramas 3x seminggu 3x seminggu
Sikat Gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti Pakaian 2x sehari 2x sehari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# Kehidupan seksual
Frekuensi 3 x seminggu 1 x seminggu
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# Eliminasi
Frekuensi BAK 4-5x sehari 9 x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas Khas
Keluhan Tidak ada Sering kencing
Frekuensi BAB 1x sehari 1x sehari
Warna Kuning Coklat kehitaman
Bau kecoklatan Khas
Konsistensi Khas Padat
Keluhan Lembek Kadang sulit BAB
Tidak ada

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum: Sedang Kesadaran : CM
b. Tanda-tanda vital:
T: 120/80 mmHg
N: 86 x/ menit
S: 370C
R: 24 x/menit
c. Berat badan sebelum hamil : 45 kg Sekarang: 54 kg
d. Tinggi badan : 160 cm
e. Lila : 25 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
ambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik, kulit kepala tidak ada lesi
Wajah : tidak ada oedem, simetris
ata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
idung : bersih, tidak ada polip, simetris, tidak ada secret
ulut : bersih, warna kemerahan, siemtris
igi : gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
usi : warna kemerahan, tidak ada oedem
ibir : warna merah, ada kelembapan, simetris, tidak ada lesi
elinga : bersih,tidak ada serumen
b. Leher :
Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
Kelenjar Parotis : tidak ada pembengkakan
Bentuk : simetris
Massa : tidak ada massa
Kekakuan : tidak ada
c. Dada
Auskultasi jantung : normal
Auskultasi paru : normal
Bentuk : simetris
d. Payudara
Pembesaran : Ada
Bentuk dan ukuran : Simetris
Warna : Normal
Keadaan putting : Menonjol
Pengeluaran : Tidak ada
Jenis : Tidak ada
Hyeprpigmentasi : Areola
Benjolan : Tidak ada benjolan / massa
Nyeri : Tidak nyeri
KGB Axila : tidak ada pembesaran

e. Abdomen :
 Hiperpigmentasi : Tidak ada
 Bekas luka OP : tidak ada bekas luka OP
 Bentuk : Simetris
 Palpasi Leopold :
- Leopold I :-
- Leopold II : -
- Leopold III :-
- Leopold IV :-
 DJJ :-
 TFU : -
 TBJ :-
f. Ekstremitas
Oedema : tidak oedem
- -
- -
Kuku jari : tidak pucat
Varises : tidak ada
Reflek patela : +/+
Turgor Kulit : Sedang
g. Genetalia Eksterna : tidak dilakukan pemeriksaan
h. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan
i. Pemeriksaan Inspekulo : tidak dilakukan pemeriksaan
j. Pemeriksaan Panggul Luar : tidak dilakukan pemeriksaan

II. INTERPRESTASI DATA


Tanggal/jam : 12 Desember 2011 / jam 15.15 WIB
1. Diagnosa Kebidanan
Ny. H umur 22 tahun G1P0A0 , umur kehamilan 7 minggu 6 hari dengan Hiperemesis
Gravidarum.
Dasar =
S = ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan umur kehamilannya 7
minggu 6 hari.
O = keadaan umum : baik kesadaran: CM
VS : T : 120/80 mmHg N : 86x/ menit
R : 20 x/menit S : 37 oC
HPHT : 18 Oktober 2011
HPL : 25 Juli 2012
UK : 7 minggu 6 hari
Palpasi leopold : teraba balotement
Turgor Kulit : Sedang
2. Masalah : Cemas
Dasar :S : ibu mengatakan cemas dengan keadaannya karena muntah – muntah terus.
O : ibu tampak cemas dan bertanya – tanya tentang keadaanya.
III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN
Tanggal/jam : 12 Desember 2011 / 15. 20 WIB
1. Beritahu ibu bahwa kondisi ibu dan kehamilannya..
2. Observasi KU dan VS.
3. Beritahu ibu tentang cara mengurangi mual muntah
4. Beri dukungan dan motivasi pada ibu
5. Berikan terapi
6. Anjurkan ibu untuk kontro kembali setelah obat habis atau bila ada keluhan.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal / jam : 12 Desember 2011 / 15.25 WIB
1. Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu dan kehamilannya..
2. Mengobservasi KU dan VS.
3. Memberitahu ibu tentang cara mengurangi mual muntah seperti :
 Istirahat yang cukup
 Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat membantu mengurangi rasa
mual ( roti, kentang , biskuit ) dan banyak makan sayur dan buah.
 Makan sedikit – sedikit tapi sering.
 Di pagi hari sewaktu bangu tidur jangan langsung terburu – buru bangun. Cobalah duduk dahulu
dan perlahan – lahan berdiri, bila sangat mual ketika bangun, siapkan snack atau biscuit di dekat
tempat tidur, dan memakannya sebelum berdiri.
 Hindari makanan yang merangsang mual seperti makanan berbumubu menyengat, asam ,manis,
amis dan berminyak.
 Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi karena muntah. Hindari minum yang
mengandung cafein, teh dan kopi.
4. Memberi dukungan dan motivasi pada ibu

5. Memberikan terapi:
 Folaxin 1 x 500 mg/ hari
 Likokalk Plus 1 x 500 mg/ hari
6. Anjurkan ibu untuk kontro kembali setelah obat habis atau bila ada keluhan.

VII. EVALUASI
Tanggal / jam : 12 Desember 2011 / 15. 35 WIB
1. keadaan umum : sedang kesadaran: CM
VS : T : 100/70 mmHg N : 84x/ menit
R : 24 x/menit S : 36,8 oC
2. Ibu sudah mengetahui konsdisi ibu dan kehamilannya.
3. Ibu sudah mengerti tentang cara mengurangi mual dan muntah.
4. Ibu sudah tidak cemas lagi setelah mendapatkan pengobatan bahwa mual muntah saat hamil
muda itu sering terjadi pada kehamilan yang pertama.
5. Ibu sudah diberikan terapi.
6. Ibu bersedia untuk kontrol kembali setelah obat habis atau bila ada keluhan.
BAB IV

PENUTUP

I. Kesimpulan

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil Ny. H
dengan Hiperemesis Gravidarum dengan tujuh langkah varney, penulis menyimpulkan :
Penulis telah mendapatkan pengalaman nyata dalam penerapan asuhan kebidanan ibu
hamil normal Ny. H dengan Hiperemesis Gravidarum dengan menggunakan tujuh langkah
varney secara komprehensif.
Hasil pengkajian yang penulis didapatkan yaitu : Ku= sedang,kesadaran= CM, T: 120/80
mmHg, N: 86x/menit, R: 24 x/menit, S: 37oC, HPHT : 18 Oktober 2011, HPL : 25 Juli 2012, UK
: 7 minggu 6 hari,. Dalam keadaan normal ibu tidak mmpunyai penyakit menurun (DM),
menular (hepatitis), menahun (jantung), perencanaan: beritahu ibu bahwa kondisi ibu dan
kehamilannya, observasi KU dan VS, beritahu ibu tentang cara mengurangi mual dan muntah ,
memberi dukungan moril, berikan terapi. Evaluasi : Ku= baik ,kesadaran= CM, T: 100/70
mmHg, N: 84x/menit, R: 24 x/menit, S: 36,8oC,ibu sudah mengetahui kondisi ibu dan
kehamilannya, ibu sudah mengerti tentang cara mengurangi mual dan muntah, ibu sudah
diberikan dukungan moril, ibu sudah diberikan terapi.
Selama melaksanakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan kesenjangan antara
teori dan praktek.
II. Saran

1) Bagi Nakes
Dapat meningkatkan dan ketrampilan untuk memberikan pelayanan yang baik untuk ibu hamil
2) Bagi Ibu Hamil
Hendaknya dapat bekerja sama dengan bidan dan melaksanakan nasehat bidan, seperti :
 Rutin untuk melakukan ANC
 Dapat memenuhi kebutuhan oksigen
 Meningkatkan personal Hygine

DAFTAR PUSTAKA
 Prawirohadjo, S. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarata: EGC
 Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obsetri Fisiologi, Obsetri Patologi Jilid I. Jakarta : EGC.
 Manuaba, 2001. Kapita Selekta pelaksanaan Rutin Obstetri dan Ginekologi . Jakarta: EGC
 Anonim, 1993. Obstetri Fisiologi. INPAD Bandung: ELMAN
 Winkjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
 Winkjosastro., Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.
 Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP-SP.
DAFTAR PUSTAKA

- Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

- Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC

- Mansyoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi 2. Jakarta : FKUI Media Aesculapius

- Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Jakarta : EGC

- Wesson, Nicky. 2002. Morning Sickness. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Situs web : http://divega2.blogspot.com/2012/07/askeb-hiperemesis-


gravidarum_11.html

ASKEB HIPEREMESIS GRAVIDARUM

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sehubungan dengan adanya suatu program pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat seoptimal mungkin, maka kami melatih diri untuk ikut berpartisipasi dalam
memberikan pelayanan yang optimal. Salah satunya pada ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum.
Dalam perawatan pada penderita hiperemesis gravidarum dengan menggunakan asuhan kebidanan
yang dilakukan mulai pasien masuk ke Rumah Sakit sampai pasien pulang.
Hiperemesis gravidarum ini gejalanya mual dan muntah yang berlebihan yang merupakan
gangguan paling sering kita jumpai pada kehamilan muda terutama pada ibu primigravida. Ini
disebabkan karena adanya peningkatan dan perubahan produksi hormonal dan faktor psikologi
dari ibu hamil. Dalam merawat hiperemesis gravidarum ini sebaiknya penderita dirawat di
Puskesmas Rawat Inap / Rumah Sakit karena memerlukan perawatan secara intensif agar tidak
terjadi komplikasi yang lebih berat sehingga dapat menghambat pertumbuhan janin.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Diharapkan penulis mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
hiperemesis gravidarum di RSUD dr. Soetomo Surabaya.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada kasus hiperemesis gravidarum.
b. Menentukan masalah diagnosa pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
c. Menentukan antisipasi masalah potensial pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
d. Menentukan kebutuhan segera pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
e. Menentukan intervensi yang akan dilakukan pada pada klien dengan hiperemesis gravidarum.
f. Melakukan intervensi yang telah ditentukan.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan.

