com/2012/08/asuhan-kebidanan-pada-ibu-hamil-
nyh.html
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primi gravida dan 40-60 0% multi gravida. Satu
diantara seribu kehamilan,gejala –gejala ini lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon esterogendan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung
yang berkurang. Pada umunya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun
demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan
sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut
hiperemesis gravidarum. Keluhan dan gejala serta perubahan fisiologi menentukan berat
ringannya penyakit.
Kondisi wanita seringkali sedikit membaik hanya dengan perawatan di rumah sakit,
beristirahat dan tidak dibebani tanggung jawab rutin mereka. Satu rangkaian tes dilakukan untuk
pemeriksaan hemoglobin, jumlah darah lengkap, urea, gula, fungsi hati, keseimbangan elektrolit
dan tes urin untuk pemeriksaan keton. Pengobatan dilakukan dengan memberikan infus larutan
garam, yang mungkin berisi glukosa, obat-obatan untuk menghentikan muntah & mungkin
vitamin. Memperbaiki definisi gizi dengan jalan menambahkan multivitamin diketahui dapat
meredakan simptom hiperemesis gravidarum dalam 24 jam.
Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk menyusun makalah yang berjudul
”ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL Ny.H UMUR 22 TAHUN G1POAO UK 7
MINGGU 6 HARI DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI BPS Ny. ARI GEMOLONG
SRAGEN.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
dengan menggunakan tujuh langkah varney secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data baik data subyektif maupun obyektif pada Ny. H G1P0A0
dengan Hiperemesis Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen.
b. Dapat membuat interpretasi data dengan tepat pada pada Ny. H G1P0A0 dengan Hiperemesis
Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
c. Dapat menentukan diagnosa/masalah potensial dan antisipasi pada Ny. H G1P0A0 dengan
Hiperemesis Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
d. Dapat menentukan tindakan segera yang tepat untuk pada Ny. H G1P0A0 dengan Hiperemesis
Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
e. Dapat membuat perencanaan tindakan yang tepat untuk pada Ny. H G1P0A0 dengan Hiperemesis
Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
f. Dapat melaksanakan rencana tindakan yang telah dibuat dengan baik pada Ny. H G1P0A0 dengan
Hiperemesis Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen
g. Dapat melakuakn evaluasi dari tindakan yang telah dilakukan dari awal sampai akhir pada Ny. H
G1P0A0 dengan Hiperemesis Gravidarum di BPS Ny. Ari Gemolong Sragen.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk karena terjadi
dehidrasi (Rusman Mochtar, 1998:195)
B. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 dari 1000 kehamilan. Faktor-faktor
presidisposisi yang dikemukakan :
1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat
peningkatan kadar HCG.
2. Faktor organik : karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik.
3. Faktor psikologik : keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya.
4. Faktor endokrin : hipertiroid, diabetes, dan lain – lain
C. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipoglikemia, penurunan klorida urine, selanjutnya terjadi
hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat
toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak
sempurna hingga terjadi ketosis. Hipoglikemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan
lambung dapat robek ( sindrom Malloy – Wers ) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal.
D. Manifestasi klinis
Batas mual muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada
kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah akan tetapi apabila keadaan
umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis
1. Tingkat I=Ringan
Mual muntah terus menerus yang menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan
turun dan rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit, takanan darah turun, turgor
kulit kurang, mata cekung dan lidah kering.
2. Tingkat II = Sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemah , apatis,
turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik ( dehidrasi
), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri,
konstipasi. Dapat terjadi pula asetonia, dan dari nafas keluar bau aseton.
3. Tingkat III = Berat
Keadaan umum jelek, kesadaran asngat menurun, somnolen sampai koma, nadi kecil, halus, dan
cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi yang
berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat (ensefaliti wernikle) dengan adanya nistaqmus,
diplopia, serta perubahan mental.
E. Diagnosis
Dari anamnesea didapatkan amenore, tanda kehamilan muda, dan muntah terus menerus.
Pada pemeriksaan fisikdidapatkan keadaan pasien lemah, apatis, somnolen sampai koma, nadi
meningkat samapi 100 kali per menit, suhu meningkat, tekanan darah menurun, atau ada tanda
dehidrasi lain. Pada pemeriksaan elektrolit darah ditemkan kadar natrium dan klorida turun. Pada
pemeriksaan elektrolit ditemukan klorida turun dan dapat ditemukan keton.
F. Komplikasi
Dari otopsi wanita yang meninggal karena hiperemesis gravidarum diperoleh keterangan bahwa
terjadi kelainan pada organ – organ tubuh sebagai berikut :
1. Hepar : pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak sentribuler tanpa nekrosis.
2. Jantung: jantung atropi, lebih kecil dari normal, kadang kala ditemukan perdarahan sub-
endokardial.
3. Otak : terdapat bercak perdarahan pada otak.
4. Ginjal : tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli konturti.
G. Penanganan
1. Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik.
2. Berikan cairan parental yang cukup seperti elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa
5% dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari.
3. Diuresis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbanga cairan
4. Sedatif yang diberikan biasanya berupa fenobarbital
5. Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan kasadaran umum bertambah baik, coba berikan
minuman dan makanan yang sedikit demi sedikit ditambah
6. Dianjurkan pemberian vitamin B1 & B6 tambahan
7. Pada keadaan lebih berat berikan antiemetik
8. Berikan terapi psikologik untuk meyakinkan pasien, penyakitnya bisa disembuhkan serta
menghilangkan rasa takut hamil dan konflik yang melatarbelakangi hiperemesis.
H. Pencegahan
1. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.
2. Makan sedikit sedikit tetapi sering, berikan makanan biskuit, roti kering dengan teh hangat saat
bangun pagi dan sebelum tidur.
3. Hindari makanan berminyak dan berbau serta minuman yang banyak mengandung kafein seperti
coca cola, teh, kopi, dll.
4. Perbanyaklah istirahat serta olahraga secara teratur.
5. Hindari gerakan – gerakan yang tiba – tiba terutama saat bangun tidur.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal/jam : 12 Desember 2011 / 15.10 WIB
A. Data Subyektif
1) Identitas
Nama : Ny. H Nama suami : Tn. S
Umur : 22 tahun Umur : 24 tahun
Suku/bangsa : jawa/indonesia Suku bangsa : jawa/indo
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta Pekarjaan : swasta
Alamat : Dondong RT 7 RW 12 Gemolong
2) Alasan datang
Ibu mengatakan ini kehamilan anak pertamanya dan mengeluh mual muntah
sampai 7 kali sehari.
3) Kunjungan pertama Kunjuangan ulang
4) Data kebidanan
a. Haid
Menarche : 14 tahun
Lamanya : 7 hari
Siklus : 28 hari
Sifat darah : Encer
Banyaknya : 3-4 x ganti pembalut/ hari
Dismenorhea : tidak dismenorhea
Keputihan : tidak keputihan
Amenorhea : ya, selama hamil
Keluhan : tidak ada
b. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 18 Oktober 2011
HPL : 25 Juli 2012
Umur kemilan: 7 minggu 6 hari
Riwayat ANC sejak umur kehamilan : 6 minggu
Tempat ANC : BPS Ny. ARI
Frekuensi ANC :
TRIMESTER FREKUENSI ANC
TM 1 2 kali
TM 2 Belum dikaji
TM 3 Belum dikaji
6) Riwayat KB
Ibu belum pernah ber –KB
Rencana KB : ibu mengatakan bahwa ada rencana ber – KB dengan jenis susuk setelah
melahirkan anak pertamanya.
