BAB II
TINJAUAN TEORI
sering dijumpai pada anak terutama pada golongan anak berumur 6 bulan
ditemukan pada anak, hal ini terutama pada rentang usia 4 bulan sampai 4
kejang yang berbeda-beda, hal ini tergantung dari tinggi serta rendahnya
ambang kejang seorang anak. Anak dengan kejang rendah, kejang dapat
terjadi pada suhu 38ºC, tetapi pada anak dengan ambang kejang yang
tinggi kejang baru akan terjadi pada suhu 40ºC atau bahkan lebih (Sodikin,
2012).
Kejang Demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu rektal di atas 38ºC) yang disebabkan oleh suatu proses
a. Faktor genetika
b. Infeksi
c. Demam
d. Gangguan metabolisme
e. Trauma
Tanda dan gejala dari kejang demam menurut Wulandari dan Erawati
(2016) yaitu :
c. Kejang timbul dalam 24 jam setelah naiknya suhu badan akibat infeksi
sebagainya
Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari
seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 15%. Oleh
membrane sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi disfusi dari
ion kalium maupun ion natrium melalui membrane tersebut dengan akibat
terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya
Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung tinggi
kenaikan suhu tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah,
kejang telah terjadi pada suhu 38ºC sedang anak dengan ambang kejang
yang tinggi kejang baru terjadi bila suhu mencapai 40ºC atau lebih. Maka
umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Akan tetapi
jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh semakin meningkat yang
(Ngastiyah, 2014).
Reaksi Inflamasi
Perubahan konsentrasi ion Kelainan neurologis
diruang ekstraseluler perinatal/prenatal
Proses demam
Hipertermia
Ansietas
Reflek menelan
menurun Kontraksi otot Perubahan suplay darah
meningkat keotak
Resiko aspirasi
Metabolisme meningkat Resiko kerusakan sel
neuron otak
a. Kerusakan neurotransmitter
pada neuron.
b. Epilepsi
kelainan di otak yang lebih banyak terjadi pada anak baru berumur 4
bulan - 5 tahun.
a. Pemeriksaan Laboratorium
misalnya darah perifer, elektrolit, dan gula darah (level II-2 dan level
b. Fungsi Lumbal
batrerialis adalah 0,6 % - 6,7 %. Pada bayi kecil seringkali sulit untuk
dianjurkan pada :
3) Anak umur >18 bulan tidak rutin. Bila yakin bukan meningitis
c. Elektroensefalografi
misalnya kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun
d. Pencitraan
b. Paresis nervus VI
c. Papilledema
demam yaitu :
a. EEG
b. Fungsi Lumbal
pada bayi (usia <12 bulan ) karena gejala dan tanda meningitis pada
bayi mungkin sangat minimal atau tidak tampak. Pada anak dengan
c. Neuroimaging
d. Pemeriksaan Laboratorium
a. Penatalaksanaan medis
1) Bila pasien datang dalam keadaan kejang, obat pilihan utama yaitu
b. Penatalaksanaan keperawatan
1. Definisi
peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel. Organ maupun individu
dalam struktur dan fungsi tubuh yang kompleks dalam pola dan dapat
Kembangyaitu :
a. Faktor genetik
Melalui instruksi genetik yang terkandung didalam sel telur yang telah
b. Faktor lingkungan
b) Mekanis.
d) Infeksi.
e) Stress.
f) Imunitas.
g) Anoksia embrio.
(3) Umur.
(4) Gizi.
(9) Hormon.
b) Lingkungan fisik
2) Sanitasi.
3) Keadaan rumah.
4) Radiasi.
c) Faktor psikososial
1) Stimulasi.
2) Motivasi belajar.
4) Kelompok sebaya.
5) Sekolah.
1) Pekerjaan/pendapatan keluarga.
2) Pendidikan ayah/ibu.
3) Jumlah saudara.
8) Agama.
9) Urbanisasi.
erat, mesra dan selaras antara ibu/pengasuh dan anak merupakan syarat
a. Masa prenatal
2) Masa remaja
-Remaja dini
-Remaja lanjut
lingkungan.
c. Bahasa
dan bicara.
tangan
dandiluar jangakauan
4) 6 sampai 9 bulan
sembunyi-sembunyian.
5) 9 sampai 12 bulan
-menirukan suara
kemulutnya
-Menyusun 6 kotak
-Menyusun 2 kata
-Menaruh minat pada apa yang dkerjakan orang yang lebih besar
denganmereka
- Menggambar lingkaran
9) 3 sampai 4 tahun
-Banyak bertanya
-Mendengarkan cerita-cerita
-Pandai bicara
-Mengenal 4 warna
1. Pengkajian
verifikasi dan komunikasi data tentang klien. Fase proses keperawatan ini
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Eliminasi
Gejala : Inkontinensia
e. Makanan/cairan
f. Neurosensori
trauma kepala.
g. Nyeri/kenyamanan
h. Pernafasan
i. Keamanan
j. Interaksi sosial
ataulingkungan.
2. Diagnosa Keperawatan
(Aziz, 2007).
dan hipotalamus
informasi.
3. Perencanaan
Tabel 2.1
Perencanaan keperawatan pada penyakit kejang demam adalah
4. Implementasi
5. Evaluasi
Beberapa kriteria hasil untuk pasien dengan nyeri yang dapat digunakan :
manajemen nyeri
(Nurarif, 2015).