1.3 Batasan Masalah


Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis hanya membahas masalah
yang timbul pada Ny. N dengan hiperemesis gravidanun.

1.4 Metode Penulisan


1.4.1 Studi Kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan
hiperemesis gravidarum
1.4.2 Praktek Langsung
Melakukan pendekatan dan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
di Puskesmas Porong.
1.4.3 Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis juga melakukan konsultasi dengan Bidan
kordinator.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Batasan Masalah
1.4. Metode Penulisan
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian
2.2. Etiologi
2.3. Gejala dan Tindakannya
2.4. Patologi
2.5. Penanganannya
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1. Melakukan Pengkajian
3.2. Menentukan Diagnosa / Masalah
3.3. Menentukan Antisipasi Masalah Potensial
3.4. Menentukan Kebutuhan Segera
3.5. Menentukan Intervensi yang Telah Direncanakan
3.6. Melakukan Intervensi yang Telah Direncanakan
3.7. Melakukan Evaluasi dari Asuhan yang Telah Diberikan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Hiperemesis Gravidarum


2.1.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual dan muntah dengan kondisi yang lebih serius.
(Debbie Holmes dan Philip N. Baker)
Hiperemesis gravidarum adalah emosi gravidarum yang berat dan berlangsung sampai 4
bulan sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi buruk. (Sarwono Prawiharjo, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan
sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk, paling sering dijumpai pada kehamilan
trimester I terutama ditemukan pada primigravida. (Arif Mansjoer, 1999).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang berat yang dapat berlangsung
sampai 4 bulan yang di sebabkan karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam
serum. (Sarwono Prawirohardjo, 2001).
2.1.2 Etiologi
Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan – perubahan yang cukup besar yang
mungkin merusak keseimbangan di dalam tubuh, terutama perubahan endokrin misalnya
hipofungsi cortex gland suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung.
Tetapi bagaimana reaksi seorang wanita terhadap kejadian kejadian tersebut diatas, tergantung
pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu itu terhadap kehamilannya.
Pada Hiperemesis yang berat dapat di ketemukan Necrose di bagian sentral lobulus hati
atau degenerasi lemak pada hati. Kelainan ini rupa-rupanya disebabkan oleh kelaparan bukan
karena adanya toksin-toksin.Mungkin juga terdapat kelainan degenerative pada ginjal. Kadang-
kadang ada polyneuritis akibat kekurangan vitamin B karena muntah. Secara pendek etiologi
belum jelas,tetapi factor psikis sangat mempengaruhi penyakit ini.( Sastrawirsata Sulaeman,
1984 )
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang
telah ditemukan yaitu :
1. Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah prininggravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda.
2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organic.
3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan
pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu,
di duga dapat menjadi factor kejadian hyperemesis gravidarum. Dengan perubahan suasana dan
masuk rumah sakit, penderitaannya dapat berkurang sampai menghilang.
5. Faktor adaptasi dan hormonal, pada ibu hamil yang kekurangan darah labih sering terjadi
hyperemesis gravidarum. Yang termasuk dalam ruuang lingkup adaptasi adalah ibu hamil
dengan anemia, wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada kehamilan ganda dan mola
hidatidosa. Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormone estrogen
dan gonadotropin chorionic, sedangkan pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa, jumlah
hormone yang dekeluarkan terlalu tinggi, dan menyebabkan terjadi hyperemesis gravidarum.
(Sarwono P, 2007).
2.1.3 Gejala dan Tingkatannya
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila keadaan
umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis. Hiperemesis gravidarum, menurut berat
ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan.
Tingkat 1 : Ringan
Mual muntah terus menerus mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, tidak
nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100 kali per
menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering, mata cekung.
Tingkat 2 : Sedang
Penderita lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah kering dan kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat badan turun, mata
cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria
dan nafas bau aceton.
Tingkat 3 : Berat
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai
koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi menurun, icterus,
komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks) dengan gejala :
nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.
(Sarwono P, 2007).
2.1.4 Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus-menerus
dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremi, hipokloremia, penurunan klorida urin,
selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan
menyebabkan tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak
menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna. (Mansjoer, arif, dkk. 2008).
Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
asam aseton asetic, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan dan
kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstrseluler dan
plasma berkurang. Dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan
mengurang pula dan tertimbunyya zat metabolic yang toksik. Terganggunya keseimbangan
elektrolit seperti hipokalimia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya dapat
menambah frekuensi muntah dan merusak hepar, selaput lendir esophagus dan lambung
dapat robek (Sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal. Pada
umumnya robekan ini ringan dan perdarahan dapat berhenti sendiri. Jarang sampai
diperlukan transfuse atau tindakan operatif.(Sarwono P, 2007)

2.1.5 Penatalaksanaan
2.1.5.1 Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan
maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan dalam
porsi kecil /sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa
oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. (Ida Ayu C. Manuaba, 2008).
2.1.5.2 Terapi Obat
Terapi obat diberikan apabila cara di atas tidak mengurangi keluhan dan gejala. Tetapi
perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Dapat menggunakan sedativa
(luminal, stesolid), vitamin (BI dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, acopreg, avomin,
torecan) antasida dan anti mulas. Pada keadaan lebih berat diberikan anti emetic seperti disiklomin
hidrokloride atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di Rumah Sakit. (Sarwono P, 2007).
2.1.5.3 Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik. Catat
cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang
tanpa pengobatan. (Sarwono, 2007).
2.1.5.4 Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan
menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini. (Sarwono, 2007).
2.1.5.5 Cairan Parenteral
Cairan parenteral yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glucose
5% dalam cairan garam fisiologissebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan
vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Dibuat daftar control caran yang masuk
dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan
bertambah baik. (Sarwono, 2007).
2.1.5.6 Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan III Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit
1. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah banyak
mengurangi mual muntahnya
2. Isolasi
Jangan terlalu banyak tamu. Kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk.
Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
3. Terapi psikologis
Berikan pengertian bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis. Jadi
tidak perlu takut dan khawatir. Penambahan cairan
Berikan infus Dextrose / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter/24 jam.
4. Berikan obat-obatan seperti te1ah dikemukakan di atas.
Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum
penderita dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan. (Mochtar R.. 1998).

2.2 Konsep Asuhan Kebidanan pada Hiperemesis Gravidarum


2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Identitas
1. Nama Klien
Nama klien, ibu dan ayah perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan dengan klien lain
(Kristina Ibrahim, 1984)
2. Umur
Digunakan untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau tidak. Wanita hamil
umumnya tidak boleh kurang dari 16 tahun dan lebih dari 35 tahun. (Manuaba, 1998 : 326)
3. Agama
Untuk memudahkan dalam memberikan nasehat spiritual sesuai dengan kepercayaan yang
dianut.
4. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien, sehingga dalam memberikan asuhan disesuaikan
dengan tingkat pengetahuan.
5. Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat ekonomi klien dan pengaruh pekerjaan terhadap kehamilan klien.
6. Alamat
Untuk memudahkan dimana tempat tinggal klien, sehingga memudahkan petugas kesehatan
dalam melakukan kunjungan rumah.