Tanggapan suami : suami mendukung atas rencana ibu untuk ber – KB.
Jumlah anak yang diinginkan : 3 anak
# Istirahat
Lama Tidur 7-8 jam/hari 5-6 jam/hari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# Personal Hygiene
Mandi 2xsehari 2xsehari
Keramas 3x seminggu 3x seminggu
Sikat Gigi 2x sehari 2x sehari
Ganti Pakaian 2x sehari 2x sehari
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# Kehidupan seksual
Frekuensi 3 x seminggu 1 x seminggu
Keluhan Tidak ada Tidak ada
# Eliminasi
Frekuensi BAK 4-5x sehari 9 x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Khas Khas
Keluhan Tidak ada Sering kencing
Frekuensi BAB 1x sehari 1x sehari
Warna Kuning Coklat kehitaman
Bau kecoklatan Khas
Konsistensi Khas Padat
Keluhan Lembek Kadang sulit BAB
Tidak ada
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum: Sedang Kesadaran : CM
b. Tanda-tanda vital:
T: 120/80 mmHg
N: 86 x/ menit
S: 370C
R: 24 x/menit
c. Berat badan sebelum hamil : 45 kg Sekarang: 54 kg
d. Tinggi badan : 160 cm
e. Lila : 25 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
ambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik, kulit kepala tidak ada lesi
Wajah : tidak ada oedem, simetris
ata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret
idung : bersih, tidak ada polip, simetris, tidak ada secret
ulut : bersih, warna kemerahan, siemtris
igi : gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi
usi : warna kemerahan, tidak ada oedem
ibir : warna merah, ada kelembapan, simetris, tidak ada lesi
elinga : bersih,tidak ada serumen
b. Leher :
Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
Kelenjar Parotis : tidak ada pembengkakan
Bentuk : simetris
Massa : tidak ada massa
Kekakuan : tidak ada
c. Dada
Auskultasi jantung : normal
Auskultasi paru : normal
Bentuk : simetris
d. Payudara
Pembesaran : Ada
Bentuk dan ukuran : Simetris
Warna : Normal
Keadaan putting : Menonjol
Pengeluaran : Tidak ada
Jenis : Tidak ada
Hyeprpigmentasi : Areola
Benjolan : Tidak ada benjolan / massa
Nyeri : Tidak nyeri
KGB Axila : tidak ada pembesaran
e. Abdomen :
Hiperpigmentasi : Tidak ada
Bekas luka OP : tidak ada bekas luka OP
Bentuk : Simetris
Palpasi Leopold :
- Leopold I :-
- Leopold II : -
- Leopold III :-
- Leopold IV :-
DJJ :-
TFU : -
TBJ :-
f. Ekstremitas
Oedema : tidak oedem
- -
- -
Kuku jari : tidak pucat
Varises : tidak ada
Reflek patela : +/+
Turgor Kulit : Sedang
g. Genetalia Eksterna : tidak dilakukan pemeriksaan
h. Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan pemeriksaan
i. Pemeriksaan Inspekulo : tidak dilakukan pemeriksaan
j. Pemeriksaan Panggul Luar : tidak dilakukan pemeriksaan
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal / jam : 12 Desember 2011 / 15.25 WIB
1. Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu dan kehamilannya..
2. Mengobservasi KU dan VS.
3. Memberitahu ibu tentang cara mengurangi mual muntah seperti :
Istirahat yang cukup
Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat membantu mengurangi rasa
mual ( roti, kentang , biskuit ) dan banyak makan sayur dan buah.
Makan sedikit – sedikit tapi sering.
Di pagi hari sewaktu bangu tidur jangan langsung terburu – buru bangun. Cobalah duduk dahulu
dan perlahan – lahan berdiri, bila sangat mual ketika bangun, siapkan snack atau biscuit di dekat
tempat tidur, dan memakannya sebelum berdiri.
Hindari makanan yang merangsang mual seperti makanan berbumubu menyengat, asam ,manis,
amis dan berminyak.
Minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi karena muntah. Hindari minum yang
mengandung cafein, teh dan kopi.
4. Memberi dukungan dan motivasi pada ibu
5. Memberikan terapi:
Folaxin 1 x 500 mg/ hari
Likokalk Plus 1 x 500 mg/ hari
6. Anjurkan ibu untuk kontro kembali setelah obat habis atau bila ada keluhan.
VII. EVALUASI
Tanggal / jam : 12 Desember 2011 / 15. 35 WIB
1. keadaan umum : sedang kesadaran: CM
VS : T : 100/70 mmHg N : 84x/ menit
R : 24 x/menit S : 36,8 oC
2. Ibu sudah mengetahui konsdisi ibu dan kehamilannya.
3. Ibu sudah mengerti tentang cara mengurangi mual dan muntah.
4. Ibu sudah tidak cemas lagi setelah mendapatkan pengobatan bahwa mual muntah saat hamil
muda itu sering terjadi pada kehamilan yang pertama.
5. Ibu sudah diberikan terapi.
6. Ibu bersedia untuk kontrol kembali setelah obat habis atau bila ada keluhan.
BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil Ny. H
dengan Hiperemesis Gravidarum dengan tujuh langkah varney, penulis menyimpulkan :
Penulis telah mendapatkan pengalaman nyata dalam penerapan asuhan kebidanan ibu
hamil normal Ny. H dengan Hiperemesis Gravidarum dengan menggunakan tujuh langkah
varney secara komprehensif.
Hasil pengkajian yang penulis didapatkan yaitu : Ku= sedang,kesadaran= CM, T: 120/80
mmHg, N: 86x/menit, R: 24 x/menit, S: 37oC, HPHT : 18 Oktober 2011, HPL : 25 Juli 2012, UK
: 7 minggu 6 hari,. Dalam keadaan normal ibu tidak mmpunyai penyakit menurun (DM),
menular (hepatitis), menahun (jantung), perencanaan: beritahu ibu bahwa kondisi ibu dan
kehamilannya, observasi KU dan VS, beritahu ibu tentang cara mengurangi mual dan muntah ,
memberi dukungan moril, berikan terapi. Evaluasi : Ku= baik ,kesadaran= CM, T: 100/70
mmHg, N: 84x/menit, R: 24 x/menit, S: 36,8oC,ibu sudah mengetahui kondisi ibu dan
kehamilannya, ibu sudah mengerti tentang cara mengurangi mual dan muntah, ibu sudah
diberikan dukungan moril, ibu sudah diberikan terapi.
Selama melaksanakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan kesenjangan antara
teori dan praktek.
II. Saran
1) Bagi Nakes
Dapat meningkatkan dan ketrampilan untuk memberikan pelayanan yang baik untuk ibu hamil
2) Bagi Ibu Hamil
Hendaknya dapat bekerja sama dengan bidan dan melaksanakan nasehat bidan, seperti :
Rutin untuk melakukan ANC
Dapat memenuhi kebutuhan oksigen
Meningkatkan personal Hygine
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohadjo, S. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarata: EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obsetri Fisiologi, Obsetri Patologi Jilid I. Jakarta : EGC.
Manuaba, 2001. Kapita Selekta pelaksanaan Rutin Obstetri dan Ginekologi . Jakarta: EGC
Anonim, 1993. Obstetri Fisiologi. INPAD Bandung: ELMAN
Winkjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
Winkjosastro., Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta : YBP-SP.
DAFTAR PUSTAKA
- Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC
- Mansyoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I Edisi 2. Jakarta : FKUI Media Aesculapius
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.5 Penatalaksanaan
2.1.5.1 Pencegahan
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan pada ibu-ibu dengan
maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan dalam
porsi kecil /sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa
oyong, mual dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur. (Ida Ayu C. Manuaba, 2008).
2.1.5.2 Terapi Obat
Terapi obat diberikan apabila cara di atas tidak mengurangi keluhan dan gejala. Tetapi
perlu diingat untuk tidak memberikan obat yang teratogen. Dapat menggunakan sedativa
(luminal, stesolid), vitamin (BI dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, acopreg, avomin,
torecan) antasida dan anti mulas. Pada keadaan lebih berat diberikan anti emetic seperti disiklomin
hidrokloride atau khlorpromasin. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di Rumah Sakit. (Sarwono P, 2007).
2.1.5.3 Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang cerah dan peredaran udara baik. Catat
cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang
tanpa pengobatan. (Sarwono, 2007).
2.1.5.4 Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan
menghilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, mengurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah atau konflik yang kiranya menjadi latar belakang penyakit ini. (Sarwono, 2007).
2.1.5.5 Cairan Parenteral
Cairan parenteral yang diberikan cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glucose
5% dalam cairan garam fisiologissebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan
vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Dibuat daftar control caran yang masuk
dan dikeluarkan. Dengan penanganan ini umumnya gejala-gejala akan berkurang dan keadaan
bertambah baik. (Sarwono, 2007).
2.1.5.6 Hiperemesis Gravidarum Tingkat II dan III Harus Dirawat Inap di Rumah Sakit
1. Kadang-kadang pada beberapa wanita, hanya tidur di rumah sakit saja telah banyak
mengurangi mual muntahnya
2. Isolasi
Jangan terlalu banyak tamu. Kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk.
Kadang kala hal ini saja tanpa pengobatan khusus telah mengurangi mual dan muntah
3. Terapi psikologis
Berikan pengertian bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar, normal dan fisiologis. Jadi
tidak perlu takut dan khawatir. Penambahan cairan
Berikan infus Dextrose / glukosa 5% sebanyak 2-3 liter/24 jam.
4. Berikan obat-obatan seperti te1ah dikemukakan di atas.
Pada beberapa kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum
penderita dapat dipertimbangkan suatu abortus buatan. (Mochtar R.. 1998).
2.2.1.2 Anamnesa
Pada tanggal :
Pukul :
1. Alasan kunjungan ini Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya.
2. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat Mesntruasi
Yang perlu ditanyakan adalah :
menarche untuk mengetahui keadaan alat kelamin dalam normal atau tidak
siklus menstruasi untuk mengetahui adanya penyakit yang menyertai.
Haid terakhir lamanya
Banyaknya darah yang keluar
Konsistensinya
Teratur tidaknya haid yang digunakan untuk membantu diagnosa lamanya kehamilan dan untuk
memperhitungkan taksiran persalinan.
b. Pergerakan anak
Pada kasus Hyperemesis Gravidarum pergerakan belum dirasakan karena pada kasus ini terjadi
pada trimester I.
c. Tanda- tanda kehamilan
Pada kasus hamil untuk menemukan apakah kehamilan ini diketahui melalui proses pemeriksaan
laboratorium.
d. Keluhan
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya klien mengeluh mual dan muntah yang berlebihan
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
e. Diet / makan
Makan dan jenis makanan pada kasus hyperemesis gravidarum makanan yang berlemak
merangsang mempengaruhi ibu yang mengakibatkan tidak nafsu makan.
f. Pola eliminasi
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya pasien BAB mengalami konstipasi dan BAKnya
mengalami oliguri.
g. Aktivitas sehari – hari
Pada kasus hyperemesis gravidarum aktivitanya terganggu karena biasanya badanya terasa
lemah.
h. Imunisasi TT
Untuk mencegah tetatus nenatorum, maka ibu hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi TT2 kali
dengan interval 4 minggu dari TT1.
i. Kontrasepsi yang pernah digunakan
Untuk mengetahui kontrasepsi apa yang pernah digunakan.
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
yang ditanyakan berapa kali itu hamil atau sekarang ini anak yang keberapa.
4. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Karena penyakit yang pernah diderita dapat timbul kembali karena keadaan ibu yang lemah pada
waktu kehamilan atau setelah melahirkan nanti. Pertanyaan yang diajukan nanti adalah apakah
pernah menderita penyakit hepatitis yang bisa menurun pada bayi melalui trans plasenta,
penyakit jantung, paru-paru, diabetes mellitus, gemelli, apakah alergi terhadap makanan dan
obat-obatan, apakah punya kebiasaan merokok dan minum jamu-jamuan.
5. Susunan keluarga yang tinggal dirumah.
Digunakan untuk mengetahui struktur keluarga yang tinggal serumah, serta berapa besar
tanggungan hidup keluarga yang dapat berpengaruh pada kehamilan. Kepercayaan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas untuk mengetahui apakah ibu punya keyakinan
dengan kehamilan, persalinan, nifas atau tidak.
6. Riwayat kesehatan keluarga.
Karena dalam kehamilan daya tahan tubuh ibu menurun bila ada penyakit yang menular dapat
lekas menular kepada ibu dan mempengaruhi janin. ( Prawirohardjo : 2002 : 278 )
2.2.1.3 Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Pada kasus hiperemesis gravidarum umumnya lemah.StabilMenurun dari
composmentis sampai koma
Untuk mengetahui Keadaan emosional yang dialami oleh ibu
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum tekanan darahnya turun.
Nadi : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum denyut nadinya meningkat
> 100 x menit.(Prawirohardjo, 2002 : 278)
Suhu : Biasanya pada kasus hiperemesis gravidarum suhu tubuhnya meningkat.
3. Muka
Kelopak mata : Cekung
Konjungtiva : Pucat
Sklera : Putih
Cloasma gravidarum : ada atau tidak ada.