2.2.1.2 Anamnesa
Pada tanggal :
Pukul :

1. Alasan kunjungan ini Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya.
2. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat Mesntruasi
Yang perlu ditanyakan adalah :
 menarche untuk mengetahui keadaan alat kelamin dalam normal atau tidak
 siklus menstruasi untuk mengetahui adanya penyakit yang menyertai.
 Haid terakhir lamanya
 Banyaknya darah yang keluar
 Konsistensinya
 Teratur tidaknya haid yang digunakan untuk membantu diagnosa lamanya kehamilan dan untuk
memperhitungkan taksiran persalinan.
b. Pergerakan anak
Pada kasus Hyperemesis Gravidarum pergerakan belum dirasakan karena pada kasus ini terjadi
pada trimester I.
c. Tanda- tanda kehamilan
Pada kasus hamil untuk menemukan apakah kehamilan ini diketahui melalui proses pemeriksaan
laboratorium.
d. Keluhan
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya klien mengeluh mual dan muntah yang berlebihan
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
e. Diet / makan
Makan dan jenis makanan pada kasus hyperemesis gravidarum makanan yang berlemak
merangsang mempengaruhi ibu yang mengakibatkan tidak nafsu makan.
f. Pola eliminasi
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya pasien BAB mengalami konstipasi dan BAKnya
mengalami oliguri.
g. Aktivitas sehari – hari
Pada kasus hyperemesis gravidarum aktivitanya terganggu karena biasanya badanya terasa
lemah.
h. Imunisasi TT
Untuk mencegah tetatus nenatorum, maka ibu hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi TT2 kali
dengan interval 4 minggu dari TT1.
i. Kontrasepsi yang pernah digunakan
Untuk mengetahui kontrasepsi apa yang pernah digunakan.
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
yang ditanyakan berapa kali itu hamil atau sekarang ini anak yang keberapa.
4. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Karena penyakit yang pernah diderita dapat timbul kembali karena keadaan ibu yang lemah pada
waktu kehamilan atau setelah melahirkan nanti. Pertanyaan yang diajukan nanti adalah apakah
pernah menderita penyakit hepatitis yang bisa menurun pada bayi melalui trans plasenta,
penyakit jantung, paru-paru, diabetes mellitus, gemelli, apakah alergi terhadap makanan dan
obat-obatan, apakah punya kebiasaan merokok dan minum jamu-jamuan.
5. Susunan keluarga yang tinggal dirumah.
Digunakan untuk mengetahui struktur keluarga yang tinggal serumah, serta berapa besar
tanggungan hidup keluarga yang dapat berpengaruh pada kehamilan. Kepercayaan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas untuk mengetahui apakah ibu punya keyakinan
dengan kehamilan, persalinan, nifas atau tidak.
6. Riwayat kesehatan keluarga.
Karena dalam kehamilan daya tahan tubuh ibu menurun bila ada penyakit yang menular dapat
lekas menular kepada ibu dan mempengaruhi janin. ( Prawirohardjo : 2002 : 278 )
2.2.1.3 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
 Kesadaran : Pada kasus hiperemesis gravidarum umumnya lemah.StabilMenurun dari
composmentis sampai koma
 Untuk mengetahui Keadaan emosional yang dialami oleh ibu
2. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan darahnya turun.
 Nadi : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat
> 100 x menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278)
 Suhu : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum suhu tubuhnya meningkat.
3. Muka
 Kelopak mata : Cekung
 Konjungtiva : Pucat
 Sklera : Putih
 Cloasma gravidarum : ada atau tidak ada.
 Oedem : ada atau tidak ada
4. Hidung
 Polip : ada atau tidak ada
 Pendarahan : ada atau tidak ada
 Sekret : ada atau tidak ada
 Peradangan : ada atau tidak ada
5. Mulut dan Gigi
 Caries : ada atau tidak ada
 Gusi : ada pendarahan atau tidak ada
 Tonsil : ada pembengkakan atau tidak ada
6. Telinga
 Serumen : ada/ tidak
7. Pembesaran kelenjar tiroid : ada/ tidak
8. Pembesaran kelenjar limfe : ada/ tidak
9. Dada
 Jantung : ictus cordis regular/ tidak
 Paru-paru : ada/ tidak ronchi dan wheezing
 Payudara
- Bentuk : simetris/ tidak
- Kebersihan : bersih/tidak
- Benjolan : ada/ tidak
- Rasa Nyeri : ada/ tidak
10. Punggung dan pinggang
 Posisi tulang belakang : lordosis/ tidak
 Pinggang nyeri : ada/ tidak nyeri ketuk
11. Ekstermitas atas dan bawah
 Oedema kanan / kiri :ada/ tidak ada
 Kekakuan sendi dan otot :ada/ tidak ada
 varises kanan/kiri : ada/tidak ada
 Reflek patella : kanan/kiri positif/ negatif
12. Abdomen
 Linea : Tidak ada
 Striae : Tidak ada
 Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau tidak
 Benjolan : tidak ada
 Konsistensi : lembek
13. TFU
 Leopold I
a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil
b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus
c. Konsistensi uterus
 Leopold II
a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
b. Menentukan letak punggung janin
 Leopold III
a. Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah
b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas
panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan )
 Leopold IV
a. Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil
b. Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul. ( Mochtar : 1990;92 )
12. Fetus DJJ : belum terdengar
13. Anogenital
 Vagina : Terdapat tanda chadwick, elastisitas bertambah, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartolini dan skene.
 Anus : Tidak ada haemoroid
2.2.2 Interprestasi Data
 Diagnosa Dasar Masalah Kebutuhan :
 G…P…A…
Hiperemesis Gravidarum biasanya terjadi pada kehamilan trimester 1 sehingga ketika
dilakukkan pemeriksaan leopold janin masih teraba balotement dengan keadaan ibu hamil
mengalami hiperemesis gravidarum.
a. Muntah > 10 x dalam 24 jam
b. Mata cekung
c. Bibir kering
d. Berat badan turun
e. Tekanan darah sistole 90-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg
f. Pernafasan 16-20 x/menit
g. Nadi 60-100 x/menit
h. Suhu 36-37 0C
i. Ibu merasa cemas
k. Konseling lebih lanjut
2.2.3 Indentifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Pada langkah ini dapat diidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi.
Diagnosa potensial
Pada janin : IUGR, Abortus
Pada ibu : Hyperemesis gravidarum tingkat lebih tinggi
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Dalam teori mengatakan bagi penderita hiperemesis gravidarum tingkat I tidak diperlukan
kolaborasi dengan SpOG. (Mochtar, 1998 : 195).
2.2.5 Perencanaan Asuhan secara menyeluruh
2.2.5.1 Periksa kemungkinan lain mual antara lain faktor penyulit dalam kehamilan dan penyakit yang
memerlukan pembedahan seperti apendisitis atau ileus obstruktif lainnya.
2.2.5.2 Lakukan pemeriksaan darah :
Hemoglobin,
BUN dan serum creatinibe
Elektrolit
Gula darah
Test Fungsi Hepar, Kadar TSH dan tiroksin
2.2.5.3 Batasi asupan makan makan per oral.
2.2.5.4 Berikan terapi cairan untuk mengatasi dehidrasi
2.2.5.5 Lakukan pemberian makanan via NGT – naso gastric tube bila hiperemesis parah.
2.2.5.6 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
Anti alergi (Antihistamin, Dramamin, Avomin dll.)
Anti emetik (Mediamer B6, Emetrole dll.)
Vitamin (terutama B kompleks, vitamin C)

.
2.2.6 Pelaksanaan
2.2.6.1 Memeriksa kemungkinan lain mual antara lain faktor penyulit dalam kehamilan dan penyakit
yang memerlukan pembedahan seperti apendisitis atau ileus obstruktif lainnya.
2.2.6.2 Melakukan pemeriksaan darah :
Hemoglobin,
BUN dan serum creatinibe
Elektrolit
Gula darah
Test Fungsi Hepar, Kadar TSH dan tiroksin
2.2.6.3 Membatasi asupan makan makan per oral.
2.2.6.4 Memberikan terapi cairan untuk mengatasi dehidrasi
2.2.6.5 Melakukan pemberian makanan via NGT – naso gastric tube bila hiperemesis parah.
2.2.6.6 Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
Anti alergi (Antihistamin, Dramamin, Avomin dll.)
Anti emetik (Mediamer B6, Emetrole dll.)
Vitamin (terutama B kompleks, vitamin C)
2.2.7 Evaluasi
2.2.7.1 Ibu mengerti dan bisa mengulangi konseling yang diberikan.
2.2.7.2 Ibu bersedia untuk tidak makan-makanan yang berminyak
2.2.7.3 Ibu bersedia makan sedikit tapi sering
2.2.7.4 Ibu bersedia banyak minum
2.2.7.5 Ibu bersedia untuk tidak memakan makanan dan meminum-minuman yang asam
2.2.7.6 Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
2.2.7.7 Ibu telah mendapatkan terapi obat
2.2.7.8Ibu bersedia untuk datang pada kunjungan ulang berikutnya

BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Tanggal 18-2-2012 Jam 10.00


3.1.1 Data Subyektif
1. Biodata

Nama : Ny. N
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA Tamat
Pekerjaan : Swasta / Karyawati Pabrik
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Margodadi gang 2 no 78 Surabaya
Nikah : 1 kali lamanya 5 bulan
No. RM : 49625
MRS : 18- 2- 2012 jam 09.00
Nama Suami : Tn. M
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Margodadi gang 2 no 78 Surabaya

2. Keluhan utama

Ibu mengatakan mual dan muntah sejak 1 minggu yang lalu (11 -2-2012)

3. Riwayat kehamilan sekarang

Ibu mengatakan hamil pertama kali dengan umur kehamilan 2 bulan. Hari pertama haid terakhir
tanggal 21-11-2011. Perkiraan persalinan tanggal 28-8-2012.
Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan anak. Selama hamil memeriksakan kehamilannya di
bidan 1 kali dan mendapat TT 1 x.
Selama hamil mual dan muntahnya jarang, tapi sejak tanggal 11-2-2012 tiap kali makan merasa
mual dan langsung muntah, pusing (-), badan tidak enak, nafsu makan tetap baik.

4. Riwayat penyakit klien


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti : TBC, hepatitis maupun
penyakit menurun seperti : ashma, DM, penyakit jantung maupun hipertensi.

5. Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis)
maupun penyakit keturunan (ashma, DM) kecuali ibunya (ibu dari klien) menderita hipertensi.
Dalam keluarganya tidak ada riwayat persalinan kembar.

6. Riwayat kebidanan

a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : ± 28 hari
Lama : ± 5 hari
Warna : Merah
Banyaknya : Cukup (hari I & II ganti softex 4 kali dalam I hari) Dismenorhea : (-)
Fluor albus : (-)
b. Riwayat kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan metode kontrasepsi.
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan yang pertama.
7. Keadaan psikososial spiritual
- Ibu sangat menginginkan kehamilan ini karena merupakan anak yang pertama
- Ibu mengatakan kalau makan di rumahnya sendiri selalu mual / muntah tetapi kalau makan di
rumah ibu / kakaknya tidak muntah
- Ibu mengatakan kalau sikat gigi sering muntah
- Hubungan dengan suami ataupun keluarganya baik
- Ibu tinggal di rumahnya sendiri dengan suaminya
- Ibu mengatakan beragama Islam
- Selama hamil ibu tetap melakukan sholat lima waktu
8. Pola Kehidupan Sehari-hari
Sebelum Sakit Sesudah Sakit

 Pola nutrisi
Makan 3-4 kali sehari, porsi Ibu bila makan selalu mual dan langsung
sedang dengan nasi, lauk muntah Minum air putih dan susu
pauk, sayur, buah, Minum air hangat ± 3 gelas/hari
putih dan susu ± 7-8
gelas/hari
 Pola eliminasi

BAB tiap pagi, lancar Selama sakit BAB 2 hari sekali

BAK + 8 kali/hari BAK + 5 kali/hari

 Pola aktivitas
lbu bisa melakukan pekerjaan Ibu hanya berbaring di tempat tidur
rumah tangga (mencuci, untuk pemenuhan kebutuhan lainnya
menyapu, memasak) dibantu olah orang lain
 Pola istirahat/tidur
Tidur siang hari + 2 jam Sepanjang hari ibu tiduran di tempat
Tidur malam hari + 8 jam tidur
Kalau ada waktu luang Tidur ± 11 jam/hari
digunakan untuk istirahat
 Personal higiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi Mandi 2x/hari, gosok gigi 1x/hari dan
2x/hari dan ganti baju tiap ganti baju tiap kali habis mandi
habis mandi

3.1.2 Data Obyektif


3.1.2.1 Pemeriksaan umum
1. Keadaan umum ibu : Agak pucat
2. Kesadaran : Baik
3. BB sebelum sakit : 50 kg
4. BB sekarang : 49 kg (dalam 5 hari BB menurun ± 5 kg)
5. TB : 150 cm
6. TD : 120/0 mmHg
7. Suhu : 363oC
8. Nadi : 80 x/m
9. RR : 20 x/m
3.1.2.2 Pemeriksaan fisik
Muka : Agak pucat, tidak ada bekas luka, cloasma gravidarum (-)
Mata : Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklerata mata tidak icterus, conjugntivitis (-)/(-), bintik bitot (-
)/(-), kelopak mata cowong
Hidung : Kebersihan cukup, pengeluaran cairan (-), epistaxis (-), pilek lama (-)
Mulut : Bibir pucat, stomatitis (-), tanda rhagaden (-), bibir kering, gigi agak kotor, caries gigi tidak ada,
gusi tidak berdarah
Telinga : Simetris, kebersihan cukup, pendengaran baik, pengeluaran cairan (-)
Leher : Luka bekas operasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tyroid/gondok (-),
pembesaran vena jugularis (-)
Ketiak : Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe (-), tanda aksesoriasis mamae (-)
Tangan : Simetris, jari-jari lengkap, tangan kiri terpasang infus D5 % 30 tetes/menit
Dada : Mamae besar, puting susu menonjol, pembesaran kelenjar montgomery (-), hiperpigmentasi
areola mamae primer dan sekunder (+)/(+), striae lividae dan albican (-)/(-)
Perut : Perut datar, pusat masuk ke dalam, luka bekas operasi (-), hiperpigmentasi linea nigra (+), striae
lividae (-), striae albican (-)
Lipat paha : Kebersihan cukup, iritasi (-), pembesaran kelenjar limfe, tanda hernia inguinalis (-)
Kaki : Simetris, odema (-)/(-), varices (-)/(-), tibia baik, telapak kaki cekung
Punggung : Simetris, kelainan (-)
Anus : Kebersihan cukup, tanda-tanda haemorhoid (-)
Vulva : Labia tidak udema, bartolinitis (-), condilomatalata (-), condiloma akuminata (-), rectokel (-),
sistokel (-), jaringan parut (-), tanda chadwick (+), pengeluaran cairan (-)
3.1.2.3 Pemeriksaan khusus
Palpasi : TFU 3 jari atas simfisis
Perkusi : Reflek patela (+)/(+)
3.1.2.4 Terapi yang diberikan
1. Infus D5 % 30 tetes/menit
2. Inj. Primperan III 3 x 1 ampul/hari
3. Inj. Ulsikur II 2 x 1 ampul/hari
4. Inj. Ulsikur 11 2 x 1 ampul/hari

3.2 Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual


1. GI P00000, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum.
DS : - Ibu mengatakan hamil pertama kali dengan umur kehamilan 3 bulan.
- Ibu mengatakan tiap kali makan mual dan langsung muntah sejak 4 hari yang lalu.
DO : - Ibu lemah, bibir kering, kelopak mata cekung.
- Muka pucat, conjungtiva pucat.
- Diberi makan langsung muntah.
- TFU 3 jari atas simfisis.
- Vital sign :
TD : 120/80 mmHg.
S : 363oC.
N : 80 x/menit.
Rr : 20 x/menit.
- BB turun 5 kg.
Kebutuhan: -Rehidrasi sesuai dengan advis dokter.
- KIE tentang hiperemesis gravidarum.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
DS : - Ibu mengatakan bila makan dan minum selalu muntah.
DO : - K/u lemah.
- BB turun 5 kg.
- Bila diberi makan langsung muntah.
- Bibir kering, kelopak mata cowong.

3.3 Identifikasi Masalah Potensial


Potensial terjadinya dehidrasi berat.
DS : - Ibu mengatakan bila makan dan minum langsung muntah.
DO : - Ibu muntah terus menerus.
Kebutuhan: - Rehidrasi.

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


1. Rehidrasi sesuai dengan advis dokter.
2. KIE.

3.5 Rencana Asuhan


1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga.
Rasional : Terjalin hubungan kerjasama yang baik dan timbul rasa saling percaya.
2. Jelaskan tentang keadaannya.
Rasional : Menambah pengetahuan ibu/keluarga.

3. Observasi keadaan umum dan vital sign tiap 8 jam.


Rasional : Mengetahui kelainan sedini mungkin.
4. Observasi mual, muntah.
Rasional : Mengetahui derajat dehidrasi.
5. Laksanakan terapi sesuai advis dokter.
- Inj. Primperan 3x1 ampul/hari.
- Inj. Ulsikor 3x1 ampul/hari.
- Plantacid F syrup 3 x 1 sendok teh/hari.
Anvomer 3x1 tablet/hari.
Rasional : Sebagai fungsi dependent seorang bidan.

3.6 Implementasi
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menggunakan komunikasi terapeutik
dengan cara :
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan dan mendengarkan keluhan ibu dengan baik
2. Menjelaskan tentang keadaannya bahwa hal tersebut dikarenakan terjadinya peningkatan
hormon HCG didalam tubuhnya, bisa juga disebabkan dari psikologis ibu sendiri. Dan hal
tersebut biasanya akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan
3. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
- Keadaan umum masih lemah
- TD : 120/80 mmHg
- S : 372oC
- N : 88 x/menit
- Rr : 20 x/menit

4. Mengobservasi mual dan muntah


- Setiap kali makan dan minum ibu masih mual dan muntah
5. Memberikan terapi sesuai advis dokter
- Primperan dan ulsikor (jam 10.00-18.00-02.00)
- Jam 10.00 : Inj. Primperan 1 ampul, inj. Ulsikur 1 ampul
- Jam 11.00 : Ganti infus RL 500 ml 30 tetes/menit
- Jam 14.00 Plantacid fork syp 2 sendok teh, anvomer 1 tablet
- Jam 22.00 Anvomer 1 tablet, Plantacid fork syp 2 sendok teh

3.7 Evaluasi
1. Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
2. Ibu dapat menerima dan memahami keadaannya saat ini.
3. Ibu kooperatif saat petugas melakukan pemeriksaan.
4. Ibu bersedia melakukan anjuran petugas kesehatan dan beesdia untuk diberi terapi obat.
5. Ibu telah mendapatkan terapi obat

RENCANA PULANG
ma : Ny. N
mur : 37 tahun
mat : Gedog Kulon, Turen
RS tanggal : 17-6-2006 s/d 19-6-2006
gnosa masuk : Hiperemesis gravidarum
gnosa keluar : Hiperemesis gravidarum
siapan pasien pulang
BB : 49,5 kg
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 37°C
Nadi : 88 x/menit
1. Menyiapkan obat pasien yang masih ada
Plantacid F syrup 3 x 1 sendok teh/hari
2. Memberikan nasehat untuk :
1. Makan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat
2. Makan biskuit/roti kering dan teh hangat sebelum bangun dari tempat tidur
3. Tidak pantang makanan
4. Hindari makanan yang tnerangsang/berbumbu
5. Mandi dan sikat gigi dengan air hangat
6. Minum obat secara teratur
7. Kontrol pada tangga1 27-6-2006 atau sewaktu-waktu bila ada keluhan

BAB 4
PEMBAHASAN
Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari. Karena keadaan umumnya menjadi buruk dan bisa
jadi dehidrasi.
Masalah yang terjadi pada Ny. N tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
praktek di lapangan karena tidak sampai terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
Pada dasarnya hiperemesis gravidarum disebabkan karena peningkatan hormon HCG
yang berlebihan yang biasanya terjadi pada primigravida, kehamilan kembar dan mola
hidatidosa.
Tapi pada Ny. N selain karena peningkatan hormon HCG yang berlebihan juga bisa
disebabkan dari faktor psikologis karena kehamilannya merupakan kehamilan yang pertama
kalinya.