Oedem : ada atau tidak ada
4. Hidung
Polip : ada atau tidak ada
Pendarahan : ada atau tidak ada
Sekret : ada atau tidak ada
Peradangan : ada atau tidak ada
5. Mulut dan Gigi
Caries : ada atau tidak ada
Gusi : ada pendarahan atau tidak ada
Tonsil : ada pembengkakan atau tidak ada
6. Telinga
Serumen : ada/ tidak
7. Pembesaran kelenjar tiroid : ada/ tidak
8. Pembesaran kelenjar limfe : ada/ tidak
9. Dada
Jantung : ictus cordis regular/ tidak
Paru-paru : ada/ tidak ronchi dan wheezing
Payudara
- Bentuk : simetris/ tidak
- Kebersihan : bersih/tidak
- Benjolan : ada/ tidak
- Rasa Nyeri : ada/ tidak
10. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : lordosis/ tidak
Pinggang nyeri : ada/ tidak nyeri ketuk
11. Ekstermitas atas dan bawah
Oedema kanan / kiri :ada/ tidak ada
Kekakuan sendi dan otot :ada/ tidak ada
varises kanan/kiri : ada/tidak ada
Reflek patella : kanan/kiri positif/ negatif
12. Abdomen
Linea : Tidak ada
Striae : Tidak ada
Pembesaran : sesuai umur kehamilan atau tidak
Benjolan : tidak ada
Konsistensi : lembek
13. TFU
Leopold I
a. Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil
b. Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian dalam fundus
c. Konsistensi uterus
Leopold II
a. Menentukan batas samping rahim kanan dan kiri
b. Menentukan letak punggung janin
Leopold III
a. Menentukan apa yang terdapat dibagian terbawah
b. Untuk menentukan bagian terbawah janin apakah bagian tersebut sudah masuk pintu atas
panggul atau belum ( jika belum bagian terbawah tersebut dapat digoyangkan )
Leopold IV
a. Pemeriksaan menghadap kearah kiri ibu hamil
b. Seberapa jauh bagian terbawah janin masuk pintu atas panggul. ( Mochtar : 1990;92 )
12. Fetus DJJ : belum terdengar
13. Anogenital
Vagina : Terdapat tanda chadwick, elastisitas bertambah, tidak ada pembengkakan kelenjar
bartolini dan skene.
Anus : Tidak ada haemoroid
2.2.2 Interprestasi Data
Diagnosa Dasar Masalah Kebutuhan :
G…P…A…
Hiperemesis Gravidarum biasanya terjadi pada kehamilan trimester 1 sehingga ketika
dilakukkan pemeriksaan leopold janin masih teraba balotement dengan keadaan ibu hamil
mengalami hiperemesis gravidarum.
a. Muntah > 10 x dalam 24 jam
b. Mata cekung
c. Bibir kering
d. Berat badan turun
e. Tekanan darah sistole 90-130 mmHg, diastole 60-90 mmHg
f. Pernafasan 16-20 x/menit
g. Nadi 60-100 x/menit
h. Suhu 36-37 0C
i. Ibu merasa cemas
k. Konseling lebih lanjut
2.2.3 Indentifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Pada langkah ini dapat diidentifikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah atau diagnosa yang sudah teridentifikasi.
Diagnosa potensial
Pada janin : IUGR, Abortus
Pada ibu : Hyperemesis gravidarum tingkat lebih tinggi
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Dalam teori mengatakan bagi penderita hiperemesis gravidarum tingkat I tidak diperlukan
kolaborasi dengan SpOG. (Mochtar, 1998 : 195).
2.2.5 Perencanaan Asuhan secara menyeluruh
2.2.5.1 Periksa kemungkinan lain mual antara lain faktor penyulit dalam kehamilan dan penyakit yang
memerlukan pembedahan seperti apendisitis atau ileus obstruktif lainnya.
2.2.5.2 Lakukan pemeriksaan darah :
Hemoglobin,
BUN dan serum creatinibe
Elektrolit
Gula darah
Test Fungsi Hepar, Kadar TSH dan tiroksin
2.2.5.3 Batasi asupan makan makan per oral.
2.2.5.4 Berikan terapi cairan untuk mengatasi dehidrasi
2.2.5.5 Lakukan pemberian makanan via NGT – naso gastric tube bila hiperemesis parah.
2.2.5.6 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
Anti alergi (Antihistamin, Dramamin, Avomin dll.)
Anti emetik (Mediamer B6, Emetrole dll.)
Vitamin (terutama B kompleks, vitamin C)
.
2.2.6 Pelaksanaan
2.2.6.1 Memeriksa kemungkinan lain mual antara lain faktor penyulit dalam kehamilan dan penyakit
yang memerlukan pembedahan seperti apendisitis atau ileus obstruktif lainnya.
2.2.6.2 Melakukan pemeriksaan darah :
Hemoglobin,
BUN dan serum creatinibe
Elektrolit
Gula darah
Test Fungsi Hepar, Kadar TSH dan tiroksin
2.2.6.3 Membatasi asupan makan makan per oral.
2.2.6.4 Memberikan terapi cairan untuk mengatasi dehidrasi
2.2.6.5 Melakukan pemberian makanan via NGT – naso gastric tube bila hiperemesis parah.
2.2.6.6 Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
Anti alergi (Antihistamin, Dramamin, Avomin dll.)
Anti emetik (Mediamer B6, Emetrole dll.)
Vitamin (terutama B kompleks, vitamin C)
2.2.7 Evaluasi
2.2.7.1 Ibu mengerti dan bisa mengulangi konseling yang diberikan.
2.2.7.2 Ibu bersedia untuk tidak makan-makanan yang berminyak
2.2.7.3 Ibu bersedia makan sedikit tapi sering
2.2.7.4 Ibu bersedia banyak minum
2.2.7.5 Ibu bersedia untuk tidak memakan makanan dan meminum-minuman yang asam
2.2.7.6 Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
2.2.7.7 Ibu telah mendapatkan terapi obat
2.2.7.8Ibu bersedia untuk datang pada kunjungan ulang berikutnya
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Nama : Ny. N
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA Tamat
Pekerjaan : Swasta / Karyawati Pabrik
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Margodadi gang 2 no 78 Surabaya
Nikah : 1 kali lamanya 5 bulan
No. RM : 49625
MRS : 18- 2- 2012 jam 09.00
Nama Suami : Tn. M
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Alamat : Margodadi gang 2 no 78 Surabaya
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan mual dan muntah sejak 1 minggu yang lalu (11 -2-2012)
Ibu mengatakan hamil pertama kali dengan umur kehamilan 2 bulan. Hari pertama haid terakhir
tanggal 21-11-2011. Perkiraan persalinan tanggal 28-8-2012.
Ibu mengatakan belum merasakan pergerakan anak. Selama hamil memeriksakan kehamilannya di
bidan 1 kali dan mendapat TT 1 x.
Selama hamil mual dan muntahnya jarang, tapi sejak tanggal 11-2-2012 tiap kali makan merasa
mual dan langsung muntah, pusing (-), badan tidak enak, nafsu makan tetap baik.
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis)
maupun penyakit keturunan (ashma, DM) kecuali ibunya (ibu dari klien) menderita hipertensi.
Dalam keluarganya tidak ada riwayat persalinan kembar.
6. Riwayat kebidanan
a. Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : ± 28 hari
Lama : ± 5 hari
Warna : Merah
Banyaknya : Cukup (hari I & II ganti softex 4 kali dalam I hari) Dismenorhea : (-)
Fluor albus : (-)
b. Riwayat kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan metode kontrasepsi.
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ini merupakan kehamilan yang pertama.
7. Keadaan psikososial spiritual
- Ibu sangat menginginkan kehamilan ini karena merupakan anak yang pertama
- Ibu mengatakan kalau makan di rumahnya sendiri selalu mual / muntah tetapi kalau makan di
rumah ibu / kakaknya tidak muntah
- Ibu mengatakan kalau sikat gigi sering muntah
- Hubungan dengan suami ataupun keluarganya baik
- Ibu tinggal di rumahnya sendiri dengan suaminya
- Ibu mengatakan beragama Islam
- Selama hamil ibu tetap melakukan sholat lima waktu
8. Pola Kehidupan Sehari-hari
Sebelum Sakit Sesudah Sakit
Pola nutrisi
Makan 3-4 kali sehari, porsi Ibu bila makan selalu mual dan langsung
sedang dengan nasi, lauk muntah Minum air putih dan susu
pauk, sayur, buah, Minum air hangat ± 3 gelas/hari
putih dan susu ± 7-8
gelas/hari
Pola eliminasi
Pola aktivitas
lbu bisa melakukan pekerjaan Ibu hanya berbaring di tempat tidur
rumah tangga (mencuci, untuk pemenuhan kebutuhan lainnya
menyapu, memasak) dibantu olah orang lain
Pola istirahat/tidur
Tidur siang hari + 2 jam Sepanjang hari ibu tiduran di tempat
Tidur malam hari + 8 jam tidur
Kalau ada waktu luang Tidur ± 11 jam/hari
digunakan untuk istirahat
Personal higiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi Mandi 2x/hari, gosok gigi 1x/hari dan
2x/hari dan ganti baju tiap ganti baju tiap kali habis mandi
habis mandi
3.6 Implementasi
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga dengan menggunakan komunikasi terapeutik
dengan cara :
- Memberi salam
- Memperkenalkan diri
- Menanyakan dan mendengarkan keluhan ibu dengan baik
2. Menjelaskan tentang keadaannya bahwa hal tersebut dikarenakan terjadinya peningkatan
hormon HCG didalam tubuhnya, bisa juga disebabkan dari psikologis ibu sendiri. Dan hal
tersebut biasanya akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan
3. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
- Keadaan umum masih lemah
- TD : 120/80 mmHg
- S : 372oC
- N : 88 x/menit
- Rr : 20 x/menit
3.7 Evaluasi
1. Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
2. Ibu dapat menerima dan memahami keadaannya saat ini.
3. Ibu kooperatif saat petugas melakukan pemeriksaan.
4. Ibu bersedia melakukan anjuran petugas kesehatan dan beesdia untuk diberi terapi obat.
5. Ibu telah mendapatkan terapi obat
RENCANA PULANG
ma : Ny. N
mur : 37 tahun
mat : Gedog Kulon, Turen
RS tanggal : 17-6-2006 s/d 19-6-2006
gnosa masuk : Hiperemesis gravidarum
gnosa keluar : Hiperemesis gravidarum
siapan pasien pulang
BB : 49,5 kg
TD : 120/80 mmHg
Suhu : 37°C
Nadi : 88 x/menit
1. Menyiapkan obat pasien yang masih ada
Plantacid F syrup 3 x 1 sendok teh/hari
2. Memberikan nasehat untuk :
1. Makan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat
2. Makan biskuit/roti kering dan teh hangat sebelum bangun dari tempat tidur
3. Tidak pantang makanan
4. Hindari makanan yang tnerangsang/berbumbu
5. Mandi dan sikat gigi dengan air hangat
6. Minum obat secara teratur
7. Kontrol pada tangga1 27-6-2006 atau sewaktu-waktu bila ada keluhan
BAB 4
PEMBAHASAN
Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil
sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari. Karena keadaan umumnya menjadi buruk dan bisa
jadi dehidrasi.
Masalah yang terjadi pada Ny. N tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
praktek di lapangan karena tidak sampai terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.
Pada dasarnya hiperemesis gravidarum disebabkan karena peningkatan hormon HCG
yang berlebihan yang biasanya terjadi pada primigravida, kehamilan kembar dan mola
hidatidosa.
Tapi pada Ny. N selain karena peningkatan hormon HCG yang berlebihan juga bisa
disebabkan dari faktor psikologis karena kehamilannya merupakan kehamilan yang pertama
kalinya.
BAB 5
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari asuhan kebidanan NY. N hanva ditemukan beberapa masalah, antara lain :
Maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul, antara lain :
4. Menganjurkan untuk makan dalam porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat
5. Menganjurkan untuk makan biscuit dan teh hangat sebelum bangun dari tempat tidur
6. Meningkatkan personal hygiene
7. Melakukan advis dokter
Setelah dilakukan asuhan kebidanan maka masalah yang ada dapat teratasi sehingga
pasien dapat pulang dengan keadaan sehat.
Dengan terselesainya management kebidanan tentang perawatan penderita hiperemesis
gravidarum maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada ibu hamil muda dan sampai sekarang penyebab
pastinya belum diketahui
2. Tindakan yang diberikan dapat disesuaikan dengan keluhan yang ada sebelum diagnosa pasti
ditegakkan
3. Penyembuhan memerlukan ketenangan dan waktu yang lama, maka dalam peraturannya
perawatannya harus diperhatikan secara keseluruhan baik bio, psiko dan sosial.
5.2 Saran
5.2.1.Pada Klien/Keluarga
1. Diharapkan agar setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara teratur untuk mendeteksi
adanya kelainan yang bisa terjadi pada masa kehamilan. persalinan maupun masa nifas.
2. Mengkonsumsi makanan yang tinggi akan zat gizi.
3. Menjaga personal higiene agar tidak terjadi infeksi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
5.2.2 Pada Petugas Kesehatan
1. Diharapkan petugas kesehatan selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai
dengan kemajuan IPTEK.
2. Diharapkan petugas kesehatan jeli dalam mencari masalah yang sedang dihadapi oleh pasien dan
mampu mencari solusi dalam menangani masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi. Cetakan ke-II. Jakarta : EGC.
2 komentar:
Anonim mengatakan...
BAB I
PENDAHULUAN
Namun tidak semua wanita mengalami kehamilan dengan sangat senang hati. Hal ini disebabkan
wanita tersebut tidak memperhatikan dan mengetahui perubahan-perubahannya atau perubahan
pada dirinya.
Ada beberapa wanita hamil muda yang mengalami mual dan muntah dipagi hari, karena perasaan
mual dan muntah ini sering terjadi pada pagi hari ini disebut morning sick. Mual dan muntah ini
merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, ± pada 6 minggu
setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60 – 80 % primigravida dan 40 – 60 %
multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini menjadi lebih berat hanya pada 1 hari
dari 1000 kehamilan. (Mansjoer, 1999 : 259).
Apabila perasaan mual muntah terjadi setiap saat dan juga malam hari serta dapat mengganggu
aktifitas ibu dan keadaan umum menjadi buruk, hal ini disebut Hyperemesis Gravidarum.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan pada Ny.