BAB 5
PENUTUP

5.1. Simpulan
Dari asuhan kebidanan NY. N hanva ditemukan beberapa masalah, antara lain :

1. GI P00000, hamil 12 minggu dengan hiperemesis gravidarum


2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Potensial terjadinya dehidrasi berat

Maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul, antara lain :

1. Melakukan pendekatan pada ibu maupun keluarganya


2. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
3. Mengobservasi mual dan muntah

4. Menganjurkan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat
5. Menganjurkan untuk makan biscuit dan teh hangat sebelum bangun dari tempat tidur
6. Meningkatkan personal hygiene
7. Melakukan advis dokter

Setelah dilakukan asuhan kebidanan maka masalah yang ada dapat teratasi sehingga
pasien dapat pulang dengan keadaan sehat.
Dengan terselesainya management kebidanan tentang perawatan penderita hiperemesis
gravidarum maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada ibu hamil muda dan sampai sekarang penyebab
pastinya belum diketahui
2. Tindakan yang diberikan dapat disesuaikan dengan keluhan yang ada sebelum diagnosa pasti
ditegakkan
3. Penyembuhan memerlukan ketenangan dan waktu yang lama, maka dalam peraturannya
perawatannya harus diperhatikan secara keseluruhan baik bio, psiko dan sosial.

5.2 Saran
5.2.1.Pada Klien/Keluarga
1. Diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur untuk mendeteksi
adanya kelainan yang bisa terjadi pada masa kehamilan. persalinan maupun masa nifas.
2. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat gizi.
3. Menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
5.2.2 Pada Petugas Kesehatan
1. Diharapkan petugas kesehatan selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai
dengan kemajuan IPTEK.
2. Diharapkan petugas kesehatan jeli dalam mencari masalah yang sedang dihadapi oleh pasien dan
mampu mencari solusi dalam menangani masalah tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. Jakarta : EGC


Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius
FKUI.

Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.

Prawirohario. Sarwono, 2001. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.


Prawirohario. Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. Bandung : FKUP Bandung.


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

2 komentar:

Anonim mengatakan...

buat sendiri semua fel?

22 Juli 2012 00.38

Situs web : http://infomediakita.blogspot.com/2010/04/asuhan-kebidanan-ny-t-kehamilan-


dengan.html

Asuhan Kebidanan Ny. T Kehamilan Dengan Hiperemesis Gravidarum Tingkat


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan hasil yang sangat penting dan paling didambakan oleh setiap wanita dan
pada umumnya oleh pasangan suami istri di muka bumi ini. Apalagi kaum wanita karena sudah
sempurna sebagai seorang wanita sejati.

Namun tidak semua wanita mengalami kehamilan dengan sangat senang hati. Hal ini disebabkan
wanita tersebut tidak memperhatikan dan mengetahui perubahan-perubahannya atau perubahan
pada dirinya.
Ada beberapa wanita hamil muda yang mengalami mual dan muntah dipagi hari, karena perasaan
mual dan muntah ini sering terjadi pada pagi hari ini disebut morning sick. Mual dan muntah ini
merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, ± pada 6 minggu
setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60 – 80 % primigravida dan 40 – 60 %
multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 hari
dari 1000 kehamilan. (Mansjoer, 1999 : 259).
Apabila perasaan mual muntah terjadi setiap saat dan juga malam hari serta dapat mengganggu
aktifitas ibu dan keadaan umum menjadi buruk, hal ini disebut Hyperemesis Gravidarum.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan pada Ny.
T dengan Hyperemesis Gravidarum yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny. T dengan
Hyperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Hj.Iming”.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. T dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008 dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut
varney dan di implementasikan dalam bentuk SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.2 Mahasiswa dapat melakukan interpretasi data pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.3 Mahasiswa dapat melakukan indentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu hamil
dengan hyperemesis gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.4 Mahasiswa dapat melakukan identifikasi kebutuhan akan tindakan segera dan kolaborasi
di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.5 Mahasiswa dapat merencanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu hamil dengan
hyperemesis gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.6 Mahasiswa dapat melaksanakan perencanaan pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.7 Mahasiswa dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pad ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008

1.3 Metode Penulisan


Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode :
1.3.1 Wawancara
Mewawancarai klien secara langsung melalui lisan.
1.3.2 Dokumentasi
Tehnik pencatatan dari data yang sudah dikumpulkan untuk dijadikan bahan pendukung dalam
menganalisa data.
1.3.3 Observasi
Pengamatan langsung terhadap objek penelitian.
1.3.4 Studi Kepustakaan
Referensi di berbagai buku sebagai bahan acuan.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dari makala kasus ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Meliputi konsep medis dan konsep asuhan kebidanan menurut varney.
BAB III TINJAUAN KASUS
Meliputi pendokumentasian SOAP
BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi pengkajian, diagnosa kebidanan, perencanaan dan evaluasi.
BAB V PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis


2.1.1 Definisi
2.1.1.1 Definisi kehamilan
a. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah
280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan
kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke tujuh sampai 9 bulan.
(Prawirohardjo. 2002 : 89)
b. Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan
ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi
nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi
sampai aterm (Manuaba, 1998 : 95)
c. Kehamilan adalah dimulai dari ovulasi sampai partus ialah kira-kira 280 hari (40 minggu),
kehamilan ini disebut kehamilan mature atau cukup bulan dan apabila kehamilan lebih dari 40
minggu disebut post mature dan kehamilan antara 28 – 36 minggu disebut kehamilan prematur.
(Wiknjasastro, 1995 : 125).
2.1.1.2 Definisi Hyperemesis gravidarum
a. Adalah emosi gravidarum yang berat dan berlangsung sampai 4 bulan sehingga pekerjaan
sehari-hari menjadi buruk (Prawiharjo 1999:275)
b. Adalah mual muntah yang berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan
umum menjadi buruk, paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I terutama ditemukan
pada primigravida (Mansjoer, 1999:259)
c. Adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena menjadi dehidrasi (Mochtar,
1998:195)
d. Adalah gejala mual muntah yang berat yang dapat berlangsung sampai 4 bulan yang di
sebabkan karena meningkatnya kadar hormone estrogen dan HCG dalam serum.
(Prawirohardjo,2001 :274)
2.1.2 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian 2 /1000
kehamilan. Pada tubuh wanita yang hamil terjadi perubahan-perubahan yang cukup besar yang
mungkin merusak keseimbangan di dalam badan.
Faktor predisposisi yang telah dikemukakan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
2.1.2.1. Faktor adaptasi dan Hormonal.
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum. Dapat
dimasukan dalam ruang lingkup factor adaptasi adalah wanita hamil dengan anemia, wanita
primigravida, kehamilan ganda, mola hidatidosa, diabetes, akibat peningkatan kadar HCG.
2.1.2.2. Faktor organik.
Karena masuknya vili chorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil
serta resistensi yang menurun dari pihak ibu.
2.1.2.3. Faktor Psikologi
Hubungan factor psikologi dengan kejadian hiperemesis gravidarum belum jelas. Besar
kemungkinan bahwa wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan rumah
tangga, diduga dapat menjadi factor kejadian hiperemesis gravidarum.
2.1.2.4. Faktor Alergi
Pada kehamilan, dimana diduga terjadi invasi jaringan vili korialis yang masuk kedalam
peredaran darah ibu, maka factor alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian hiperemesis
gravidarum.
(Manuaba : 1998; 209-210).

2.1.3 Tingkatan hyperemesis gravidarum


2.1.3.1 Hyperemesis Gravidarum Tingkat I
· Muntah berlangsung terus
· Makan berkurang
· Berat badan menurun
· Kulit dehidrasi, tonusnya lemah
· Nyeri epigastrium
· Tekanan darah turun dan nadi meningkat
· Lidah kering
· Mata tampak cekung
2.1.3.2 Hyperemesis Gravidarum Tingkat II
· Penderita tampak lebih lemah
· Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan
kotor.
· Tekanan darah turun, nadi meningkat.
· Berat badan makin menurun
· Mata ikterik
· Terjadinya gangguan buang air besar
· Mulai tampak gejala gangguan kesadaran menjadi apatis.
· Nafas berbau.
2.1.3.3 Hyperemesis Gravidarum Tingkat III
· Muntah berkurang
· Keadaan wanita hamil menurun, tekanan darah turun, nadi meningkat dan suhu naik, keadaan
dehidrasi makin jelas.
· Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
· Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma.
(Mochtar, 1998 : 195)

2.1.4 Patofisiologi
Perubahan ibu hamil

Perubahan fisik Perubahan Psikis

Saluran saluran saluran kulit payudara vulva vagina ovarium jantung


Pernapasan pencernaan Uranium

Salipasi meningkat karena pengaruh estrogen


Pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat menyebabkan :
- Daerah lambung terasa panas
- Terjadi mual dan pusing pada sepanjang hari
- Muntah yang berlebihan

Hyperemesis Gravidarum

Perasaan mual akibat meningkatnya kadar estrogen. Pengaruh estrogen ini tidak jelas, mungkin
berasal dari sistem syaraf pusat atau akibat dari pengosongan asam lambung.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekresi lewat ginjal menambah
frekuensi muntah-muntah yang berlebihan, yang dapat merusak hati.
Dapat terjadi robekan pada selaput lendir esophalus dan lambung. (Prawihardjo: 277)

2.1.5 Diet Pada Ibu Hamil Dengan Hyperemesis Gravidarum


Makanan yang perlu di hindari adalah lemak dan makanan yang berminyak yang cenderung
menimbulkan rasa mual. Karena itu disarankan untuk tidak mengkonsumsi makanan yang
digoreng. Mentega, margarin , minyak, daging babi asin,saos selada, kue kering, kulit kue tart
dan kuah daging hanya boleh dimakan sedikit. Bawang merah dan putih, merica, cabe, serta
bumbu sebaiknya dihindari. Makanan yang dapat menimbulkan gas (ketimun, brokoli, kol,
bawang, lobak cina dan kacang kering) juga tidak boleh disantap.
(Arisman, 2004: 23)

2.1.6 Penanganan
2.1.6.1 Beritahu ibu tentang keadaan umum ibu dan keadaan kehamilannya.
2.1.6.2 Lakukan pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan dan
kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan factor psikis rasa takut, juga tentang diet ibu
hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering jangan
tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa mual dan muntah. Defekasi hendaknya
diusahakan teratur.
2.1.6.3 Berikan terapi obat menggunakan sedative (luminal, stesolid), Vitamin (B1 dan B6), anti
muntah ( mediamer B6, Drammamin, Auopres, Avomin, Torecan), antacid.
2.1.6.4 Anjurkan bagi ibu hamil yang mengalami hiperemis gravidarum tingkat II dan III harus
dirawat inap di rumah sakit.
2.1.6.5 Beritahukan kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur di rumah sakit saja, telah
banyak mengurangi mual dan muntahnya.
2.1.6.6 Berikan terapi psikologik yaitu pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,
normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan factor
psikologis seperti keadaan social ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
2.1.6.7 Berikan penambahan cairan yaitu infuse dekstrosa atau glukosa 5% sebanyak 2 – 3 liter
dalam 24 jam.
2.1.6.8 Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.
2.1.6.9 Beritahukan kepada ibu hamil yang menderita hipermesis gravidarum, pada beberapa
kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapat
dipertimbangkan suatu abortus buatan.
(mochtar, 1998 : 196).

2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Memberitahukan ibu tentang keadaan umum ibu dan keadaan kehamilannya
2.1.7.2 Melakukan pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan
kepada ibu hamil yang menderita hyperemesis gravidarum dengan maksud menghilangkan factor
psikis rasa takut, tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak tetapi dalam porsi
sedikit namun sering dan jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi karena dapat merangsang
mual dan muntal kembali.
2.1.7.3 Memberikan terapi obat menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1dan B6),
anti muntah (mediamer B6, dramamamin, auopres, avomin, torecan), antacid.
2.1.7.4 Menganjurkan bagi ibu hamil yang menderita hiperemesis gravidarum tingkat I dan II
harus dirawat inap dirumah sakit.
2.1.7.5 Memberitahukan pada beberapa ibu hamil yang menderita hiperemesis hanya dengan
beristirahat tidur ditempat tidur saja telah dapat membantu mengurangi mual dan muntahnya.
2.1.7.6 Memberikan terapi psikologik yang pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar, normal dan fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir. Coba hilangkan factor
psikologik seperti keadaan social ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
2.1.7.7 Memberikan penambahan cairan atau infuse dekstrosa atau glukosa 5 % sebanyak 2 – 3
liter dalam 24 jam. Jika diperlukan.
2.1.7.8 Menganjurkan pemeriksaan kehamilan lebih sering ke dokter.
2.1.7.9 Menjelaskan kepada ibu pentingnya tanda-tanda bahaya kehamilan.
2.1.7.10 Memberitahukan pada ibu hamil yang menderita hiperemesis gravidarum, beberapa
kasus dan bila terapi sudah dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita dapat
dipertimbangkan suatu abortus buatan.
( Diktat Asuhan kebidanan I )

2.1.8 Evaluasi
2.1.8.1 Ibu sudah mengetahui keadaan dirinya dan kehamilannya
2.1.8.2 Ibu sudah tahu cara pencegahannya
2.1.8.3 Ibu telah mendapat terapi obat
2.1.8.4 Ibu bersedia untuk beristirahat
2.1.8.5 Ibu tahun tentang terapi psikologik
2.1.8.6 Ibu akan rajin untuk selalu memeriksakan kehamilannya.
2.1.8.7 Ibu tahu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
2.1.8.8 Ibu bersedia untuk selalu datang setiap kunjungan ulang berikutnya atau bila ada keluhan.
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Identitas
a. Nama Klien
Digunakan untuk membedakan antara klien satu dengan yang lainnya (Manuaba, 1998 : 326)
b. Umur
Digunakan untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau tidak. Wanita hamil
umumnya tidak boleh kurang dari 16 tahun dan lebih dari 35 tahun. (Manuaba, 1998 : 326)
c. Kebangsaan
Sebagian masyarakat beranggapoan bahwa wanita kullit hitam lebih kuat dari pada kulit putih.
(Manuaba, 1998 : 326)
d. Agama
untuk memudahkan dalam memberikan nasehat spiritual sesuai dengan kepercayaan yang dianut.
(Manuaba, 1998 : 326)
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien, sehingga dalam memberikan asuhan disesuaikan
dengan tingkat pengetahuan. (Manuaba, 1998 : 326)
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat ekonomi klien. (Manuaba, 1998 : 326)
g. Alamat
Untuk memudahkan dimana tempat tinggal klien, sehingga memudahkan petugas kesehatan
dalam melakukan kunjungan rumah(Manuaba, 1998 : 326)

2.2.1.2 Anamnesa
Pada tanggal ………………….pukul…………
1. Alasan kunjungan ini
Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya.
2. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat Mesntruasi
Yang perlu ditanyakan adalah :
menarche untuk mengetahui keadaan alat kelamin dalam normal atau tidak, siklus menstruasi
untuk mengetahui adanya penyakit yang menyertai. Haid terakhir lamanya, banyaknya darah
yang keluar, konsistensinya, teratur tidaknya haid yang digunakan untuk membantu diagnosa
lamanya kehamilan dan untuk memperhitungkan taksiran persalinan.
b. Pergerakan anak
Pada kasus Hyperemesis Gravidarum pergerakan belum dirasakan karena pada kasus ini terjadi
pada trimester I.
c. Tanda- tanda kehamilan
Pada kasus hamil untuk menemukan apakah kehamilan ini diketahui melalui proses pemeriksaan
laboratorium.
d. Keluhan
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya klien mengeluh mual dan muntah yang berlebihan.
e. Diet / makan
Makan dan jenis makanan pada kasus hyperemesis gravidarum makanan yang berlemak
merangsang mempengaruhi ibu yang mengakibatkan tidak nafsu makan.
f. Pola eliminasi
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya pasien BAB mengalami konstipasi dan BAKnya
mengalami oliguri.
g. Aktivitas sehari – hari
Pada kasus hyperemesis gravidarum aktivitanya terganggu karena biasanya badanya terasa
lemah.
h. Imunisasi TT
Untuk mencegah tetatus nenatorum, maka ibu hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi TT2 kali
dengan interval 4 minggu dari TT1.
i. Kontrasepsi yang pernah digunakan
Untuk mengetahui kontrasepsi apa yang pernah digunakan.
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
yang ditanyakan berapa kali itu hamil atau sekarang ini putra yang keberapa.
4. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Karena penyakit yang pernah diderita dapat timbul kembali karena keadaan ibu yang lemah pada
waktu kehamilan atau setelah melahirkan nanti. Pertanyaan yang diajukan nanti adalah apakah
pernah menderita penyakit hepatitis yang bisa menurun pada bayi melalui trans plasenta,
penyakit jantung, paru-paru, diabetes mellitus, gemelli, apakah alergi terhadap makanan dan
obat-obatan, apakah punya kebiasaan merokok dan minum jamu-jamuan.
5. Susunan keluarga yang tinggal dirumah.
Digunakan untuk mengetahui struktur keluarga yang tinggal serumah, serta berapa besar
tanggungan hidup keluarga yang dapat berpengaruh pada kehamilan.
Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas untuk mengetahui apakah
ibu punya keyakinan dengan kehamilan, persalinan, nifas atau tidak.
6. Riwayat kesehatan keluarga.
Karena dalam kehamilan daya tahan tubuh ibu menurun bila ada penyakit yang menular dapat
lekas menular kepada ibu dan mempengaruhi janin.
( Prawirohardjo : 2002 : 278 )

2.2.1.3 PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan UmumKeadaan emosionalKesadaran2. Tanda-tanda vitalTensi Pulse (nadi) ::::: Pada
kasus hiperemesis gravidarum umumnya lemah.StabilMenurun dari composmentis sampai
komaPada kasus hiperemesis gravidarum 100/60 mmHg, normalnya : 120/80 mmHg.Pada kasus
hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat > 100 x menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278)
3. Muka
Kelopak mata : Cekung
Konjungtiva : Pucat
Sklera : Putih
Cloasma gravidarum : ada atau tidak ada.
Oedem : ada atau tidak ada
4. Hidung
Polip : ada atau tidak ada
Pendarahan : ada atau tidak ada
Sekret : ada atau tidak ada
Peradangan : ada atau tidak ada
5. Mulut dan Gigi
Caries : ada atau tidak ada
Gusi : ada pendarahan atau tidak ada
Tonsil : ada pembengkakan atau tidak ada
6. Telinga
Sekret : tidak ada
7. Kelenjar tiroid : tidak ada
8. Kelenjar limfe : tidak ada
9. Dada
Jantung : ictus cordis regular
Paru-paru : tidak ada ronchi dan wheezing
Payudara
- Bentuk : simetris
- Kebersihan : bersih
- Benjolan : tidak ada
- Rasa Nyeri : tidak ada
10. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : lordosis
Pinggang nyeri : tidak ada nyeri ketuk
11. Ekstermitas atas dan bawah
Oedema kanan / kiri : tidak ada
Kekakuan sendi dan otot : tidak ada
varises kanan/kiri : tidak ada
Reflek patella : kanan/kiri positif
12. Abdomen
Linea : Tidak ada
Striae : Tidak ada
Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau tidak
Benjolan : tidak ada
Konsistensi : lembek
13. TFU
Leopold I
a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil
b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus
c. Konsistensi uterus
Leopold II
a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
b. Menentukan letak punggung janin
Leopold III
a. Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah
b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas
panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan )
Leopold IV
a. Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil
b. Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul.
( Mochtar : 1990;92 )
12. Fetus
DJJ : belum terdengar
13. Anogenital
Vagina : Terdapat tanda chadwick, elastisitas bertambah, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartolini dan skene.
Anus : Tidak ada haemoroid