T dengan Hyperemesis Gravidarum yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny. T dengan
Hyperemesis Gravidarum Tingkat I di BPS Hj.Iming”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. T dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008 dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut
varney dan di implementasikan dalam bentuk SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.2 Mahasiswa dapat melakukan interpretasi data pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.3 Mahasiswa dapat melakukan indentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu hamil
dengan hyperemesis gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.4 Mahasiswa dapat melakukan identifikasi kebutuhan akan tindakan segera dan kolaborasi
di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.5 Mahasiswa dapat merencanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu hamil dengan
hyperemesis gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.6 Mahasiswa dapat melaksanakan perencanaan pada ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
1.2.2.7 Mahasiswa dapat mengevaluasi asuhan kebidanan pad ibu hamil dengan hyperemesis
gravidarum di BPS Hj.Iming tahun 2008
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.4 Patofisiologi
Perubahan ibu hamil
Hyperemesis Gravidarum
Perasaan mual akibat meningkatnya kadar estrogen. Pengaruh estrogen ini tidak jelas, mungkin
berasal dari sistem syaraf pusat atau akibat dari pengosongan asam lambung.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekresi lewat ginjal menambah
frekuensi muntah-muntah yang berlebihan, yang dapat merusak hati.
Dapat terjadi robekan pada selaput lendir esophalus dan lambung. (Prawihardjo: 277)
2.1.6 Penanganan
2.1.6.1 Beritahu ibu tentang keadaan umum ibu dan keadaan kehamilannya.
2.1.6.2 Lakukan pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan dan
kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan factor psikis rasa takut, juga tentang diet ibu
hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering jangan
tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa mual dan muntah. Defekasi hendaknya
diusahakan teratur.
2.1.6.3 Berikan terapi obat menggunakan sedative (luminal, stesolid), Vitamin (B1 dan B6), anti
muntah ( mediamer B6, Drammamin, Auopres, Avomin, Torecan), antacid.
2.1.6.4 Anjurkan bagi ibu hamil yang mengalami hiperemis gravidarum tingkat II dan III harus
dirawat inap di rumah sakit.
2.1.6.5 Beritahukan kadang-kadang pada beberapa wanita hanya tidur di rumah sakit saja, telah
banyak mengurangi mual dan muntahnya.
2.1.6.6 Berikan terapi psikologik yaitu pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,
normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir. Cari dan coba hilangkan factor
psikologis seperti keadaan social ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
2.1.6.7 Berikan penambahan cairan yaitu infuse dekstrosa atau glukosa 5% sebanyak 2 – 3 liter
dalam 24 jam.
2.1.6.8 Berikan obat-obatan seperti telah dikemukakan diatas.
2.1.6.9 Beritahukan kepada ibu hamil yang menderita hipermesis gravidarum, pada beberapa
kasus dan bila terapi tidak dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita, dapat
dipertimbangkan suatu abortus buatan.
(mochtar, 1998 : 196).
2.1.7 Penatalaksanaan
2.1.7.1 Memberitahukan ibu tentang keadaan umum ibu dan keadaan kehamilannya
2.1.7.2 Melakukan pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan
kepada ibu hamil yang menderita hyperemesis gravidarum dengan maksud menghilangkan factor
psikis rasa takut, tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak tetapi dalam porsi
sedikit namun sering dan jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi karena dapat merangsang
mual dan muntal kembali.
2.1.7.3 Memberikan terapi obat menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1dan B6),
anti muntah (mediamer B6, dramamamin, auopres, avomin, torecan), antacid.
2.1.7.4 Menganjurkan bagi ibu hamil yang menderita hiperemesis gravidarum tingkat I dan II
harus dirawat inap dirumah sakit.
2.1.7.5 Memberitahukan pada beberapa ibu hamil yang menderita hiperemesis hanya dengan
beristirahat tidur ditempat tidur saja telah dapat membantu mengurangi mual dan muntahnya.
2.1.7.6 Memberikan terapi psikologik yang pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang
wajar, normal dan fisiologis jadi tidak perlu takut dan khawatir. Coba hilangkan factor
psikologik seperti keadaan social ekonomi dan pekerjaan serta lingkungan.
2.1.7.7 Memberikan penambahan cairan atau infuse dekstrosa atau glukosa 5 % sebanyak 2 – 3
liter dalam 24 jam. Jika diperlukan.
2.1.7.8 Menganjurkan pemeriksaan kehamilan lebih sering ke dokter.
2.1.7.9 Menjelaskan kepada ibu pentingnya tanda-tanda bahaya kehamilan.
2.1.7.10 Memberitahukan pada ibu hamil yang menderita hiperemesis gravidarum, beberapa
kasus dan bila terapi sudah dapat dengan cepat memperbaiki keadaan umum penderita dapat
dipertimbangkan suatu abortus buatan.
( Diktat Asuhan kebidanan I )
2.1.8 Evaluasi
2.1.8.1 Ibu sudah mengetahui keadaan dirinya dan kehamilannya
2.1.8.2 Ibu sudah tahu cara pencegahannya
2.1.8.3 Ibu telah mendapat terapi obat
2.1.8.4 Ibu bersedia untuk beristirahat
2.1.8.5 Ibu tahun tentang terapi psikologik
2.1.8.6 Ibu akan rajin untuk selalu memeriksakan kehamilannya.
2.1.8.7 Ibu tahu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.
2.1.8.8 Ibu bersedia untuk selalu datang setiap kunjungan ulang berikutnya atau bila ada keluhan.
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan
2.2.1 Pengkajian
2.2.1.1 Identitas
a. Nama Klien
Digunakan untuk membedakan antara klien satu dengan yang lainnya (Manuaba, 1998 : 326)
b. Umur
Digunakan untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau tidak. Wanita hamil
umumnya tidak boleh kurang dari 16 tahun dan lebih dari 35 tahun. (Manuaba, 1998 : 326)
c. Kebangsaan
Sebagian masyarakat beranggapoan bahwa wanita kullit hitam lebih kuat dari pada kulit putih.
(Manuaba, 1998 : 326)
d. Agama
untuk memudahkan dalam memberikan nasehat spiritual sesuai dengan kepercayaan yang dianut.
(Manuaba, 1998 : 326)
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien, sehingga dalam memberikan asuhan disesuaikan
dengan tingkat pengetahuan. (Manuaba, 1998 : 326)
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat ekonomi klien. (Manuaba, 1998 : 326)
g. Alamat
Untuk memudahkan dimana tempat tinggal klien, sehingga memudahkan petugas kesehatan
dalam melakukan kunjungan rumah(Manuaba, 1998 : 326)
2.2.1.2 Anamnesa
Pada tanggal ………………….pukul…………
1. Alasan kunjungan ini
Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya.
2. Riwayat Kehamilan
a. Riwayat Mesntruasi
Yang perlu ditanyakan adalah :
menarche untuk mengetahui keadaan alat kelamin dalam normal atau tidak, siklus menstruasi
untuk mengetahui adanya penyakit yang menyertai. Haid terakhir lamanya, banyaknya darah
yang keluar, konsistensinya, teratur tidaknya haid yang digunakan untuk membantu diagnosa
lamanya kehamilan dan untuk memperhitungkan taksiran persalinan.
b. Pergerakan anak
Pada kasus Hyperemesis Gravidarum pergerakan belum dirasakan karena pada kasus ini terjadi
pada trimester I.
c. Tanda- tanda kehamilan
Pada kasus hamil untuk menemukan apakah kehamilan ini diketahui melalui proses pemeriksaan
laboratorium.
d. Keluhan
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya klien mengeluh mual dan muntah yang berlebihan.
e. Diet / makan
Makan dan jenis makanan pada kasus hyperemesis gravidarum makanan yang berlemak
merangsang mempengaruhi ibu yang mengakibatkan tidak nafsu makan.
f. Pola eliminasi
Pada kasus hyperemesis gravidarum biasanya pasien BAB mengalami konstipasi dan BAKnya
mengalami oliguri.
g. Aktivitas sehari – hari
Pada kasus hyperemesis gravidarum aktivitanya terganggu karena biasanya badanya terasa
lemah.
h. Imunisasi TT
Untuk mencegah tetatus nenatorum, maka ibu hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi TT2 kali
dengan interval 4 minggu dari TT1.
i. Kontrasepsi yang pernah digunakan
Untuk mengetahui kontrasepsi apa yang pernah digunakan.
3. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Untuk mengetahui masalah atau gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan
yang ditanyakan berapa kali itu hamil atau sekarang ini putra yang keberapa.
4. Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Karena penyakit yang pernah diderita dapat timbul kembali karena keadaan ibu yang lemah pada
waktu kehamilan atau setelah melahirkan nanti. Pertanyaan yang diajukan nanti adalah apakah
pernah menderita penyakit hepatitis yang bisa menurun pada bayi melalui trans plasenta,
penyakit jantung, paru-paru, diabetes mellitus, gemelli, apakah alergi terhadap makanan dan
obat-obatan, apakah punya kebiasaan merokok dan minum jamu-jamuan.
5. Susunan keluarga yang tinggal dirumah.
Digunakan untuk mengetahui struktur keluarga yang tinggal serumah, serta berapa besar
tanggungan hidup keluarga yang dapat berpengaruh pada kehamilan.
Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, nifas untuk mengetahui apakah
ibu punya keyakinan dengan kehamilan, persalinan, nifas atau tidak.
6. Riwayat kesehatan keluarga.
Karena dalam kehamilan daya tahan tubuh ibu menurun bila ada penyakit yang menular dapat
lekas menular kepada ibu dan mempengaruhi janin.
( Prawirohardjo : 2002 : 278 )
2.2.6 Pelaksanaan
2.2.6.1 Mengkaji ulang keluhan ibu.
2.2.6.2 Memberikan konseling tentang tanda bahaya kehamilan → penglihatan menjadi kabur,
kepala pusing, nyeri perut yang hebat, oedema pada muka, tangan dan kaki, perdarahan
pervaginam.
2.2.6.3 Menganjurkan ibu untuk tidak makan makanan yang berminyak karena dapat
merangsang kembali mual.
2.2.6.4 Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering
2.2.6.5 Menganjurkan banyak minum air.
2.2.6.6 Menghindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.
2.2.6.7 Memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud
menghilangkan factor psikis rasa takut.
2.2.6.8 Memberikan terapi obat sedative, vitamin B1 dan B6, anti muntah (mediamer, B6,
Drammamin, Avopreg, Avomin, Torecan, Antisida dan anti mulas).
2.2.6.9 Menganjurkan pemeriksaan hamil lebih sering.
2.2.6.10 Menganjurkan segera datang bila terjadi keadaan abnormal.
( Diktat Asuhan Kebidanan I )
2.2.7 Evaluasi
2.2.7.1 Ibu mengerti dan bisa mengulangi konseling yang diberikan.
2.2.7.2 Ibu bersedia untuk tidak makan-makanan yang berminyak
2.2.7.3 Ibu bersedia makan sedikit tapi sering
2.2.7.4 Ibu bersedia banyak minum
2.2.7.5 Ibu bersedia untuk tidak memakan makanan dan meminum-minuman yang asam
2.2.7.6 Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
2.2.7.7 Ibu telah mendapatkan terapi obat
2.2.7.8 Ibu bersedia untuk datang pada kunjungan ulang berikutnya
( Diktat Asuhan Kebidanan I )
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama : Ny. T Nama : Tn. J
Umur : 21 tahun Umur : 23 tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pasawahan Alamat : Pasawahan
3.1.2 Anamnesa
Pada tanggal 16-04-2008 pukul :10.00 WIB
1. Alasan kunjungan ini
Klien memeriksa diri di BPS Hj. Iming karena mengeluh mual dan muntah, pusing sepanjang
hari.
2. Riwayat menstruasi
a Menarche : 14 tahun
b Siklus : + 28 hari
c Lamanya : 7 hari
d Dismenorhoe : tidak
e Banyaknya : 2 x ganti pembalut
f Teratur/tidak : teratur
g Konsistensi : encer
3. Riwayat kehamilan sekarang
a. Tanda-tanda kehamilan
Tes kehamilan (+) positif dilakukan di BPS pada tanggal 25 April 2008
b. HPHT = 21-03-2008, HTP = 28-12-2008
c. Keluhan yang dirasakan sekarang
Ibu mengeluh mual muntah terus menerus, tidak ada nafsu makan, badan lemah.
d. Pola makan
Klien mengatakan nafsu makannya berkurang bahkan tidak mau makan sama sekali
e. Pola eliminasi
BAK : 4-6 x/hari
BAB : 1 x/hari
f. Aktifitas sehari-hari dan tidur
Klien mengatakan masih mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tapi sebatas pekerjaan yang
ringan. Seperti menyapu, kalau malam ibu tidak bisa tidur dengan tenang dan tidak pernah tidur
siang.
g. Imunisasi
Belum dilakukan
h. Kontrasepsi yang pernah digunakan
Belum pernah
i. Gerakan janin belum dirasakan
4. Riwayat obstetri
No Umur UsiaKehamilan JenisPersalinan Tempat Persalinan Komplikasi Penolong JK Nifas
Hamil Sekarang
5. Riwayat kesehatan
Klien tidak pernah mempunyai penyakit diabetes mellitus,jantung, dan hipertensi.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit berat seperti jantung, TBC, DM, ginjal dan
lain-lain.
7. Riwayat sosial
Ibu tinggal dirumah sendiri bersama suami. Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan
anggota keluarga lainnya juga dengan masyarakat sekitarnya terjalin dengan baik. Kehamilan ini
direncanakan. Ibu dan suami sangat bahagia dengan kehamilan ini
8. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Sepenuhnya oleh suami
3.3 Assesment
G1 P0 A0 gravida 13 minggu, balotement (+) dengan hyperemesis gravidarum tingkat I, dengan
keadaan umum ibu lemah.
3.4 Planning
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada klien dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan → Ibu tahu dan mengerti hasil pemeriksaan yang telah dijelaskan.
b. Memberikan konseling tentang kehamilan kepada ibu bagaimana menghilangkan rasa takut →
Ibu mengerti dan sekarang ibu sudah tidak takut lagi dengan kehamilannya.
c. Menganjurkan agar makan-makanan sedikit tapi sering dalam porsi hangat → Ibu mengerti
dan akan makan-makanan yang telah dianjurkan.
d. Menghindari makan-makanan yang merangsang terjadinya mual dan muntah seperti makan
yang berlemak → Ibu akan menghindari makanan yang merangsang.
e. Memberikan terapi obat-obatan seperti luminal 30mg. minum vitamin BI 200mg. vit B6
200mg vit B12 150mg. Ibu harus meminumnya → Ibu mengerti dan akan meminum obat yang
diberikan.
f. Mengajurkan ibu untuk tidak langsung berdiri waktu bangun pagi karena akan menyebabkan
mual dan muntah → Ibu mengerti.
g. Menganjurkan ibu istirahat cukup → Ibu bersedia untuk istirahat.
h. Menganjurkan untuk kunjungan ulang berikutnya minimal 1 bulan sekali guna mengetahui
perkembangan kesehatanya atau jika ada keluhan → Ibu akan datang satu bulan kemudian atau
jika ada keluhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengkajian dan diberikan asuhan kebidanan pada Ny.T hamil dengan
hyiperemesis gravidarum tingkat I maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
4.1 Pengkajian
Dalam teori di sebutkan bahwa pada hiperemesis gravidarum tingkat 1 ditandai dengan adanya
mual, muntah, keadaan umum lemah, mata cekung, conjungtiva pucat, tekanan darah rendah,
nadi meningkat, nafsu makan berkurang, berat badan turun, nyeri epigastrium.
(mochtar, 1998: 195)
Pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat 1 didapatkan data adanya mual muntah,
keadaan umum lemah, conjungtiva pucat, mata cekung, berata badan menurun, tekanan darahnya
90/60 mmHg, nadi 89x/mnt, pernafasannya 24x/mnt, suhunya 37,2ºC dan nyeri epigastrium.
4.7 Evaluasi
4.7.1 Ibu mengerti dan bisa mengulangi konseling yang diberikan.
4.7.2 Ibu bersedia untuk tidak makan-makanan yang berminyak
4.7.3 Ibu bersedia makan sedikit tapi sering
4.7.4 Ibu bersedia banyak minum
4.7.5 Ibu bersedia untuk tidak memakan makanan dan meminum-minuman yang asam
4.7.6 Ibu tahu dan mengerti tentang keadaan kehamilannya
4.7.7 Ibu telah mendapatkan terapi obat
4.7.8 Ibu bersedia untuk datang pada kunjungan ulang berikutnya atau dan jika diperlukan.
( Diktat Asuhan Kebidanan I )
.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan pangkajian dan memberikan asuhan kebidanan pada Ny. T dengan
hiperemesis gravidarum tingkat I di BPS Hj.Iming pada tahun 2008 penulis menyimpulkan :
5.1.1 Pengkajian
Di dalam pengumpulan data penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
5.1.2 Interpretasi Data
Di dalam interpretasi data penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
5.1.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Masalah potensial yang akan terjadi pada Ny. T dengan hiperemesis gravidarum tingkat I
selanjutnya adalah tingkat II dan tingkat III yaitu dehidrasi, abortus dan anemia
5.1.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera
Di dalam identifikasi kebutuhan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan
praktek karena tidak dilakukan kolaborasi dengan SpoG
5.1.5 Perencanaan
Di dalam perencanaan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek
5.1.6 Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktek
5.1.7 Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi perkembangan kehamilan yang dialami Ny. T dengan hasil yang
sesuai diharapakan karena Ny. T memeriksakan kehamilannya dengan rutin dan mau melakukan
apa yang dianjurkan oleh bidan sehingga penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dengan praktek
5.2 Saran
5.2.1 Untuk Prodi DIII Kebidanan STIKes Cirebon
Kepada Prodi DIII Kebidanan STIKes Cirebon agar dapat mempersiapkan mahasiswa dan alat-
alat yang dibutuhkan untuk praktek sehingga mahasiswa siap mempelajari keterampilan yang
ada di lapangan.
5.2.2 Bagi BPS agar lebih menegakkan pelayanan secara cepat dan tepat, diharapkan melengkapi
alat dan sarana yang menunjang pada pelayanan kebidanan terutama yang bermasalah sehingga
tercipta pelayanan yang komprehensif yang optimal.
5.2.3 Bagi Ny.T diharapkan agar dapat menjaga kehamilannya terutama keluarga turut berperan
serta mengamati dan menerima keluhan dari ibu hamil.
5.2.4 Bagi Mahasiswi DIII kebidanan STIKes Cirebon agar dapat meningkatkan kualitas
belajarnya sehingga dapat memberikan asuhan pelayanan kebidanan sesuai standart yang telah
ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah hasil Praktek Belajar
dilapangan yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. T KEHAMILAN DENGAN
HYPEREMESIS GRAVIDARUM TINGKAT I DI BPS Hj.IMING ADMI PASAWAHAN
KUNINGAN TAHUN 2008”.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memperoleh bimbingan, arahan dan dorongan dari
berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H E Djumhana Cholil, MM, selaku Ketua YASRI Cirebon.
2. Djaenal Asikin, SKM, M.Kes, selaku Ketua STIKes Cirebon.
3. Rahayu Widiarti, Amd.Keb, selaku Ketua prodi D3 Kebidanan dan Sebagai Pembimbing
Lapangan.
4. Hj.Iming Admi Amd.Keb, selaku Pembimbing Lapangan.
5. Orang tua yang selalu memanjatkan doa dan selalu memberikan dukungan.
6. Rekan-rekan mahasiswa prodi DIII Kebidanan STIKes Cirebon serta semua pihak yang telah
memberikan banyak masukan dan bantuan dalam menyusun laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu segala saran dan koreksi dari manapun penulis terima.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca
khususnya dunia kesehatan .
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 1
1.3 Metode Penelitian 3
1.4 Sistematika Penulisan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Medis 4
2.1.1 Definisi 4
2.1.2 Etiologi 5
2.1.3 Tingkatan Hiperemesis Gravidarum 6
2.1.4 Patofisiologi 7
2.1.5 Diet Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis
Gravidarum 8
2.1.6 Penanganan 8
2.1.7 Penatalaksanaan 9
2.2 Konsep Asuhan Kebidanan 10
2.2.1 Pengkajian 10
2.2.2 Interpretasi Data 16
2.2.3 Identifikasikan Diagnosa / Masalah Potensial 16
2.2.4 Indentifikasi Kebutuhan Segera 16
2.2.5 Perencanaan Asuhan Secara Menyeluruh 16
2.2.5 Pelaksanaan 17
2.2.6 Evaluasi 18
BAB III TINJAUAN KASUS 19
BAB IV PEMBAHASAN 24
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 27
5.2 Saran 28
DAFTAR PUSTAKA