2.2.2 Interprestasi Data


DiagnosaDasarMasalahKebutuhan :::: G…P…A…, Gravida….minggu, janin teraba balotement
dengan keadaan ibu hamil mengalami hiperemesis gravidarum tingkat I /ringan.a. Muntah > 10 x
dalam 24 jamb. Mata cekungc. Bibir keringd. Berat badan turune. Tekanan darah sistole 90-130
mmHg, diastole 60-90 mmHgf. Pernafasan 16-20 x/menitg. Nadi 60-100 x/menith. Suhu 36-37
0CIbu merasa cemasKonseling lebih lanjut

2.2.3 Indentifikasi Diagnosa / Masalah Potensial


Pada langkah ini dapat diidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi.
Diagnosa potensial
Pada janin : IUGR, Abortus
Pada ibu : Hyperemesis gravidarum sedang / tingkat II

2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


Dalam teori mengatakan bagi penderita hiperemesis gravidarum tingkat I tidak diperlukan
kolaborasi dengan SpOG. (Mochtar, 1998 : 195).

2.2.5 Perencanaan Asuhan secara menyeluruh


2.2.5.1 Kaji ulang keluhan ibu.
2.2.5.2 Berikan konseling tentang tanda bahaya kehamilan → penglihatan menjadi kabur, kepala
pusing, nyeri perut yang hebat, oedema muka, tangan, dan kaki, pendarahan pervaginam.
2.2.5.3 Anjurkan ibu makan yang tidak merangsang mual dan berminyak.
2.2.5.4 Anjurkan makan sedikit tapi sering
2.2.5.5 Anjurkan banyak minum air.
2.2.5.6 Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.
2.2.5.7 Berikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan factor psikis rasa takut.
2.2.5.8 Berikan terapi obat sedative, vitamin B1 dan B6, anti muntah (Mediamer B6,
Drammamin, Avomin, Torecan); antasida dan anti mulas.
2.2.5.9 Anjurkan pemeriksaan hamil lebih sering.
2.2.5.10 Segera datang bila terjadi keadaan abnormal.
( Diktat Asuhan Kebidanan I )

2.2.6 Pelaksanaan
2.2.6.1 Mengkaji ulang keluhan ibu.
2.2.6.2 Memberikan konseling tentang tanda bahaya kehamilan → penglihatan menjadi kabur,
kepala pusing, nyeri perut yang hebat, oedema pada muka, tangan dan kaki, perdarahan
pervaginam.
2.2.6.3 Menganjurkan ibu untuk tidak makan makanan yang berminyak karena dapat
merangsang kembali mual.
2.2.6.4 Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering
2.2.6.5 Menganjurkan banyak minum air.
2.2.6.6 Menghindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.
2.2.6.7 Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan factor psikis rasa takut.
2.2.6.8 Memberikan terapi obat sedative, vitamin B1 dan B6, anti muntah (mediamer, B6,
Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan, Antisida dan anti mulas).
2.2.6.9 Menganjurkan pemeriksaan hamil lebih sering.
2.2.6.10 Menganjurkan segera datang bila terjadi keadaan abnormal.
( Diktat Asuhan Kebidanan I )

2.2.7 Evaluasi
2.2.7.1 Ibu mengerti dan bisa mengulangi konseling yang diberikan.
2.2.7.2 Ibu bersedia untuk tidak makan-makanan yang berminyak
2.2.7.3 Ibu bersedia makan sedikit tapi sering
2.2.7.4 Ibu bersedia banyak minum
2.2.7.5 Ibu bersedia untuk tidak memakan makanan dan meminum-minuman yang asam
2.2.7.6 Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
2.2.7.7 Ibu telah mendapatkan terapi obat
2.2.7.8 Ibu bersedia untuk datang pada kunjungan ulang berikutnya
( Diktat Asuhan Kebidanan I )

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama : Ny. T Nama : Tn. J
Umur : 21 tahun Umur : 23 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pasawahan Alamat : Pasawahan
3.1.2 Anamnesa
Pada tanggal 16-04-2008 pukul :10.00 WIB
1. Alasan kunjungan ini
Klien memeriksa diri di BPS Hj. Iming karena mengeluh mual dan muntah, pusing sepanjang
hari.
2. Riwayat menstruasi
a Menarche : 14 tahun
b Siklus : + 28 hari
c Lamanya : 7 hari
d Dismenorhoe : tidak
e Banyaknya : 2 x ganti pembalut
f Teratur/tidak : teratur
g Konsistensi : encer
3. Riwayat kehamilan sekarang
a. Tanda-tanda kehamilan
Tes kehamilan (+) positif dilakukan di BPS pada tanggal 25 April 2008
b. HPHT = 21-03-2008, HTP = 28-12-2008
c. Keluhan yang dirasakan sekarang
Ibu mengeluh mual muntah terus menerus, tidak ada nafsu makan, badan lemah.
d. Pola makan
Klien mengatakan nafsu makannya berkurang bahkan tidak mau makan sama sekali
e. Pola eliminasi
BAK : 4-6 x/hari
BAB : 1 x/hari
f. Aktifitas sehari-hari dan tidur
Klien mengatakan masih mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi sebatas pekerjaan yang
ringan. Seperti menyapu, kalau malam ibu tidak bisa tidur dengan tenang dan tidak pernah tidur
siang.
g. Imunisasi
Belum dilakukan
h. Kontrasepsi yang pernah digunakan
Belum pernah
i. Gerakan janin belum dirasakan
4. Riwayat obstetri
No Umur UsiaKehamilan JenisPersalinan Tempat Persalinan Komplikasi Penolong JK Nifas
Hamil Sekarang

5. Riwayat kesehatan
Klien tidak pernah mempunyai penyakit diabetes mellitus,jantung, dan hipertensi.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit berat seperti jantung, TBC, DM, ginjal dan
lain-lain.
7. Riwayat sosial
Ibu tinggal dirumah sendiri bersama suami. Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan
anggota keluarga lainnya juga dengan masyarakat sekitarnya terjalin dengan baik. Kehamilan ini
direncanakan. Ibu dan suami sangat bahagia dengan kehamilan ini
8. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Sepenuhnya oleh suami

3.2 Data Objektif


1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Letih, lemas
Kesadaran : Composmetis
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg
P : 89 x/menit
N : 24 x/menit
S : 37°C
TB : 159 cm
BB sebelum hamil 47 kg
BB sesudah hamil 46 kg
Lila 24 cm
3. Pemeriksaan fisik
Inspeksi
1. Rambut : Tidak rontok, warna hitam pendek
2. Muka : Tidak ada oedem
3. Mata : Konjungtiva : Pucat
Sklera : Putih
Kelopak mata : Tidak ada oedem
4. Mulut : Bibir Kering
5. Gigi : Tidak ada caries, gusi tidak mengalami pendarahan
6. Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid
7. Payudara : Bentuk : Simetris
Areola : Hyperpigmentasi
Putting : Menonjol
Massa : Tidak ada
Kolestrum : Tidak ada
8. Paru – paru : Tidak ada wheezing
Tidak ada ronchi
9. Jantung : Reguler
10. Abdomen
· Striae : Tidak ada
· Linea : Tidak ada
· Luka bekas SC : Tidak ada
11. Pemeriksaan kehamilan
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari atas symphisis
Leopold II : Tidak dilakukan
Leopold III : Tidak dilakukan
Leopold IV : Tidak dilakukan
12. CVAT : Tidak ada nyeri ketuk
13. Genetalia
Vulva dan vagina : Tidak ada varises
Oedem : Tidak ada
Kondiloma : Tidak ada
Kelenjar bartolini : Tidak ada pembesaran
14. Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedem dan telapak tangan tidak pucat
Bawah : Oedem : Tidak ada
Kekakuan sendi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Refleks Patella : Kanan positive
Kiri positive

3.3 Assesment
G1 P0 A0 gravida 13 minggu, balotement (+) dengan hyperemesis gravidarum tingkat I, dengan
keadaan umum ibu lemah.

3.4 Planning
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan → Ibu tahu dan mengerti hasil pemeriksaan yang telah dijelaskan.
b. Memberikan konseling tentang kehamilan kepada ibu bagaimana menghilangkan rasa takut →
Ibu mengerti dan sekarang ibu sudah tidak takut lagi dengan kehamilannya.
c. Menganjurkan agar makan-makanan sedikit tapi sering dalam porsi hangat → Ibu mengerti
dan akan makan-makanan yang telah dianjurkan.
d. Menghindari makan-makanan yang merangsang terjadinya mual dan muntah seperti makan
yang berlemak → Ibu akan menghindari makanan yang merangsang.
e. Memberikan terapi obat-obatan seperti luminal 30mg. minum vitamin BI 200mg. vit B6
200mg vit B12 150mg. Ibu harus meminumnya → Ibu mengerti dan akan meminum obat yang
diberikan.
f. Mengajurkan ibu untuk tidak langsung berdiri waktu bangun pagi karena akan menyebabkan
mual dan muntah → Ibu mengerti.
g. Menganjurkan ibu istirahat cukup → Ibu bersedia untuk istirahat.
h. Menganjurkan untuk kunjungan ulang berikutnya minimal 1 bulan sekali guna mengetahui
perkembangan kesehatanya atau jika ada keluhan → Ibu akan datang satu bulan kemudian atau
jika ada keluhan.

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengkajian dan diberikan asuhan kebidanan pada Ny.T hamil dengan
hyiperemesis gravidarum tingkat I maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

4.1 Pengkajian
Dalam teori di sebutkan bahwa pada hiperemesis gravidarum tingkat 1 ditandai dengan adanya
mual, muntah, keadaan umum lemah, mata cekung, conjungtiva pucat, tekanan darah rendah,
nadi meningkat, nafsu makan berkurang, berat badan turun, nyeri epigastrium.
(mochtar, 1998: 195)
Pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1 didapatkan data adanya mual muntah,
keadaan umum lemah, conjungtiva pucat, mata cekung, berata badan menurun, tekanan darahnya
90/60 mmHg, nadi 89x/mnt, pernafasannya 24x/mnt, suhunya 37,2ºC dan nyeri epigastrium.

4.2 Interpretasi Data


Pada langkah ini data yang didapat pada Ny. T sebagai berikut : mual muntah, keadaan umum
ibu lemah, mata cekung, konjungtiva pucat, tekanan darah rendah, nadi meningkat, nafsu makan
berkurang, berat badan menurun dan nyeri epigastrium. (Mochtar, 1998 : 195)
Diagnosa yang penulis tegakan : hamil dengan hiperemesis gravidarum tingkat I
Dasar :
- Mual, muntah
- Keadaan umum ibu lemah, mata cekung, konjungtiva pucat
- Tekanan darah 90/60 mmHg
Masalah :
Ibu kurang mengetahui masalah kehamilan
Kebutuhan :
Konseling lebih lanjut
4.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Dalam identifikasi diagnosa dan masalah potensial dikemukakan bahwa potensial terjadinya
hiperemesis gravidarum tingkat I adalah hiperemesis tingkat II dan tingkat III yaitu dehidrasi,
abortus, anemia dan pada bayi IUGR.

4.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera / Kolaborasi


Dalam teori mengatakan : pada hiperemesis gravidarum tingkat I tidak diperlukan kolaborasi
dengan SpOG (Mochtar, 1998 : 195) yang terjadi pada kasus Ny. T pun tidak dilakukan
kolaborasi dengan SpOG.

4.5 Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh


4.5.1 Kaji ulang keluhan ibu.
4.5.2 Berikan konseling tentang tanda bahaya kehamilan → penglihatan menjadi kabur, kepala
pusing, nyeri perut yang hebat, oedema muka, tangan, dan kaki, pendarahan pervaginam.
4.5.3 Anjurkan ibu makan yang tidak merangsang mual dan berminyak.
4.5.4 Anjurkan makan sedikit tapi sering
4.5.6 Anjurkan banyak minum air.
4.5.7 Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.
4.5.8 Berikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan factor psikis rasa takut.
4.5.9 Berikan terapi obat sedative, vitamin B1 dan B6, anti muntah (Mediamer B6, Drammamin,
Avomin, Torecan); antasida dan anti mulas.
4.5.10 Anjurkan pemeriksaan hamil lebih sering.
4.5.11 Segera datang bila terjadi keadaan abnormal.
Asuhan yang diberikan pada Ny. T pun sesuai dengan perencanaan dalam teori
4.6 Pelaksanaan
4.6.1 Mengkaji ulang keluhan ibu.
4.6.2 Memberikan konseling tentang tanda bahaya kehamilan → penglihatan menjadi kabur,
kepala pusing, nyeri perut yang hebat, oedema pada muka, tangan dan kaki, perdarahan
pervaginan.
4.6.3 Menganjurkan ibu makan yang tidak merangsang
4.6.4 Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering
4.6.5 Menganjurkan banyak minum air.
4.6.6 menghindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.
4.6.7 Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan factor psikis rasa takut.
4.6.8 Memberikan terapi obat sedative, vitamin B1 dan B6, anti muntah (mediamer, B6,
Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan, Antisida dan anti mulas).
4.6.9 Menganjurkan pemeriksaan hamil lebih sering.
4.6.10 Menganjurkan segara datang bila terjadi keadaan abnormal.

4.7 Evaluasi
4.7.1 Ibu mengerti dan bisa mengulangi konseling yang diberikan.
4.7.2 Ibu bersedia untuk tidak makan-makanan yang berminyak
4.7.3 Ibu bersedia makan sedikit tapi sering
4.7.4 Ibu bersedia banyak minum
4.7.5 Ibu bersedia untuk tidak memakan makanan dan meminum-minuman yang asam
4.7.6 Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
4.7.7 Ibu telah mendapatkan terapi obat
4.7.8 Ibu bersedia untuk datang pada kunjungan ulang berikutnya atau dan jika diperlukan.
( Diktat Asuhan Kebidanan I )
.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pangkajian dan memberikan asuhan kebidanan pada Ny. T dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I di BPS Hj.Iming pada tahun 2008 penulis menyimpulkan :
5.1.1 Pengkajian
Di dalam pengumpulan data penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
5.1.2 Interpretasi Data
Di dalam interpretasi data penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
5.1.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Masalah potensial yang akan terjadi pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat I
selanjutnya adalah tingkat II dan tingkat III yaitu dehidrasi, abortus dan anemia
5.1.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Di dalam identifikasi kebutuhan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
praktek karena tidak dilakukan kolaborasi dengan SpoG
5.1.5 Perencanaan
Di dalam perencanaan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek
5.1.6 Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek
5.1.7 Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi perkembangan kehamilan yang dialami Ny. T dengan hasil yang
sesuai diharapakan karena Ny. T memeriksakan kehamilannya dengan rutin dan mau melakukan
apa yang dianjurkan oleh bidan sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dengan praktek
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Prodi DIII Kebidanan STIKes Cirebon
Kepada Prodi DIII Kebidanan STIKes Cirebon agar dapat mempersiapkan mahasiswa dan alat-
alat yang dibutuhkan untuk praktek sehingga mahasiswa siap mempelajari keterampilan yang
ada di lapangan.
5.2.2 Bagi BPS agar lebih menegakkan pelayanan secara cepat dan tepat, diharapkan melengkapi
alat dan sarana yang menunjang pada pelayanan kebidanan terutama yang bermasalah sehingga
tercipta pelayanan yang komprehensif yang optimal.
5.2.3 Bagi Ny.T diharapkan agar dapat menjaga kehamilannya terutama keluarga turut berperan
serta mengamati dan menerima keluhan dari ibu hamil.
5.2.4 Bagi Mahasiswi DIII kebidanan STIKes Cirebon agar dapat meningkatkan kualitas
belajarnya sehingga dapat memberikan asuhan pelayanan kebidanan sesuai standart yang telah
ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, Prawirohardjo, 2001, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.


Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi 2 jilid 1, Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 jilid 1, Jakarta : Media Aesculapius.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta : EGC.
Diktat Asuhan Kebidanan 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah hasil Praktek Belajar
dilapangan yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. T KEHAMILAN DENGAN
HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DI BPS Hj.IMING ADMI PASAWAHAN
KUNINGAN TAHUN 2008”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh bimbingan, arahan dan dorongan dari
berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H E Djumhana Cholil, MM, selaku Ketua YASRI Cirebon.
2. Djaenal Asikin, SKM, M.Kes, selaku Ketua STIKes Cirebon.
3. Rahayu Widiarti, Amd.Keb, selaku Ketua prodi D3 Kebidanan dan Sebagai Pembimbing
Lapangan.
4. Hj.Iming Admi Amd.Keb, selaku Pembimbing Lapangan.
5. Orang tua yang selalu memanjatkan doa dan selalu memberikan dukungan.
6. Rekan-rekan mahasiswa prodi DIII Kebidanan STIKes Cirebon serta semua pihak yang telah
memberikan banyak masukan dan bantuan dalam menyusun laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu segala saran dan koreksi dari manapun penulis terima.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca
khususnya dunia kesehatan .

Cirebon, Juni 2008

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Metode Penelitian 3
1.4 Sistematika Penulisan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Medis 4
2.1.1 Definisi 4
2.1.2 Etiologi 5
2.1.3 Tingkatan Hiperemesis Gravidarum 6
2.1.4 Patofisiologi 7
2.1.5 Diet Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis
Gravidarum 8
2.1.6 Penanganan 8
2.1.7 Penatalaksanaan 9
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan 10
2.2.1 Pengkajian 10
2.2.2 Interpretasi Data 16
2.2.3 Identifikasikan Diagnosa / Masalah Potensial 16
2.2.4 Indentifikasi Kebutuhan Segera 16
2.2.5 Perencanaan Asuhan Secara Menyeluruh 16
2.2.5 Pelaksanaan 17
2.2.6 Evaluasi 18
BAB III TINJAUAN KASUS 19
BAB IV PEMBAHASAN 24
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 27
5.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai